Home / Rumah Tangga / SUGAR DADDY TERAKHIRKU / Chapter 291 - Chapter 300

All Chapters of SUGAR DADDY TERAKHIRKU: Chapter 291 - Chapter 300

433 Chapters

Aku Masih Bisa Selamat

“Apa tidak ada kabar atau apapun?” Carol bertanya pada sipir yang mendampinginya. Mendesak yang sudah menjadi amat menjengkelkan.“Tidak ada! Berapa kali kau harus mengulang pertanyaan yang sama?” Petugas itu membentak lalu menunjuk kursi, menyuruh Carol untuk duduk tenang dan menunggu waktu persidangannya dimulai.Mereka sudah sampai di gedung pengadilan sejak kurang lebih setengah jam yang lalu, dan Carol sama sekali tidak bisa menunggu dengan tenang. Steward belum muncul, dan ini yang membuatnya gelisah. Bukan karena khawatir tidak ada yang mendampingi, tapi karena belum mendapat kabar apapun tentang bantuan yang kemarin dijanjikan Monroe. Padahal hari ini vonisnya akan dijatuhkan. Seharusnya bantuan itu sudah berjalan.“Apa dia sudah tidak tertarik?” Carol duduk, sambil menggigit kuku jempolnya.Kekhawatirannya hanya satu itu. Kalau sampai Monroe tidak tertarik lagi pada fakta tentang Dean Cooper, maka kesepakatan mereka bisa jadi batal secara sepihak. Carol tidak bisa melakuka
last updateLast Updated : 2024-06-18
Read more

Aku Ingin Kau yang Selamat

“Kita harus lari sebenarnya.” Daisy mengeluh begitu kaki mereka menjejak ke trotoar.Wartawan itu tidak langsung menyerbu—tidak amat sadar dengan kemunculan mereka. Seandainya saja mereka bisa langsung lari meniti tangga menuju pintu masuk, kemungkinan besar kerumunan itu bisa dihindari. Tapi jelas keadaan kaki Daisy tidak memungkinkan.“Jangan panik. Tidak masalah.” Mae menahan tangan Daisy yang tampak ingin melangkah lebih cepat. Bisa-bisa mereka akan terguling bersamaan kalau Daisy memaksakan diri.Daisy juga tampak lebih tidak aktif tadi, diam dan pucat. Tapi wajar mengingat ketegangan yang akan dijalaninya hari ini.“Pelan-pelan.” Mae membantu Daisy menaiki undakan pertama, sambil melirik ke arah Megan. Sayangnya saat itu mereka bersiborok.“Oh!” Megan berseru lega, dan keberadaan mereka langsung menjadi terlihat. Begitu Megan berpaling, semua wartawan itu ikut berpaling.“Itu mereka!” Salah satu wartawan berseru. Seperti lalat yang melihat bangkai, mereka langsung menghambur ke a
last updateLast Updated : 2024-06-18
Read more

Aku Harus Apa?

“Daisy… Daisy…”Meski tertutup air mata dan kelopak yang membengkak, Mae masih menjerit—masih bisa melihat saat tubuh Daisy melambung dan menabrak pagar.Mae mencoba berdiri, tapi kesulitan karena napas sesak dan bersin yang masih terus berlangsung.“Daisy…” Tangis itu bukan lagi datang dari alergi atau sulitnya ia bernapas, tapi karena Mae semakin jelas melihat warna merah menggenang di sekitar tubuh Daisy. Mengalir pelan diatas permukaan beton trotoar. Ada luka yang besar dan Daisy diam. “Daisy…” Mae tidak amat ingat apa dan bagaimana, tapi ada yang tiba-tiba memeluknya.“Jangan dilihat… Jangan… Ikut denganku…” Bisikan menenangkan dan kehangatan yang tentu dikenali Mae.“Daisy…” Mae hanya bisa mengucapkan itu, sementara Ash menariknya menjauh.“Aku tahu… sudah ada yang memanggil ambulance. Untukmu juga. Tenang…”Tapi tidak mungkin Mae tenang. Meski menahan sesak, ia berhasil mendorong Ash, dan berusaha mendekati Daisy.“Aku mau…. Daisy!” Mae menjerit sekuat tenaga, melawan tangan d
last updateLast Updated : 2024-06-19
Read more

