Share

Bab 277

Penulis: Anak Ketiga
Tobi mengedarkan pandangannya ke seluruh ruangan. Benar saja. Dari wajah semua orang, dia melihat sorot ketidakpercayaan. Bahkan Shinta juga tampak tidak berdaya.

Meski Shinta tidak memercayai Tobi, dia tetap membelanya, "Mia, kalau kamu punya bukti, cepat keluarkan. Kalau nggak, jangan bicara omong kosong di sini."

"Huh! Terserah kalau kamu nggak percaya. Pokoknya, besok kamu lihat sendiri hasilnya. Saat itu, kamu tetap harus keluar!"

Mia tidak punya bukti selain alat penyadap yang diam-diam dia pasang di ruangan Bu Helen.

Jika begitu, bukankah masalah mereka mengintai Bu Helen akan ketahuan? Mereka tidak mungkin membeberkan identitas mata-mata mereka hanya karena Tobi, si pecundang itu.

"Kalau begitu, jangan asal tuduh di sini!" seru Shinta dengan dingin.

"Oke! Lihat saja, besok kamu pasti akan menangis!"

Selesai berbicara, Mia pun berlalu bersama Arvin.

Shinta menatap Tobi dengan tajam dan bertanya, "Apa yang dia katakan itu benar?"

Yang lain juga menatap Tobi lekat-lekat. Mereka in
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Muhammad Musyawir
agar clear masalah siapa yg nagih dan tdk berbelit disitu situ aja , bagus tobi panggil perusahaan yg tlh bayar tunggakan ...
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 278

    "Kalau Bu Widia punya cara, dia pasti sudah membantunya dari awal. Jadi, ini tergantung kemampuan kalian sendiri," ujar Helen.Dari awal, seharusnya mereka tidak menyetujui taruhan itu.Hais! Ini semua gara-gara Tobi. Apalagi, mereka tidak bisa memarahinya.Shinta berjalan kembali dengan lemas. Anggota tim langsung menatapnya saat melihatnya kembali.Hanya melihat ekspresi kecewanya, mereka tahu mereka sudah tidak memiliki peluang sama sekali.Selanjutnya, semua orang memandang Tobi dengan marah.Namun, entah karena mereka telah belajar dari pengalaman sebelumnya atau bukan, kali ini semua orang tidak berani berkomentar dan hanya memandang Tobi dengan tatapan tidak puas."Tobi, kemarilah."Shinta memanggil Tobi ke samping."Tobi, apa kamu sedang mempermainkanku?" tanya Shinta langsung."Nggak. Kenapa kamu berpikiran seperti itu?""Lantas, kenapa kamu bilang uang miliaran itu bukan apa-apa? Padahal kamu sendiri nggak punya cara. Apa lagi namanya kalau kamu nggak mempermainkanku?" tanya

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 279

    "Tunggu. Kamu bilang siapa?""Lintang, Grup Transera?""Bukankah itu pebisnis paling terkenal saat ini? Apa kamu pikir aku bodoh hingga bisa dipermainkan seperti ini?"Shinta tampak dipenuhi amarah.Jika Tobi ingin menipu orang, tidak bisakah dia menggunakan alasan yang lebih masuk akal? Tidak. Pria itu tidak bisa membodohi dirinya."Untuk apa aku membodohimu? Jangan lupa pergi ke Grup Transera. Setelah sampai di sana, temui Pak Lintang," kata Tobi tak berdaya."Tapi ....""Jangan tapi lagi. Aku sudah memberimu kesempatan. Kalau kamu masih nggak percaya, aku juga nggak berdaya lagi."Saat ini Shinta juga tidak menemukan cara lain lagi. Dia pun memutuskan untuk mengambil risiko itu, "Baiklah, aku akan ke sana, tapi kontrak seperti apa yang harus aku berikan?""Terserah kamu saja!""Maksudku, produk apa yang dijual dan berapa harganya? Kita bahkan belum bernegosiasi.""Nggak perlu bernegosiasi. Terserah kamu mau menjual produk apa. Kuserahkan semuanya kepadamu!""Selama Grup Transera mem

