Share

Aku Ingin Bukti

Penulis: aisakurachan
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56
“Sir Monroe? Wah, ini kejutan.” Carol tidak bersandiwara. Ia memang terkejut melihat Monroe bersedia datang sendiri—dan secepat ini.

Saat mengajukan syarat itu, Carol mengira akan butuh berbulan-bulan sebelum ia muncul. Carol tahu Monroe selalu berhati-hati.

“Cut the crap! Kau ingin apa?!” Monroe tidak berminat pada basa-basi. Ia langsung duduk dan menunggu jawaban.

Pertemuan itu tidak terjadi di ruang penjengukan yang biasa, jadi tidak ada pembatas kaca anti pecah yang memisahkan mereka. Bob bisa mengatur pemakaian di ruang sipir, setelah kehilangan beberapa puluh ribu pound. Masih berbahaya tapi karena banyak orang yang melihat kedatangan Monroe tadi, tapi ini yang diinginkannya, Bob tidak bisa mencegah.

“Aku ingin berterima kasih atas bantuannya. Hal itu sangat berarti.” Carol tersenyum manis, dan duduk di hadapan Monroe.

Bantuan Stewart benar-benar mengubah keadaan secara drastis. Carol sudah tidak punya harapan awalnya, kini bisa menyusun rencana dengan rapi.

Carol sudah memulai
aisakurachan

uler ketemu uler sih

| 7
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (3)
goodnovel comment avatar
Yanti
boleh ketawa sebentar gak..wkwk blm buka bab selanjutnya semoga bab berikut bisa ketawa lebih lebar carol oh carol
goodnovel comment avatar
virnaputriberliani
setipe.. kayaknya mereka berjodoh utk masuk ke neraka.. wkakwk
goodnovel comment avatar
Marlyn E. R Moning
nikahin aja ka ai mrk berdua di penjara wkwkwk
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • SUGAR DADDY TERAKHIRKU   Aku Tidak Bodoh

    “Kau tidak punya? Apa kau gila?!” Monroe menggebrak meja dan berdiri.“Sebenar apapun fakta yang kau katakan, hal itu hanya akan menjadi gosip kalau tanpa bukti. Kau pikir bisa menyerang Dean hanya dengan gosip?!”Monroe marah. Antara mengutuk Carol yang berani memberinya pernyataan tanpa bukti, dan juga kebodohannya karena tidak menyimpan bukti untuk fakta sepenting itu.“Tapi ini benar. Anak itu ada dalam pengasuhan saya selama kurang lebih dua minggu sebelum Dean menjemputnya. Ia menyebutnya adopsi, tapi saya tahu kalau mereka ayah dan anak kandung. Saya mendengar sendiri. Anak itu marah karena Dean tidak peduli pada ibunya.”Saat Carol mendengar pertengkaran antara Dean dan Ash, ia tidak merasa kenyataan itu penting. Tapi seiring waktu, Carol tahu kalau fakta itu penting dan menyimpannya baik-baik.“Mana buktinya?! Jangan naif! Kau pikir orang akan percaya saat seorang napi yang dipenjara atas penipuan mengatakan itu?” Monroe hampir menyemburkan ludah saat menunjuk pada Carol.“Tap

  • SUGAR DADDY TERAKHIRKU   Aku Tidak Peduli

    “Mae, kau tidak tidur semalaman. Berhentilah. Mereka bisa mengerjakannya.” Ian membujuk saat melihat Mae mengangkut semua box besar ke dalam mobil bersama karyawannya. Mereka mendapat waktu tidur lumayan, sekitar empat jam, tapi Mae tetap hidup di masa itu. Ia menyelesaikan pesanan sendiri.“Kau tidak akan mati oleh ancaman itu, tapi akan mati kelelahan. Sama saja akhirnya!” Bujukan Ian langsung kehilangan keramahan pada percobaan kedua.“Kalau ada di sini dan terus berisik, lebih baik pergi saja!” desis Mae, dengan tatapan tajam. Ia sudah mengusir Ian sejak semalam dan belum berhasil. Mae pada akhirnya mengabaikan keberadaannya, tapi tentu menjadi sulit kalau sejak tadi Ian terus bicara tanpa henti.“Kau akan mengusir dengan cara apa? Kau ingin melawanku?” Ian mengangkat kedua tangannya, menyuruh Mae menyerangnya kalau bisa.Setelah cara halus membujuk tidak berhasil, Ian memakai cara keras kepala untuk bertahan disana. Pada akhirnya Mae juga tidak bisa melakukan apapun.Mae hanya m

  • SUGAR DADDY TERAKHIRKU   Aku Sudah Tahu, Tapi...

