All Chapters of Terjebak Pernikahan dengan Duda Dingin: Chapter 41 - Chapter 50

85 Chapters

Bab 41

"Apa kalian tidak tahu siapa saya? Saya akan laporkan pada Samudra karena telah melarang saya untuk masuk!" teriak Melisa di depan lobi kantor Samudra."Mohon maaf Bu Pak Sam sendiri yang melarang ibu untuk masuk!""Apa? Tidak mungkin! Kalian pasti hanya mengada-ada! Aku ini calon istrinya Samudra! Tidak mungkin dia melarangku ke sini!" ***Samudra baru saja duduk di samping Kiara sambil membawakan makanan untuknya ketika tiba-tiba ponselnya berdering. "Ayolah, sayang makanlah sedikit saja. Demi bayi kita," mohon Samudra.Awalnya Samudra mengabaikan panggilan itu tapi karena terus-menerus berbunyi hingga membuatnya tak bisa fokus mengurus Kiara mau tak mau iya mengangkat panggilan tersebut. "Ada apa bukankah sudah kubilang jangan menghubungi saya kalau tidak penting?" Tanpa menunggu sosok di seberang telepon berbicara Samudra langsung mencecarnya dengan pertanyaan.[Maaf Pak tapi bu Melisa sudah membuat keributan di sini. Ya memaksa untuk masuk ke kantor Bapak]"Apa menangani seek
Read more

Bab 42

"Es campur? Tengah malam begini" tanya Samudra.Mendengar respon suaminya, spontan tangisan Kiara makin kencang. Wanita itu menatap suaminya sengit. Samudra yang melihatnya langsung gelagapan. Ia lupa kalau istrinya sedang mengandung sehingga apa yang diinginkan saat ini bukanlah murni keinginannya melainkan karena pengaruh hormon kehamilan. Lelaki itu segera meraih tubuh Kiara dan memeluknya erat. "Maaf, Sayang aku nggak bermaksud seperti itu. Kamu benar-benar ingin makan es campur? Baiklah, aku akan Carikan ya. Tapi tolong jangan menangis lagi. Nanti kamu kecapekan dan akan berpengaruh pada bayi kita."Samudra terus membujuk sang istri hingga wanita hamil itu berhenti menangis. Walaupun dalam pikiran Samudra terus memutar otak bagaimana caranya mendapatkan es campur jam 1 malam begini. Namun demi menuruti keinginan sang istri juga agar bisa mendapatkan kepercayaan darinya lagi, maka apapun akan Samudra lakukan. "Ya sudah, kamu tidur lagi ya. Aku Carikan es campurnya dulu. Nanti k
Read more

Bab 43

Karena sudah lemas, Kiara tidak bereaksi apapun saat sang suami melucuti semua pakaian dan membersihkan tubuhnya. Dengan tangan gemetar, Samudra berusaha menyelesaikan secepat mungkin. Tak lupa ia juga membersihkan dirinya sendiri."Cobaan apa ini, Tuhan," batin Samudra. Sejak menikah, baru kali ini lelaki itu benar-benar melihat tubuh sang istri tanpa penutup apapun. Walaupun sudah pernah melihatnya saat kejadian malam kelam itu, tapi saat itu dia dalam pengaruh emosi sehingga tidak benar-benar melihatnya. Kini, dihadapkan dengan pemandangan indah itu, Samudra seperti berada dalam siksaan yang maha dahsyat di dalam dirinya. Ia mencoba untuk menahan gejolak yang muncul. Sebagai pria normal yang pernah merasakan nikmatnya surga dunia, tentu saja pemandangan halal di depannya membuat sesuatu yang tertidur selama ini terbangun dan minta dituntaskan. "Astaga, harus berapa lama lagi siksaan ini terjadi," gumam Samudra. Setelah bisa menguasai diri, lelaki itu memakaikan handuk ke tubuh
Read more