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 280

    "Benar!"Shinta buru-buru mengangguk. Di kartu namanya tertulis jabatannya sebagai manajer."Kalau begitu, silakan lewat sini. Pak Lintang sedang menunggumu di atas," kata wanita cantik itu dengan sopan."Pak Lintang menungguku?"Shinta langsung tersanjung. Walaupun Pak Lintang sering dibicarakan akhir-akhir ini, tetapi kemampuannya sangat luar biasa. Tidak mudah bagi para pemimpin kota untuk bertemu dengannya.Wanita cantik itu kembali mengangguk.Detak jantung Shinta bertambah cepat. Dia makin merasa gugup.Mungkinkah ini pengaturan Tobi? Mana mungkin? Jika Tobi begitu hebat, kenapa dia bisa menjadi karyawan penjualan di perusahaan?Jangankan Tobi, bahkan Bu Widia pun tidak bisa memiliki kehebatan seperti ini.Mungkinkah Lintang salah mengenali orang?Ini alasan yang paling mungkin terjadi. Menghadapi ketidakpastian seperti ini, dia hanya bisa mengambil langkah demi langkah.Wanita cantik diam-diam juga merasa penasaran. Mengapa manajer kecil dari Grup Lianto seperti ini bisa membuat

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 281

    "Apa?"Begitu kata-kata itu dilontarkan, Shinta dan Leo tampak tercengang.Pak Lintang memang lagi menunggu mereka berdua.Ini benar-benar di luar dugaan mereka. Bagaimana mungkin hal yang begitu hebat itu menimpa diri mereka?Saat melihat ekspresi kaget di wajah mereka berdua, Lintang hanya bisa menahan senyum pahit. Sepertinya Tuan terlalu merendah dan tidak ingin memberi tahu mereka tentang kekuatannya sendiri.Setelah beberapa saat, Shinta baru tersadar dan segera bertanya, "Pak Lintang, saya ingin bertanya, apa Anda kenal Tobi?""Kenal. Dia yang menyuruhku untuk menyambut kalian," jawab Lintang dengan tegas. Lagi pula, Tuan tidak memintanya untuk menyembunyikan masalah itu. Siapa tahu hal ini bisa meninggalkan kesan baik kepada wanita cantik itu dan mungkin saja Tuan akan memujinya nanti.'Lintang mengenalnya!''Apalagi Tobi-lah yang menyuruh Lintang untuk menyambut mereka berdua.'Mereka berdua seakan-akan sulit menerima kenyataan itu. Namun, tak lama kemudian, mereka tersadar ke

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 282

    Tobi tertegun sejenak. Pria itu diam-diam menggelengkan kepalanya. Apa yang dilakukan Lintang? Mengapa dia menyebutnya Tuan di hadapan Shinta?Tobi tidak suka menghadapi sanjungan dari orang lain. Jadi, dia pun menjawab, "Kamu nggak perlu khawatir tentang masalah itu. Oh ya, jangan beri tahu orang lain mengenai masalah hari ini."Shinta tertegun sejenak, lalu bertanya, "Kalau aku nggak bilang, siapa yang tahu ini semua kontribusimu?""Aku nggak butuh," kata Tobi sambil menggelengkan kepalanya."Oh, baiklah."Usai menutup telepon, Shinta langsung teringat Tobi mengatakan bahwa dialah yang menagih pembayaran sebesar 60 miliar itu.Tobi bahkan tidak mau mengambil kontribusi kontrak 100 miliar seperti ini, jadi mana mungkin pria seperti itu mengambil jasa orang lain.Apalagi, Tobi bisa memerintah Pak Lintang sesuka hatinya. Baginya, menagih utang pasti bukanlah apa-apa. Dia tidak mungkin mengambil jasa orang lain begitu saja.Bisa dikatakan, Tobi-lah yang berhasil menagih tiga pembayaran i

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 283

    "Tobi, aku tanya sekali lagi, apa yang sebenarnya terjadi?" tanya Widia dengan kesal.Tobi tampak tidak berdaya Padahal, pria itu sudah mengatakan yang sebenarnya, tetapi Widia tidak memercayainya. Tobi pun terpaksa berkata, "Dia hanya ingin membalas budi kepadaku."Mendengar kalimat itu, Widia langsung memercayainya. Ternyata, Lintang membalas budi. Widia pun buru-buru bertanya, "Kapan kamu membantunya?""Saat Keluarga Hutama menjadi sasaran, bukankah aku memiliki konflik dengan mereka? Lintang merasa ini sangat berguna baginya, jadi demi berterima kasih kepadaku, dia bersedia memberikan bantuan kepadaku," kata Tobi sembarangan mencari alasan."Jadi, kamu menggunakan kesempatan itu untuk bernegosiasi dengannya?" tanya Widia terdengar agak kesal. Bukankah ini termasuk menyia-nyiakan kesempatan?Belakangan ini, Lintang sering dibicarakan. Apalagi, pria itu sangat misterius. Kebanyakan orang tidak bisa memahaminya dan tidak bisa berteman dengannya.Awalnya, ini termasuk kesempatan emas.