    “Aku tidak meminta! Aku tidak menyuruh—”“Mungkin, tapi justru itu yang seharusnya membuatmu lebih menghargainya! Saat semua orang di dunia ini tidak ada yang cukup peduli padamu, dia yang datang dan menerimamu!” Ganti Ian yang kini menunjuk dan membuat Mae terdiam.“Ash menerima dirimu bahkan sebelum tahu seperti apa keadaanmu yang sebenarnya. Ash tetap mengulurkan tangan dan memilih untuk menolongmu disaat semua orang di dunia ini mencaci apa yang kau lakukan, Mae. Kau lupa?”“Aku tidak lupa, tapi aku mempertanyakan semua niatnya saat ini!” Mae ingin terus marah, tapi nyatanya tidak mampu. Suaranya bergetar terpengaruh tangis yang tertahan sejak kemarin.“Niat apa lagi yang kau pertanyakan? He’ll die for you if you ask!” (Dia akan mati untukmu kalau kau meminta)“He lied to me!” (Dia berbohong padaku!)“So what? Aku tidak tahu kebohongan itu tentang apa, tapi aku seratus persen yakin kebohongan itu ada karena Ash merasa itu yang terbaik untukmu. Kebohongan itu ada mungkin karena ia t

  • SUGAR DADDY TERAKHIRKU   Aku Masih Hidup

    Mae masih lumpuh, dan hanya ingin berteriak saat melihat Ian terus memanggil nama Ash dan memompa dadanya.“ASH! Jawab aku!” Ian berteriak berulang kali.“Tidak boleh…” Mae merayap, berusaha mendekat dengan sisa tekad yang ada di tubuhnya. Ia harus melihatnya. Ia harus memastikan kalau Ash tidak meninggalkannya juga seperti Daisy.Tapi wajah Ash juga pucat—matanya juga memejam, hanya bergerak karena tangan Ian yang tidak kenal lelah terus menekan, seperti berusaha untuk mematahkan tulang rusuknya.Mae sudah dekat, tapi tangannya kini melayang terhenti di udara, tidak sanggup menyentuh, karena takut akan menemukan rasa dingin seperti saat menyentuh Daisy. Dingin yang kosong.“Ash—”Suara batuk dan tersedak membuat waktu kembali berjalan, membuat Mae akhirnya bisa bernapas lagi, dan Ian berhenti memompa dan jatuh terduduk dengan lega.“Fuck man! Kau membuatku takut!” Ian meremas dadanya sendiri agar jantungnya yang menderu lebih tenang.Ash hidup, tampak berusaha bernapas, sementara meng

  • SUGAR DADDY TERAKHIRKU   Apa Aku Akan Mendapat Masalah?

    “Just lay down! What’s wrong with you?!” (Berbaring saja! Kau itu kenapa?!)Ian mengomel karena melihat Ash duduk, bukannya berbaring di ranjang seperti yang seharusnya. Ia tadi keluar hanya untuk mencari minuman—idak sampai lima menit, dan Ash sudah melanggar perintah dokter.“Tidak ada yang patah.” Ash ikut mendengar saat dokter menjelaskan keadaannya tadi, dan memang tidak seburuk dugaan.“Retak! Apa kau pikir rusuk retak adalah lelucon?! Kau beruntung pria itu sudah mati dan injakannya pada pedal gas sudah berkurang, tapi kau tetap tertabrak! Kau hampir mati tadi! Aku yang hampir gila mencoba membuatmu tetap hidup! Kau ingin membuang semua usahaku itu? Kau tidak merasa menyesal atau—”“Aku hanya duduk, bukan berlari mengitari dunia. Aku tidak akan mati hanya karena duduk.” Ash mendengus dengan amat keras sampai seluruh udara di paru-parunya keluar rasanya. Omelan Ian itu berlebihan.“Tapi tidak menghapus keadaan kau hampir mati! Kau tidak bernapas!” Ian menuding dengan wajah jengke

