Home / Rumah Tangga / Sang Pewaris Buta / Chapter 71 - Chapter 80

All Chapters of Sang Pewaris Buta : Chapter 71 - Chapter 80

141 Chapters

Tujuh Puluh Satu

Memikirkan orang-orang yang tiba-tiba hadir dalam hidupnya, Indriana merasa terluka. Ia mulai menangis dan sesak karenanya. Tadinya ia sudah meyakini bahwa hidupnya bakal sendiri seumur hidupnya. Ia berpikir takdirnya adalah sendiri dan tidak memiliki anak karena penyakit gila dan juga amnesia yang ia derita dahulu. Akan tetapi ternyata ada sisi lain dari hidupnya yang kembali. "Aku benar-benar tak percaya... aku sungguh tak percaya ini terjadi padaku," katanya di sela Isak tangis yang menyedihkan. Setelah puas menangis maka iapun bergegas untuk menemui Jovan. Ia sungguh membutuhkan penjelasan yang lebih banyak soal hidupnya di masa lalu. Jovan bersama beberapa orang petinggi perusahaan sedang melingkari sebuah meja rapat yang besar. Itu adalah rapat internal untuk membuat kesepakatan dengan Nyonya Indra, wanita yang akan menjalin kerjasama dengan mereka. "Saya tidak setuju bekerja sama dengan perusahaan lintah itu. Mereka selalu mengambil posisi menekan partner bi
last updateLast Updated : 2024-06-13
Read more

Tujuh Puluh Dua

"Aku akan membeli yayasan amal tersebut dan sebagai gantinya aku akan menyerahkan proyek pembangunan real estate di tepi pantai." Sekali lagi nyonya Indra sangat terkejut dengan ucapan Jovan. Bagaimana tidak, proyek pembangunan real estate adalah incarannya, seperti door prize,. bagaimana mungkin ia menolaknya? Yayasan amal baginya hanyalah mainan untuk menghibur Indriana yang tak waras, tentu saja sangat gila jika ia menolaknya. "Apa ini sungguh serius?" Nyonya Indra penasaran apakah ini nyata. Seorang pengusaha mana yang mau spekulasi begini? "Aku pemilik perusahaan ini, aku tidak main-main." "Apa alasannya?.Ini sedikit tidak masuk akal." "Aku punya alasan... hmm tentu saja sebagai pengusaha aku tidak bisa menyebutkan alasannya. Anggap saja aku punya rahasia untuk menjadi sukses." Nyonya Indra berpikir sebentar, rahasia kesuksesan seseorang memang tidak selalu bisa ditebak. Mungkin saja lelaki ini punya langkah untuk menghasilkan uang dari sebuah proyek real estate?
last updateLast Updated : 2024-06-15
Read more

Tujuh Puluh Tiga

Jono tidak bisa menerima kenyataan bahwa wanita di hadapannya ini sedang sangat menderita. Lama ia berharap bisa bertemu tapi apa yang terjadi? Ia masih menatap tak percaya sehingga perawat itu heran dengan sikapnya. "Bisakah kamu lewat sekarang?" kata perawat itu sedikit ketus karena merasakan terganggu. "Laila, ini aku, ini aku, Jonathan... apakah kau tau aku?" ujarnya berharap wanita itu melihatnya. Laila masih menatap kosong seolah pandangan matanya menyiratkan kebingungan. "Pak... bisakah Anda menyingkir?" "Laila, apakah kamu ingat aku? Hmm?" Di kejauhan Dokter Wiliam memperhatikan apa yang terjadi di sana. Ia ingin mendekati tapi seorang keluarga pasien sedang berbincang dengannya. Iapun merasa mengenal pria yang menghalangi kursi roda Laila. "Siapa dia? Aku seperti pernah tau pria itu?" Jonathan terpaksa menyingkir karena tidak enak menjadi pusat perhatian banyak orang. Akan hatinya sungguh hancur melihat apa yang terjadi pada Laila. Saat itu asistenny
last updateLast Updated : 2024-06-15
Read more