Aku Akan Menurut Untuk Saat Ini

“Apa?!”Ash tidak peduli siapa, ia menjawab panggilan yang masuk ke ponselnya dengan kasar. Panggilan itu mengganggu. Akan lebih mudah kalau ia mematikannya, tapi Ash masih menunggu kabar dari Stone.“Apa kau baik-baik saja?”Ash mengernyit, lalu memeriksa layar ponsel untuk memastikan kalau pertanyaan itu dari ayahnya. Ternyata memang benar.“Apa kau baik-baik saja? Aku dengar ada pembunuhan!” Dean terdengar membentak, tidak sabar dengan lambatnya jawaban dari Ash.“Dari mana—Oh, Stone.” Ash ingat kalau Stone tidak lagi hanya bergerak sesuai permintaannya. Ia pasti melaporkan apa yang terjadi pada ayahnya.“Tidak penting dari mana! Apa kau baik-baik saja?!” Dean mengulang pertanyaan untuk ketiga kalinya. Meski masih bentakan, tapi ada nada memohon di sana.“Kau terdengar peduli.” Ash mendengus.“Karena aku peduli! Sialan!” Dean mengumpat kesal karena pertanyaan semudah itu saja bisa membuat mereka bertengkar.“Aku akan mengirim Louis. Pindahkan Mary dan kau ikut saja.” Dean akhirnya
last updateLast Updated : 2024-06-19
Read more

Aku Sudah Tahu Namanya

“Apa maksudmu tidak keduanya?!” Bentakan Monroe membuat Stewart memejamkan mata. Ketidakpuasan semacam itu bisa berakibat sangat panjang. Stewart berharap tidak ada akibat yang datang untuknya. Bagaimanapun ia hanya melaporkan keadaan.“Saya tidak melihat secara langsung tapi hanya satu korban yang tewas menurut berita yang beredar. Daisy Gardner, ia tidak akan bisa bersaksi lagi.”Stewart kembali mengeluh dalam hati karena laporan itu kembali membuat Monroe mengumpat amat panjang.“Aku ingin Mary juga mati! Apa susahnya? Siapapun yang kau sewa itu tidak becus bekerja!” Monroe mencaci maki lebih panjang lagi setelah itu. Daisy adalah sasaran ‘pesanan’ dari Carol, tapi Mae adalah sasaran utama untuk dirinya sendiri---untuk menutup kemungkinan Mae bicara tentang apa yang dilakukannya. Berita Mae selamat tentu membuat Monroe lebih marah.“Kau cari tahu dimana Mary dibawa dan kirim lagi orang untuk menyelesaikannya!” Monroe memberi perintah baru.“Saya sudah mencoba mengirim seseorang unt
last updateLast Updated : 2024-06-19
Read more

Aku Melihat Semuanya

“Sir, maaf. Tapi saya harus mengurus pemakaman dari Ms. Gardner juga. Saya harus menuliskan tempat dimana akan dimakamkan.” Louis bertanya dengan amat lirih, sementara Ash mengawasi dua perawat yang sedang melepaskan infus Mae.Mereka sudah sampai di manor milik ayahnya, dan Mae tidak memerlukannya lagi memang.“Bisakah nanti? Aku tidak tahu.” Ash tidak bisa membuat keputusan itu tanpa Mae.“Tentu. Kalau begitu saya akan meminta mereka menunggu. Saya sudah membawa jenazahnya ke St. Thomas, Anda tinggal menyebutkannya harus dibawa kemana.” Louis memberi keterangan lanjutan yang hanya dijawab Ash dengan anggukan, dan Louis berpamitan keluar dari kamarnya.Ash tidak tahu apakah harus setuju atau tidak dengan keputusan membawa Daisy ke St. Thomas—terdengar tidak nyaman mendengar Daisy dipindahkan begitu saja tanpa persetujuan. Tapi Ash perlahan menganggap kalau keputusan Louis itu ada benarnya. Lebih baik membawa Daisy keluar dari Bakewell. Tempat itu terkutuk. Ash sama sekali tidak perca
last updateLast Updated : 2024-06-19
Read more

Aku Melihatnya Tersenyum

Jantung Ash terasa mengkerut saat melihat jemari Mae bergerak. Ini pertama kali—dan mungkin untuk terakhir kali—ia berharap agar Mae tidak lekas membuka mata. Ia ingin Mae tidur lebih lama, lebih tenang karena alam mimpi sepertinya akan lebih indah dari kenyataan yang menunggu.“Hai.” Ash masih bisa menyisakan senyum, dan mengecup tangan Mae saat matanya mulai fokus. Ash ingin menyajikan kehangatan terlebih dulu.“Ash…” Mae bergumam, lalu menggosok wajahnya. Rasanya gatal dan tebal.“Jangan digaruk, nanti akan membekas. Gatalnya akan hilang setelah kau minum obat. Tapi mungkin perlu makan dulu.”Ash akan membahas apapun yang jauh dari Daisy, tapi tidak akan bertahan lama. Mae sudah mengernyit, mencoba mengingat hal apa yang membuatnya alerginya kambuh.“Daisy… mana… Kenapa kau di sini? Aku baik-baik saja! Kau seharusnya bersama Daisy.” Mae menyalahkan Ash yang memilih menemaninya. Ia menyibak selimut dan duduk, tapi kemudian bingung.“Aku dimana? Daisy dimana?” Mae merasa seharusnya ad
last updateLast Updated : 2024-06-20
Read more

