Beranda / Pernikahan / SUGAR DADDY TERAKHIRKU / Aku Ingin Menghentikannya

Share

Aku Ingin Menghentikannya

Penulis: aisakurachan
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56
Bukan hanya air mata, tubuh Rowena juga perlahan luruh saat isakannya semakin keras.

“Ro!” Dean menangkap pinggang Rowena, dan membantunya duduk, lalu menyerahkan sapu tangan yang ada di kantong jasnya. Rowena memakai sapu tangan itu untuk menutupi wajah dan terus terisak disana.

“Aku tidak tahu akan menjadi seperti itu… Aku tidak bermaksud…sejauh itu…”

Rowena bergumam berulang kali, tapi hanya dirinya yang mengerti. Yang lain hanya mendengar isakan yang membingungkan.

“Ro, kami tidak mengerti.” Dean berlutut di depannya, ikut membantu menghapus air matanya. “Aku juga tidak mengerti.” Dean yang biasanya paling tahu apa yang ada dalam pikiran Rowena, bahkan tanpa perlu dikatakan, tapi kali ini tidak bisa menebak.

“Aku tidak tahu kalau akan menjadi seperti itu…” Rowena mendongak lagi, menatap Mae. Ia yang paling harus mengerti apa yang dikatakannya.

“Aku tidak bermaksud membuat hidupmu menjadi neraka—tidak sampai…”

“Lalu kenapa? Tebakan terbaik yang bisa aku simpulkan sejauh ini adalah
aisakurachan

Ro yang tahu banget Carol bejat sejak awal malah :))

| 7
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Shantymufa
Ro bener2 sayang sama ash ya.. tulus banget walau diem dieman..
goodnovel comment avatar
Yanti
oooo ternyata begitu ceritanya. terlanjur suudzon lho sama ro, ternyata dia baik walaupun efeknya jadi buruk. ckckck carol oh carol
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • SUGAR DADDY TERAKHIRKU   Aku Kehilangan Banyak Hal

    “Kenapa kau tidak mengatakan apapun padaku, Ro?” Dean menggenggam tangan Rowena.“Aku tidak menyalahkan, tapi kau tidak perlu menyangga masalah itu sendiri. Kita bisa—”“Aku takut,” bisik Rowena lirih. “Kebakaran itu membuatku takut.”Awalnya Rowena berniat untuk menceritakan semua itu pada Dean, tapi ketika akibatnya tampak keterlaluan, Rowena tidak lagi punya keberanian, dan memilih untuk menyimpannya.“Kau baru saja melangkah, bagaimana kalau masalahnya menjadi besar? Maka aku diam dan menyimpannya. Membiarkan Edward menyelesaikan rencananya.” Pandangan Rowena tampak kosong sekarang. Pilihan itu sulit, tapi kala itu terlihat paling benar.Dean saat itu sedang sangat sibuk, partainya pertama kali memenangkan pemilu—pertama kali dirinya diangkat menjadi perdana menteri.Rowena tidak ingin merusak momen itu, dan memang semua selesai seperti perkiraan Edward. Carol tidak pernah lagi berani untuk mengulang pemerasan itu—dan sudah tidak bisa karena buktinya tidak ada.Dean menghela napas

  • SUGAR DADDY TERAKHIRKU   Aku Ingin Berkorban Juga

    “Kau tidak perlu melakukannya,” kata Ash, sambil bergeser dan kembali berbaring.Setelah melihat keadaan Mae yang baik-baik saja, tubuhnya tiba-tiba kembali bisa merasakan sakit—atau mungkin memang pengaruh obat pereda nyeri yang mulai hilang.“Melakukan yang mana?” Mae menarik kursi dan duduk di samping ranjang Ash. “Memaafkannya—Rowena. Kau tidak harus memahami dan menerima apa yang dilakukannya.”Ash memandang Mae dan lega karena matanya tidak menghindar. Ia bisa kembali menatap mata Mae yang kemarin tidak mau memandangnya.“Rowena—dan aku juga, tidak akan mengerti penderitaan yang kau alami saat itu. Jadi kau tidak perlu memaksakan diri untuk mengerti apa yang dilakukannya.”Ash mengernyit karena rusuknya terasa menusuk saat menghela napas.“Aku pun ikut andil. Mungkin kalau saat itu aku tidak mendekati Carol—membiarkan kalian lewat saja, Carol tidak akan punya pikiran—”“Sejak kapan kita harus bertanggung jawab atas sesuatu yang diluar jangkauan?” sela Mae. Tidak mungkin ia ingin

