Home / Rumah Tangga / Sang Pewaris Buta / Chapter 51 - Chapter 60

All Chapters of Sang Pewaris Buta : Chapter 51 - Chapter 60

141 Chapters

Lima Puluh Satu

"Apakah dia mapan dan kaya itu penting untuk kamu ketahui? Aku sudah memilih, berarti dia lebih baik darimu." Hati Jono mencelos, memangnya lelaki apa yang lebih baik darinya? "Aku hanya tidak ingin kamu hidup susah dan menderita, lebih baik kau tetap menjadi istriku saja daripada hidup susah." Laila benar-benar dibuat bingung sekarang, apa permintaan itu tulus atau hanya karena uang? "Jangan perdulikan hidupku. Lebih baik urusi saja urusanmu dengan Hanah atau Bu Winda. Kelihatannya mereka sangat menyukaimu." "Lalu, bagaimana denganmu? Apakah kau tidak menyukaiku walaupun sedikit?" Jono bergerak melangkah mendekati Laila, ia menatap manik mata Laila begitu dalam dan mencari tau jawaban yang sebenarnya dari wanita di hadapannya. Laila tercekat dan gugup. Menyukai? Ah, apakah dirinya layak untuk menyukai? Tubuhnya dijangkiti penyakit dan hidupnya sebentar lagi berakhir, ia tidak boleh membuat seseorang berharap bukan? "Lihatlah, kau saja tidak bisa menjawab pertanyaan
last updateLast Updated : 2024-06-08
Read more

Lima Puluh Dua

Keesokan harinya, Laila mempersiapkan diri untuk keluar dari rumah Jono. Akan tetapi Laila dibuat bingung karena pria itu tidak pergi bekerja. Ia mulai khawatir jika Jono ingin tau lebih banyak kemana dia akan pergi. "Aku akan mengantarmu pergi, kemana aku harus mengantarmu?" "Uhmm, tidak perlu. Aku hanya mau menemui nenek di rumah sakit. Kurasa keluarganya sudah datang berkunjung dan hendak membawanya pulang." "Ah, benar juga. Mereka juga sudah menghubungiku dan mengucapkan terimakasih. Jadi... kau juga tidak bersama mereka?" "Tentu saja tidak, aku akan pergi ke suatu tempat, tapi maaf, aku tidak bisa memberi tahu kemana aku akan pergi." Laila menghindar dari tatapan mata Jono yang menyelidik. Ia yakin pria itu masih sangat penasaran kemana dirinya akan pergi. "Baiklah. Aku bisa mengerti. Tapi... bolehkah aku memberimu hadiah kecil? Aku akan sangat senang kalau kau mau menerimanya." Laila tertegun, ia merasa sedikit sentimentil karena Jono hendak memberinya hadiah. I
last updateLast Updated : 2024-06-08
Read more

Lima Puluh Tiga

Lima puluh persen adalah kesimpulan dokter Wiliam secara pribadi. Itu berbeda dengan pendapat para dokter yang lain. "Kalau begitu... aku akan berusaha menjadikannya tujuh puluh persen, Dok. Apakah ada cara untuk bisa mewujudkannya?" Dokter Wiliam terharu dengan jawaban Laila. "Tentu, tapi... apakah suamimu masih belum tau soal penyakitmu?" "Dokter... sebenarnya... kami sudah bercerai. Aku... aku tidak ingin memberitahu soal penyakitku ini. Aku tidak bisa terlihat sangat menderita, Dokter." Lagi-lagi dokter muda itu termangu. Ia tak pernah mendapatkan seorang pasien yang sangat berani menghadapi hidupnya bahkan disaat harus menghadapi kematian. "Kau bercerai karena tidak ingin suamimu tau soal penyakitmu ini?" Laila mengangguk, ia memang tidak akan pernah memberitahu siapapun soal ini. "Lalu apa hubungannya dengan prosentase keberhasilan dengan masalah pribadiku, Dokter?" tanya Laila kemudian. "Itu... bukan apa-apa... Akan tetapi biasanya orang terdekat lah yang memb
last updateLast Updated : 2024-06-09
Read more

