Tersenyum tipis, kakek pun menggeleng. "Mereka baru saja menikah, Kek. Karan terlalu berlebihan," ujar Budi. "Berlebihan?" tanya kakek. "Iya, Arcelia tidak terjun ke dalam dunia bisnis tapi Karan malah memberikan saham yang begitu penting padanya," jelas Budi. Kakek menatap Karan yang diam dengan wajah datarnya. Sementara Arcelia terlihat biasa saja, gadis itu malah memandangi menu sarapan yang terlihat tidak sabar untuk sarapan. 'Sekarang aku tidak perduli dengan perdebatan saham itu, rasa kecewa dan menangis semalam membuat aku menjadi sangat lapar.' "Itu hak Karan. Mari kita mulai sarapan," tukas kakek. Mendengar itu, Arcelia lantas tersenyum. "Tapi, Ayah. Lebih baik jika itu diberikan-" "Budi, tidak baik berdebat di depan makanan, sarapan saja dulu. Setelah itu kamu bisa berkeluh kesah, tapi tidak di sini," kata kakek tegas. Menghembuskan napas kasar, Budi hanya bisa menurut. Sarapan dimulai dengan keheningan, diantara mereka semua, hanya Arcelia yang menikmati sarapan i
Read more