All Chapters of BELENGGU CINTA SUAMI IDAMAN : Chapter 31 - Chapter 40

68 Chapters

31. ~BCSI

Karan segera bangun, laki-laki itu berlari mendahului Arcelia, jemarinya dengan gesit mengunci pintu lalu melemparnya sembarang."Arche, kalau kamu ingin pulang besok saja, ya. Aku akan mengantarmu, kita akan menginap dirumahmu," kata Karan dengan hati-hati.Arcelia lantas menjatuhkan dirinya di atas lantai, gadis itu menangis tersedu-sedu. Sakit karena cinta sungguh sangat menyiksa. Arcelia ingin memukuli Karan secara habis-habisan namun, bukan itu juga yang hatinya inginkan."Cintamu memang bohong, kamu benar-benar ingin mengembalikan aku pada orang tuaku," racaunya. Perasaan Arcelia sangat kacau.Mengusap wajahnya secara kasar, Karan sungguh bingung menghadapi Arcelia dalam mode seperti ini. Yang ada hanya semakin salah paham jika Karan semakin menjelaskan.Karan berjongkok hendak memeluk Arcelia."Jangan menyentuhku!" Bentak Arcelia. Yang mana membuat Karan semakin frustasi.Seklebat ucapan sang ayah mertua muncul pada ingatan Karan."Karan, Arcelia memiliki sisi yang sangat rapuh
Read more

32. ~BCSI

Tersenyum tipis, kakek pun menggeleng. "Mereka baru saja menikah, Kek. Karan terlalu berlebihan," ujar Budi. "Berlebihan?" tanya kakek. "Iya, Arcelia tidak terjun ke dalam dunia bisnis tapi Karan malah memberikan saham yang begitu penting padanya," jelas Budi. Kakek menatap Karan yang diam dengan wajah datarnya. Sementara Arcelia terlihat biasa saja, gadis itu malah memandangi menu sarapan yang terlihat tidak sabar untuk sarapan. 'Sekarang aku tidak perduli dengan perdebatan saham itu, rasa kecewa dan menangis semalam membuat aku menjadi sangat lapar.' "Itu hak Karan. Mari kita mulai sarapan," tukas kakek. Mendengar itu, Arcelia lantas tersenyum. "Tapi, Ayah. Lebih baik jika itu diberikan-" "Budi, tidak baik berdebat di depan makanan, sarapan saja dulu. Setelah itu kamu bisa berkeluh kesah, tapi tidak di sini," kata kakek tegas. Menghembuskan napas kasar, Budi hanya bisa menurut. Sarapan dimulai dengan keheningan, diantara mereka semua, hanya Arcelia yang menikmati sarapan i
Read more

33. ~BCSI

"Arche!"Karan segera menerobos kerumunan, dengan perasaan panik dan khawatir berlari menuju Arcelia."Sakit," lirih Arcelia sembari memegangi keningnya."Coba aku lihat." Usai memeriksanya, Ethan kemudian meniup-niup kening Arcelia yang memerah akibat bola yang tadi menghantam dahi gadis itu."Sakit, Kak," lirih Arcelia sembari terisak. Satu tangan gadis itu memegangi d*d*.Keningnya yang terhantam oleh bola, namun hatinya yang terasa sakit. Arcelia masih marah terhadap Karan, akan tetapi melihat Karan dikerumuni oleh para gadis juga membuatnya kesal.Sepertinya memang benar kata mengenakan wanita bisa menyembunyikan rasa cintanya dengan rapat-rapat tetapi tidak dengan rasa cemburu."Kita ke rumah sakit se-"Ethan menghentikan ucapannya kala tubuhnya terdorong ke samping oleh Karan."Minggir!"Karan segera menangkup wajah Arcelia, seperti yang dilakukan oleh Ethan. Karan juga memeriksa dahi Arcelia dan meniupnya."Maaf, Arche. Aku tidak sengaja. Tadi aku mau melempar bola itu pada S*
Read more