Lima Puluh Empat

"Ayah, aku sungguh ingin Laila kembali. Maukah kau membantuku sekali ini saja?" Jono memegang tangan ayahnya erat, memohon agar ayahnya mengabulkan permintaannya. "Apa maksudmu kamu ingin dia kembali setelah kau ceraikan dia dan kau sakiti hatinya?" Ayahnya malah heran dengan permintaan putranya. Ia tau Laila menyukai Jono tapi pria ini malah membuatnya kecewa. "Bagaimana kalau Hanah saja yang menjagamu, bukankah semua ini terjadi dia juga harus bertanggung jawab?" "Tidak Ayah! Jangan pernah membuat Hanah berada di dekatku, sebenarnya dia sungguh berbohong soal kehamilannya, ayah harus percaya padaku!" Jono memohon dengan sangat agar ayahnya percaya ucapannya. "Baiklah, maka tidak ada jalan lain kecuali aku akan menemui ibumu dan memintanya untuk datang melihatmu. Aku ingin dia tahu betapa dia sangat dibutuhkan di sini." Jovan berkata pelan, tapi Jono sangat jelas mendengar perkataan ayahnya itu. "Ibu? Kenapa ayah meminta bantuannya padahal selama ini ayah tidak perduli dengann
last updateLast Updated : 2024-06-09
Read more

Lima Puluh Lima

Bukan apa-apa, sepertinya Winda masih penasaran bagaimana menerima hukuman yang setimpal atas pengkhianatan nya dulu. Seharusnya wanita ini menjauh saja, supaya ia tidak terlalu kejam membalas pengkhianatan yang tidak termaafkan dulu. Bagaimana bisa, wanita ini datang demi menutupi niat busuknya? Mungkin dia membutuhkan keyakinan bahwa kebenciannya sudah melebihi puncaknya. "Apa kau serius dengan ucapanmu?" "Tentu saja, anggap saja aku bukan Winda yang dulu, sebagai mana kamu bukan Jono yang dulu kukenal. Ah ya, apakah aku harus memanggilmu dengan Jonathan?" ujarnya sambil maju satu langkah lebih dekat. "Kalau begitu... aku yakin kamu sudah tau apa akibatnya jika berada di dekat orang sepertiku. Kau tau aku bukan seorang yang pemaaf," jawab pria itu santai. "Tentu, aku harus berusaha demi menebus kesalahanku." Mendengar itu, Jono menyembunyikan senyum jahatnya, ia tak tahu permainan apa yang akan ia lakukan nanti. Akan tetapi ia akan memastikan Winda pergi tanpa ia minta
last updateLast Updated : 2024-06-09
Read more

Lima Puluh Enam

Hanah melenggang dengan senyuman mengejek pada Winda. Ia bisa tau Winda sangat cemburu berat karena Jono memanggilnya untuk masuk ke dalam kamar Jono. Tangan Winda mengepal kuat, ia tak percaya Jono memperlakukan Hanah istimewa. "Aku tak percaya mereka punya hubungan dekat, tapi ... aku bahkan dilarang masuk ke dalam kamarnya?" lirih Winda kecewa. Ia mulai berpikir bahwa ucapan Hanah soal kehamilannya memang nyata, tapi ia tetap tidak akan menyerah begitu saja. "Kita lihat saja nanti, aku akan tetap berada di sini sebisaku," katanya menghibur diri. Hanah masuk ke dalam kamar dan melihat Jono sedang berdiri di depan lemari pakaian. "Pilihkan aku piyama tidur dan setelah itu kamu bisa keluar dari kamarku," kata Jono kemudian. "Hanya itu? Oh, kukira ada yang lain." "Hentikan, aku sudah memberimu peringatan untuk bersikap sebagaimana seorang adik, tidak lebih." Senyum Hanah langsung menghilang, "Aku kan cuma bercanda, kenapa serius begitu sih?" gerutunya. Setelah memil
last updateLast Updated : 2024-06-09
Read more

Lima Puluh Tujuh

Hanah yang berada di situ tersenyum mengejek. Iapun tak menyangka masakan Winda ditolak mentah-mentah. Ia tak mengerti mengapa Jono melakukan hal itu. "Pakailah otakmu, kemana saja kau waktu aku mengalami peradangan di mataku? Kau bahkan tidak tahu makanan apa yang dibolehkan dan juga makanan apa saja yang tidak boleh kumakan. Semua masakanmu adalah alergen, dasar bodoh!" umpat pria itu kesal. Iapun pergi meninggalkan kursi makan setelah minum air putih. Iapun lalu memanggil Hanah. "Hanah, belikan makanan untukku, jangan lupa membeli jus wortel tanpa gula," titahnya pada Hanah yang hanya memberikan lirikan mengejek pada Winda. "Baik, aku akan mencarikan makanan untukmu." Lalu dia mendekati Winda dan berkata, "Dasar tak berguna!"###Di sebuah rumah sakit, Laila sedang menjalani pengobatan awal pasca operasi.Sudah sebulan ia mengonsumsi obat-obatan, terkadang ia merasa bosan karena suasana rumah sakit yang membosankan.Dokter Wiliam yang mengawalnya merasa iba dengan Laila yang
last updateLast Updated : 2024-06-09
Read more

