All Chapters of Terjerat Pernikahan Kilat dengan Sang Miliarder: Chapter 61 - Chapter 70

541 Chapters

Bab 61

Kepala pusat perbelanjaan merasa sedikit terkejut. Dia menatap Irfan yang ada di depannya, lalu kembali mengalihkan tatapannya ke arah Dimas, "Pak Dimas, bukan apa-apa. Aku hanya berpikir ....""Sekarang adalah waktu pribadi dan ini juga bukan tempat yang sesuai untuk berbicara. Kalau ada yang ingin dibicarakan, kamu bisa mengirim pesan nanti. Aku adalah asisten Pak Dimas, tapi bukan berarti kita bisa membicarakan bisnis setiap saat."Sikap Irfan sangat serius. Kepala pusat perbelanjaan melihat Dimas yang ada di samping sama sekali tidak bicara, jadi dia tidak bisa melanjutkan pembicaraan.Dia tersenyum canggung, lalu mengangguk-angguk sambil menjawab, "Ya, benar."Amel merasa tertarik oleh percakapan mereka. Sekarang dia baru menyadari bahwa Irfan sudah berdiri di samping Dimas sejak tadi. Dia berpikir bahwa kepala pusat perbelanjaan seharusnya berbicara dengan Irfan.Amel langsung membagi bonus itu menjadi dua begitu dia menerimanya.Dimas pun bertanya dengan kebingungan, "Untuk apa?
last updateLast Updated : 2023-12-12
Read more

Bab 62

Yunita jelas tidak mau menjadi pengganggu sendirian. Dia harus membawa Irfan juga.Saat mendengar ini, mulut Dimas berkedut.Setelah beberapa saat, sekelompok orang itu berjalan ke pasar. Tepat ketika Yunita ingin menarik Amel masuk, tiba-tiba Dimas meraih kerah baju Yunita dan langsung menarik wanita itu ke sampingnya.Amel menghentikan langkahnya. Dia menatap Yunita yang tiba-tiba berhenti dengan bingung.Dimas menatap Amel sambil tersenyum, lalu berkata dengan menggertakkan giginya, "Aku dan sepupuku akan pergi membeli camilan. Dia suka makan camilan.""Aku nggak suka!"Yunita segera membantah. Pengalaman selama bertahun-tahun memberi tahu Yunita bahwa mengikuti kakak iparnya adalah keputusan yang paling benar."Benarkah, desainer hebat Yunita?"Tiba-tiba, Yunita merasa bulu kuduk di punggungnya meremang.Yunita menggelengkan kepala dengan ekspresi putus asa sambil berkata, "Kak Ipar, aku bercanda. Kamu masuklah dulu, aku akan pergi bersama Kak Dimas untuk membeli camilan."Setelah
last updateLast Updated : 2023-12-12
Read more

Bab 63

Pada saat ini, Dimas yang sedang dibicarakan tidak mengetahui hal ini. Dia bersama dengan Amel berkeliling pasar, melakukan tawar-menawar, lalu keluar dari pasar dengan membawa banyak tas belanja.Dimas menenteng semua barang belanjaan, sementara Amel berjalan di belakangnya sambil mengingat-ingat apakah ada barang yang belum mereka beli.Mereka keluar dari pasar secara beriringan, terlihat sangat harmonis.Yunita dan Irfan yang belum pernah melihat Dimas seperti ini sebelumnya, terlihat sedikit terkejut. Setelah Dimas dan Amel keluar dari pasar, Yunita dan Irfan mengikuti dari belakang.Saat Dimas tidak memperhatikan, Yunita mendekati Irfan, lalu bertanya, "Apa ... Kak Dimas selalu seperti ini akhir-akhir ini?"Irfan tidak mengikuti Dimas setiap hari. Selain itu, dia juga tidak memahami masalah pernikahan kedua orang itu. Dia menggelengkan kepalanya dengan ekspresi sedih di wajahnya sambil menjawab, "Aku nggak tahu, tapi Pak Dimas kelihatan menikmatinya."Melihat senyuman di wajah Dim
last updateLast Updated : 2023-12-12
Read more