Bab 44

Kiara duduk di depan jendela sambil menatap taman belakang rumah. Bunga-bunga tampak bermekaran menguarkan aroma semerbak, membuat suasana pagi Kiara terasa lebih baik. Matahari mulai mengintip di sela-sela pepohonan membentuk lukisan bayangan tumbuhan di bumi. Pagi ini, Kiara merasa seperti hidup kembali setelah beberapa bulan mengalami mati suri. Ya, hidupnya selama beberapa saat mengalami stagnasi karena hubungannya dengan sang suami yang semakin meruncing. Kiara berharap, perubahan suaminya tak hanya sekadar kamuflase untuk membuatnya tetap stay di rumah ini. "Mama!" Tiba-tiba Cantika sudah berada di belakangnya. Gadis kecil itu masuk dengan membawa segelas susu untuk Kiara. "Lihat, Cantik bawain susu buat dedek bayi!" ujar Cantika antusias. Gadis kecil itu berjalan memutar hingga kini berhadapan dengan Kiara. Senyum teduh Kiara berikan pada putri sambungnya itu. Keharuan menyeruak di dalam dada saat Cantika menyodorkan segelas susu ibu hamil untuknya."Diminum ya, Ma! Kata Pa
Read more

Bab 45

"Ha ha ha, dia pikir karena punya kuasa dia bisa berbuat seperti ini padaku? Samudra, tunggu saja, kamu akan bertekuk lutut padaku," ujar Melisa.Wanita yang berprofesi sebagai model itu tampak tersenyum bengis. Tatapannya menerawang ke depan sembari terus tertawa seolah-olah apa yang dilakukan sesuatu yang sangat membahagiakan. "Sam-sam, kamu mau main-main sama aku?" Kekeh Melisa sembari memainkan kukunya yang dicat merah. Saat ini, wanita itu berada di atas angin karena merasa telah menang melawan Samudra. Dia merasa Samudra pasti akan memohon-mohon padanya. Namun satu hal yang tidak pernah dia sadari bahwa media tetap akan berpihak pada siapapun yang mampu membayar mahal. Ya, itulah realistas sekarang."Melisa! Apa yang sudah kamu lakukan? Di luar sana banyak media yang berkumpul menantimu keluar!" Tiba-tiba manager Melisa datang dengan tatapan panik.Melisa menurunkan kakinya yang semula nangkring di atas meja. Lalu berdiri sembari menatap sang manager dengan tatapan aneh. "Mer
Read more

Bab 46

Samudra segera menghubungi orang-orangnya tanpa menghentikan laju kendaraan yang ia kemudikan. Tak lupa juga menghubungi satpam rumah untuk tidak membukakan pagar bagi siapapun yang ingin masuk. Dia benar-benar tak Sudi bertemu dengan wanita yanh telah berani main-main dengannya.Melisa sendiri memilih untuk tidak mengejar Samudra dan menunggu di depan pagar. Dia berpikir bahwa Samudra tidak mungkin tidak pulang. Dengan santai dia kembali masuk mobil dan menunggu sembari menikmati musik kesayangannya. Selang 10 menit, gerombolan pria berpakaian serba hitam datang mengepung mobil merah yang terparkir di samping pagar rumah Samudra. Mereka memaksa Melisa pergi dari sana hingga terlibat percekcokan. Karena wanita itu memaksa untuk tetap menunggu Samudra, akhirnya para pria gagah itu menyeret Melisa keluar dari mobil dan membawanya pergi. Salah seorang mengendarai mobil Melisa dan mengikuti rombongan menuju tempat yang sudah ditentukan. Samudra tersenyum miring menyaksikan hal itu. Kem
Read more

Bab 47

Tiara berjalan santai bersama dengan Putri sambungnya sembari terus mengobrol. Sebenarnya mencari siomay hanya alasan Kiara saja untuk menghindari suaminya. Dia hanya masih belum siap terlalu dekat lagi dengan pria itu. Selain karena takut hatinya jatuh ke dalam pesona pria itu dia juga masih belum benar-benar siap untuk memutuskan menjalani kehidupan rumah tangga seperti impiannya dulu. "Mama, itu penjual siomay-nya!" Pekik Cantika kegirangan. Kiara menggenggam tangan mungil Cantika agar berjalan di sampingnya dan aman dari pengendara di jalan raya. Keduanya berjalan santai di trotoar sembari sesekali bergurau sehingga tidak terasa capek. "Iya, ayo kita ke sana!" Kiara tersenyum melihat putri sambungnya begitu bahagia.Setelah sampai di tempat yang dituju, Kiara langsung pesan pada penjual. Sedangkan Cantika mencari tempat duduk tanpa diminta. Gadis kecil itu seolah paham bahwa mamanya akan makan di tempat."Mama, sini!" Cantika melambaikan tangan saat Kiara sudah selesai memesan.
Read more

