Home / Rumah Tangga / Sang Pewaris Buta / Chapter 61 - Chapter 70

All Chapters of Sang Pewaris Buta : Chapter 61 - Chapter 70

141 Chapters

Enam Puluh Satu

Hanah sadar, ia tidak boleh mengatakan yang sebenarnya siapa orang yang dilihatnya. Jika ia mengatakan siapa yang dia maksud, maka suasana akan semakin kacau. Jono hampir seperti orang gila saat mencarinya. Hanah yakin sekarang kalau Jono datang ke sini karena Laila juga suka tempat ini. Hal itu bisa dimengerti, kenapa Jono sangat bersemangat untuk datang di tempat ini. "Enggak, ternyata setelah dinikmati, tempat ini cukup asyik," kata Hanah berbohong. Sesekali ia bisa melihat tawa bahagia Laila bersama pria itu. Ada rasa iri, wanita pendiam seperti Laila ternyata lebih pintar mencari target, batinnya. "Apa kau sudah lelah, Hanah?" tiba-tiba Jono merasa Hanah tidak kerasan di tempat tersebut. "Kalau kamu bosan dan lelah maka kita bisa pulang sekarang," ujar pria itu merasa iba. Ia yakin Hanah tidak tertarik dengan tempat semacam ini. "Bukan begitu, tapi aku sudah lapar, bisakah kita mencari makanan yang jauh dari tempat ini? Aku merasa mual di sini," jawabannya. "Hmm,
last updateLast Updated : 2024-06-10
Read more

Enam Puluh Dua

"Dokter Wiliam yang terhormat, Anda terlalu ingin tau kehidupan pribadi seorang pasien. Hmm?" cibir Laila yang membuat Dokter tampan itu terkekeh. "Lelaki yang menjadi tuanku dulu adalah seorang yang baik hati dan pemurah. Aku hanya merasa sedih dengan kondisinya saat ini, apakah itu menjelaskan rasa penasaran dokter?" Lagi-lagi dokter itu semakin tertawa lebar. "Bener, aku nggak bermaksud mau tau urusan pribadimu, tapi kamu seperti orang yang terhipnotis saat melihatnya," jujur sang dokter. "Jadi aku berpikir..." "Untuk apa banyak memikirkan hal lain yang tidak penting, dia buta dan aku kena kanker, bukankah kita bernasib sama?" Sang dokter tersenyum mengerti sekarang, Laila mungkin merasa down karena mereka mengalami nasib tragis bersamaan. "Oh baiklah, maafkan aku." Untuk beberapa lama mereka akhirnya terdiam tanpa percakapan. Laila juga tersibukkan dengan pikirannya sendiri. Ia sebenarnya sungguh ingin tau, apa sih hubungan mereka, antara Jono dan Hanah sebenarnya. Ke
last updateLast Updated : 2024-06-10
Read more

Enam Puluh Tiga

"Kelemahan?" Laila tak percaya dengan konteks yang dimaksud Wiliam. Menurutnya itu kesempurnaan dan orang menyebutnya perfeksionis. Bukannya itu kelebihan? "Iya, ini kelemahanku. Kau sungguh tak percaya?" "Kenapa kau menganggap ini kelemahan? Tidak banyak orang bisa seperti ini." "Karena inilah yang membuat istriku lari dariku. Jujur aku merasa malu untuk mengatakannya, tapi inilah fakta yang terjadi." Laila merasa bingung, ia masih menatap Dokter itu barangkali ada penjelasan lain. "Dulu aku masih muda, dan aku belum mengerti apa makna saling memahami. Aku anggap istriku orang yang paling menyebalkan." "Karena dia tidak bisa serapi dirimu?" tanya Laila sekaligus tebakan yang mungkin benar. "Ya, aku merasa dia selalu begitu sehingga kami sering bertengkar hanya karena hal remeh." "Sejujurnya aku baru menyadari kalau aku adalah seorang suami yang sangat aneh dan lebih perduli dengan perabotan ini dibandingkan perasaan istriku," katanya lagi. Laila duduk di salah satu ku
last updateLast Updated : 2024-06-10
Read more

