Home / Pernikahan / SUGAR DADDY TERAKHIRKU / Chapter 321 - Chapter 330

All Chapters of SUGAR DADDY TERAKHIRKU: Chapter 321 - Chapter 330

433 Chapters

Aku Tahu Nama Itu

“Aku apa?” Rowena menurunkan kakinya yang tadi bersilang, kebingungan karena baru saja mereka berdiskusi yang sangat sejalan.“Ada apa memang?” Dean sampai berdiri karena melihat gemetar kedua tangan Ash yang mengepal karena marah.“Dia yang melakukannya. Rumah Carol Jobs terbakar—itu dia yang melakukannya.” Ash menunjuk dengan tangan yang gemetar itu. Selain marah, Ash lebih merasa terguncang.Ash baru saja ingin memberi kesempatan pada Rowena, ingin membuat hubungan mereka lebih baik seperti yang dikatakan Mae tadi. Ash akan bersedia berpikir ulang, dan menganggap kalau apa yang dilakukan Rowena untuk Mae adalah kebaikan, tanda peduli.Namun, kenyataan ini seperti memetakan kata bodoh dalam benaknya, mengejek keinginan yang rupanya naif. Rowena tahu, selama ini ia tahu apa sumber penderitaan Mae.“Tidak membantah? Aku benar berarti.”Ash menyeringai saat melihat perubahan wajah Rowena, dari yang berubah pucat terkejut, sampai akhirnya merah panik, sebelum akhirnya menunduk dengan tan
Read more

Aku Akan Menjaga

“Bisakah kau cepat sedikit?” Monroe mengetukkan telunjuk ke lututnya dengan gelisah. Mobil yang ditumpanginya sudah melaju cukup kencang tapi Monroe merasa masih kurang.“Saya tidak ingin melanggar batas kecepatan, Sir.” Bob menjelaskan.Monroe mendecak dan kembali melempar pandangan keluar, untuk berpikir. Perkembangan keadaan yang dilihatnya tadi masih terasa tidak masuk akal.Rowena mengenal Mae adalah keadaan yang terlalu berbahaya. Mae muncul di istana saja sudah terlalu dekat, kini ternyata ia mengenal seseorang yang punya kekuasaan.“Seharusnya tidak seperti ini.” Monroe merasa masalah Mae berkembang terlalu luas dan liar. “Kalau tahu akan merepotkan seperti ini aku seharusnya melenyapkannya saja sejak dulu.”Monroe pernah punya keinginan untuk menghapus jejak Mae setelah ia kembali pada Carol. Bagaimanapun Mae adalah saksi yang bisa bicara tentang apa yang dilakukannya pada semua orang, tapi Carol bisa menebak hal ini dan ‘melindunginya’.Dengan mengancam akan menyebarkan ap
Read more

Aku Ingin Bukti

“Sir Monroe? Wah, ini kejutan.” Carol tidak bersandiwara. Ia memang terkejut melihat Monroe bersedia datang sendiri—dan secepat ini. Saat mengajukan syarat itu, Carol mengira akan butuh berbulan-bulan sebelum ia muncul. Carol tahu Monroe selalu berhati-hati.“Cut the crap! Kau ingin apa?!” Monroe tidak berminat pada basa-basi. Ia langsung duduk dan menunggu jawaban.Pertemuan itu tidak terjadi di ruang penjengukan yang biasa, jadi tidak ada pembatas kaca anti pecah yang memisahkan mereka. Bob bisa mengatur pemakaian di ruang sipir, setelah kehilangan beberapa puluh ribu pound. Masih berbahaya tapi karena banyak orang yang melihat kedatangan Monroe tadi, tapi ini yang diinginkannya, Bob tidak bisa mencegah.“Aku ingin berterima kasih atas bantuannya. Hal itu sangat berarti.” Carol tersenyum manis, dan duduk di hadapan Monroe.Bantuan Stewart benar-benar mengubah keadaan secara drastis. Carol sudah tidak punya harapan awalnya, kini bisa menyusun rencana dengan rapi. Carol sudah memulai
Read more

