Suara notifikasi pesan masuk terdengar dari ponsel Marco, membuat Cassandra merasa penasaran. “Siapa sih yang kirim pesan malam-malam gini? Hmm … itu Bu Zissy, ya? Atau cewek cantik itu lagi?” cecarnya.Marco mencubit hidung keponakannya. “Kenapa? Kamu cemburu?” Gadis itu melancipkan bibirnya. “Siapa juga yang nggak bakal cemburu,” sahutnya. “Ini … ini dan ini,” lanjutnya sembari menunjuk bibir, dada dan bagian intim Marco. “Semua ini punya aku. Nggak boleh ada yang sentuh, selain aku.” Marco tertawa geli melihat tingkah kekanakan Cassandra. Tapi keceriaan dan keluguannya selalu membuat hidup Marco berwarna. “Sebaiknya kamu mandi dulu,” tuturnya. “Aku akan segera menyusulmu. Ada hal penting yang harus aku selesaikan dulu.” Cassandra mendecak kesal. “Tapi kakiku masih sakit, Om,” rengeknya. Diulurkannya kedua tangannya pada Marco, berharap agar lelaki itu menggendongnya. Marco menghela napas. Ia tahu Cassandra tidak suka sebuah penolakan. Ia akan mencari cara agar keinginannya s
Last Updated : 2024-03-17 Read more