Home / Rumah Tangga / Sang Pewaris Buta / Chapter 91 - Chapter 100

All Chapters of Sang Pewaris Buta : Chapter 91 - Chapter 100

141 Chapters

Sembilan Puluh Satu

"Kamu selalu mengatakan hal itu berulang kali, aku jadi takut kamu merasa bersalah," kata Jono kemudian. "Kamu tau cuma itu yang bisa aku lakukan untuk siapapun. Dan juga Meena, kenapa dia belum kelihatan sejak kemarin?" "Meena sedang berkunjung di keluarga Wiliam,. hubungan mereka semakin serius," terang Jono kemudian. Laila terdiam, berita itu membuatnya tidak nyaman. "Laila, setelah kamu dinyatakan bisa pulang, maka kita segera menikah," kata Jono dengan senyum indahnya. "Menikah?" "Hmm, bukankah kita telah sepakat?" "Apa itu tidak terlalu terburu-buru?" "Andai saja bisa hari ini, maka hari ini juga aku akan menikahimu, buat apa menunda-nunda sementara kita sudah sepakat?" Laila tersenyum, ia tau hari ini akan terjadi. Ia tau bahwa ia tidak bisa terlepas dari masa lalu dimana iapun pernah menyukai pria ini. Bahkan di hari-hari selanjutnya, Jono tidak pernah melupakan pernikahan mereka dahulu. "Tentu saja kita akan menikah, kamu tidak usah kuatir, toh ini bukan y
last updateLast Updated : 2024-06-20
Read more

Sembilan Puluh Dua

"Aku sudah membicarakan hal ini dengan Laila dan dia setuju untuk menikah cepat karena seperti yang kamu ketahui, dia tidak punya tempat kembali," katanya. "Itu tidak benar, Jonathan. Dia punya Meena dan bisa mengurus Laila dengan baik. Seolah-olah Laila itu cuma milikmu?" cibir Wiliam dengan tenang. Jono menatap kesal pada Wiliam, "Apapun itu, Laila akan menikah denganku, kamu hanya perlu kasih tau kapan dia bisa pulang." "Baiklah, aku akan tanyakan pada dokter Anita, dia yang akan menentukan kapan Laila bisa pulang. Oke?" Meena melihat obrolan serius segera mendekat. "Jonathan, aku dengar kalian segera menikah?" Meena menatap Jono yang terlihat bahagia. "Benar, tapi entah bagaimana dokter ini karena masih menahannya berada di sini, membuatku kesal saja!" Wiliam langsung melotot sementara Meena terkikik. Mereka berdua masih saja tidak akur padahal sudah mau jadi saudara. Sungguh terlalu, batin Meena. "Benar, Wiliam. Mempelai pria sudah nggak sabaran, cepat saja dip
last updateLast Updated : 2024-06-20
Read more

Sembilan Puluh Tiga

Laila tertawa dengan tingkah lucu mereka. Memang benar kata Meena, bahwa diantara mereka tiada hari tanpa keributan. Wiliam yang mendengar ucapan Jono langsung menyorotkan tatapan kejam. Bagaimana bisa menyimpulkan Laila hanya bosan dengan dokter di sini, dia pasti memaksudkan dirinya. "Sudahlah, jangan bertengkar terus. Aku nggak bisa membayangkan bagaimana kalau kalian jadi tetangga, apa kalian masih akan ribut?" Meena sedikit terkejut. Bagaimana Laila bisa lebih tau duluan dibandingkan dirinya? Ah, Wiliam pasti sudah membocorkan hal ini sebelum dirinya. Ini sungguh tidak adil bukan? "Jadi kamu sudah tau ya kalau kita bakal bertetangga?" cicit Meena mendekati Laila lalu ia membantu merapikan rambut Laila yang sedikit berantakan. "Tentu saja, dia memang diam-diam membelinya, tapi sudah cerita sama aku," Laila tersenyum-senyum mengatakannya. "Apa yang kalian bicarakan? Bertetangga bagaimana maksudnya?" "Wiliam membeli rumah di dekat rumah kita, Jonathan. Dia ingin aku da
last updateLast Updated : 2024-06-20
Read more

