Home / Pernikahan / SUGAR DADDY TERAKHIRKU / Chapter 331 - Chapter 340

All Chapters of SUGAR DADDY TERAKHIRKU: Chapter 331 - Chapter 340

433 Chapters

Aku Ingin Menghentikannya

Bukan hanya air mata, tubuh Rowena juga perlahan luruh saat isakannya semakin keras.“Ro!” Dean menangkap pinggang Rowena, dan membantunya duduk, lalu menyerahkan sapu tangan yang ada di kantong jasnya. Rowena memakai sapu tangan itu untuk menutupi wajah dan terus terisak disana. “Aku tidak tahu akan menjadi seperti itu… Aku tidak bermaksud…sejauh itu…”Rowena bergumam berulang kali, tapi hanya dirinya yang mengerti. Yang lain hanya mendengar isakan yang membingungkan.“Ro, kami tidak mengerti.” Dean berlutut di depannya, ikut membantu menghapus air matanya. “Aku juga tidak mengerti.” Dean yang biasanya paling tahu apa yang ada dalam pikiran Rowena, bahkan tanpa perlu dikatakan, tapi kali ini tidak bisa menebak.“Aku tidak tahu kalau akan menjadi seperti itu…” Rowena mendongak lagi, menatap Mae. Ia yang paling harus mengerti apa yang dikatakannya.“Aku tidak bermaksud membuat hidupmu menjadi neraka—tidak sampai…”“Lalu kenapa? Tebakan terbaik yang bisa aku simpulkan sejauh ini adalah
Read more

Aku Kehilangan Banyak Hal

“Kenapa kau tidak mengatakan apapun padaku, Ro?” Dean menggenggam tangan Rowena.“Aku tidak menyalahkan, tapi kau tidak perlu menyangga masalah itu sendiri. Kita bisa—”“Aku takut,” bisik Rowena lirih. “Kebakaran itu membuatku takut.”Awalnya Rowena berniat untuk menceritakan semua itu pada Dean, tapi ketika akibatnya tampak keterlaluan, Rowena tidak lagi punya keberanian, dan memilih untuk menyimpannya.“Kau baru saja melangkah, bagaimana kalau masalahnya menjadi besar? Maka aku diam dan menyimpannya. Membiarkan Edward menyelesaikan rencananya.” Pandangan Rowena tampak kosong sekarang. Pilihan itu sulit, tapi kala itu terlihat paling benar.Dean saat itu sedang sangat sibuk, partainya pertama kali memenangkan pemilu—pertama kali dirinya diangkat menjadi perdana menteri.Rowena tidak ingin merusak momen itu, dan memang semua selesai seperti perkiraan Edward. Carol tidak pernah lagi berani untuk mengulang pemerasan itu—dan sudah tidak bisa karena buktinya tidak ada.Dean menghela napas
Read more

Aku Ingin Berkorban Juga

“Kau tidak perlu melakukannya,” kata Ash, sambil bergeser dan kembali berbaring.Setelah melihat keadaan Mae yang baik-baik saja, tubuhnya tiba-tiba kembali bisa merasakan sakit—atau mungkin memang pengaruh obat pereda nyeri yang mulai hilang.“Melakukan yang mana?” Mae menarik kursi dan duduk di samping ranjang Ash. “Memaafkannya—Rowena. Kau tidak harus memahami dan menerima apa yang dilakukannya.”Ash memandang Mae dan lega karena matanya tidak menghindar. Ia bisa kembali menatap mata Mae yang kemarin tidak mau memandangnya.“Rowena—dan aku juga, tidak akan mengerti penderitaan yang kau alami saat itu. Jadi kau tidak perlu memaksakan diri untuk mengerti apa yang dilakukannya.”Ash mengernyit karena rusuknya terasa menusuk saat menghela napas.“Aku pun ikut andil. Mungkin kalau saat itu aku tidak mendekati Carol—membiarkan kalian lewat saja, Carol tidak akan punya pikiran—”“Sejak kapan kita harus bertanggung jawab atas sesuatu yang diluar jangkauan?” sela Mae. Tidak mungkin ia ingin
Read more

