All Chapters of Terjebak Pernikahan dengan Duda Dingin: Chapter 21 - Chapter 30

85 Chapters

Bab 21

Pertengkaran Kiara dan Samudra sebelumnya membuat wanita berhijab itu menangis sepanjang malam. Kiara benar-benar sakit hati dengan sikap suaminya, begitu pula dengan tingkah Melisa yang tak mau menghargai posisinya sebagai istri Samudra. Meskipun sejak awal dia tahu pernikahan ini hanya sebatas keuntungan, tapi tetap saja melihat suaminya tampak biasa saja disentuh wanita lain menciptakan luka di dalam hatinya.Untuk meluapkan kesedihan dan kekecewaannya, Kiara hanya bisa menangis hingga mata wanita itu berubah sembab. Dia juga tak bisa tidur nyenyak sepanjang malam karena terus memikirkan Samudra dan Melisa. "Udah jam 04.00 pagi, ya?" gumam Kiara saat menatap jam yang menempel di dinding. Wanita itu benar-benar tak sadar sudah menguras air mata hingga pagi tiba.Wanita yang belum pernah dekat dengan lelaki sepanjang hidupnya itu segera mengusap wajahnya yang basah dan bergegas bangkit dari ranjang untuk memulai aktivitas. Saat melewati cermin rias, tak sengaja melihat pantulan waja
Read more

Bab 22

Wajah Tiara kembali muram setelah wanita itu berjumpa dengan Melisa. Model licik itu benar-benar pintar mengacaukan hati orang. Entah mengapa dia bisa menjadi artis terkenal padahal perangainya buruk dan tidak memiliki adab. Selain bermuka dua, dia Melisa juga pandai sekali memutarbalikkan fakta. Mungkin karena kepandaiannya beracting itulah dia bisa menjadi artis."Kok Mama diam aja?" tanya Cantika pada Kiara yang sejak tadi membungkam mulut selama dalam perjalanan menuju sekolah Cantika. Tidak seperti biasanya yang selalu menanggapi cerita Cantika. Bahkan terkadang keduanya akan melatih hafalan surat-surat pendek selama perjalan atau bahkan sambung ayat bersama. Namun kali ini mood Kiara benar-benar hancur sehingga kebiasaan baru itu tak ia lakukan."Kenapa, Sayang? Kamu butuh sesuatu?" tanya Kiara pada putri kecilnya yang duduk berboncengan dengannya."Kayaknya aku lupa bawa buku, deh," ujar Cantika.Kiaara mengernyit. Setiap pagi dia akan mengecek kembali barang bawaan putrinya. R
Read more

Bab 23

"Gimana kabar kamu sama suami kamu, Kiara? Kalian baik-baik aja, kan?" "Kia sama Mas Samudra baik-baik aja. Kami semua sehat," sahut Kiara. "Dokter ngomong apa aja? Kira-kira kapan Ayah boleh pulang?""Kata Dokter efek samping dari operasi enggak terlalu berbahaya. Tapi Dokter belum bisa mastiin kapan Ayah bisa pulang. Ayah masih butuh pengawasan ketat dari dokter pasca operasi. Ring jantung yang baru aja dipasang bisa bermasalah kapan aja, jadi Dokter belum bisa kasih izin atau pulang setelah operasi," terang ibu Kiara.Kiara manggut-manggut mendengarkan penjelasan dari ibunya. "Jadi, kemungkinan Ayah masih harus dirawat di sini agak lama?" tanya Kiara membuat kesimpulan."Kurang lebih begitu, Kiara," sahut sang ayah. "Dokter cuma mau mastiin Ayah baik-baik aja setelah operasi. Ayah yakin nggak akan ada masalah. Ayah pasti bisa pulih secepatnya."Kiara mengulas senyum tipis. Kiara dan kedua orang tuanya makin asik mengobrol hingga mereka lupa waktu. Beberapa hari tak bertemu membuat
Read more