  • SUGAR DADDY TERAKHIRKU   Aku Tidak Malu

    “Kau… sudah bisa duduk?” Dean antara ingin marah, tapi lega juga melihat Ash bisa duduk.“Well, yeah. It’s not that bad.” (Tidak terlalu buruk)Ash melirik Ian, mengira kalau yang mengabarkan pada ayahnya adalah Ian, dan ingin tahu apa yang dikatakannya sampai Dean menjadi panik seperti itu.Ian menggeleng. Selain Stone, Ian tidak mengabarkan pada siapapun jadi bukan dirinya yang bertanggung jawab atas kepanikan itu.“Tapi katanya ada yang mati, dan buruk. Sampai ada mobil yang hancur!” Dean membayangkan yang terburuk karena detail yang simpang siur rupanya.“Hmm… Saya menyebut kalau yang meninggal adalah pelaku, dan mobil yang tertabrak adalah mobil pelaku juga. Apa mungkin kurang jelas?” Stone yang rupanya mengabarkan pada Brad, tapi tidak merasa melakukan kesalahan karena hanya menyampaikan keadaan yang sebenarnya. Ash memang terluka, tapi yang meninggal dan mobilnya hancur bukan Ash.“Wait…wait!” Dean tampak menarik napas dan berpegangan pada meja yang ada di dekat pintu. Untuk me

  • SUGAR DADDY TERAKHIRKU   Maafkan Aku

    “Ro…”“Kau menyebut ada yang mati!” Rowena marah setelah itu. Sepertinya maaf tadi adalah sekilas lalu karena terhanyut perasaan.“Ya, aku salah menyimpulkan karena panik. Maaf… maafkan aku.” Dean kurang lebih mengabarkan pada Rowena versi berita yang berdasar kepanikan, maka Rowena juga mendengar kabar buruk akhirnya.“Maaf.” Dean mengelus rambut Rowena.“Did you just cry for me?” (Apa kau menangis untukku?)Ash sendiri bahkan tersentak. Ia tidak bermaksud mengucapkan pertanyaan itu dengan keras, hanya pertanyaan yang terlintas di benaknya karena heran Rowena bisa menjadi berantakan dan panik juga setelah mendengar kabar ngawur tentang keadaannya.“Kau ingin aku tertawa? Kau ingin aku merayakannya?”Lalu lebih terkejut lagi saat Rowena menanggapi. Bahkan Dean melepaskan pelukannya dengan wajah heran melihat istrinya bersedia menanggapi. “Yeah… Kau seharusnya gembira kalau aku mati.” Ash meneruskan karena sudah terlanjur.“Sepicik itukah kau menilaiku? Aku pernah melakukan apa padamu?

  • SUGAR DADDY TERAKHIRKU   Aku Ingin Menghentikannya

    Bukan hanya air mata, tubuh Rowena juga perlahan luruh saat isakannya semakin keras.“Ro!” Dean menangkap pinggang Rowena, dan membantunya duduk, lalu menyerahkan sapu tangan yang ada di kantong jasnya. Rowena memakai sapu tangan itu untuk menutupi wajah dan terus terisak disana. “Aku tidak tahu akan menjadi seperti itu… Aku tidak bermaksud…sejauh itu…”Rowena bergumam berulang kali, tapi hanya dirinya yang mengerti. Yang lain hanya mendengar isakan yang membingungkan.“Ro, kami tidak mengerti.” Dean berlutut di depannya, ikut membantu menghapus air matanya. “Aku juga tidak mengerti.” Dean yang biasanya paling tahu apa yang ada dalam pikiran Rowena, bahkan tanpa perlu dikatakan, tapi kali ini tidak bisa menebak.“Aku tidak tahu kalau akan menjadi seperti itu…” Rowena mendongak lagi, menatap Mae. Ia yang paling harus mengerti apa yang dikatakannya.“Aku tidak bermaksud membuat hidupmu menjadi neraka—tidak sampai…”“Lalu kenapa? Tebakan terbaik yang bisa aku simpulkan sejauh ini adalah