  • SUGAR DADDY TERAKHIRKU   Aku Juga Merindukanmu

    Tidak mungkin setelah itu Ash akan mengatakan tidak perlu. Ia ingat Mae selalu menyebut keinginan agar dirinya berdamai dengan Rowena, dan itu tidak berubah. Apapun itu, Rowena saat ini keluarganya. Ia memang melindunginya.“Kau sudah banyak melakukan hal untukku. Aku ingin melakukan sesuatu untukmu juga,” kata Mae, sambil menempelkan tangan Ash ke pipinya.Omelan Ian menyebalkan, tapi membuat Mae menyadari hal yang sudah lama dilupakannya. Ash yang selalu memberi apapun untuknya. Tidak ada apapun yang tidak akan diberikan Ash untuknya. “Aku serius saat mengatakan kau harus lebih sering bicara dengannya. Dan terbukti lagi tadi. Rowena tidak sempurna, tapi bukan buruk. Ini normal, semua orang seperti itu.”Mae tidak pernah berpikir akan ada masa dimana ia membela Rowena, tapi ia hanya ingin adil. Lebih mudah mendendam seperti yang diinginkan Ash tapi Mae tidak ingin mengaburkan usaha keras Rowena selama ini.“Kalian bukan keluarga manis sempurna yang selama ini dilihat orang, tapi buk

  • SUGAR DADDY TERAKHIRKU   Aku Akan Menemuinya

    “Maaf mengganggu, Sir. Tapi Inspektur Stone masih menunggu Anda.”Brad melapor pada Dean yang baru saja keluar dari kamarnya. Penampilannya sudah tidak lagi licin seperti biasa. Ia tertidur saat berusaha menenangkan Rowena “Rajin sekali.” Dean mengeluh. Kalau bisa ia memilih tidur lagi sebenarnya, tapi tidak mungkin saat ada masalah menumpuk yang mengintai.“Lalu Kelly melaporkan kalau Carol Jobs menghubungi kantor Anda lagi, berulang kali.” Brad melanjutkan laporannya.Dean melirik ke arah jam. “Tidakkah penjara punya peraturan? Bagaimana bisa ia menghubungi berulang kali seperti itu?” Ia heran Carol terdengar terlalu bebas.“Mungkin menyuap atau yang seperti itu?” Brad juga hanya bisa memberi tebakan. Ia belum pernah masuk penjara.“Apa yang diinginkannya?” Dean bergumam sambil menarik lepas dasi yang sudah bergantung miring di leher, dan melemparnya ke kursi kerja.Stone berdiri saat melihatnya masuk. “Maaf mengganggu Anda sampai malam,” katanya.“Aku tahu alasanmu bagus, jadi lupa

  • SUGAR DADDY TERAKHIRKU   Aku Tidak Tahu Akan Ada Yang Mendengar

    “Aku ingin marah, tapi ya sudahlah. Kau memang tidak akan pernah mendengar keberatan maupun nasehat dariku,” keluh Ian.“Apa juga yang membuatmu berpikir aku akan mendengar nasehat dan keberatan darimu? Kau bukan ibuku!” desis Ash, sambil menampar kepala Ian yang muncul di bagian atas kursi kemudi.Ian mengantarnya pulang dari rumah sakit, tapi Ash tidak akan berterima kasih kalau pertolongannya dibarengi dengan omelan yang menyebalkan.“AW!” Ian mengeluh sambil mengusap kepalanya.“Tapi mungkin Ian ibu pengganti yang cocok untukmu. Perhatiannya padamu memang seperti seorang ibu,” sahut Mae, yang juga duduk di belakang—di samping Ash.“STOP IT! Sudah cukup aku menjadi supir kalian hari ini. Jangan menambah peran menjadi ibu juga!” sergah Ian, sambil membelokkan mobil ke gerbang mansion lalu membuka jendela agar terlihat oleh bodyguard yang langsung mengenali dan membuka gerbang.“Aku juga tidak mau. Siapa juga yang mau punya ibu laknat sepertinya?” Ash menggeleng juga.“Laknat? Aku sud