Enam Puluh Empat

Jovan menatap lembut pada wanita yang masih terlihat muda meskipun usianya tidak terpaut jauh darinya. Wanita itu juga menatap penuh tanda tanya atas apa yang baru saja ia dengar. "Jujur, aku samasekali tidak bisa mengingat apapun soal masa lalu. Bukan hanya amnesia, aku bahkan tidak bisa tau dengan pasti siapa diriku yang sebenarnya," kata wanita itu meminta maaf. "Tidak hanya kamu, tapi bahkan beberapa orang mengaku sebagai ayah ibuku dan juga saudaraku tapi aku sungguh tidak mengenal mereka," terangnya lagi. Jovan menarik nafas dalam dan berat. Bagaimana mungkin menceritakan masa lalu sementara wanita ini tidak merasa memiliki masa lalu? "Aku tidak akan memaksa untuk kembali ke masa lalu, itu tidak akan baik untukmu. Akan tetapi bisakah kau percaya dengan orang-orang yang datang padamu?" Wanita itu tertawa ringan seolah mustahil baginya berada dalam bagian hidup yang samasekali tidak diingat atau dikenalnya. Hal itu hanya akan memperberat pikiran dan psikologis yang ada
last updateLast Updated : 2024-06-11
Read more

Enam Puluh Lima

Indriana merasa kasihan dengan si wanita yang diperlakukan dengan penghinaan. Seperti ada gejolak dalam jiwanya saat melihat pemandangan semacam ini.Kepalanya sedikit berdenyut pusing karena emosional."Tuan Jovan, rumah siapa ini?" tanya Indriana ingin tau."Sebenarnya ini adalah rumah putramu, Jonathan," kata Jovan.Tadi ia memang tidak menjelaskan kemana mereka akan pergi secara jelas. Indriana hanya mengingat ia akan menemui putranya."Ah, begitu. Apakah dia bernama Jonathan? Apakah dia juga buta?" "Hmm, sebenarnya dia juga tidak buta, akan tetapi kecelakaan membuat retinanya rusak oleh pecahan kaca."Indriana terkejut karena tak menyangka putranya seorang yang buta. Jujur itu semakin membuatnya pusing."Dia buta, dan juga berkelakuan buruk?" lirih Indriana di telinga Jovan.Keadaan ini memang telah membuat wanita itu salah faham. Jono memang terlihat membenci Winda, tapi itu tidak terjadi begitu saja. Sesuatu telah terjadi di masa lalu yang membuat putra mereka sangat terluka.
last updateLast Updated : 2024-06-11
Read more

Enam Puluh Enam

Indriana menemui dokter Mia yang juga salah satu teman dekatnya. Sebagai dokter kandungan tentu saja bisa melihat apakah dirinya dulu pernah melahirkan atau tidak. Keluarganya bahkan merahasiakannya jika ia dulu pernah punya anak? Ini sangat tidak masuk akal mengingat keluarga besarnya adalah keluarga beradap. Mereka terkenal dengan manusia paling sopan dan pengertian. Sangat banyak pujian itu dan menurutnya keluarga besarnya memanglah sempurna. "Indri, kau kelihatan stress? Apa yang sedang kamu pikirkan?" Bahkan, jika diperhatikan, tidak ada seorangpun yang tidak menyayanginya, bahkan dari kalangan teman-temannya, semua orang sangat perduli dengannya sehingga saat dirinya jatuh sakit, mereka lebih sangat sayang dan perduli. Mana mungkin mereka menyembunyikan sesuatu darinya! "Apa aku terlihat begitu?" Indriana mencoba bertanya. "Hmm, raut wajahmu terlihat memikirkan sesuatu yang cukup berat. Adakah sesuatu yang menggangu?" "Tidak cuma mengganggu, aku sangat shock
last updateLast Updated : 2024-06-11
Read more

Enam Puluh Tujuh

Lagi? Setiap berdebat soal orang tua selalu saja dikaitkan dengan kemiskinannya. Dia tidak tau betapa beruntungnya menikmati masa kecil yang bahagia bersama ibu dan bapaknya sendiri. Kesempatan emas itu telah hilang dari hidupnya, dan sekarang iapun kehilangan orang yang disukainya. Jono mendesah berat dan iapun segera makan sereal yang sudah disiapkan Hanah. Mengingat sebentar lagi adalah jadwal pemeriksaan, maka iapun bergegas untuk keluar kamar dan menghubungi asistennya. Ia merasa keadaan matanya mulai membaik dan ada perubahan. Pengobatan ini sepertinya tidaklah sia-sia. Beberapa kali ia mengedipkan mata, ia merasa cahaya kekuningan mulai terlihat. Ini adalah pertanda baik, ia akan pergi menemui dokter segera siang ini. Selagi keluar iapun mendengar pertengkaran lagi antara Hanah dengan Winda dari arah samping rumah. "Hei, kapan kamu akan menikah? Tidaklah kemarin kamu sangat percaya diri mengaku-ngaku hamil anak Jonathan? Siapa yang akan percaya dengan omongan p
last updateLast Updated : 2024-06-12
Read more

