All Chapters of Terjebak Pernikahan dengan Duda Dingin: Chapter 61 - Chapter 70

85 Chapters

Bab 61

Kiara membaringkan tubuhnya di atas ranjang. Kamar ibu masih sama seperti sebelum dia menikah. Ibunya selalu membersihkan kamar ini dan mengganti seprei secara berkala meskipun tidak dipakai. "Kenapa dia bisa tahu kalau aku ada di sini? Bukankah dua bulan ini dia tidak tahu keberadaanku?" gumam Kiara. Ya, hingga saat ini Tiara masih mengira kalau suaminya tidak tahu tempat persembunyiannya. Kepada lelaki itu selalu memantaunya bahkan Apa yang sedang dia lakukan setiap harinya pun Samudra mengetahuinya. Capek memikirkan suaminya yang mendadak berubah menjadi lebih hamble di hadapan kedua orang tuanya membuat matanya perlahan-lahan tertutup. Tiara tertidur hingga tidak tahu kalau suaminya sudah menyusul ke kamar. Ia tidur dengan sangat pulas seolah-olah sudah tidak pernah selama berbulan-bulan.Samudra duduk di lantai dekat ranjang. Posisinya menghadap ke arah Kiara yang tidur miring sehingga bisa leluasa memandangi wajah sang istri yang tampak begitu damai dalam tidurnya. Tatapan S
Read more

Bab 62

"Kenapa? Apa aku sejahat itu di matamu sampai tidak memiliki kesempatan untuk berubah, sayang?" "Karena aku ... tidak mencintaimu," jawab Kiara dengan suara bergetar.Tidak ada yang kalimat lebih menyakitkan selain kalimat itu. "Mungkin seperti inilah yang dirasakan Kiara dulu," batin Samudra. Pria yang biasanya tegas itu mendadak kehilangan seluruh kekuatannya. Rasa sakit yang mendera membuat seluruh saragnya lumpuh seketika hingga bibirnya pun tak mampu lagi berucap. Samudra berdiri dengan susah harga dirinya lalu pergi meninggalkan Kiara yang masih bergeming di tempatnya. Wanita berkulit putih itu perlahan menatap punggung lebar suaminya hingga lenyap ditelan pintu. Meskipun bibir mengatakan demikian, tapi percayalah dalam hatinya sebuah luka kembali menganga. Tak ada yang tahu kalau wanita itu sebenarnya sudah mulai jatuh cinta pada suaminya. Entah sejak kapan karena Kiara sendiri tak tahu kapan perasaan itu mulai tumbuh dalam hatinya. Kiara tergugu menangisi nasib rumah tan
Read more

Bab 63

Sudah dua hari Cantika tidak mau makan dan mogok bicara. Bahkan gadis kexil itu juga mengurung diri di kamar dan tidak mau berbicara dengan siapapun terutama papanya.Samudra baru saja pulang dari kantor dengan wajah kusut. Jas sudah tidak lagi terpakai dengan dasi longgar dan lengan kemeja terlipat sampai siku. Pria itu tampak sedikit kurang terurus semenjak pertemuannya dengan Kiara 2 hari yang lalu. Samudra yang biasanya tidak pernah menumbuhkan jenggotnya kini sudah tampak tumbuh janggut dan jambangnya. Pria itu tampak lebih dewasa tapi dua lingkaran hitam di kelopak mata menunjukkan kalau pria itu benar-benar lelah dan kurang tidur. Dengan langkah gontai Samudra berjalan menuju tangga untuk naik ke kamarnya. Namun tiba-tiba sebuah suara menghentikan langkahnya. "Kamu sudah pulang, Sam?"Samudra membalikkan badan lalu mengangguk sebagai jawaban. "Iya, Mah. Bagaimana kondisi Cantika apakah dia sudah mau makan?"Terdengar nafas panjang dari mulut Melinda. Wanita paruh baya yang m
Read more

