Home / Urban / Raja Naga Meninggalkan Gunung / Chapter 261 - Chapter 270

All Chapters of Raja Naga Meninggalkan Gunung: Chapter 261 - Chapter 270

1670 Chapters

Bab 261

"Membuat malu?""Apa maksudmu? Aku nggak membuat malu," kata Tobi tampak bingung. Mungkinkah itu masalah taruhan? Namun, hasil taruhan masih belum keluar."Kamu bilang ini nggak membuat malu? Sekarang semua orang tahu departemen penjualan punya karyawan baru yang nggak berguna, nggak berpendidikan, nggak punya pengalaman kerja dan yang paling penting adalah dia nggak tahu apa-apa," semprot Widia kesal.Tidak heran Widia marah. Barusan Helen sengaja melaporkan apa yang dilakukan Tobi hari ini kepadanya.Dia sama sekali tidak berguna.Apalagi, masalah ini justru diketahui oleh semua orang. Mau tak mau semua orang mulai membicarakan siapa yang merekomendasikan pria tidak berguna itu masuk ke dalam perusahaan.Saat itu, Widia pun kesulitan untuk mengamankan posisi direkturnya lagi.Mana mungkin Widia tidak marah setelah mengetahui semua ini?Tobi juga menjadi tidak senang dan berkata, "Siapa yang mengatakan itu? Siapa yang berbicara omong kosong?""Kamu masih berani bertanya? Kalau bukan k
Read more

Bab 262

Tobi terlihat antusias. Dia membagikan teh susu itu kepada semua orang dan berkata sambil tersenyum, "Maaf, tadi malam tidur terlalu malam. Akibatnya datang terlambat."Mereka berusaha untuk tidak memukulnya. Semua orang hanya bisa menahan kebencian mereka di dalam hati.Namun, sebagai ketua tim, Shinta harus menanyakan hal ini dengan jelas. Jadi, dia pun memanggil Tobi ke samping.Meskipun ketua tim cantik, figur tubuh elok dan posturnya indah, ekspresi Tobi tetap terlihat biasa, tidak seperti pria lainnya.Hanya saja dia kebingungan. Mengapa Shinta mencarinya?Walaupun Tobi tahu dirinya sangat menawan, tetapi Shinta juga tidak mungkin terpikat dengan ketampanannya dan jatuh cinta padanya hanya dalam waktu sehari.Sesampainya di samping, wajah Shinta menjadi dingin. Lalu, dia bertanya, "Tobi, aku sudah tahu tujuanmu bergabung dengan tim dua. Mengapa kamu melakukan ini?"Dia sangat pintar. Dia tidak membiarkannya menjelaskan dirinya sendiri karena ini akan mengungkapkan bahwa dia tidak
Read more

Bab 263

"Bayar tagihan?" Tobi tampak tertegun, lalu mengambil formulir itu dan melihatnya."Benar!""Ketiga perusahaan di atas menunda pembayaran. Asalkan kamu berhasil menagih salah satu dari tiga perusahaan ini, kamu bisa langsung pulang kerja hari ini dan melakukan apa pun yang kamu inginkan!” kata Shinta."Benarkah? Hanya perlu satu perusahaan saja?""Benar!""Kak Shinta, ini sama sekali nggak mungkin.""Sudah berapa banyak usaha yang telah kami lakukan untuk ketiga perusahaan ini. Mereka nggak mungkin membayar dalam waktu singkat. Khususnya, perusahaan pertama ini," ucap Leo.Sekarang, dia telah memahami situasi perusahaan-perusahaan ini. Ketiga perusahaan ini memang sangat sulit untuk ditangani. Terutama perusahaan pertama, yaitu anak perusahaan dari Keluarga Hutama.Keluarga Hutama. Keberadaan yang sangat mengerikan. Mereka adalah sosok mengerikan yang bahkan ditakuti oleh Damar, orang terkaya di Kota Tawuna.Walaupun kini Keluarga Hutama mengalami kemunduran dan berganti bos, tetapi ke
Read more