Enam Puluh Delapan

Leo mengerti, bahwa seseorang mungkin mempertaruhkan hidupnya untuk sebuah kehidupan yang lebih baik. Kalau saja ada pilihan, mungkin mereka tidak akan melakukannya. Akan tetapi ia sungguh teringat wanita itu adalah wanita yang tidak asing baginya. Sesampainya di ruang dokter, Jono menceritakan tentang kondisi matanya. "Sepertinya saya tidak perlu ke luar negeri untuk pengobatan ini bukan? Saya percaya dokter bisa melakukan yang terbaik." "Benar, ada tanda-tanda yang cukup mengagumkan karena infeksi ini sembuh dengan cepat dan tidak menginfeksi bagian yang lain. Akan tetapi Anda harus tetap waspada terhadap alergen." "Lebih baik dihindari daripada harus mengobati dan berbahaya jika infeksi terus berulang." "Saya mengerti dokter, saya bisa mengerti dan akan berusaha untuk berhati-hati." Jono mendengar saran dokter dengan hati yang bahagia, ia segera meminta Leo menebus resep obat untuk mempercepat kesembuhannya. Ada setitik harapan untuk bisa melihat, itu adalah keajaib
last updateLast Updated : 2024-06-12
Read more

Enam Puluh Sembilan

"Jika kau masih menolak menikah dengan Leo, maka aku akan mengembalikan kamu kepada orang tuamu. Kamu tidak berhak lagi mendapatkan tunjangan apalagi warisan dariku!" "Ayah...," Hanah sangat terkejut dengan ultimatum ayahnya. "Selain itu, mari kita akhiri saja semua. Aku tidak mau dipermalukan dengan cucu tanpa seorang ayah. Kau bisa hidup sesukamu dan aku tidak mampu lagi menjadi ayahmu," kata Jovan, suaranya melemah tapi sangat tegas memperingati Hanah. Gadis itu menunduk dalam dan berlinang air mata sementara Jono terpaku karena tidak menyangka ayahnya begitu marah dan sangat menakutkan. "Pergilah, kau bisa berbuat sesukamu." Hanah semakin terisak dan tidak bergerak dari tempatnya. Tak lama kemudian Leo datang memasuki ruangan. Saat melihat Hanah menangis tersedu-sedu, ia tau keadaan sedang sangat genting. "Pak Jovan..." "Kalian akan menikah Minggu depan, aku akan menyiapkan pesta pernikahan sederhana untuk kalian, siapkan dirimu," ujar Jovan kemudian. Leo mel
last updateLast Updated : 2024-06-12
Read more

Tujuh Puluh

Mengingat pemilik kalung tersebut hati Laila menjadi semakin sedih. Saat melihatnya pria itu sedang melakukan pengobatan di rumah sakit dan dia dalam keadaan buta. Ia sungguh berfikir untuk menemuinya andai saja dirinya tidak dalam kondisi seperti ini. "Laila, ini obatnya, sebaiknya diminum sebelum makan siang," kata dokter Wiliam dan melihat Laila sedang memperhatikan kalung yang dipakainya. "Sepertinya dari seseorang yang penting bagimu, sejak tadi kau melihatnya dengan sedih." "Hmm. Oh ya, obat tadi... kapan aku harus minum?" "Kau nggak fokus Laila. Tadi aku bilang minum obat ini sebelum makan siang." "Oh iya, maaf ya, aku nggak dengar tadi." "Boleh aku tau dari siapa kalung itu? Kau membawanya ke mana-mana." "Uhmm, dari mantan suamiku, dia memberikan ini saat kami berpisah." Dokter Wiliam menatap Laila dan melihat bagaimana Laila menghayati jawabannya. "Kau terlihat masih sayang sama dia, kenapa kalian bercerai? Apa kau sekarang menyesal bercerai dengannya?" "E
last updateLast Updated : 2024-06-13
Read more
PREV
1
...
56789
...
15
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status