  • SUGAR DADDY TERAKHIRKU   Aku Rasa Ini Tidak Buruk

    “Ya, kami tahu keadaan masih berbahaya. Kami juga tidak mencoba kembali ke Reading,” kata Ash, dengan tenang.“Good.” Rowena kembali mengangkat buku dan membaca. Pembicaraan pendek yang canggung.Mae menyenggol lengan Ash. Ia lega Rowena tampak tidak peduli atas penilain tentang rumahnya, dan menyuruh Ash untuk bertanya atau memulai pembicaraan.Memulai hal yang sebelum ini tidak pernah dilakukannya—menormalkan hubungan diantara mereka.“Mmm… Kau tidak pergi kemanapun hari ini?” tanya Ash, memaksakan diri, dan menurutnya pertanyaan itu pantas.Rowena menurunkan bukunya lagi, dengan wajah bingung. “Kau bertanya padaku?”Sangat langka, sampai ia tidak percaya.“Well, yeah. Obviously.” (Sudah jelas)Ash menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, menyembunyikan kecewa karena usahanya untuk tidak menjadi canggung, malah tidak dimengerti.“Oh…” Rowena masih berwajah tidak percaya, tapi mencoba menjawab. “Dean—menyuruhku beristirahat. Agak tidak sehat.”“Ah, benar. Jay mengatakan kau tidak bisa m

  • SUGAR DADDY TERAKHIRKU   Aku Malah Jijik

    “Kau kurus.” Dean berkomentar dengan jujur saat melihat Carol masuk. Dean tidak memakai ruangan sipir, tapi menyamarkan kunjungannya sebagai pengacara. Brad punya cukup waktu untuk menyiapkan surat-suratnya.Memang agak lebih repot karena Dean sampai harus memakai masker dan kacamata untuk menyembunyikan diri, tapi lebih aman. Kalau sampai Stone bisa melaporkan siapa yang ditemui Carol, maka bisa jadi Randall akan mendapat laporan juga.“Anda terlihat tampan, seperti yang saya ingat dua puluh tahun lalu.” Carol tersenyum manis dan duduk dihadapan Dean.“Apa kau memakai parfum?” tanya Dean. Hidungnya tidak amat sensitif, tapi mustahil mengabaikan aroma menusuk yang dihamburkan Carol saat ia bergerak.“Oh… Salah satu teman sel saya meminjamkannya. Saya ingin memberi kesan baik. Bagaimanapun saya akan bertemu dengan tokoh terhormat hari ini.” Carol tampak menyelipkan rambut ikalnya yang kelabu ke belakang telinga.Mata Dean langsung menyipit. Ia tidak ingin berpikir sejauh itu, tapi gera

  • SUGAR DADDY TERAKHIRKU   Aku yang Menang

    “Ulangi.” Dean meminta pengulangan bukan tidak paham, tapi mengulur waktu agar bisa berpikir.“Mungkin ini sedikit mengejutkan untuk Anda dan tidak masuk akal, tapi percayalah. Saya punya informasi yang bisa menjatuhkan Sir Monroe.”Carol lalu tampak menunduk lagi dan menangis.“Saya bukan ingin berniat buruk atau mengadu. Tapi saya ingin sedikit keadilan untuk salah satu anak asuh saya yang tersakiti. Sir Monroe telah melakukan hal yang buruk kepadanya. Dulu kami tidak bisa melakukan apapun karena kekuasaannya, karena itu saya meminta tolong pada Anda, agar anak asuh saya ini mendapat keadilan.”Dean sampai berpura-pura batuk karena harus menutupi tawa tergelak. Usaha Carol untuk membuat dirinya tampak mulia tentulah pernyataan yang paling menggelikan diantara semua yang dilakukan Carol sejak tadi.Carol berusaha memperbaiki karakternya dengan menjadi tidak egois, dan menyebut kalau apa yang dilakukannya saat ini untuk orang lain.“Anak asuh ini—”“Namanya Mary Gardner. Dia sekarang