Bab terbaru

  • SUGAR DADDY TERAKHIRKU   Extra 65 - Kau Ada di Tempat Sempurna

    “Di sini saja, lebih teduh.” Rowena menunjuk kursi di sebelahnya. Dean juga mengangguk setuju.Seluruh plot kursi taman itu sebenarnya ada di bawah pohon paling besar yang ada di taman rumah, tapi karena posisi matahari, ada bagian yang masih tersiram cahaya.Mae sebenarnya tidak keberatan mendapat siraman matahari setelah beberapa hari berada di rumah sakit, tapi ia masih ingat bagaimana nasib orang yang kali terakhir berdebat dengan Rowena—diusir, karenanya sekarang Mae memilih menurut dan duduk dengan manis di sampingnya.“Kau sudah tidak sakit?” tanya Amy yang sudah duduk dan kini menyerahkan satu cookies dari meja. Bukan buatan Mae tapi. Ia belum boleh mendekati dapur—atau melakukan apapun.“Tentu saja. Dokter tidak mungkin mengizinkan aku pulang kalau belum.” Mae melirik Ash yang juga sudah duduk di sampingnya. Orang yang tidak mungkin mengizinkan Mae pulang sebelum dokter memastikan tidak ada yang salah dari tubuhnya.Untung saja Mae kemarin berhasil membuat dokter itu merahasia

  • SUGAR DADDY TERAKHIRKU   Extra 64 - Kau yang Salah

    “Mae? Ada apa?”Jeritan itu tentu saja menarik perhatian Rowena, dan juga beberapa orang tamu yang bersamanya. “Mae, hentikan!” Rowena menyambar kran wastafel dan mematikannya. Ia lalu menyambar tisu dapur dan mengulurkannya untuk wanita yang kini tersedak dan terbatuk itu.“Lady Jane? Apa Anda baik-baik saja?” tanya Rowena, sambil membantu mengusap air dari wajahnya.Mae yang masih berdiri di situ sedikit menjauh. Mengeluh saat mendengar Rowena memanggilnya lady. Itu berarti Jane ini berasal dari kalangan bangsawan yang sama dengan Rowena. Ia menyombong karena tahu kedudukannya kurang lebih sama dengan Rowena.“Tidak! Wanita ini menyerangku!” Jane menuding ke arah Mae, segera begitu batuknya terhenti.“Mae? Apa—”“Pelayan ini kurang ajar. Kau harus memberinya pelajaran etika!” Jane mengadu tanpa memberi kesempatan Rowena untuk bertanya pada Mae.“Siapa? Pelayan yang mana?” Rowena bingung memandang sekitar, mengira ada orang lain yang terlibat.“Ini!” Jane menuding Mae dengan lebih je

  • SUGAR DADDY TERAKHIRKU   Extra 63 - Kau Tidak Sopan

    “Aku saja yang membawa.” Mae mengambil alih piring besar berisi potongan kue yang sudah diatur rapi olehnya dari tangan pelayan. Ini karena memang jumlah orang yang membawa kurang. Mae membantu agar pekerjaan mereka cepat selesaiAcara makan sudah dimulai sejak dua jam lalu, dan kini saatnya dessert yang dihidangkan. Semua tamu ribut bicara dan menertawakan entah apa. Mereka sudah tidak lagi duduk, tapi berdiri berkelompok masing-masing. Beberapa mengerumuni Rowena sebagai tuan rumah untuk berterima kasih.“Mae.” Rowena menghentikan langkah Mae dengan meraih lengannya saat ia lewat untuk kembali ke dapur.“Kau tidak perlu bekerja lagi.” Kalimat Rowena itu terdengar seperti kalimat pemecatan, tapi Mae sudah menghapal kalau tujuan Rowena bukan itu. “Kau tidak terlihat baik-baik saja.”Kalimat Rowena yang menyusul berikut menjelaskan niatnya dengan lebih baik. Rowena sedang mengkhawatirkan keadaan Mae.“Ya, setelah ini aku akan beristirahat.” Mae tersenyum menenangkan, lalu meneruskan l

  • SUGAR DADDY TERAKHIRKU   Extra 62 - Kau Disini?