Aku Tidak Bodoh

“Kau tidak punya? Apa kau gila?!” Monroe menggebrak meja dan berdiri.“Sebenar apapun fakta yang kau katakan, hal itu hanya akan menjadi gosip kalau tanpa bukti. Kau pikir bisa menyerang Dean hanya dengan gosip?!”Monroe marah. Antara mengutuk Carol yang berani memberinya pernyataan tanpa bukti, dan juga kebodohannya karena tidak menyimpan bukti untuk fakta sepenting itu.“Tapi ini benar. Anak itu ada dalam pengasuhan saya selama kurang lebih dua minggu sebelum Dean menjemputnya. Ia menyebutnya adopsi, tapi saya tahu kalau mereka ayah dan anak kandung. Saya mendengar sendiri. Anak itu marah karena Dean tidak peduli pada ibunya.”Saat Carol mendengar pertengkaran antara Dean dan Ash, ia tidak merasa kenyataan itu penting. Tapi seiring waktu, Carol tahu kalau fakta itu penting dan menyimpannya baik-baik.“Mana buktinya?! Jangan naif! Kau pikir orang akan percaya saat seorang napi yang dipenjara atas penipuan mengatakan itu?” Monroe hampir menyemburkan ludah saat menunjuk pada Carol.“Tap
Read more

Aku Tidak Peduli

“Mae, kau tidak tidur semalaman. Berhentilah. Mereka bisa mengerjakannya.” Ian membujuk saat melihat Mae mengangkut semua box besar ke dalam mobil bersama karyawannya. Mereka mendapat waktu tidur lumayan, sekitar empat jam, tapi Mae tetap hidup di masa itu. Ia menyelesaikan pesanan sendiri.“Kau tidak akan mati oleh ancaman itu, tapi akan mati kelelahan. Sama saja akhirnya!” Bujukan Ian langsung kehilangan keramahan pada percobaan kedua.“Kalau ada di sini dan terus berisik, lebih baik pergi saja!” desis Mae, dengan tatapan tajam. Ia sudah mengusir Ian sejak semalam dan belum berhasil. Mae pada akhirnya mengabaikan keberadaannya, tapi tentu menjadi sulit kalau sejak tadi Ian terus bicara tanpa henti.“Kau akan mengusir dengan cara apa? Kau ingin melawanku?” Ian mengangkat kedua tangannya, menyuruh Mae menyerangnya kalau bisa.Setelah cara halus membujuk tidak berhasil, Ian memakai cara keras kepala untuk bertahan disana. Pada akhirnya Mae juga tidak bisa melakukan apapun.Mae hanya m
Read more

Aku Sudah Tahu, Tapi...

“Aku tidak meminta! Aku tidak menyuruh—”“Mungkin, tapi justru itu yang seharusnya membuatmu lebih menghargainya! Saat semua orang di dunia ini tidak ada yang cukup peduli padamu, dia yang datang dan menerimamu!” Ganti Ian yang kini menunjuk dan membuat Mae terdiam.“Ash menerima dirimu bahkan sebelum tahu seperti apa keadaanmu yang sebenarnya. Ash tetap mengulurkan tangan dan memilih untuk menolongmu disaat semua orang di dunia ini mencaci apa yang kau lakukan, Mae. Kau lupa?”“Aku tidak lupa, tapi aku mempertanyakan semua niatnya saat ini!” Mae ingin terus marah, tapi nyatanya tidak mampu. Suaranya bergetar terpengaruh tangis yang tertahan sejak kemarin.“Niat apa lagi yang kau pertanyakan? He’ll die for you if you ask!” (Dia akan mati untukmu kalau kau meminta)“He lied to me!” (Dia berbohong padaku!)“So what? Aku tidak tahu kebohongan itu tentang apa, tapi aku seratus persen yakin kebohongan itu ada karena Ash merasa itu yang terbaik untukmu. Kebohongan itu ada mungkin karena ia t
Read more

Aku Masih Hidup

Mae masih lumpuh, dan hanya ingin berteriak saat melihat Ian terus memanggil nama Ash dan memompa dadanya.“ASH! Jawab aku!” Ian berteriak berulang kali.“Tidak boleh…” Mae merayap, berusaha mendekat dengan sisa tekad yang ada di tubuhnya. Ia harus melihatnya. Ia harus memastikan kalau Ash tidak meninggalkannya juga seperti Daisy.Tapi wajah Ash juga pucat—matanya juga memejam, hanya bergerak karena tangan Ian yang tidak kenal lelah terus menekan, seperti berusaha untuk mematahkan tulang rusuknya.Mae sudah dekat, tapi tangannya kini melayang terhenti di udara, tidak sanggup menyentuh, karena takut akan menemukan rasa dingin seperti saat menyentuh Daisy. Dingin yang kosong.“Ash—”Suara batuk dan tersedak membuat waktu kembali berjalan, membuat Mae akhirnya bisa bernapas lagi, dan Ian berhenti memompa dan jatuh terduduk dengan lega.“Fuck man! Kau membuatku takut!” Ian meremas dadanya sendiri agar jantungnya yang menderu lebih tenang.Ash hidup, tampak berusaha bernapas, sementara meng
Read more

Apa Aku Akan Mendapat Masalah?