Bab 264

Setelah melihat Shinta pergi, Leo pun berkata, "Tobi, jangan sedih. Orang-orang yang mengandalkan kehebatan seperti mereka memang selalu nggak masuk akal.""Nggak masalah. Mereka pasti akan minta maaf," ujar Tobi dengan nada datar."Minta maaf?""Apa kamu bercanda?" tanya Leo menggelengkan kepalanya sembari melihat sekeliling mereka.Pria itu pun tidak berkomentar lebih lanjut lagi karena takut Tobi akan ditertawakan.Melihat tidak ada yang datang, Tobi segera mengeluarkan ponselnya, lalu mengirim data itu kepada Lintang.Tobi ingin Lintang menangani masalah itu.Saat Lintang menerima pesan itu, dia langsung tertegun. Apalagi, setelah mendapati perusahaan pertama berasal dari perusahaan bawahannya, ekspresinya seketika berubah.Dia segera mencari penanggung jawab dan memarahinya.Penanggung jawabnya juga merasa tertekan. Kenapa masalah sepele seperti ini bisa sampai ke telinga Pak Lintang? Dia pun tidak peduli begitu banyak lagi dan buru-buru mentransfer tagihan itu.Kemudian, dia juga
Read more

Bab 265

Leo juga tercengang, seolah-olah tidak memercayai semua ini. Dia menatap Tobi lekat-lekat, berusaha mencari jawaban dari sana.Terakhir, Shinta pun bertanya, "Tobi, apa yang terjadi? Ini semua bukan karena panggilan telepon darimu, 'kan?"Dalam hatinya, Shinta diam-diam berharap ini semua perbuatan Tobi. Dengan begitu, Tobi bisa dikatakan tidak membual dan mereka juga memiliki harapan untuk menyaingi tim satu.Tobi hanya tersenyum tipis dan menjawab, "Tentu saja!"Shinta terlihat antusias, "Benarkah? Tobi, apa kamu begitu hebat?""Tentu saja. Sudah kubilang, kalian nggak perlu khawatir dengan penjualan sebesar 100 miliar. Lihat, dalam sekejap, 60 miliar sudah berada di tangan kita, 'kan?" ucap Tobi sambil tersenyum."Memang benar. Aku benar-benar nggak menyangka kamu begitu hebat."Shinta menghela napas dan buru-buru meminta maaf, "Maaf, sebelumnya aku mengira kamu sama sekali nggak kompeten.""Aku juga. Kak Tobi, maaf. Kami sudah meremehkanmu sebelumnya, jadi kami minta maaf padamu."
Read more

Bab 266

"Sudahlah, lagian masalah ini juga bukan kesalahanmu sepenuhnya. Sebaliknya, Tobi bukan hanya nggak punya kemampuan, tapi dia masih berani mengambil hasil kerja keras orang lain begitu saja.""Sepertinya dia harus segera dipecat agar nggak merugikan orang lain.""Kamu kembali dulu. Biar aku yang menangani masalah ini," ucap Helen dengan dingin.Setelah mengusir Shinta, Helen segera menelepon Widia dan menceritakan masalah Tobi mengambil hasil kerja keras orang lain kepadanya.Saat Widia mendengarnya, dia hanya bisa tersenyum kecut. Berdasarkan pemahamannya kepada Tobi, pria itu memang suka menyombongkan diri. Jadi, wajar saja dia melakukan hal seperti itu."Bu Widia, Tobi bukan hanya nggak tahu apa-apa, tapi mempertahankan orang seperti ini hanya akan menjadi bencana. Hari ini, dia bahkan berani mengambil jasa orang lain di depan umum.""Kalau kita nggak menanganinya, bagaimana kita bisa meyakinkan yang lainnya?" ucap Helen dengan marah.Widia menggelengkan kepalanya dan berkata, "Sebe
Read more

Bab 267

"Benar. Aku belum pernah melihat orang yang begitu nggak tahu malu sepertinya. Bukan hanya membawa masalah besar untuk tim dua kami, dia bahkan melakukan hal yang nggak tahu malu.""Nggak bisa. Hal seperti ini nggak bisa ditoleransi. Tim dua kami nggak butuh pecundang seperti ini.""Benar. Kak Shinta, kita harus mengusirnya. Jangan biarkan dia terus mencelakai kita."Semua orang mulai mengusirnya.Hanya Leo satu-satunya yang membelanya, "Semuanya, jangan marah dulu. Aku rasa Tobi hanya bercanda saja.""Bercanda?""Memangnya boleh bercanda seperti itu?""Leo, kuperingatkan, kalau kamu mendukungnya, pergilah bersamanya.""Lagian kamu persis seperti dia. Sama-sama nggak berkemampuan!"Begitu ucapan itu dilontarkan, semua orang mengernyit.Kemampuan menjual Leo memang kurang bagus, tetapi dia orang yang baik dan tipe pekerja keras. Pria itu hanya membutuhkan waktu dan kesempatan. Dia memiliki bakat yang bisa diwujudkan.Wajah Leo terlihat kusut. Dia tidak senang, tetapi tidak berani mengat
Read more