Bab 24

Kiara kembali dibuat menangis karena perkataan menyakitkan yang diucapkan oleh Samudra. Kiara diomeli habis-habisan oleh Samudra karena wanita itu lupa menjemput Cantika di sekolah. Kiara sudah berusaha menjelaskan pada Samudra, tapi sayangnya Samudra tak mau mendengarkan Kiara.Karena masalah ini, hubungan Samudra dan Kiara pun makin berantakan. Sejak awal, Samudra sendiri memang tidak memberikan sambutan baik pada Kiara padahal dia sendiri yang meminta Kiara untuk menjadi istri. Bukan, lebih tepatnya memang untuk menjadi mamanya Cantika. Ditambah dengan masalah ini, pria itu pun makin membenci Kiara dan semua tingkah yang dilakukan Kiara."Kenapa semuanya malah jadi gini?" gerutu Kiara kesal pada dirinya sendiri. Kalau saja Kiara tidak ceroboh dan bisa menjemput Cantika tepat waktu, hubungannya dengan Samudra tidak akan makin rapuh seperti ini. Kiara terus menyalahkan dirinya sendiri yang tak bisa mengurus Cantika dengan baik hingga membuat Samudra kecewa.Wanita berhijab itu menyes
Read more

Bab 25

Suasana tegang mulai menyelimuti keadaan rumah Samudra. Melisa dan Kiara saat ini tengah bersitegang, membahas tentang jam tangan milik Melisa yang tiba-tiba hilang. Kiara menatap tak suka pada wanita yang dekat suaminya itu. Selain tidak punya adab ternyata dia juga suka fitnah. "Ngaku aja, Kiara! Kamu kan yang ambil jam aku?" Melisa masih terus memojokkan Kiara. Bahkan wanita itu sangat slyakin kalau Kiaralah yang mengambil jam tangan miliknya."Kenapa kamu begitu yakin kalau aku yang mengambilnya?Aku bahkan nggak tahu apa-apa soal barang-barang milik kamu. Aku nggak nyentuh barang kamu, dan aku juga nggak tahu apa aja yang ada di tas kamu," kilah Kiara berusaha menjelaskan.Wanita berhijab yang biasanya lemah lembut itu berubah tegas. Dia menatap Melisa tanpa gentar karena merasa bahwa dirinya memang tidak pernah mengambilnya. Jangankan mengambil, melihat seperti apa barang yang dimaksud saja tidak. Seperti apa modelnya, apa warnanya, apa merk-nya, dia juga sama sekali tak tahu. L
Read more

Bab 26

"Benar Cantik lihat sendiri tadi? Kapan Tante itu masukin jam tangannya ke baju Mama?" tanya Kiara pada Cantika."Tadi waktu aku lihat Tante itu nabrak Mama di dapur.""Apa maksud kamu, Melisa? Kamu sengaja nabrak aku supaya kamu bisa masukin jam tangan kamu ke baju aku?" sungut Kiara. "Kamu sengaja mau fitnah aku agar Mas Sam benci padaku? Pantas saja kamu ngotot nuduh aku pencurinya. Ternyata kamu sendiri yang naruh di bajuku!"Melisa mulai panik. "Sialan! Bocah itu ganggu banget sih!" gerutu Melisa dalam hati."Maksud kamu apa sih, Kiara? Kamu beneran percaya sama omongan anak kecil?" tanya Melisa. "Cantika itu masih polos. Anak-anak juga suka ngarang cerita, kan? Kamu percaya gitu aja sama kata-kata Cantik?""Aku nggak bohong!" seru Cantika."Cukup, Cantik!" tukas Samudra menghentikan ocehan bocah kecil itu. "Papa nggak suka kamu ngarang-ngarang cerita kayak gini cuma demi belain mama kamu!"Cantika membungkam mulut rapat-rapat. Cantika tak berani lag
Read more

Bab 27

Hari ini adalah hari kepulangan Samudra. Melisa yang mengetahui jadwal penerbangan Samudra, langsung segera bersiap untuk menjemput Samudra di bandara. Dia sampai membatalkan jadwal pemotretan demi bisa menjemput pria yang diincarnya."Hari ini ada jadwal pemotretan."Melisa menatap sang manager sekilas lalu kembali bersiap. Tampak sekali dia sibuk memperbaiki penampilannya. Bahkan dia sampai membeli baju baru khusus untuk menjemput Samudra. "Batalkan semua jadwal! Aku harus ke bandara 1 jam lagi," ucap Melisa pada manajernya.Alina-sang manager melotot mendengar perintah itu. Akhir-akhir ini kata itu sering kali ia dengar. "Kita udah terlalu sering batalin jadwal. Kalau kayak gini terus, kamu bisa kesulitan dapat job nantinya.""Kesulitan dapat job?" cetus Melisa sembari tertawa kecil. "Apa aku terlihat seperti model yang udah nggak laku? Aku nggak masalah nggak dapetin job di tempat lain. Aku cuma butuh job dari perusahaan Samudra."Dengan jumawa Melisa menatap sinis Alina. Meskip
Read more