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 284

    Apa?Tobi?Benarkah dia sudah mendapatkan kontrak besar?Bukankah penagihan 60 miliar sebelumnya itu bukan perbuatannya?Mata semua orang kini dipenuhi keraguan. Mereka tidak terlalu percaya kepada kemampuan Tobi."Kalian nggak perlu ragu. Lagian, aku sendiri yang melakukan ini. Pihak sana juga mengakui Tobi yang melakukan negosiasi dan yang paling penting, kontraknya sangat besar," kata Shinta sambil tersenyum."Se ... seberapa besar?" tanya yang lainnya dengan antusias.Shinta mengulurkan sepuluh jari."Sepuluh miliar?""Bukan, 10 miliar juga nggak cukup. Jangan-jangan 100 miliar?""Tapi mana mungkin!""Apanya yang nggak mungkin? Benar, 100 miliar!"Bahkan, setelah melewati waktu semalam, Shinta masih tampak bersemangat. Entah sudah berapa lama departemen penjualan mereka tidak memperoleh penjualan sebesar itu?Benar-benar 100 miliar!Astaga!Semua orang terlihat senang sekaligus terkejut!Tobi yang mendengar itu hanya bisa menggelengkan kepalanya dan berkata, "Bu Shinta, mengapa kam

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 285

    Shinta melihat ke arah Tobi yang duduk di bagian bawah. Pria itu terlihat tenang, seolah-olah masalah itu tidak ada hubungannya dengannya dan tidak gugup sama sekali.Padahal, pria itu termasuk peserta taruhan kali ini.Itu sebabnya Mia menyuruhnya untuk mengajak Tobi ke sini.Saat itu juga, Mia pun angkat bicara."Bu Widia, Bu Helen, para eksekutif semuanya, maaf, aku rasa ada yang salah dengan data ini."Semua orang tampak kaget. Ekspresi Widia juga berubah, seakan menyadari ada sesuatu yang tidak beres, tetapi dia segera bersikap normal dan berkata dengan tenang, "Apa masalahnya?""Data penjualan kami salah. Ada satu penjualan sebesar 60 miliar nggak dimasukkan tepat waktu," kata Mia seraya menyerahkan sebuah kontrak baru.Hati Shinta tenggelam. Dia teringat dengan ucapan Tobi.Jika mereka terlalu cepat bertindak, lawan mungkin akan mengatur langkah cadangan. Akibat ditekan oleh dirinya, Tobi pun menyuruhnya pergi ke Grup Transera.Shinta menoleh ke arah Tobi lagi. Pria itu masih ta

Bab terbaru

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 1670

    Saat ini, semuanya juga seharusnya sudah berakhir.Setelah semua orang bubar, Vamil maju ke depan sambil tertawa, "Tobi, kamu benar-benar memberiku kejutan besar kali ini.""Awalnya, aku kira kamu setidaknya membutuhkan lima tahun untuk menandingi kekuatan mereka. Aku nggak menyangka kekuatannya akan meningkat secepat itu. Benar-benar di luar dugaanku.""Bolehkah kamu beri tahu aku sudah sampai mana kekuatanmu saat ini?"Vamil sangat penasaran.Tobi mengangkat bahu tak berdaya dan berkata, "Nggak ada lawan, jadi aku juga nggak begitu jelas.""Aku hanya tahu, kalau aku menyerang dengan seluruh kekuatanku, aku bisa menghancurkan kota dengan mudah.""...."Semua orang benar-benar tercengang, lalu berkata tak berdaya, "Luar biasa!"Vamil terdiam, lalu menggelengkan kepalanya. "Nak, kamu benar-benar mengejutkanku. Oh ya, kapan kalian akan menikah? Jangan terlalu lama. Aku nggak punya banyak waktu lagi."Jelas, dia sangat puas dengan Tobi dan berharap bisa menghadiri pernikahan mereka.Mende

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 1669

    Kata-kata dominan Tobi barusan membuat orang-orang Harlanda makin antusias. Saking bersemangatnya, mereka yang menonton siaran langsung dari rumah pun bersorak kegirangan.Mereka sangat gembira. Jadi, perlu mengekspresikan kegembiraan yang mereka rasakan.Hanya saja kalimat 'siapkan misil' yang diucapkan Tobi membingungkan mereka.Apa yang terjadi? Siapkan misil? Apa maksudnya? Tiba-tiba tanda tanya muncul memenuhi seluruh layar.Semua orang benar-benar tercengang mendengar kata-kata itu.Banyak orang mengungkapkan pertanyaan mereka.Di saat bersamaan, para petugas di pangkalan rudal itu juga tampak berkeringat dingin. Biasanya, dalam situasi apa pun, dia pasti akan melaksanakan perintah dengan tegas. Namun, dia jelas-jelas gugup saat ini dan kembali mengkonfirmasi.Radiya mengangguk. Untuk memastikan tidak terjadi kesalahan, dia bahkan turun tangan memperhatikan masalah ini.Jika bukan karena menyaksikan kekuatan Tobi yang melampaui orang biasa dengan matanya sendiri, dia benar-benar

