Home / Rumah Tangga / SUGAR DADDY TERAKHIRKU / Chapter 311 - Chapter 320

All Chapters of SUGAR DADDY TERAKHIRKU: Chapter 311 - Chapter 320

433 Chapters

Aku Lupa Dia Bukan Orang Biasa

PRANG!Bob menghindar pada saat yang tepat, jadi lemparan pisau pembuka kertas dari Monroe tidak menancap di wajahnya. Pisau itu tidak amat tajam, jadi mungkin tidak akan amat melukai, tapi tetap luka yang harus dihindari.“Kau sudah tahu siapa pria yang bersamanya, dan masih tidak bisa melacak keberadaannya?!” Monroe berteriak murka sampai kacamatanya miring.“Tapi memang tidak ada jejaknya. Ashton Cooper juga sedang cuti bertugas setelah acara itu. Tidak terlihat di Andover.” Bob melaporkan selengkap mungkin.“Bukankah mereka memakamkan Daisy? Apa kau mencari di pemakaman? Mungkin di Bakewell atau Reading!” Monroe memberi ide sambil berteriak, tapi ide itu basi.“Kami sudah memeriksa rumah duka di Bakewell maupun Reading, Sir. Tapi tidak ada terdaftar pemakaman untuk Daisy Gardner.” Bob tidak amat bodoh.Monroe membuka kacamata dan mengusap wajahnya. Kesal, dan frustasi. Tidak menyangka kalau menyingkirkan Mae akan menjadi sesulit ini.“Lalu kau mencari kemana?” tanya Monroe.“Toko.
last updateLast Updated : 2024-06-24
Read more

Aku Lupa Nama Persisnya

“Inspektur yang bertugas saat itu sedang tidak berada di negara ini. Saya belum bisa melaporkan apapun.”Stone Langsung mengakui pekerjaannya yang belum beres begitu Ash turun dari mobil.“Kita kesini bukan untuk kasus itu, tapi Ok. Aku akan menunggu.” Ash masih ingin tahu, tapi masalah itu tidak lebih penting dari nyawa Mae saat ini.“Jadi akhirnya kita memilih Jalan yang sulit ini?” Stone menghela napas sambil menatap papan nama kantor polisi wilayah Bakewell. Mereka berjalan melewatinya tanpa masuk. Titik kantor polisi itu hanya menjadi tempat pertemuan mereka karena mudah. Mereka ada di sana untuk mencari nama suami pertama Mae tentu. Ini ide Ash.“Aku tidak akan bertanya hal berat pada Mary saat ini.” Ash tadi melihat bagaimana Mae kesulitan mencerna saat membahas detail tabrakan itu. Ini sangat ringan dibanding pembahasan tentang monster itu. Ash akan merusak seluruh acara Rowena kalau nekat bertanya tentangnya.“Lalu kemana kita akan bertanya?” tanya Stone. Ia mengerti rencana
last updateLast Updated : 2024-06-24
Read more

Aku Sedang Mencari

“Anda memang menarik,” kata Stone, setelah mereka keluar dari cafe.Ash bergeser ke samping, menjauh dari Stone dengan pandangan curiga. Stone yang tadi mengaku kalau mereka akan menikah dengan mudahnya.“Bukan menarik yang seperti itu.” Stone terkekeh. “Ya memang kalau dari segi wajah Anda menarik, tapi saya lebih tertarik pada ini.” Stone mengetuk pelipis. Ia tertarik pada otak Ash.“Anda mencari cara tanpa lelah, menggali detail dari pengalaman, lalu menyamar dengan apik juga saat mencari informasi. Anda memang sangat cocok menjadi detektif.” Stone memuji dengan sungguh-sungguh.Ash yang biasanya langsung menampik, kali ini tidak bereaksi negatif.“Aku sedang mencari pekerjaan yang tidak berbahaya. Aku sempat menimbang untuk kembali meneruskan kuliah kedokteran yang terputus, tapi akan sangat lama,” kata Ash.“Oh, kalau begitu cobalah. Mungkin tidak bisa langsung menjadi detektif—petugas polisi dulu, tapi dengan kemampuan Anda, saya yakin Anda bisa lulus tes menjadi detektif dengan
last updateLast Updated : 2024-06-25
Read more