Aku Tidak Mau yang Ini

Ash melirik saat melihat Louis dan satu orang anak buahnya mengikuti dari dekat begitu mereka turun dari mobil. Mereka tidak pernah berjarak lebih dari dua meter. Ash membenci kenyataan dimana ia pada akhirnya membutuhkan mereka.Bukan karena kedekatannya, tapi gentingnya situasi yang mengancam. Ash tadi sampai memeriksa gedung, pohon, atau titik manapun yang sekiranya akan dipakainya—atau Ian saat mengincar seseorang—sebelum turun. Ash tidak tahu seberapa besar sumber daya orang yang mengincar Mae, tapi mereka bisa ada di mana saja. Ash baru bisa lebih lega saat mereka sampai di dalam rumah sakit. Mae membisu. Ash tidak tahu apakah ini baik atau buruk, dan berharap ini langkah awal bagi Mae untuk bisa menerima kenyataan itu. Ash meragukan perkiraannya sendiri tapi, karena sepanjang perjalanan tadi, Mae terus bergumam kalau semua orang salah.Mae ingin mereka semua salah memang, tapi semakin mendekati tujuan, Mae semakin tidak bisa mengingkari kenyataan. Mae nyaris ingin marah saat
last updateLast Updated : 2024-06-20
Read more

Pesan Untuk Aku?

“Sir, ini barang-barang dari Ms. Gardner.”Louis menyerahkan box pada Ash. Mereka baru saja keluar dari kamar mayat dan Ash masih duduk menemani Mae di lorong rumah sakit yang sepi. Meski Mae belum sangat bisa diajak bicara, Ash sudah cukup bersyukur bisa membawanya keluar setelah membujuk sekian lama. Suhu ruangan itu sangat dingin, Mae akan semakin menggigil kalau berada di dalam terlalu lama.“Terima kasih.” Ash mengungkap terima kasihnya sepenuh hati karena sejak tadi Louis lebih punya inisiatif untuk melakukan sesuatu yang diperlukan. Termasuk menghasilkan teh hangat dan sandwich entah dari mana. Mae hanya menyentuh minumannya, belum bernafsu makan.Ash membuka kotak itu, dan lega karena hanya berisi tas Daisy dan isinya. Tidak ada pakaian berdarah atau lainnya. Mungkin sudah dibersihkan juga.“Kita akan membawanya pulang.” Ash meminta persetujuan.Mae melirik sekilas dan mengangguk. Matanya lalu kembali memandang tembok kosong kehijauan di depannya. Tidak menatap apapun, tidak a
last updateLast Updated : 2024-06-20
Read more

Aku Sengaja Menyimpannya

Ash hanya menggeleng tapi. Ia tidak bisa memberi tebakan sembarangan atas hal yang amat sensitif seperti itu.“Kita lihat dulu saja lanjutannya.” Ash menekan layar lagi untuk menjalankan video.‘Aku lega kau akan punya kehidupan yang cantik dan tenang. Semua ini—’ Daisy menunjuk sekitarnya.‘... amat indah. Aku bersyukur kau bisa menemukan kehidupan ini.’Daisy diam setelah itu, karena menahan air mata. ‘Aku lanjutkan nanti.’ Daisy mencoba tersenyum, lalu mematikan kamera.Mae menekan video yang lain dengan sembarangan, bernama ‘10’. Diambil di dapur, hari yang berbeda, memperlihatkan Mae yang sedang sibuk membuat kue.‘Aku benci kau bermanis-manis pada nenek sihir itu!’ Daisy menggerutu dengan keras, sementara Mae mendongak sambil menggeleng. ‘Jangan menyebutnya itu—well, aku setuju sebenarnya. Tapi jangan sejelas itu.'Mae ingat. Ia sedang berlatih membuat kue untuk Amy. Daisy memang sering mengeluhkan kalau Mae terlalu lunak pada Rowena. Momen itu salah satunya.Daisy bergeser memba
last updateLast Updated : 2024-06-20
Read more
PREV
1
...
2829303132
...
44
DMCA.com Protection Status