Bab 28

Rencana Melisa berjalan dengan mulus. Wanita itu sukses menimbulkan kesalahpahaman antara Kiara dan Samudra. Melisa yakin, setelah ini pernikahan Kiara dan samudra pasti akan hancur. Wanita itu sudah tak sabar melihat Samudra kembali menyandang status lajang setelah berpisah dari Kiara."Kamu harus berterima kasih sama aku, Sam. Aku udah bantu kamu menyingkirkan perempuan itu!" ujar Melisa sembari mengusap wajah samudra yang saat ini terlelap di sampingnya. Senyum licik terukir di wajah cantik model itu. Dengan jemari lentiknya, ia susuri wajah tampan Samudra. Jantung wanita itu berdegup kencang membayangkan lelaki yang tengah terlelap itu menjadi miliknya. Rasanya sudah tak sabar ingin melihat kehancuran Kiara. Sungguh Melisa sangat benci wanita itu. Sekian tahun ia menunggu hati Samudra luluh, tapi justru wanita berhijab itu yang dinikahi."Perempuan itu nggak pantas bersanding sama kamu, Sam. Cuma aku yang pantas jadi pendamping kamu."Melisa benar-benar sudah gila. Wanita itu ta
Read more

Bab 29

Mata Kiara kembali dibuat sembab. Wanita itu menangis selama berhari-hari setelah ia meminta cerai dari Samudra. Karena Samudra menolak untuk menceraikan Kiara, alhasil Kiara pun saat ini masih bertahan di rumah Samudra dengan status sebagai istri. Tepatnya istri yang terdzolimi. Tidak dihargai tapi tidak juga dilepas."Sampai kapan aku harus bertahan?" Pertengkarannya dengan samudra kali ini benar-benar menghancurkan Kiara. Prinsipnya untuk menikah hanya sekali seumur hidup rasanya sangat berat. Lelaki yang sudah berjanji di hadapan Allah untuk mengambil alih tanggung jawab ayahnya, ternyata bertanggung jawab soal finansial saja. Bukankah pernikahan tidak cukup hanya dicukupi kebutuhan ekonominya saja? Ada yang tak kalah penting dari hal itu yakni nafkah batin berupa kasih sayang, penghargaan, ketenangan, perlindungan, dan perlakuan menyenangkan.Kiara masih menganggap Samudra mempunyai hubungan terlarang dengan Melisa, sementara Samudra sendiri tidak berusaha menjelaskan kesalahpah
Read more

Bab 30

"Bu Kiara?" Arsel menyapa Kiara dengan senyum sumringah. Sama seperti Kiara yang terkejut, pria itu juga tak pernah membayangkan bisa bertemu dengan Kiara setelah Kiara berhenti mengajar. Bahkan mereka juga loss contact karena tak ada yang perlu untuk dibahas di luar masalah sekolah.Melihat ada pria dewasa yang memanggil nama mamanya membuat Cantika penasaran. Secara naluriah gadis kecil itu merasa terancam. Lalu melambaikan tangan pada Kiara sebagai kode agar mamanya membungkuk."Itu siapa, Ma?" bisik Cantika pada Kiara.Kiara tersenyum. Lalu ikut berisik. "Ini teman Mama," sahut Kiara."Apa kabar, Bu Kiara?" tanya Arsel dengan ramah pada Kiara.Pria itu melangkah maju untuk memangkas jarak di antara mereka sehingga lebih leluasa untuk berbicara."Kabar saya baik, Pak Alhamdulillah. Kabar bapak gimana?" Seperti biasa Kiara selalu bersikap santun pada mantan atasannya tersebut. Selama menjadi guru, Arsel selalu mendukung setiap keputusan Kiara yang memang membantu. Meskipun belum be
Read more
PREV
123456
...
9
DMCA.com Protection Status