    “Karena itu kalian bisa melapor pada—Oh? Sir.” Louis mengangguk saat melihat Ash mendekat.Tapi ia paham kenapa dan langsung bergeser, memperlihatkan sosok yang berdiri di sampingnya, lalu melanjutkan briefing. Tidak berkomentar saat Ash menarik kerah jas Ian, yang tentu saja sedang tersenyum lebar.“What the fuck are you doing here?” geram Ash, setelah mereka sampai di taman yang sepi, tidak termasuk area yang dipakai untuk menjamu tamu.“Tolonglah jangan banyak mengumpat. Untung saja tidak ada toples di sini—Oh, apa aku perlu menghitung berapa umpatan yang kau ucapkan? Jadi bisa membayar nanti?” Ian menepuk bahu Ash perlahan, menangkan sekaligus menikmati reaksinya. Ian memang sengaja tidak mengatakan apapun agar bisa menikmati reaksi itu.“Apa yang kau lakukan di sini?!” Ash mendesis sambil menatap Ian dari atas sampai ke bawah. Jas itu sangat baru, juga pin yang tersemat di dadanya—menandakan ia anggota RaSp.“Apa kau menyamar? Ada pekerjaan yang membuatmu harus menyamar di sini?

  • SUGAR DADDY TERAKHIRKU   Extra 61 - Kau Juga Melihatnya?

    “Itu cara berpamitan yang unik.”Mae menggelengkan kepala dan tertawa. Sejenak meninggalkan spuit yang dipakainya untuk menghias cupcake untuk menatap Ash.Ia baru saja menceritakan keributan yang terjadi malam kemarin saat ayah Serena datang menjemput. Ash baru bisa menceritakannya sekarang, karena kesibukan Mae memang hampir tanpa henti. Tamu yang dimaksud Rowena tidak hanya berlangsung sehari, tapi datang bergilir selama dua hari ini. Ia menjamu para istri dari orang-orang berpengaruh yang kemarin mendukung dan berkontribusi pada kemenangan Dean. Sedikit membalas budi.Karenanya Mae juga memperlakukan pekerjaan itu dengan lebih serius. Ia tidak boleh mengacau.“Unik, tapi yang pasti aku bersyukur dia sudah kembali. Aku lelah dengan drama gila mereka.” Ash menghela napas sambil mengulurkan tangan—berusaha mencolek krim berwarna hijau yang disiapkan Mae.Tentu saja Mae mencekal lengan itu. Mae tidak mungkin mengizinkan ada yang menyentuh adonannya dengan tangan yang tidak jelas keber

  • SUGAR DADDY TERAKHIRKU   Extra 60 - Kau Akan Selalu Menjadi Tuan Putri

    “Serena?”Ian menggoyangkan bahu Serena, cukup keras, dan masih tidak bergerak. Ian berencana memakai ponsel untuk menyuarakan alarm, tapi sepertinya percuma.Suara bentakan yang dikeluarkan Val tadi kerasnya melebihi alarm dan tidak mengganggu Serena. “Tuan Putri!”Ian akhirnya berseru agak keras dan mengguncang kedua bahu Serena. Baru setelahnya mendapat respon.“Lima menit lagi, Mom.” Gumaman yang kurang lebih menjelaskan kalau ia masih bermimpi.“I'm not your Mom, so please wake up. She's waiting for you.” (Aku bukan ibumu, jadi bangunlah. Dia menunggumu)Ian berbisik di telinganya, hampir tidak bisa menahan tawa saat melihat bagaimana mata Serena membuka lebar dengan tiba-tiba. Ia langsung berbalik mencari siapa yang berbicara padanya, dan menemukan Ian berbaring di sampingnya sambil menopang kepala menahan tawa.“Bangun tidur pun kau tampak mempesona, Tuan Putri. Hamba puas melihatnya,” kata Ian.“Just cut the crap! Apa maksudmu Ibuku menunggu?” Informasi itu masih diingat ole