Tujuh Puluh Empat

Mendapatkan pertanyaan dari Jono seperti itu tentu saja Leo semakin bingung. Akan tetapi tentu saja ia bisa memaklumi perasaan pria itu saat ini. Laila memang seperti sengaja menghilang untuk suatu tujuan.Apa alasannya? Apa yang menyebabkan dia menghilang dari Jono? "Saya rasa dia hanya membutuhkan ketenangan dan hidup sendiri tanpa merepotkan orang lain," katanya kemudian.Jono menatap tajam ke arah Leo, kata kata tidak mau merepotkan orang lain sedikit menyinggung perasaannya, apakah dirinya masih orang lain?"Dia memang merepotkan, apa kau tak tau?" cibirnya."Setelah bercerai dia pergi tanpa kabar berita apakah dia tidak merepotkan? Dan sekarang..."Leo sedikit memiringkan kepalanya karena merasa aneh, ada yang salah di sini. "Tapi Anda sudah bercerai, tentu saja...""Dia yang mau, aku tidak pernah setuju kalau saja dia tidak memaksa," katanya dan sedikit mengacak rambutnya kesal. Setelah pulang ke rumah ia benar-benar gelisah dan tidak bisa lagi berpikir hal lain. Pikiranny
last updateLast Updated : 2024-06-16
Read more

Tujuh Puluh Lima

Bukan hal asing bagi Jono berjalan di lorong-lorong rumah sakit. Bisa dibilang hidupnya terlalu sering berurusan dengan rumah sakit. Hanya saja saat ini ia merasa sangat takut dan gugup karena memikirkan siapa yang akan di datangi saat ini. Hampir satu tahun penuh mencari keberadaan Laila, akan tetapi faktanya malah berada di tempat seperti ini. Jono membaca sebutan kamar di hadapan mereka. "Kamar melati, apakah ini ruangan Laila?" tanya Jono seketika saat Wiliam mengajaknya berhenti di sebuah bangunan tua rumah sakit tersebut. "Ya, sejak dia tiba di rumah sakit ini, inilah ruangan Laila, kenapa? Ada yang salah?" Tentu saja, ruangan tersebut cukup buruk dan sudah jelas bangunan tua, melihatnya saja sudah seram. "Tidak," jawabnya singkat. "Kalau begitu mari kita masuk untuk melihatnya." Mereka melangkah melewati ambang pintu yang berderit, hampir-hampir Jono lupa mereka berada di sebuah rumah sakit. "Kenapa dia berada di tempat seperti ini? Ini sangat tidak layak."
last updateLast Updated : 2024-06-16
Read more

Tujuh Puluh Enam

Jovan mengedipkan mata saat mengatakannya, seolah itu adalah hal yang hebat. "Dia juga gadis dari panti asuhan," bisik ayahnya lagi. Jujur, mereka memang sangat mirip, bagaikan pinang dibelah dua karena saking miripnya. Cara tersenyum dan caranya berbicara sangat mirip dengan Laila. Bahkan mereka memiliki latar belakang yang sama. "Jonathan, Meena adalah anak angkat teman baik ibu, aku sengaja membawanya untuk mengenalkan denganmu." "Hmm," Jono hanya tersenyum tipis saat merespon ucapan ibunya. Akan tetapi Jovan dan Indriana sadar, hal itu tidak mengobati hati Jono samasekali. Pria itu tetap saja terlihat dingin pada siapapun. "Kalian bisa berbincang dan saling mengenal satu sama lain, kami akan pergi ke suatu tempat," kata Indriana saat mereka menyelesaikan makam malam. "Ibu, aku ada urusan penting malam ini, mungkin lain kali saja," tolak Jono halus supaya tidak ada yang tersinggung dengan penolakannya. "Tapi Jonathan, malam-malam begini? Bukankah biasanya kau tida
last updateLast Updated : 2024-06-16
Read more

Tujuh Puluh Tujuh

"Bagaimana aku harus percaya padamu jika kau tiba-tiba mengusik hidupku. Kau hanya tau berbisnis yang menguntungkan, tapi aku tidak seperti itu, apa kau tau betapa pentingnya panti itu bagiku?" Sepertinya Indriana salah faham karena mendengar Jovan hendak mengubah panti menjadi supermarket. "Indriana, darimana kau mendapatkan omong kosong itu? Kau harus tau detilnya sebelum menyimpulkan sesuatu." "Kau hanya perlu menjawab iya atau tidak, Jovan. Apakah kau membeli yayasan itu?" Pertanyaan itu tidak bisa dijawab tidak karena memang dirinya telah membeli yayasan itu dari ibunya, Nyonya Indra. "Aku membelinya dengan tujuan..." "Baik, sekarang aku akan membelinya darimu, aku harus mendapatkannya sekarang juga, kau harus menjualnya padaku." Padahal Jovan punya tujuan, mau menjadikan yayasan itu lebih baik dan tertata, memiliki ruangan yang nyaman untuk mereka, tapi bagaimana mengatakannya pada Indriana. "Baiklah, tapi dengan satu syarat." "Syarat?" "Kau harus mau tinggal
last updateLast Updated : 2024-06-17
Read more