Bab terbaru

  • SUGAR DADDY TERAKHIRKU   Extra 65 - Kau Ada di Tempat Sempurna

    “Di sini saja, lebih teduh.” Rowena menunjuk kursi di sebelahnya. Dean juga mengangguk setuju.Seluruh plot kursi taman itu sebenarnya ada di bawah pohon paling besar yang ada di taman rumah, tapi karena posisi matahari, ada bagian yang masih tersiram cahaya.Mae sebenarnya tidak keberatan mendapat siraman matahari setelah beberapa hari berada di rumah sakit, tapi ia masih ingat bagaimana nasib orang yang kali terakhir berdebat dengan Rowena—diusir, karenanya sekarang Mae memilih menurut dan duduk dengan manis di sampingnya.“Kau sudah tidak sakit?” tanya Amy yang sudah duduk dan kini menyerahkan satu cookies dari meja. Bukan buatan Mae tapi. Ia belum boleh mendekati dapur—atau melakukan apapun.“Tentu saja. Dokter tidak mungkin mengizinkan aku pulang kalau belum.” Mae melirik Ash yang juga sudah duduk di sampingnya. Orang yang tidak mungkin mengizinkan Mae pulang sebelum dokter memastikan tidak ada yang salah dari tubuhnya.Untung saja Mae kemarin berhasil membuat dokter itu merahasia

  • SUGAR DADDY TERAKHIRKU   Extra 64 - Kau yang Salah

    “Mae? Ada apa?”Jeritan itu tentu saja menarik perhatian Rowena, dan juga beberapa orang tamu yang bersamanya. “Mae, hentikan!” Rowena menyambar kran wastafel dan mematikannya. Ia lalu menyambar tisu dapur dan mengulurkannya untuk wanita yang kini tersedak dan terbatuk itu.“Lady Jane? Apa Anda baik-baik saja?” tanya Rowena, sambil membantu mengusap air dari wajahnya.Mae yang masih berdiri di situ sedikit menjauh. Mengeluh saat mendengar Rowena memanggilnya lady. Itu berarti Jane ini berasal dari kalangan bangsawan yang sama dengan Rowena. Ia menyombong karena tahu kedudukannya kurang lebih sama dengan Rowena.“Tidak! Wanita ini menyerangku!” Jane menuding ke arah Mae, segera begitu batuknya terhenti.“Mae? Apa—”“Pelayan ini kurang ajar. Kau harus memberinya pelajaran etika!” Jane mengadu tanpa memberi kesempatan Rowena untuk bertanya pada Mae.“Siapa? Pelayan yang mana?” Rowena bingung memandang sekitar, mengira ada orang lain yang terlibat.“Ini!” Jane menuding Mae dengan lebih je

  • SUGAR DADDY TERAKHIRKU   Extra 63 - Kau Tidak Sopan

    “Aku saja yang membawa.” Mae mengambil alih piring besar berisi potongan kue yang sudah diatur rapi olehnya dari tangan pelayan. Ini karena memang jumlah orang yang membawa kurang. Mae membantu agar pekerjaan mereka cepat selesaiAcara makan sudah dimulai sejak dua jam lalu, dan kini saatnya dessert yang dihidangkan. Semua tamu ribut bicara dan menertawakan entah apa. Mereka sudah tidak lagi duduk, tapi berdiri berkelompok masing-masing. Beberapa mengerumuni Rowena sebagai tuan rumah untuk berterima kasih.“Mae.” Rowena menghentikan langkah Mae dengan meraih lengannya saat ia lewat untuk kembali ke dapur.“Kau tidak perlu bekerja lagi.” Kalimat Rowena itu terdengar seperti kalimat pemecatan, tapi Mae sudah menghapal kalau tujuan Rowena bukan itu. “Kau tidak terlihat baik-baik saja.”Kalimat Rowena yang menyusul berikut menjelaskan niatnya dengan lebih baik. Rowena sedang mengkhawatirkan keadaan Mae.“Ya, setelah ini aku akan beristirahat.” Mae tersenyum menenangkan, lalu meneruskan l

  • SUGAR DADDY TERAKHIRKU   Extra 62 - Kau Disini?