Bab 268

Untuk apa direktur sepertinya merebut jasa seorang karyawan kecil? Bukankah itu sama dengan lelucon?"Mana aku tahu? Pokoknya, kamu nggak perlu mengkhawatirkan masalah ini!"Tobi tidak menghiraukannya lagi dan langsung pergi.Shinta tampak tidak berdaya. Kebetulan saat itu Helen berjalan mendekatinya. Shinta buru-buru menceritakan situasi itu kepadanya. Helen agak terkejut, tetapi dia hanya menggelengkan kepalanya dan berkata, "Jangan pedulikan dia!""Jadi, Bu Widia bagaimana?""Tenang saja. Nggak akan terjadi apa-apa."Helen pun berlalu dan kembali ke ruangannya. Dia malas meladeni masalah Tobi lagi.Terutama memikirkan pembahasan terakhirnya dengan Widia.Lagi pula, masalah ini diurus oleh Bu Widia dan yang lain tidak tahu, jadi mereka berniat memberikan hasil kerja ini kepada Tobi.Dengan begitu, Tobi tidak akan dikritik oleh orang lain, begitu juga dengan direktur yang merekrutnya. Bukankah ini sama dengan sekali mendayung, dua tiga pulau terlampaui?Hanya saja, dia merasa Tobi san
Read more

Bab 269

Perubahan kata-kata ini begitu jelas sehingga Tobi menggelengkan kepalanya dan berkata, "Tania, 'kan? Kamu begitu percaya padanya?"Widia melihat ketidakberdayaan Tobi dan menjelaskan, "Aku mengerti kamu punya prasangka buruk kepadanya, tapi sebenarnya dia nggak punya niat buruk, kok.""Dia sudah mendengar kabar tim dua sedang taruhan dengan tim satu. Jadi, dia berinisiatif mencari orang untuk membantu kalian. Dengan begitu, tim dua punya kesempatan untuk menang dari tim satu. Bukankah itu artinya dia membantumu?""Dia membantuku?""Bisa dikatakan begitu!"Tobi menggelengkan kepalanya dan berkata, "Aku penasaran. Taruhan antara tim satu dengan tim dua baru saja diputuskan belum lama ini. Bagaimana dia mengetahuinya?""Dia juga bekerja di perusahaan dan saat ini berada di departemen administrasi!""Sebelumnya, kami sempat berselisih, tapi dia mencariku dan minta maaf kepadaku. Dia juga bilang meski yang dia lakukan semua itu demi kebaikanku, dia juga nggak boleh membuat keputusan sendir
Read more

Bab 270

Tania memanfaatkan kesempatan dan memberikan saran."Ya, boleh saja. Tunggu kita punya waktu nanti.""Baiklah. Kalau begitu, aku kembali bekerja dulu."Setelah Widia mengangguk, Tania pun beranjak pergi. Dalam hatinya, dia diam-diam mendengus dingin.Dia sudah mengambil langkah pertama. Sekarang, saatnya dia mengambil langkah selanjutnya.'Tobi, jangan pikir kamu hebat dan kamu pasti akan mendapatkan Widia.''Selama aku ada di sini, jangan harap kamu bisa berhasil.''Widia, beraninya kamu merebut pria dariku. Jangan salahkan aku membuatmu menyesal. Apa pun yang terjadi, aku pasti akan memisahkan kalian berdua.''Tunggu saja, Tuan Gavin, jodohmu yang sebenarnya akan segera datang.'Tania sangat sopan, meminta maaf dan meyakinkan dirinya. Wanita itu telah berbuat cukup banyak demi adegan itu dan Tobi juga tidak bisa mengatakan apa-apa lagi."Tobi, kamu juga sudah melihatnya, 'kan? Tania sudah menyadari kesalahannya.""Kelak, jangan berprasangka buruk kepadanya lagi. Sebenarnya, selain be
Read more
PREV
1
...
2526272829
...
167
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status