Bab 64

Selanjutnya, Yunita benar-benar diam tanpa suara.Satu jam kemudian, hidangan disajikan satu demi satu di atas meja.Setelah makanan disajikan, Amel mengajak keduanya untuk makan.Yunita adalah orang pertama yang duduk. Dia bersikap sangat ramah dan langsung bisa menjalin hubungan yang baik dengan Amel saat pertama kali mereka bertemu. Sekarang, mereka berdua sudah saling mengenal, jadi tentu saja tidak perlu bersikap terlalu sopan.Dimas mengikuti di belakang Yunita, lalu duduk di kursi. Setelah duduk, dia menarik kursi di sebelahnya tanpa mengatakan apa-apa."Kak Amel, harum sekali."Yunita lebih sering membeli makanan dari luar. Terkadang dia merasa rasanya memang enak, tapi tidak selezat masakan rumah."Aku nggak tahu kamu suka makan apa, jadi aku membuat beberapa hidangan spesial dari Kota Nataya. Kudengar makanan di Kota Cipusa cenderung lebih manis, jadi aku menambahkan sedikit lebih banyak gula ke dalam masakan ini."Setelah duduk, Amel menunjuk ke arah masakan di atas meja.Be
last updateLast Updated : 2023-12-12
Read more

Bab 65

Yunita pergi dengan begitu cepat, membuat vila segera kembali menjadi sunyi.Dimas berinisiatif memulai pembicaraan, "Sepupuku ... sedikit berisik."Sebenarnya, Yunita sudah banyak menahan diri hari ini. Jika mereka berada di Keluarga Cahyadi, wanita itu tidak akan berhenti sampai ada yang pingsan.Amel suka keramaian. Dengan adanya orang yang mengobrol di sampingnya, dia malah lebih merasa seperti berada di rumah sendiri."Dia nggak berisik, kok. Aku dan adikku sangat berisik saat kami masih kecil," kata Amel sambil membersihkan piring di atas meja."Adik?"Dimas membantu membersihkan piring sambil menunjukkan rasa penasaran.Dia tahu bahwa Amel memiliki adik laki-laki. Namun, saat Dimas datang ke rumah Amel, dia belum pernah melihat adik Amel. Selain itu, Dimas juga jarang mendengar Amel menyebutkan tentangnya."Oh ya, aku hampir lupa kalau kamu belum pernah bertemu dengan adikku sebelumnya."Amel membawa piring makan ke dapur, diikuti oleh Dimas yang membawa piring sisanya."Kelak p
last updateLast Updated : 2023-12-12
Read more

Bab 66

"Masuklah dulu. Hari ini cuacanya sangat dingin."Amel membuka pintu, Andi pun mengikutinya masuk.Saat ini, Dimas yang baru saja selesai membersihkan dapur, keluar dari dapur.Keduanya bertemu secara tak terduga.Dalam vila yang luas ini, tidak ada banyak perabotan, membuatnya terlihat agak sepi. Selain itu, ada aroma makanan yang masih bisa tercium di udara.Andi sedikit mengernyit. Senyuman yang dia tunjukkan saat pertama kali bertemu Amel berangsur-angsur memudar."Kak, siapa ini?"Tentu saja Andi tahu siapa pria yang berdiri di seberangnya itu. Dia hanya sengaja bertanya.Dalam sekejap, suasana di dalam ruangan itu menjadi tegang.Amel menciutkan lehernya, seolah-olah dia adalah seorang anak kecil yang sudah melakukan kesalahan."Kakak iparmu."Setelah Amel selesai berbicara, dia dengan hati-hati mengangkat kepalanya untuk melirik ke arah Dimas. Dia merasa lega saat melihat ekspresi pria itu tidak berubah."Awalnya aku ingin memperkenalkanmu pada kakak iparmu setelah kamu menyeles
last updateLast Updated : 2023-12-12
Read more

Bab 67

Karena satu kalimat, kesan baik Andi terhadap Dimas menghilang.Kakaknya bisa menikah dengan seseorang yang lebih baik. Jadi, kenapa kakaknya harus menikah dengan seseorang yang baru dia temui sekali?Bagaimana jika Dimas hanya terlihat baik, tapi sebenarnya jahat? Bagaimana jika Dimas adalah seorang playboy yang munafik? Bagaimana jika suatu hari Dimas membawa pulang seorang anak dan menyakiti kakaknya?Mereka baru bertemu sekali dan kakaknya pasti belum mengenal pria ini dengan baik. Menjalin hubungan dengan orang seperti itu terlalu berisiko. Andi merasa sangat waspada terhadap Dimas.Dimas sedikit menyipitkan matanya, tapi dia tidak mengindahkan kata-kata Andi. Di matanya, Andi hanyalah seorang anak yang belum dewasa.Sebagai seorang anak kecil, bukan hal yang aneh bagi Andi untuk membuat masalah.Jadi, Dimas mengabaikan Andi dan berjalan ke sisi Amel.Amel mencari-cari di tumpukan barang yang baru dia beli untuk beberapa saat, tapi tidak bisa menemukan sesuatu yang cocok untuk And
last updateLast Updated : 2023-12-12
Read more