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 1668

    Negara Harlanda seketika dibanjiri berbagai kata-kata pujian, sorak-sorai, dan kekaguman.Di mata mereka, Tobi sudah termasuk dewa pelindung Harlanda.Sebaliknya di mata dunia luar, mereka mulai takjub terhadap kekuatan Negara Harlanda. Bahkan, juga ada rasa takut.Tobi tidak peduli dengan masalah ini. Dia teringat bahwa selama periode ini, ada banyak orang yang membuat onar. Jadi, dia pun berkata, "Sejauh yang aku tahu, akhir-akhir ini, banyak wilayah yang meremehkan seni bela diri Negara Harlanda kita. Bisa-bisanya mereka memandang rendah seni bela diri kita.""Kalau begitu, aku akan perlihatkan pada mereka akan betapa hebatnya seni bela diri Negara Harlanda. Master-master hebat lainnya yang jarang menampakkan diri nggak perlu mengambil tindakan, cukup mereka yang ada di sini yang melakukannya saja.""Pandu, keluarlah!"Tobi tiba-tiba menyebut nama Pandu.Awalnya, Pandu sempat terkejut. Namun, reaksinya cukup cepat. Begitu menerima perintah Tobi, dia segera melompat keluar dan berkat

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 1667

    Tobi perlahan melambaikan tangan kanannya. Tubuh Hirawan seketika terhempas keluar dari lapangan dan mendarat tepat di samping orang-orang Melandia yang tengah membawa rekan mereka yang tak sadarkan diri tadi.Membiarkan mereka membawa Hirawan pergi.Selanjutnya, giliran Luniver.Semua orang yang hadir di sana kini memandang Tobi dengan tatapan penuh kekaguman dan keterkejutan.Vamil dan lainnya yang mendukung Tobi semuanya tampak antusias. Awalnya, mereka mengira krisis besar yang dihadapi kali ini akan mendatangkan ancaman bagi seni bela diri Harlanda. Siapa sangka, hal ini bisa dengan mudah diselesaikan oleh Tobi.Meski Luniver masih belum bertindak, berdasarkan kekuatan yang dimilikinya, sudah pasti tidak akan semudah mengendalikan Hirawan lagi."Luniver, giliranmu sekarang!" seru Tobi dengan nada datar.Begitu Tobi selesai berbicara, semua orang terkejut.Mereka sangat familier dengan kekuatan Luniver. Apalagi, setelah pertarungan kemarin, namanya kini sangatlah populer.Jelas sek

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 1666

    Wajah Hirawan berubah kusut. Hanya saja, lantaran sudah mengambil langkah pertama, bukankah pengorbanannya akan sia-sia jika dia menyerah sekarang?Jadi dia bangkit, lalu berlutut di depan Tobi lagi sambil berkata dengan suara keras, "Maaf, aku mengakui kesalahanku!"Plak, plak!Tamparan keras lainnya datang.Hirawan benar-benar terpana. Dia tampak kaget sekaligus marah."Suaramu terlalu keras. Aku nggak suka!" kata Tobi dengan nada datar.Semua orang tahu bahwa Tobi sengaja melakukan semua itu. Dia memang ingin mempermainkan Hirawan di hadapan semua orang.Hal ini membuat orang Melandia makin malu.Salah satu orang Melandia yang menyaksikan adegan itu langsung melompat dan berseru, "Hentikan, hentikan! Kamu sedang ....""Enyahlah!"Tobi mendengus dingin, lalu melambaikan tangan kanannya.Meski berada ratusan meter jauhnya, orang itu langsung merasakan sakit luar biasa di bagian dadanya. Tubuhnya terpental mundur puluhan meter dan langsung tak sadarkan diri.Kemudian, dia diseret pergi