Tujuh Puluh Delapan

Pelukan Jono melonggar pada tubuh Laila sementara itu Laila masih dalam wajah bayinya yang tak mengerti apapun. "Percuma dengan emosi jiwamu, dia masih belum mengingat apapun, apalagi kisah romansa kalian berdua," kata Dokter Wiliam sedikit mengejek. "Bohong, dia bahkan masih teringat jelas dengan kalung itu meskipun dia tidak teringat siapa yang memberikan kalung tersebut." Dokter Wiliam selalu cemburu dengan kalung itu, iapun menyangkal kata-kata Jono. "Itu mungkin hanya kebetulan, aku tidak yakin." "Terserah. Tapi yang jelas aku akan memindahkan Laila di ruang VIP, oh ya, jangan lupa berikan dia perawat yang khusus untuk menjaganya. Aku tak perduli berapa lama waktu yang dibutuhkan, aku akan merawatnya sebaik mungkin." Wiliam hanya menyebik akan tetapi ia setuju kalau Laila mendapatkan perawatan yang maksimal. Setidaknya kondisi Laila pasti lebih baik dan terjamin. "Baiklah, aku tau kau tidak akan menyerah," kata dokter itu kemudian. ### Indriana menatap berkas-b
last updateLast Updated : 2024-06-17
Read more

Tujuh Puluh Sembilan

Jovan sangat terkejut dengan informasi yang ia dapatkan dari Leo bahwa Jono ternyata sudah menemukan Laila dalam keadaan sakit. Leo menyebutkan bahwa Laila baru saja menjalani operasi kanker otak. Setelah menutup telepon, Jovan menatap Indriana kalut. Bagaimana perasaan putranya saat ini saat mengetahui wanita yang dicintainya dalam keadaan seperti ini? Menemukan Laila nyatanya bukan solusi untuk membuat putranya membaik, ini justru masalah baru. "Apa yang terjadi, Jovan? Kenapa kau terlihat sangat terkejut?" "Jonathan menemukan Laila... tapi..." "Benarkah? Di mana dia sekarang?" "Di rumah sakit," jawab Jovan lemah setengah melamun. Hal itu membuat Indriana terheran-heran. "Lalu kenapa? Kenapa kita tidak melihatnya ke sana?" tanah Indriana antusias. "Eh, baiklah, sepertinya kita harus melihatnya." Meena baru saja keluar dari dapur dan membawa setoples manisan. "Tante..." "Meena, ayo kita ke rumah sakit. Laila sudah ditemukan di sana." "Laila? Oh, wanita yang men
last updateLast Updated : 2024-06-17
Read more

Delapan Puluh

Tentu saja dia mengerti, dia hanya butuh kepastian soal kesehatan Laila. Jika Wiliam tidak serius dan bermain-main dengan Laila, dia tidak akan memaafkan seumur hidupnya. Dia butuh jaminan supaya Laila bisa kembali. "Oke, sepertinya kamu memaksa, aku akan mengawasimu!" "Kalau begitu, yang terpenting sekarang ini adalah mengumpulkan donasi darah yang cocok untuknya untuk berjaga-jaga. Ini sangat penting sehingga operasi bisa berjalan dengan baik," terang dokter Wiliam pada semua yang ada di ruangan itu. Meena segera mengangkat tangan untuk berpartisipasi. "Aku akan menjadi pendonor," ujarnya antusias. "Baik, akan tetapi tentunya kita harus memeriksa kesesuaian golongan darah Anda." Indriana melihat Meena dengan tersenyum, "Kalian mirip, apa kalian punya golongan darah yang sama juga?" katanya merasa sedikit unik. Bagi Meena ia memang penasaran dan ingin tau lebih jauh soal Laila. Mungkin saja mereka akan melakukan test DNA untuk membuktikan apakah mereka memang bersaudara
last updateLast Updated : 2024-06-18
Read more
PREV
1
...
678910
...
15
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status