Lima Puluh Delapan

Dokter Wiliam tercenung dengan intimidasi Laila kepadanya. Laila memang gadis yang energik, orang tidak akan tau kalau dia adalah penderita kanker. "Maksudku... kau adalah pasien spesial bagiku, apa kau tidak merasa?" "Ah, itulah sebabnya dokter bahkan mau ikut campur dengan urusan pribadiku?" Laila sangat marah dan iapun segera meninggalkan Dokter Wiliam yang melongo. Sebenarnya, sejak pertama Laila memeriksakan dirinya, iapun merasa Laila adalah gadis yang spesial. Gadis malang ini bahkan masih berjiwa besar dengan kemalangannya. Tidak banyak pasien yang bersikap seperti Laila. Iapun bahkan tidak bisa lagi membedakan apakah ia hanya bersimpati atau berempati atau bahkan menyukai sebagai seorang pria. Setidaknya ia tau, Laila sudah bercerai dengan suaminya yang menunjukkan status mereka adalah sama. Laila membuka laci nakas dan mencari kalung yang diberikan Jono untuknya. Entah mengapa ia merasa rindu dan justru ingin bertemu dengan pria itu. Ia merasa bersalah ta
last updateLast Updated : 2024-06-09
Read more

Lima Puluh Sembilan

Seolah bayangan Laila tidak pernah lepas dari kegelapan yang dirasakannya. Seolah keadaan ini membuatnya terfokus hanya pada satu wajah saja. Ya, bayangan Laila sangat jelas dalam ingatannya, dan kalau tidak... maka ia akan berusaha keras untuk mengingatnya. "Kemana sebenarnya engkau pergi, kau seperti sengaja menghilang dariku?" Sementara itu Laila merenung di kamarnya memikirkan kondisi Jono yang sedang kambuh kebutaannya. Rasanya ia ingin berada di dekatnya dan merawatnya seperti dulu. Maka iapun bergegas hendak menemui dokter Wiliam. Ia mengetuk ruang dokter pelan, dan terdengar seseorang memintanya masuk. "Laila?" dokter itu sedikit heran karena Laila menemuinya. "Ada apa? Kau berubah pikiran dan setuju buat refreshing keluar?" "Uhmm, bukan begitu, Dokter. Tapi... bagaimana kalau pengobatan ini kita tunda saja? Akhir-akhir ini aku merasa baik-baik saja. Mungkin..." "Laila, itu tidak mungkin. Sejauh ini kau sudah mengambil langkah yang tepat dan bersemangat melakuk
last updateLast Updated : 2024-06-10
Read more

Enam Puluh

Nafas Hanah memburu, ingin rasanya menampar mulut Winda dengan keras. Tapi ia berpikir bukan itu caranya menyingkirkan Winda dan dari rumah Jono. Satu-satunya cara adalah membuatnya percaya bahwa dia tidak punya harapan. Laila sudah diceraikan, dan mungkin diapun tidak punya harapan untuk bersama Jono, tapi setidaknya ia bisa mengusir perempuan yang membuat Jono tidak nyaman. "Hei, kamu lebih tidak punya malu, kamu gampangan dan tidak bermoral. Sebenarnya aku juga sudah tau siapa yang menghamili kamu." Hanah sangat terkejut, apakah mungkin ucapan Winda benar? "Rumor itu sudah menyebar di perusahaan, soal bagaimana seorang anak angkat bos besar memiliki skandal dengan..." Plakk!! Hanah sudah tak tahan lagi. Rahasia itu bagaimana bisa ada yang tau? Kalau benar adanya maka hancurlah riwayatnya. Winda memegangi pipinya yang panas karena tamparan Hanah, tapi ia puas karena membuat wanita itu marah. "Dengar, aku tidak akan membiarkan kamu buka mulut atau aku juga akan membo
last updateLast Updated : 2024-06-10
Read more
PREV
1
...
45678
...
15
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status