Aku Tidak Menyebutnya Buruk

“Ya… Oh?”Mae berpaling saat mendengar denting lonceng mungil yang ada di belakang pintu tokonya, dan mendapat kejutan, karena yang baru saja masuk adalah Rowena. Ia tampak mengamati tumpukan box, lalu terdiam melihat Louis dan dua temannya yang ikut merapikan semua box yang sudah terlipat. Mereka di sana untuk menjaga Mae sebenarnya. “Kau ikut bekerja di sini?” Rowena bertanya pada Louis dengan heran. Pekerjaannya tidak termasuk melipat box.“Tidak, My Lady. Kami hanya—”“Maaf, saya yang meminta mereka membantu. Akan saya minta berhenti.” Mae menyela dengan halus. Ia tidak mau Louis mendapat masalah karena membantunya.“Oh? Itu tidak…” Louis ingin menyela juga, karena mereka membantu bukan karena Mae yang menyuruh, tapi ide mereka sendiri saat melihat Mae terlalu sibuk. Tapi penjelasannya tersangkut saat Mae menggeleng perlahan.Mae tidak akan bisa dipecat dari posisi menantu saat membuat kesalahan, sedang Louis bisa kehilangan pekerjaan. Maka lebih aman kalau Mae yang mengaku.“Apa
last updateLast Updated : 2024-06-25
Read more

Aku Siap

“Apa benar kau bisa membantu, dan tidak harus pergi ke Andover?” Mae bertanya pada Ash yang sedang membantunya memindahkan box besar ke dalam mobil yang semua kursi belakangnya sudah dilipat. Berisi kue yang sudah jadi, dan nanti siap dikemas setelah sampai di lokasi.“Bisa, Mary. Aku bahkan belum mulai aktif bekerja. Aku memakai semua cuti yang tersisa selama ini,” kata Ash.Sebelum Mae bersamanya, Ash hampir tidak pernah mengambil jatah cuti miliknya. Sekarang ia mengambil semuanya.“Dan masih ada jatah libur akhir tahun, yang aku gabungkan termasuk jatah libur setelah penugasan kemarin.” Ash meneruskan penjelasan.“Apa tidak masalah? Parker tidak marah atau bertanya-tanya?” Mae tidak tahu peraturannya, tapi tentu penasaran dengan reaksi Parker, karena Ash sudah libur hampir dua minggu lebih sekarang.“Tidak. Ia menyetujui semuanya. Aku memakai alasan mengurus pernikahan juga. Hmm… Sebenarnya ia tidak banyak bicara setelah pemakaman Daisy kemarin.”Ash baru menyadari kalau Parker tid
last updateLast Updated : 2024-06-25
Read more

Aku Tidak Pernah Berpikir Seperti Itu

“Aku dulu!”“Aku!”“Tapi aku yang pertama!”Keributan yang tidak diduga oleh Mae. Ia tadi membagikan box kuenya dengan damai, tapi setelah anak-anak dari bangsal pemulihan datang keributan terjadi.Bangsal itu berisi anak-anak yang sudah lebih sehat, tentu mereka memiliki kekuatan untuk menjadi ribut dan berebut, tidak seperti bangsal lain yang kuenya harus diantar ke kamar masing-masing.NGUUUNG!Mae tersentak karena tiba-tiba terdengar suara sirine dari sampin—dari Ash yang tampak mengangkat ponsel. Suara sirine itu berasal dari ponselnya, cukup keras dan tentu saja langsung membuat keributan itu terhenti.“Berbaris!” Ash mengangkat tangan lurus ke depan sejajar dada. “Tidak akan ada yang mendapat kue kalau kalian terus berebut seperti ini.” Dengan tegas Ash memberi perintah. Keluhan beraneka ragam terdengar dari berbagai arah, lalu Ash bergeser dan berdiri di depan meja, menutupi Mae dari mereka, dengan tangan terus lurus terangkat. Ia tidak akan bergeser sebelum mereka berbaris.
last updateLast Updated : 2024-06-26
Read more

Aku Tidak Tertarik

“Lalu kapan kalian akan menikah?” tanya Ian dengan santainya, sambil mengangkat meja ke atas kepala, agar tidak menyela orang di sekitarnya saat dipindahkan ke seberang aula besar itu.“Kau bicara tentang kami—aku dan Ash?” Mae mengikuti di belakangnya, memakai Ian sebagai tameng karena ada rombongan perawat yang sedang membawa buket bunga untuk para tamu melewati mereka. Rowena dan tamu yang lain memang sudah mulai bermunculan, acara akan dimulai sekitar lima menit lagi. Pembagian kuenya sendiri akan dilakukan nanti setelah acara utama, Mae masih punya waktu kurang lebih setengah jam untuk mempersiapkan semua box kuenya.“Tentu saja. Apa aku terlihat seperti mengenal orang lain di sini?” Ian memberi pandangan menghina pada Mae, kurang lebih menyebutnya bodoh karena bertanya hal yang sudah jelas.“You’re not really nice aren't you?” (Kau itu tidak manis ya?)Mae mendengus. Sejenak lupa kalau kesabaran Ian tidaklah seluas Ash. mereka berteman tapi bertolak belakang sifatnya.“Memangnya
last updateLast Updated : 2024-06-26
Read more