34. ~BCSI

Arcelia meletakkan gelas yang berisi sisa air perasan jeruk. Kedua mata gadis itu sedikit berair karena tadi tersedak."Tante mertua bikin kaget saja. Kenapa kalau aku hamil? Oh Tante mertua pasti sangat bahagia, ya mau menjadi nenek," kata Arcelia dengan senyum meledek.Mona melengos, kabar tentang kehamilan Arcelia sangat mengganggu ketenangan batinnya."Tinggal jawab saja apa susahnya, kamu hamil atau tidak?" Sewotnya.Bukanya menjawab, Arcelia malah kembali mengambil gelas yang masih tersisa air jeruk peras, kemudian meminumnya hingga habis."Ini sangat segar, apa Tante mertua mau? Biar aku bikinkan, ya."Melihat Arcelia yang begitu menikmati air jeruk asam itu membuat Mona meringis, wanita itu menganggap apa yang dilakukan oleh Arcelia adalah jawaban tersirat jika Arcelia benar-benar sedang hamil."Tidak usah." Mona lantas berbalik meninggalkan Arcelia."CK. Apa jika aku hamil akan membuatnya seketika menjadi miskin sampai setakut itu?" Decak Arcelia sembari memainkan gelas koson
Read more

35. ~BCSI

"Cepat, Noah! Kenapa jalanmu seperti siput!" Bentak Karan saat Noah baru saja sampai.Tidak sabar, Karan segera menarik Noah yang masih berada di ambang pintu dengan tas besarnya.Noah yang masih mengantuk mendadak diseret pun lantas oleng terjatuh mencium lantai."Astaga, Karan. Sabar! Jika aku gegar otak siapa yang akan mengobati Arcelia!" Sewot Noah.Karan tidak perduli, dengan paksa laki-laki itu menarik satu tangan Noah agar bangun. "Tidak ada waktu untuk kamu jatuh. Cepat periksa istriku. Dia kesakitan sampai menangis! Perutnya sakit sekali katanya."Mendengar itu, Noah ikut panik. "Apa dia makan sesuatu dari tante Mona?"Noah segera menghampiri Arcelia yang masih menahan rasa sakit. Wajah gadis itu terlihat pucat sekali."Enggak tau, itu yang aku takutkan.""Arcelia, apa kamu makan sesuatu? Ada tanda-tanda seperti keracunan?" tanya Noah pada Arcelia.Arcelia menggeleng. "Aku tidak apa-apa dokter Noah. Ini sakit perut datang bulan."Noah lantas menoleh pada Karan, wajah laki-lak
Read more

36. ~BCSI

Malam hari, tidak sesuai yang dijanjikan oleh Karan. Karan tidak bisa menyelesaikan pekerjaan yang menumpuk dengan cepat. [Noah, tolong bawa Arcelia ke sini.]Rencananya untuk membawa Arcelia makan malam tidak boleh gagal.[Aku sudah dalam perjalanan.]"Ya ampun, jantungku berdebar hingga tidak bisa berkonsentrasi mengerjakan ini." Telapak tangan besarnya mengusap d*d*, upaya untuk menenangkan debaran yang sangat cepat, padahal hanya makan malam tetapi banyak mengundang rasa khawatir, khawatir jika apa yang ia lakukan salah lagi.Lagi, Karan mengirim pesan pada Noah.[Kamu sudah menyiapkan tempatnya, kan? Jangan ada yang kurang. Harus sesuai dengan yang aku minta.]Karan kembali mencoba untuk berkonsentrasi menyelesaikan pekerjaan, memanfaatkan waktu yang tersisa.Akan tetapi, pikirannya tetap tertuju pada Arcelia. Tentang apa yang akan dia katakan dan bagaimana respon Arcelia. "Tidak bisa, aku tidak bisa menyelesaikan pekerjaan ini."Alhasil, Karan memanggil Bunga yang masih ada di
Read more

37. ~BCSI

'Malaikat? Siapa dia?' Jemari Karan rasanya ingin sekali membuka pesan itu, mengecek siapa pengirim pesan yang sangat kurang ajar berani merindukan istrinya. "Ethan? Tidak mungkin, kemarin kami baru saja bertemu. Ini siapa lagi." Karan menoleh pada Arcelia yang masih berkutat menyelesaikan masakannya. "Aku benar-benar tidak mengenali kamu, siapa saja teman-teman dan orang yang dekat denganmu." Kembali menoleh pada ponsel Arcelia yang sudah menggelap. Karan menghela napas berat. "Siapa pun kamu, sekarang Arcelia adalah milikku, aku tidak akan membiarkan orang ketiga menjadi hama dalam rumah tanggaku." Beberapa menit berlalu. "Karan." Arcelia mendekat sembari membawa hasil masakannya, ia kemudian meletakkannya di atas meja. "Maaf, ya. Malah jadi kamu yang masak." Karan menatap jemarinya yang terluka, menyesal telah mengacaukan semuanya. "Aku suka memasak. Makanlah, tenang saja aku tidak menaruh udang di dalamnya," kata Arcelia sembari menyodorkan satu porsi untuk Karan, meski ber
Read more