Aku Juga Merindukanmu

Tidak mungkin setelah itu Ash akan mengatakan tidak perlu. Ia ingat Mae selalu menyebut keinginan agar dirinya berdamai dengan Rowena, dan itu tidak berubah. Apapun itu, Rowena saat ini keluarganya. Ia memang melindunginya.“Kau sudah banyak melakukan hal untukku. Aku ingin melakukan sesuatu untukmu juga,” kata Mae, sambil menempelkan tangan Ash ke pipinya.Omelan Ian menyebalkan, tapi membuat Mae menyadari hal yang sudah lama dilupakannya. Ash yang selalu memberi apapun untuknya. Tidak ada apapun yang tidak akan diberikan Ash untuknya. “Aku serius saat mengatakan kau harus lebih sering bicara dengannya. Dan terbukti lagi tadi. Rowena tidak sempurna, tapi bukan buruk. Ini normal, semua orang seperti itu.”Mae tidak pernah berpikir akan ada masa dimana ia membela Rowena, tapi ia hanya ingin adil. Lebih mudah mendendam seperti yang diinginkan Ash tapi Mae tidak ingin mengaburkan usaha keras Rowena selama ini.“Kalian bukan keluarga manis sempurna yang selama ini dilihat orang, tapi buk
Read more

Aku Akan Menemuinya

“Maaf mengganggu, Sir. Tapi Inspektur Stone masih menunggu Anda.”Brad melapor pada Dean yang baru saja keluar dari kamarnya. Penampilannya sudah tidak lagi licin seperti biasa. Ia tertidur saat berusaha menenangkan Rowena “Rajin sekali.” Dean mengeluh. Kalau bisa ia memilih tidur lagi sebenarnya, tapi tidak mungkin saat ada masalah menumpuk yang mengintai.“Lalu Kelly melaporkan kalau Carol Jobs menghubungi kantor Anda lagi, berulang kali.” Brad melanjutkan laporannya.Dean melirik ke arah jam. “Tidakkah penjara punya peraturan? Bagaimana bisa ia menghubungi berulang kali seperti itu?” Ia heran Carol terdengar terlalu bebas.“Mungkin menyuap atau yang seperti itu?” Brad juga hanya bisa memberi tebakan. Ia belum pernah masuk penjara.“Apa yang diinginkannya?” Dean bergumam sambil menarik lepas dasi yang sudah bergantung miring di leher, dan melemparnya ke kursi kerja.Stone berdiri saat melihatnya masuk. “Maaf mengganggu Anda sampai malam,” katanya.“Aku tahu alasanmu bagus, jadi lupa
Read more

Aku Tidak Tahu Akan Ada Yang Mendengar

“Aku ingin marah, tapi ya sudahlah. Kau memang tidak akan pernah mendengar keberatan maupun nasehat dariku,” keluh Ian.“Apa juga yang membuatmu berpikir aku akan mendengar nasehat dan keberatan darimu? Kau bukan ibuku!” desis Ash, sambil menampar kepala Ian yang muncul di bagian atas kursi kemudi.Ian mengantarnya pulang dari rumah sakit, tapi Ash tidak akan berterima kasih kalau pertolongannya dibarengi dengan omelan yang menyebalkan.“AW!” Ian mengeluh sambil mengusap kepalanya.“Tapi mungkin Ian ibu pengganti yang cocok untukmu. Perhatiannya padamu memang seperti seorang ibu,” sahut Mae, yang juga duduk di belakang—di samping Ash.“STOP IT! Sudah cukup aku menjadi supir kalian hari ini. Jangan menambah peran menjadi ibu juga!” sergah Ian, sambil membelokkan mobil ke gerbang mansion lalu membuka jendela agar terlihat oleh bodyguard yang langsung mengenali dan membuka gerbang.“Aku juga tidak mau. Siapa juga yang mau punya ibu laknat sepertinya?” Ash menggeleng juga.“Laknat? Aku sud
Read more

Aku Rasa Ini Tidak Buruk

“Ya, kami tahu keadaan masih berbahaya. Kami juga tidak mencoba kembali ke Reading,” kata Ash, dengan tenang.“Good.” Rowena kembali mengangkat buku dan membaca. Pembicaraan pendek yang canggung.Mae menyenggol lengan Ash. Ia lega Rowena tampak tidak peduli atas penilain tentang rumahnya, dan menyuruh Ash untuk bertanya atau memulai pembicaraan.Memulai hal yang sebelum ini tidak pernah dilakukannya—menormalkan hubungan diantara mereka.“Mmm… Kau tidak pergi kemanapun hari ini?” tanya Ash, memaksakan diri, dan menurutnya pertanyaan itu pantas.Rowena menurunkan bukunya lagi, dengan wajah bingung. “Kau bertanya padaku?”Sangat langka, sampai ia tidak percaya.“Well, yeah. Obviously.” (Sudah jelas)Ash menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, menyembunyikan kecewa karena usahanya untuk tidak menjadi canggung, malah tidak dimengerti.“Oh…” Rowena masih berwajah tidak percaya, tapi mencoba menjawab. “Dean—menyuruhku beristirahat. Agak tidak sehat.”“Ah, benar. Jay mengatakan kau tidak bisa m
Read more