  • SUGAR DADDY TERAKHIRKU   Extra 59 - Kau Tidak Bisa Membunuhku

    “Miss, ada tamu untuk Anda.” Louis dengan sopan mengetuk pintu kamar Serena.“Lebih keras lagi. Dia tidak akan terbangun kalau kau mengetuk selembut itu.” Val menyarankan karena tahu kebiasaan Serena. Biasanya hanya gempa yang bisa membangunkannyaLouis mengangguk dan mengetuk lebih keras lagi. “Miss?” Pintu itu terbuka, tapi yang muncul adalah Ian. “Kau mau apa?” Ian separuh membentak dengan wajah jengkel.Tapi hanya bertahan satu detik, karena wajah itu terhantam oleh kepalan tangan Val setelahnya. Ian tidak mungkin menghindar dan nyaris terpelanting.Dengan gerakan yang terlatih, Ian langsung menegakkan tubuh dan melayangkan tendangan balasan pada siapapun yang menyerangnya. Tapi kakinya berhasil ditepis dan saat itu Ian akhirnya melihat mata amat biru yang sekarang menjadi mimpi buruknya.“Oh, shit!” makinya, sambil menurunkan tangan—membatalkan serangan, tapi tetap waspada dan bergerak menghindar saat Val menggembor marah dan melayangkan pukulan lain.“Dasar setan!” Val berseru d

  • SUGAR DADDY TERAKHIRKU   Extra 58 - Kau Datang Sekarang?

    “Aku bilang jangan berpikir ke arah sana!” sergah Serena, sambil mengibaskan rambut dan tengkuknya kembali tertutup.“Oh…” Ian tentu saja kecewa, tapi tidak bisa lama. Saat Serena mengangkat sepuluh jarinya, ia langsung paham masalahnya apa. “Kau tidak bisa membukanya.” Serena berbalik sambil mengangguk. Masih ada sisa pink di wajahnya tapi tidak lagi amat merah. “Aku tidak bisa memaksa membuka ini. Aku perlu sembuh cepat. Harus latihan.” Serena menunjukkan perbannya lagi. Ia bisa memaksakan untuk membuka perban itu, tapi khawatir akan memperburuk lukanya. Serena membutuhkan tangan itu untuk berlatih sebentar lagi.“Seharusnya kau mengatakannya sejak tadi. Aku akan membantu. Ini mudah.” Ian memutar tangannya. Isyarat agar Serena kembali berbalik memunggunginya.“Aku akan meminta bantuan Mae kalau dia tidak sibuk!” cetus Serena. Masih ingin menegaskan kalau Ian adalah pilihan terakhir.“Itu tidak akan seru. Seharusnya kau langsung datang padaku. Masalahnya akan cepat selesai.” Ian te

  • SUGAR DADDY TERAKHIRKU   Extra 57 - Kau Jangan Berpikir yang Aneh

    “Kenapa susah sekali!” Serena mengeluh karena jarinya tidak bisa menyentuh zipper yang sebenarnya mudah.Kalau bisa melepaskan kuncian, Serena bisa mendorong turun, tapi gerakan sederhana itu sangat membutuhkan jari. Serena menghela napas. Menyerah, ia memerlukan bantuan.Serena bisa saja melewatkan mandi, tapi tetap ingin mengganti baju. Ia sudah memakainya seharian berkeliling.Serena keluar dari kamar—mencari Mae, tapi belum sampai di kamarnya, Serena sudah melihat Mae berlari kecil ke arah dapur. Serena mengintip, dan terlihat Mae—dibantu beberapa orang pelayan yang memang bekerja di rumah itu sedang sibuk menyiapkan kue.Mae tadi hanya keluar sebentar, kini melanjutkan pekerjaannya menggiling adonan croissant berwarna merah yang harus dilipat berulang kali. Bukan saat yang tepat untuk meminta bantuan, karena Serena perlu membawa Mae ke kamar. Tidak mungkin ia membuka bajunya di dapur.“Ian ada di sana—belum pulang. Menerima panggilan.”Ash yang berusaha membantu Mae—dengan menga

DMCA.com Protection Status