Bab 68

"Nggak."Ketika mendengar Amel mengatakan tidak, rasa ingin tahu yang sebelumnya berkobar di hati Lidya langsung padam. Dia bertanya, "Lalu, ada apa? Bukankah saat ini kamu sedang memupuk hubungan dengan suamimu?"Setelah mengatakan hal ini, entah kenapa Lidya teringat sikap licik Dimas ketika mereka bertemu di hari itu. Lidya merasakan rasa dingin di bagian belakang lehernya, membuatnya merinding.Amel sebenarnya enggan untuk membicarakan tentang rumah Lidya yang ada di kawasan bisnis timur. Namun, dia tetap mengumpulkan keberanian untuk membicarakan hal ini demi adiknya. Dia berkata, "Aku ingat kamu punya rumah di kawasan bisnis timur, 'kan?"Lidya mengangguk, lalu menjawab, "Ya, aku tinggal di sini sekarang. Ada apa?"Beberapa hari terakhir ini, Lidya sudah memposting iklan sewa di jejaring online. Dia berencana untuk mencari teman serumah untuk tinggal bersama. Baginya, tinggal bersama seseorang pasti lebih ramai daripada tinggal sendirian."Apakah kamu masih mencari orang untuk ti
last updateLast Updated : 2023-12-12
Read more

Bab 69

Amel tertegun. Saat dia hendak mengangguk, tiba-tiba saja sebuah tangan besar menghalangi pintu.Tiba-tiba saja Andi melompat ke arah Lidya dari belakang. "Sudah malam."Lidya menengadah, bibirnya yang kering sedikit bergerak. "Kamu ....""Sudah pergi sejauh ini untuk kemari. Apa Kak Lidya nggak mau mempersilakan kami masuk dan duduk dulu? Berdiri di beranda begini, sepertinya nggak sopan."Lidya tampak tidak senang. Lalu, dia menoleh ke arah Amel yang berada di sampingnya dengan kaku. "Masuklah."Mereka mengikuti Lidya masuk ke dalam ruangan. Setelah duduk di ruang tamu, Lidya menuangkan segelas air untuk mereka.Ruangan itu ber-AC. Ventilasi udara mengeluarkan udara sejuk yang menyenangkan.Setelah beberapa saat, Amel menatap Lidya. "Bukankah kamu baru saja bilang kalau kamu ingin mencari seseorang untuk diajak menyewa bersama?"Amel ingat dengan apa yang mereka bicarakan di telepon sebelumnya, jadi dia pun bertanya pada Lidya.Lidya menundukkan kepalanya. Dia memutar-mutar kedua tan
last updateLast Updated : 2023-12-12
Read more

Bab 70

Setelah berkata seperti itu, Andi menarik Amel dan Dimas untuk pergi.Begitu mereka keluar dari pintu, Lidya langsung mengentak-entakkan kakinya karena merasa sangat marah....Barang-barang Andi memang tidak banyak. Mereka bertiga hanya membutuhkan waktu dua puluh menit untuk berkemas dan juga mengangkutnya ke mobil.Mobil itu merupakan mobil pengangkut barang yang dipanggil oleh Andi. Sebenarnya, barang-barang Andi tidak banyak, jadi tidak memerlukan mobil sebesar itu. Namun, Andi tidak ingin terus-menerus merepotkan Amel. Itu sebabnya, dia memanggil mobil pengangkut barang tersebut. Andi juga menyuruh mereka berdua untuk pulang dan beristirahat, tidak perlu mengikutinya ke kawasan bisnis timur."Sebaiknya aku tetap ikut denganmu." Amel berpikir sebentar, tetapi masih merasa agak cemas.Andi melompat masuk ke dalam mobil pengangkut barang itu, lalu melambaikan tangannya seraya berkata, "Nggak perlu. Terlalu jauh. Bolak-balik hanya akan membuang-buang waktu. Kakak masih harus bekerja
last updateLast Updated : 2023-12-12
Read more
PREV
1
...
56789
...
55
DMCA.com Protection Status