Sembilan Puluh Empat

"Jangan sampai kamu merasa menyesal menikahiku, wanita yang tidak kamu cintai," kata Meena pelan, ia hampir menangis mengatakannya. "Ada apa denganmu Meena? Apa yang kau pikirkan sebenarnya?" tiba-tiba Wiliam menghentikan laju mobil secara tiba-tiba sehingga Meena hampir saja terbentur dasbor. "Sejauh ini kita melangkah, hanya ini yang kau pikirkan? Kamu bertingkah seperti anak SMP, Meena?!" "Wiliam, aku takut kamu tidak benar-benar mencintaiku. Kamu terlihat tegang saat kita kembali dari rumah sakit, apa karena Laila? Jujurlah kepadaku, aku..." "Apa katamu? Kamu pikir... astaga, kamu paranoid, Meena?!" kesal Wiliam. Meena meneteskan air matanya. Memang benar bahwa iapun menyukai Jonathan, akan tetapi ia telah sejak lama mengubur perasaan itu dalam-dalam. Ia juga sangat tau kalau Wiliam menyukai Laila, tapi kenapa dia tidak bisa mengendalikan perasaannya padahal sudah tau kalau mereka akan menikah? "Baiklah Wiliam, aku akan percaya padamu, tapi tolong seandainya bisa me
last updateLast Updated : 2024-06-20
Read more

Sembilan Puluh Lima

Soal hati, siapa yang akan perduli saat ini? Terlalu banyak apa yang telah Jonathan berikan untukku saat ini, apalagi yang kucari?" Semua pasti akan ada pelajaran yang bisa diambil dan ia akan mencoba mencintai seorang yang seharusnya, batin Laila kemudian. Hati dan perasaannya bukanlah satu-satunya hal yang harus ia pikirkan akan tetapi bagaimana ia akan membalas bantuan dari Jono untuknya, untuk menyelamatkan hidupnya. Laila akhirnya tertidur, ia merasa letih saat ini. ### Hari berganti, saat pernikahan itu benar-benar datang. Aroma bahagia tercium di setiap sudut area pesta pernikahan Laila dan Jonathan. Meskipun pesta itu tergolong kecil, namun kemewahan tidak bisa dipungkiri. Jonathan menata semuanya dengan artistik meskipun dengan model minimalis. Tidak banyak yang diundang bahkan terkesan tertutup dari media. Hanya beberapa orang saja dari kreator yang akan mengabadikan momen tersebut. Laila duduk di sisi ruangan dengan gaunnya yang berkilau, sementara M
last updateLast Updated : 2024-06-20
Read more

Sembilan Puluh Enam

Sebulan kemudian, Wiliam benar-benar menikahi Meena.Sebagaimana Laila, Wiliam menyelenggarakan pesta yang tidak terlalu besar.Itu adalah kesepakatan mereka berdua demi menjaga perasaan Laila.Meena dan Wiliam tinggal di rumah besar di samping Laila sehingga komunikasi diantara mereka sangat dekat."Meena, ingatkan Laila untuk kontrol bulan ini, aku khawatir dia melewatkan," kata Wiliam yang sedang mematut dirinya di depan cermin sementara Meena sedang memperbaiki hairdryer miliknya."Sayang, kamu sudah mengingatkan untuk yang ke delapan kalinya soal kontrol Laila, aku belum pikun sayang," keluh Meena yang masih serius dengan pekerjaannya."Ini sangat penting, Meena, jangan sampai lupa.""Baiklah, aku akan ke sana setelah kamu dan Jonathan berangkat kerja. Kalau perlu aku yang akan membawanya ke rumah sakit, hmm?"Wiliam tak menjawab, lalu ia mendekati Meena dan mencium singkat puncak kepala sang istri."Aku pergi dulu ya, sepertinya akan sangat sibuk hari ini.""Baiklah, hati-hati d
last updateLast Updated : 2024-06-21
Read more

Sembilan Puluh Tujuh

"Itu tidak benar, Laila. Kenapa kau bisa mengatakan sama saja? Jika menunda lebih baik, maka sebaiknya menunda dulu, sehingga benar-benar pulih," bisik Wiliam dengan nafas sesak. "Wiliam, tolong lepaskan aku... ini tidak benar, semua sudah terjadi, aku tidak bisa..." Laila berontak karena Wiliam terus memeluknya erat. Pria itu melepaskan Laila tetapi jelas terlihat semburat merah di matanya. "Jadi kau sungguh hamil, Laila?" Wanita itu mengangguk. "Apa kau masih perduli dengan kesehatanmu, Laila? Tolong untuk mengerti, jangan membuatku merasa gagal sebagai dokter yang merawatmu." "Kamu tidak bersikap seperti dokter, Wiliam. Kamu juga harus ingat bahwa kamu adalah suami Meena saudaraku." Laila tersenyum saat mengatakannya, membuat Wiliam bingung. "Apa kamu bersikap seperti pasien? Kamu tau ini membuatku frustasi bukan?" Laila terdiam, ia juga tidak seharusnya memprovokasi Wiliam. Jonathan mencintainya, begitu juga pria ini meskipun ia telah menikahi Meena. Betapa tidak tau dir
last updateLast Updated : 2024-06-21
Read more