Aku Malah Jijik

“Kau kurus.” Dean berkomentar dengan jujur saat melihat Carol masuk. Dean tidak memakai ruangan sipir, tapi menyamarkan kunjungannya sebagai pengacara. Brad punya cukup waktu untuk menyiapkan surat-suratnya.Memang agak lebih repot karena Dean sampai harus memakai masker dan kacamata untuk menyembunyikan diri, tapi lebih aman. Kalau sampai Stone bisa melaporkan siapa yang ditemui Carol, maka bisa jadi Randall akan mendapat laporan juga.“Anda terlihat tampan, seperti yang saya ingat dua puluh tahun lalu.” Carol tersenyum manis dan duduk dihadapan Dean.“Apa kau memakai parfum?” tanya Dean. Hidungnya tidak amat sensitif, tapi mustahil mengabaikan aroma menusuk yang dihamburkan Carol saat ia bergerak.“Oh… Salah satu teman sel saya meminjamkannya. Saya ingin memberi kesan baik. Bagaimanapun saya akan bertemu dengan tokoh terhormat hari ini.” Carol tampak menyelipkan rambut ikalnya yang kelabu ke belakang telinga.Mata Dean langsung menyipit. Ia tidak ingin berpikir sejauh itu, tapi gera
Read more

Aku yang Menang

“Ulangi.” Dean meminta pengulangan bukan tidak paham, tapi mengulur waktu agar bisa berpikir.“Mungkin ini sedikit mengejutkan untuk Anda dan tidak masuk akal, tapi percayalah. Saya punya informasi yang bisa menjatuhkan Sir Monroe.”Carol lalu tampak menunduk lagi dan menangis.“Saya bukan ingin berniat buruk atau mengadu. Tapi saya ingin sedikit keadilan untuk salah satu anak asuh saya yang tersakiti. Sir Monroe telah melakukan hal yang buruk kepadanya. Dulu kami tidak bisa melakukan apapun karena kekuasaannya, karena itu saya meminta tolong pada Anda, agar anak asuh saya ini mendapat keadilan.”Dean sampai berpura-pura batuk karena harus menutupi tawa tergelak. Usaha Carol untuk membuat dirinya tampak mulia tentulah pernyataan yang paling menggelikan diantara semua yang dilakukan Carol sejak tadi.Carol berusaha memperbaiki karakternya dengan menjadi tidak egois, dan menyebut kalau apa yang dilakukannya saat ini untuk orang lain.“Anak asuh ini—”“Namanya Mary Gardner. Dia sekarang
Read more

Kenapa Aku Tidak Tahu?

Kalau Carol sampai menghubunginya—orang yang selama ini dianggapnya menyeramkan, itu berarti tidak ada jalan lain. Perundingannya dengan Randall amat gagal intinya.“Katakan di mana, atau aku akan pergi dan kau tidak akan mendapatkan apa-apa,” desak Dean sambil berdiri dan mengancingkan jas—menggertak.“Akan saya katakan.” Carol memang tidak punya jalan lain memang. “Ada di rumah sakit Faraday. Data itu tidak ikut disita, karena Mary tidak terdaftar sebagai pasien Faraday. Pasti masih ada disana, karena gedungnya belum laku,” kata Carol. Kalau tahu akan berguna, Carol pasti menyimpannya dengan lebih baik. “Visum itu ada diantara file lama di gudang rumah sakit.” Carol memberi detail lebih.Faraday menceritakan dengan cukup jelas bagaimana polisi membawa semua file yang mengandung namanya. Tapi file Mae sama sekali tidak tertulis namanya, karena itu pasti selamat. “Oke. Aku akan memeriksanya.” Dean mengangguk dengan amat puas.“Tunggu, Sir. Bagaimana—”Karena sejak tadi Carol menampi
Read more
PREV
1
...
3233343536
...
44
DMCA.com Protection Status