38. ~BCSI

"Karan!"Arcelia lantas berlari hendak menghampiri Karan."Berhenti, jangan mendekat, Arche.""Tapi-" Arcelia menatap disekitar Karan, pecahan gelas serta vas bunga berserakan. Yang membuat Arcelia khawatir adalah darah yang mengalir dari tangan Karan. "Aku tidak apa-apa." Karan beranjak dari posisinya. Tersenyum seolah tidak merasakan sakit meski tangannya terluka. "Jangan mendekat, kamu bisa terluka," sambung Karan.Tanpa memperdulikan pecahan kaca, Karan melewatinya untuk mendekat pada Arcelia.Sementara Arcelia, segera meminta kotak obat pada Bunga dan meminta tolong untuk membersihkan pecahan kata tersebut."Bagaimana bisa seperti ini? Darahnya keluar banyak banget." Arcelia membersihkan darah yang masih keluar."Aku ceroboh, tadi tidak sengaja menyenggol gelas dan vas bunga, niatnya mau beresin malah jadi terluka," beri tahu Karan."Udah tau tajam masih dipegang, jadi terlukakan," omel Arcelia sembari terus mengobati.Tersenyum tipis, Karan memperhatikan Arcelia yang sesekali m
Read more

39. ~BCSI

Karan masih berbincang dengan seseorang menggunakan ponsel Noah, sementara Noah sendiri sudah tertidur di sofa."Sudah malam, sebaiknya kamu tidur," kata Karan berniat mengakhiri telefon."Kamu sangat kejam, Kak. Kita baru saja mengobrol setelah sekian lama meskipun dari tadi hanya aku saja yang bercerita."Menghela napas berat, Karan kembali mendengarkan celotehan orang di balik telfon itu.Sementara itu di dalam kamar, Arcelia tengah ketakutan setengah mati karena perbuatan Bryan."Sangat menyedihkan bukan? Didalam mimpi pun aku harus memaksamu." Jemari Bryan mengusap bulir bening yang terus keluar dari sudut mata Arcelia.Gerakan yang pelan, namun sangat menakutkan. Sedikit pun Bryan tidak membiarkan Arcelia bergerak."Bryan, jangan ...." Selama mengenal Bryan, Arcelia belum pernah melihat kegilaan Bryan yang seperti ini.Meski tahu tahu Bryan yang tengah mengalami patah hati, akan tetapi Arcelia tidak menyangka Bryan akan melakukan hal semacam ini padanya."Sttt ... jangan menangi
Read more

40. ~BCSI

"Ambil sekarang juga, Karan." Arcelia mengulang permintaannya. Sorot matanya menunjukkan keputusan asaan.Karan tertegun, sebagai laki-laki dewasa Karan memang menginginkan hal itu."Arche, aku tahu perasaanmu sedang kacau. Sebaiknya kamu istirahat, ya. Tenanglah, tidak akan terjadi sesuatu yang buruk, kedepannya aku akan menjagamu lebih hati-hati. Bila perlu aku akan memakai jasa bodyguard.""Kamu tidak mau? Kamu pasti j*j*k padaku, kan?" tanyanya dengan air mata yang kembali mengalir.Perasaan Arcelia benar-benar terguncang, takut, merasa bersalah pada Karan. Mati-matian dirinya menolak Karan untuk tidak menyentuhnya lebih dulu.Tetapi ia malah tidak bisa melindungi diri dari pria lain. Untuk kedua kalinya, Karan menyelamatkan kehormatannya. Karan yang menjaganya, menjaga sesuatu yang memang sudah seharusnya menjadi milik Karan.Arcelia kira dirinya tidak trauma, ternyata salah, ketakutan yang mengerikan itu tidak berlaku jika berada di dekat Karan. Sentuhan Karan tidak membuatnya
Read more
PREV
1234567
DMCA.com Protection Status