    “Karena itu kalian bisa melapor pada—Oh? Sir.” Louis mengangguk saat melihat Ash mendekat.Tapi ia paham kenapa dan langsung bergeser, memperlihatkan sosok yang berdiri di sampingnya, lalu melanjutkan briefing. Tidak berkomentar saat Ash menarik kerah jas Ian, yang tentu saja sedang tersenyum lebar.“What the fuck are you doing here?” geram Ash, setelah mereka sampai di taman yang sepi, tidak termasuk area yang dipakai untuk menjamu tamu.“Tolonglah jangan banyak mengumpat. Untung saja tidak ada toples di sini—Oh, apa aku perlu menghitung berapa umpatan yang kau ucapkan? Jadi bisa membayar nanti?” Ian menepuk bahu Ash perlahan, menangkan sekaligus menikmati reaksinya. Ian memang sengaja tidak mengatakan apapun agar bisa menikmati reaksi itu.“Apa yang kau lakukan di sini?!” Ash mendesis sambil menatap Ian dari atas sampai ke bawah. Jas itu sangat baru, juga pin yang tersemat di dadanya—menandakan ia anggota RaSp.“Apa kau menyamar? Ada pekerjaan yang membuatmu harus menyamar di sini?

  • SUGAR DADDY TERAKHIRKU   Extra 61 - Kau Juga Melihatnya?

    “Itu cara berpamitan yang unik.”Mae menggelengkan kepala dan tertawa. Sejenak meninggalkan spuit yang dipakainya untuk menghias cupcake untuk menatap Ash.Ia baru saja menceritakan keributan yang terjadi malam kemarin saat ayah Serena datang menjemput. Ash baru bisa menceritakannya sekarang, karena kesibukan Mae memang hampir tanpa henti. Tamu yang dimaksud Rowena tidak hanya berlangsung sehari, tapi datang bergilir selama dua hari ini. Ia menjamu para istri dari orang-orang berpengaruh yang kemarin mendukung dan berkontribusi pada kemenangan Dean. Sedikit membalas budi.Karenanya Mae juga memperlakukan pekerjaan itu dengan lebih serius. Ia tidak boleh mengacau.“Unik, tapi yang pasti aku bersyukur dia sudah kembali. Aku lelah dengan drama gila mereka.” Ash menghela napas sambil mengulurkan tangan—berusaha mencolek krim berwarna hijau yang disiapkan Mae.Tentu saja Mae mencekal lengan itu. Mae tidak mungkin mengizinkan ada yang menyentuh adonannya dengan tangan yang tidak jelas keber

  • SUGAR DADDY TERAKHIRKU   Extra 60 - Kau Akan Selalu Menjadi Tuan Putri

    “Serena?”Ian menggoyangkan bahu Serena, cukup keras, dan masih tidak bergerak. Ian berencana memakai ponsel untuk menyuarakan alarm, tapi sepertinya percuma.Suara bentakan yang dikeluarkan Val tadi kerasnya melebihi alarm dan tidak mengganggu Serena. “Tuan Putri!”Ian akhirnya berseru agak keras dan mengguncang kedua bahu Serena. Baru setelahnya mendapat respon.“Lima menit lagi, Mom.” Gumaman yang kurang lebih menjelaskan kalau ia masih bermimpi.“I'm not your Mom, so please wake up. She's waiting for you.” (Aku bukan ibumu, jadi bangunlah. Dia menunggumu)Ian berbisik di telinganya, hampir tidak bisa menahan tawa saat melihat bagaimana mata Serena membuka lebar dengan tiba-tiba. Ia langsung berbalik mencari siapa yang berbicara padanya, dan menemukan Ian berbaring di sampingnya sambil menopang kepala menahan tawa.“Bangun tidur pun kau tampak mempesona, Tuan Putri. Hamba puas melihatnya,” kata Ian.“Just cut the crap! Apa maksudmu Ibuku menunggu?” Informasi itu masih diingat ole