Aku Hanya Ingin Menolong

Mae menutup wajah dan mencengkram erat kepalanya, karena seluruh ingatan itu malah datang tanpa diundang. Seolah Mae memanggil, padahal biasanya dengan mudah bisa disingkirkan. Seperti ada tembok kanal yang rusak, dan kini semua menyusup keluar dengan mudah. Pertemuan yang kemarin itu—hal yang tidak ingin diingat Mae, merusak pertahanannya. Mimpi yang sempat jauh, kini seakan merayap dan mendekatinya.“It’s fine… He’s not here…” Mae meremas kedua tangannya sambil terus berbisik. Meyakinkan diri kalau mimpi buruknya itu sesuatu yang jauh.“Kau bersama Ash… nice… he’s nice.”Ia ingin mengubur ingatan itu dengan hal paling indah yang dimilikinya saat ini. Mae mengusap cincin yang ada di jarinya. Mengingat kenyataan hidupnya yang telah berbeda. Saat ini dirinya bahagia, tidak boleh kalah dari bayangan hitam yang jauh. Ia punya mataharinya sendiri.Mae menepuk dadanya, yang perlahan berdegup lebih tenang, lalu menatap tangannya. Masih gemetar, tapi sudah lebih baik. Mungkin masih tidak bis
last updateLast Updated : 2024-06-26
Read more

Aku Ditempat Aman

“Siapa yang memberinya bunga?” Ash berlari sambil nyaris membentak.“Tidak sengaja, Sir. Sepertinya Mrs. Cooper jatuh, dan orang yang akan menolongnya kebetulan membawa bunga. Saat itu kerumunan cukup padat memang.” Jay yang melaporkan kejadian—berdasar perintah Rowena, ikut berlari di belakangnya.“Ck! Kenapa…”Ash ingin memaki semua orang. Ia tadi bisa tenang meninggalkan Mae karena merasa tidak akan ada hal yang bisa menyakiti Mae di sana. Seharusnya mereka hanya bertemu anak-anak.Tapi untungnya mereka ada di rumah sakit. Paling tidak Mae bisa cepat mendapat pertolongan.“Tunggu, Mary sampai pingsan?”Ash sudah sampai di samping ranjang Mae dan melihat kalau Mae benar-benar pingsan. “Ya.” Jay tidak paham apa yang membuat Ash bertanya.“Tapi…”Ash mengusap pipi Mae yang sedikit merah, tidak sampai bengkak seperti kemarin,Mae mendapat pertolongan dengan cukup cepat berarti, tapi tetap pingsan. “Kami sudah memberinya antihistamin, gatal dan lainnya tidak akan menyebar sampai parah.”
last updateLast Updated : 2024-06-27
Read more

Aku Curiga Padanya

Ash bukan hanya menghubungi Ian—menyuruhnya pergi ke Daisy’s Cake, melihat apakah ia bisa membantu di sana—tapi juga Stone, tapi sayangnya tidak berhasil.Beberapa kali mencoba, Ash hanya mendengar nada panggil sampai pesan voice mail. Ash sampai harus mengingatkan diri sendiri kalau memang Stone adalah orang sibuk, ia tidak mungkin bisa selalu menjawab panggilannya.“Bagaimana keadaannya?”Ash hampir menjatuhkan ponsel, karena tiba-tiba saja Rowena muncul dari belokan, bersama ayahnya yang juga tampak penasaran.“Siapa?” Ash bertanya balik dengan bingung.“Mae… Mary tentu. Bagaimana keadaannya?” Rowena kesal karena harus mengulang pertanyaan yang seharusnya jelas.“Oh, she’s fine. Dia tidur.” Ash mengangguk. Ia sulit mencerna karena tidak menyangka Rowena akan bertanya tentang Mae secara khusus.“Jangan disini.” Dean mendorong mereka berdua ke ruang tengah, agar menjauh dari kamar tempat Mae tidur.Ash akhirnya mengirim pesan saja untuk Stone, memintanya menghubungi saat senggang.“A
last updateLast Updated : 2024-06-27
Read more
PREV
1
...
3031323334
...
44
DMCA.com Protection Status