“Just lay down! What’s wrong with you?!” (Berbaring saja! Kau itu kenapa?!)Ian mengomel karena melihat Ash duduk, bukannya berbaring di ranjang seperti yang seharusnya. Ia tadi keluar hanya untuk mencari minuman—idak sampai lima menit, dan Ash sudah melanggar perintah dokter.“Tidak ada yang patah.” Ash ikut mendengar saat dokter menjelaskan keadaannya tadi, dan memang tidak seburuk dugaan.“Retak! Apa kau pikir rusuk retak adalah lelucon?! Kau beruntung pria itu sudah mati dan injakannya pada pedal gas sudah berkurang, tapi kau tetap tertabrak! Kau hampir mati tadi! Aku yang hampir gila mencoba membuatmu tetap hidup! Kau ingin membuang semua usahaku itu? Kau tidak merasa menyesal atau—”“Aku hanya duduk, bukan berlari mengitari dunia. Aku tidak akan mati hanya karena duduk.” Ash mendengus dengan amat keras sampai seluruh udara di paru-parunya keluar rasanya. Omelan Ian itu berlebihan.“Tapi tidak menghapus keadaan kau hampir mati! Kau tidak bernapas!” Ian menuding dengan wajah jengke
Read more

Aku Tidak Malu

“Kau… sudah bisa duduk?” Dean antara ingin marah, tapi lega juga melihat Ash bisa duduk.“Well, yeah. It’s not that bad.” (Tidak terlalu buruk)Ash melirik Ian, mengira kalau yang mengabarkan pada ayahnya adalah Ian, dan ingin tahu apa yang dikatakannya sampai Dean menjadi panik seperti itu.Ian menggeleng. Selain Stone, Ian tidak mengabarkan pada siapapun jadi bukan dirinya yang bertanggung jawab atas kepanikan itu.“Tapi katanya ada yang mati, dan buruk. Sampai ada mobil yang hancur!” Dean membayangkan yang terburuk karena detail yang simpang siur rupanya.“Hmm… Saya menyebut kalau yang meninggal adalah pelaku, dan mobil yang tertabrak adalah mobil pelaku juga. Apa mungkin kurang jelas?” Stone yang rupanya mengabarkan pada Brad, tapi tidak merasa melakukan kesalahan karena hanya menyampaikan keadaan yang sebenarnya. Ash memang terluka, tapi yang meninggal dan mobilnya hancur bukan Ash.“Wait…wait!” Dean tampak menarik napas dan berpegangan pada meja yang ada di dekat pintu. Untuk me
Read more

Maafkan Aku

“Ro…”“Kau menyebut ada yang mati!” Rowena marah setelah itu. Sepertinya maaf tadi adalah sekilas lalu karena terhanyut perasaan.“Ya, aku salah menyimpulkan karena panik. Maaf… maafkan aku.” Dean kurang lebih mengabarkan pada Rowena versi berita yang berdasar kepanikan, maka Rowena juga mendengar kabar buruk akhirnya.“Maaf.” Dean mengelus rambut Rowena.“Did you just cry for me?” (Apa kau menangis untukku?)Ash sendiri bahkan tersentak. Ia tidak bermaksud mengucapkan pertanyaan itu dengan keras, hanya pertanyaan yang terlintas di benaknya karena heran Rowena bisa menjadi berantakan dan panik juga setelah mendengar kabar ngawur tentang keadaannya.“Kau ingin aku tertawa? Kau ingin aku merayakannya?”Lalu lebih terkejut lagi saat Rowena menanggapi. Bahkan Dean melepaskan pelukannya dengan wajah heran melihat istrinya bersedia menanggapi. “Yeah… Kau seharusnya gembira kalau aku mati.” Ash meneruskan karena sudah terlanjur.“Sepicik itukah kau menilaiku? Aku pernah melakukan apa padamu?
Read more
PREV
1
...
3132333435
...
44
DMCA.com Protection Status