  • SUGAR DADDY TERAKHIRKU   Extra 59 - Kau Tidak Bisa Membunuhku

    “Miss, ada tamu untuk Anda.” Louis dengan sopan mengetuk pintu kamar Serena.“Lebih keras lagi. Dia tidak akan terbangun kalau kau mengetuk selembut itu.” Val menyarankan karena tahu kebiasaan Serena. Biasanya hanya gempa yang bisa membangunkannyaLouis mengangguk dan mengetuk lebih keras lagi. “Miss?” Pintu itu terbuka, tapi yang muncul adalah Ian. “Kau mau apa?” Ian separuh membentak dengan wajah jengkel.Tapi hanya bertahan satu detik, karena wajah itu terhantam oleh kepalan tangan Val setelahnya. Ian tidak mungkin menghindar dan nyaris terpelanting.Dengan gerakan yang terlatih, Ian langsung menegakkan tubuh dan melayangkan tendangan balasan pada siapapun yang menyerangnya. Tapi kakinya berhasil ditepis dan saat itu Ian akhirnya melihat mata amat biru yang sekarang menjadi mimpi buruknya.“Oh, shit!” makinya, sambil menurunkan tangan—membatalkan serangan, tapi tetap waspada dan bergerak menghindar saat Val menggembor marah dan melayangkan pukulan lain.“Dasar setan!” Val berseru d

  • SUGAR DADDY TERAKHIRKU   Extra 58 - Kau Datang Sekarang?

    “Aku bilang jangan berpikir ke arah sana!” sergah Serena, sambil mengibaskan rambut dan tengkuknya kembali tertutup.“Oh…” Ian tentu saja kecewa, tapi tidak bisa lama. Saat Serena mengangkat sepuluh jarinya, ia langsung paham masalahnya apa. “Kau tidak bisa membukanya.” Serena berbalik sambil mengangguk. Masih ada sisa pink di wajahnya tapi tidak lagi amat merah. “Aku tidak bisa memaksa membuka ini. Aku perlu sembuh cepat. Harus latihan.” Serena menunjukkan perbannya lagi. Ia bisa memaksakan untuk membuka perban itu, tapi khawatir akan memperburuk lukanya. Serena membutuhkan tangan itu untuk berlatih sebentar lagi.“Seharusnya kau mengatakannya sejak tadi. Aku akan membantu. Ini mudah.” Ian memutar tangannya. Isyarat agar Serena kembali berbalik memunggunginya.“Aku akan meminta bantuan Mae kalau dia tidak sibuk!” cetus Serena. Masih ingin menegaskan kalau Ian adalah pilihan terakhir.“Itu tidak akan seru. Seharusnya kau langsung datang padaku. Masalahnya akan cepat selesai.” Ian te

  • SUGAR DADDY TERAKHIRKU   Extra 57 - Kau Jangan Berpikir yang Aneh

    “Kenapa susah sekali!” Serena mengeluh karena jarinya tidak bisa menyentuh zipper yang sebenarnya mudah.Kalau bisa melepaskan kuncian, Serena bisa mendorong turun, tapi gerakan sederhana itu sangat membutuhkan jari. Serena menghela napas. Menyerah, ia memerlukan bantuan.Serena bisa saja melewatkan mandi, tapi tetap ingin mengganti baju. Ia sudah memakainya seharian berkeliling.Serena keluar dari kamar—mencari Mae, tapi belum sampai di kamarnya, Serena sudah melihat Mae berlari kecil ke arah dapur. Serena mengintip, dan terlihat Mae—dibantu beberapa orang pelayan yang memang bekerja di rumah itu sedang sibuk menyiapkan kue.Mae tadi hanya keluar sebentar, kini melanjutkan pekerjaannya menggiling adonan croissant berwarna merah yang harus dilipat berulang kali. Bukan saat yang tepat untuk meminta bantuan, karena Serena perlu membawa Mae ke kamar. Tidak mungkin ia membuka bajunya di dapur.“Ian ada di sana—belum pulang. Menerima panggilan.”Ash yang berusaha membantu Mae—dengan menga

DMCA.com Protection Status