Bab 48

"Dokter, tolong istri saya!" teriak Samudra sembari berlari membawa sang istri memasuki ruang UGD. Sementara Cantika ikut berlari di belakang papanya dengan air mata terus berderai. "Baringkan di sini, Pak!" Seorang perawat menunjukkan sebuah brankar yang sudah tersedia di ruang UGD. "Tolong tunggu di luar, Pak!""Istri saya sedang hamil, Sus! Tolong selamatkan mereka," mohon Samudra dengan mata berkaca-kaca. "Kami akan berusaha, Pak. Bantu dengan do'a, ya." Perawat dengan sabar meminta Samudra untuk keluar. Meskipun enggan meninggalkan istrinya sendiri di dalam tapi pria itu tetap menurut. Ia menggandeng tangan mungil Cantika dan berjalan keluar ruangan. "Papa, Mama sama dedek bayi nggak papa, kan?" Cantika menatap sang papa penuh harap. Ada gurat kesedihan bercampur takut di wajah gadis kecil itu. Samudra meraih tubuh Cantika dan mendudukkan di atas pangkuannya. Memeluk erat tubuh sang buah hati dengan perasaan berkecamuk. Ayah dan anak itu terdiam dengan pikiran masing-masing
Read more

Bab 49

Kiara duduk termenung menghadap jendela. Tubuhnya tidak bergerak seperti payung bahkan saat di ruangan itu ada percakapan antara mama mertua dengan suaminya. Sesekali terdengar celoteh riang Cantika. Tatapan mata Kiara tampak kosong. Wajahnya masih sedikit pucat dengan bibir memutih. Tubuhnya juga kurus karena saat hamil susah makan. "Apa tidak sebaiknya kita kabari orang tua Kiara, Sam?" Melinda menatap sang menantu dengan tatapan iba. "Kita butuh persetujuan Kiara, Ma. Aku khawatir Ayah kaget mendengar kabar ini. Beliau baru saja sembuh," jawab Samudra bijak.Pria itu sangat ingin memeluk sang istri dan memberikan motivasi padanya. Namun ia khawatir wanita yang menjadi istrinya itu menolak dan membuat suasana hatinya makin kacau. Melinda duduk di samping Kiara lalu menatap ke arah yang sama dengan menantu tercintanya itu meski sorot matanya tampak berbeda. "Allah tidak membebani hamba-Nya di luar batas kemampuan. Apa yang diberikan pada kita semua itu milik-Nya dan Dia berhak m
Read more

Bab 50

Samudra berjalan ke lemari lalu mengambil sesuatu dari sana. Setelahnya dia menunjukkan dua buku berwarna merah dan hijau yang dikeluarkan oleh KUA setempat. "Pernikahan kita sudah resmi, Kiara. Pernikahan kita sudah tercatat di KUA," ujar Samudra.Tiara menatap suaminya dengan tatapan penuh tanya. Kapan pria itu mengurus buku nikah di KUA? Kenapa jadinya tidak tahu? Lalu tanda tangan siapa yang tertera di dalam buku nikah tersebut kalau dirinya saja tidak merasa menandatanganinya? "Itu buku nikah palsu, kan? Tidak sulit bagimu untuk membuatnya." Cara memasang wajah datar. Setelah kehilangan bayinya Tiara sudah bertekad untuk lepas dari keluarga Tri Anggoro. Dia akan bekerja keras setelah ini untuk mengembalikan uang yang digunakan untuk membiayai pengobatan ayahnya. Mungkin membutuhkan waktu yang cukup lama tapi dia tetap harus berusaha. Baginya bertahan dengan lelaki yang tidak bisa tegas terhadap wanita lain hanya akan membuatnya semakin terluka. "Kamu bisa mengeceknya kalau t
Read more
PREV
1
...
34567
...
9
DMCA.com Protection Status