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 1665

    Kata-kata yang diucapkan Tobi barusan penuh dengan kekuatan spiritual yang kuat. Namun, dia mengendalikannya dengan sangat baik dan hanya menargetkan Hirawan seorang."Nggak!"Hirawan menggertakkan gigi dan meraung. Kekuatan di sekitarnya berkumpul secara gila-gilaan, membentuk energi yang besar dan menakutkan. Dia jelas ingin melawan.Melihat adegan ini, semua orang langsung terkejut.Terutama, tornado besar terbentuk di atas kepala Hirawan. Kekuatan dahsyat itu meledak dan sekali lagi memperlihatkan energinya yang menakjubkan dan menakutkan.Semua orang dikejutkan oleh momentum yang luar biasa itu.Orang-orang Melandia sangat gembira saat melihat adegan itu. Mereka berkata dengan penuh semangat, "Sudah kuduga, Hirawan barusan sengaja mempermainkan mereka. Sekarang dia baru menunjukkan kekuatannya yang sesungguhnya.""Benar, sekarang akhirnya dia melawan. Pokoknya, harus beri pelajaran pada bocah itu.""...."Satu per satu dari mereka sangat bersemangat pada awalnya, tetapi setelah be

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 1664

    "Dia juga idolaku!""Aku juga!""Haha. Masih berpura-pura. Bukankah kalian sangat sombong dan bangga barusan? Ayo lanjutkan lagi.""...."Dalam sekejap, semua orang Harlanda bersorak kegirangan. Baik mereka yang menonton dari internet maupun mereka yang menyaksikan secara langsung. Terutama mereka yang mengenali Tobi dan hubungannya dekat dengannya. Semuanya sangat bersemangat.Sebaliknya, satu per satu dari wajah orang Melandia berubah muram. Mereka sepenuhnya tidak percaya dengan adegan yang terjadi di depan mereka.Di mata mereka, sosok Hirawan sangatlah kuat bagaikan dewa. Jadi, bagaimana Hirawan bisa ditaklukkan secara tiba-tiba. Bahkan, wajahnya bisa ditampar di depan umum?Apalagi, ini juga merupakan tamparan di wajah mereka. Tentu saja mereka sangat marah."Curang! Mereka pasti curang!""Manipulasi. Mereka pasti menggunakan manipulasi!""Hirawan, katakan sejujurnya, apakah kamu sengaja mengalah pada mereka? Kamu ingin mereka senang dulu, kemudian membuat mereka terpuruk nantiny

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 1663

    Melihat Tobi berjalan mendekatinya, Hirawan tampak mengerutkan keningnya. Karena dia menyadari bahwa dirinya tidak bisa merasakan kekuatan apa pun dari tubuh Tobi.Hanya ada dua kemungkinan untuk situasi seperti ini. Pertama, lawan jauh lebih kuat dari dirinya. Jadi, dia tidak bisa merasakan kekuatannya. Namun, Hirawan bahkan masih bisa merasakan kekuatan Vamil dan Luniver.Apa pun alasannya, mustahil kekuatan Tobi akan lebih tinggi dibandingkan mereka berdua, 'kan?Yang kedua, mungkin Tobi telah mempelajari teknik untuk menyembunyikan kekuatan.Jika penilaiannya tidak salah, pasti Tobi telah menyembunyikan kekuatannya.Berpura-pura terlibat hebat. Apa Tobi mengira bisa menakuti dirinya?Bibir Hirawan melengkung. Kemudian, dia berkata dengan nada menghina, "Tobi si pengecut, akhirnya kamu berani menampakkan dirimu? Kupikir kamu akan terus bersembunyi sampai akhir."Tobi tersenyum, tetapi senyumannya tampak sinis, lalu berkata dengan nada datar, "Bersembunyi? Mana mungkin aku bersembuny

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 1662

    "Tapi aku harap kalian bisa lebih kuat hari ini. Setidaknya, biarkan aku melakukan sedikit pemanasan.""Kalau nggak, bukankah akan sangat membosankan?""Selain itu, aku juga nggak akan bermurah hati lagi hari ini. Begitu naik ke atas, hanya ada dua pilihan di depan kalian. Kalau nggak hidup ya mati. Coba aku lihat apa masih ada orang Harlanda yang nggak takut mati?"Begitu kata-kata ini dilontarkan, sekali lagi kolom komentar dibanjiri banyak orang. Apalagi, banyak orang yang teringat dengan Tobi, yang disebut Hirawan sebelumnya itu, masih belum muncul juga.Perkataan Hirawan tentunya mengundang emosi banyak master Harlanda. Semuanya terlihat marah dan bersiap untuk naik ke atas panggung.Efendi juga mengambil langkah ke depan dan hendak naik ke atas panggung.Namun, di saat bersamaan, Tobi lebih dulu memimpin dan berjalan langsung ke atas panggung.Indira yang berada di sebelahnya tertegun sejenak. Bagaimanapun, dia juga termasuk master paling kuat di antara para Pelindung Harlanda. K

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status