Sembilan Puluh Delapan

Meena masih menunggu Jonathan menjelaskan semuanya sekarang tapi pria itu masih dalam keadaan membeku seperti mengatakan hal yang kejam. Sangat jelas wajah itu menunjukkan betapa terlukanya dia. Meena menggenggam tangan Jonathan dan berkata lembut. "Lupakan saja jika itu memang tidak pantas untuk dikatakan. Aku akan menganggap tidak pernah mendengar apapun. Anggap saja aku wanita bodoh yang mau dibohongi suamiku sendiri, tapi aku memang berniat menjaga pernikahanku sebaik mungkin." Jono melihat pada genggaman tangan Meena kepadanya. Dia tau Meena mengatakannya dengan tulus. "Bagaimana denganku? Hatiku merasa sakit setelah sekian kali dikhianati." "Jonathan, dia istrimu, kamu harus menjaganya. Itu yang paling benar. Dengan begitu kau juga melindungi keluargaku." Jonathan menelan ludah, dadanya seakan terbelah oleh belati yang panas dan membuatnya kehausan. "Tidakkah kamu menyangka, istriku yang lembut dan manis itu menyimpan obsesi liar dalam kehidupannya? Dia menginginkan suam
last updateLast Updated : 2024-06-21
Read more

Sembilan Puluh Sembilan

"Kenapa? Kamu keberatan?" "Ah, bukan begitu, aku ragu Wiliam mengijinkan." Jonathan menunjukkan tawa menyeringai. "Kamu sangat naif sampai-sampai sangat percaya diri." ujarnya. "Coba saja, apa dia akan mengijinkan kamu atau tidak, itu hal kalian." Meena terdiam, ia tidak tahu apa rencana Jonathan sebenarnya. Akan tetapi memang benar, rapat darurat sudah ditentukan di hotel Rasberi saat ini, ia sudah melihat jurnal harian yang diumumkan di situs khusus karyawan eksekutif. Meena mengetik pesan pada Wiliam. [ Sayang, nanti malam ada rapat darurat dan Jonathan minta bantuan dariku. Apakah aku bisa hadir dalam rapat tersebut?] Tak lama kemudian pesan itu terbaca, itu artinya Wiliam punya banyak waktu dan lepas dari jadwal operasi. [Baiklah. Jangan kuatir dengan Laila, aku bisa mengantarkan sendiri] Meena tertegun, meskipun ia tidak menyukai tuduhan Jonathan, entah mengapa dugaan Jonathan benar? [Terimakasih, sayang] Wanita itu menarik nafas panjang. Ia tak tau situasi
last updateLast Updated : 2024-06-21
Read more

Seratus

Situasi Toilet karyawan sangat sepi karena kebanyakan mereka sudah mulai bekerja. Meena mengeluarkan testpack dan menatapnya penuh suka cita. "Mari kita lihat,.kemana takdir akan membawaku?" lirihnya. Maka iapun mulai melakukannya dengan sangat hati-hati. Beberapa detik kemudian, ia begitu terkejut dengan apa yang dilihatnya. "Tidak mungkin..." lirihnya. Pada saat dilema itu mengguncang jiwanya, pada saat krisis kepercayaan pada sang suami membuatnya hampir mati, tapi ia justru mendapatkan kejutan yang luar biasa. Takdir? Tentu saja. Akan tetapi kata ujian juga melekat padanya. Meena menitikkan air matanya untuk kenyataan yang seharusnya membuatnya sangat bahagia. Ia mulai menyesali mengetahui lebih awal perbuatan Wiliam dan Laila. ### "Laila, lipstikmu," Wiliam mengingatkan kondisi lipstik Laila yang belepotan karena ciuman panas yang mereka lakukan. "Oh." Laila cepat membersihkan lipstik dan memoles kembali lipstiknya. Setelah selesai, ia melihat ke ponselnya dan seb
last updateLast Updated : 2024-06-21
Read more
PREV
1
...
89101112
...
15
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status