Bab 64

Untuk pertama kalinya wanita paruh baya itu mengucap kata kasar pada putranya. Mungkin karena sudah sangat gemas dengan keluguan putra yangnia besarkan itu. Sebagai pebisnis sukses, Samudra sangat pandai membuat strategi dalam memenangkan tender dan memajukan perusahaan. Namun untuk urusan hati perempuan, ternyata nol besar. Selain tidak peka juga tidak pandai meluluhkan hatinya. "Sam, kamu mau membuat kita semua celaka?" teriak Melinda karena putranya mengerem mendadak. "Maaf, Ma. Sam kaget. Mama sih kenapa ngomong gitu sama aku?" Melinda tak menjawab. Ia kembali melihat cucunya yang terus mengigau memanggil mamanya. Badannya bahkan menggigil tapi suhu tubuh tinggi. "Sudah, ayo cepat. Cantik harus segera dapat penanganan dari dokter!"Tanpa kata, Samudra kembali melajukan mobilnya. Tak berselang lama, mereka sampai di rumah sakit. Cantika langsung dibawa ke UGD. "Sam, telpon Kiara! Minta dia datang ke sini!" perintah Melinda. Samudra bergeming. Pria itu terus menatap pintu UGD
Read more

Bab 65

"Kok kalian berdua bisa datang bersamaan?" Rasa penasaran membuat Melinda langsung bertanya alih-alih menanyakan kabar karena sudah lama tidak bertemu menantu kesayangannya. Samudra diam-diam menunggu jawaban dua insan yang sangat ia kenal bahkan ia cintai itu. Satu orang adalah istri yang membuat dunianya jungkir balik akhir-akhir ini. Sementara satunya lagi adalah sahabat yang sudah dianggap seperti saudara sendiri. Dalam hati pria itu bertanya-tanya kenapa mereka tampak seperti sudah kenal lama padahal dirinya belum pernah mengenalkan mereka berdua. Bahkan Vino belum pernah tahu wajah istrinya. Vino melirik Kiara yang memasang wajah datar karena terus ditatap suaminya. Pria.itu tersenyum pada Melinda lalu menjawab, "kebetulan ketemu di depan tadi. Jadi sekalian aja bareng karena tujuannya sama."Melinda masih menatap Vino dan Kiara bergantian. Dari cara Vino menatap Kiara seperti ada sesuatu yang berbeda. Wanita paruh baya itu paham betul arti tatapan itu. Bagaimanapun dia adala
Read more

Bab 66

Perlahan-lahan kondisi Cantika semakin membaik. Hemoglobin dalam darahnya pun juga sudah merangkak naik berkat donor darah dari orang-orang baik yang rela menyumbangkan darahnya untuk gadis kecil itu. Selama dua hari ini Kiara tidak pernah pergi dari sisi Cantika karena gadis kecil itu benar-benar tak mau ditinggal.Kini, Cantika tengah tertidur pulas. Perlahan Kiara melepas genggaman tangan Cantika lalu melangkah ke dalam kamar mandi. Sudah waktunya shalat duhur dan dia belum melaksanakannya. Selesai berwudhu, Kiara membuka pintu kamar mandi perlahan. Namun mendadak dia harus menghentikan gerakannya karena mendengar suara ribut-ribut di luar. Terpaksa Kiara mengurungkan niat untuk keluar dari kamar mandi. Kebetulan, waktu shalat duhur masih agak panjang. "Kalau kamu nggak bisa jaga Cantika, lebih baik saya saja yang mengasuhnya. Lagipula, mana tuh istri pilihanmu itu? Nggak ada kan? Di saat Cantika sakit dia malah tidak ada di sini!" Suara seorang wanita terdengar jelas sampai ke
Read more

Bab 67

Vino berjengkit mendengar deheman Samudra. Pria itu mengusap tengkuknya yang tidak gatal. Wajahnya memerah karena ketahuan mengagumi wanita yang sudah menjadi istri sahabatnya. "Hei, Bro! Sudah lama di sini?" tanya Samudra dengan suara beratnya."Ba-baru saja. Kamu dari mana?" Vino berjalan menuju sofa sembari mengusap wajahnya. Sungguh saat ini ia berharap bisa menghilang dari muka bumi ini. Bagaimanapun Vino masih menghargai Samudra sebagai sahabat sekaligus saudara. Tidak mungkin dia mengatakan yang sejujurnya kalau Kiara adalah sosok yang menjadi alasan baginya kembali ke tanah air setelah menempuh pendidikan tinggi di luar negeri dan mendapatkan posisi jabatan yang penting di sana. "Kamar mandi." Samudra ikut duduk di sebelah Vino. "Kamu kenapa, Bro? Kayak gugup gitu?" Samudra menepuk pundak Vino. Sebenernya dia tahu kalau Vino gelisah karena tertangkap basah tengah memerhatikan Kiara yang sedang menunaikan shalat. Namun dia mencoba untuk menahan diri agar tidak bertanya ten
Read more

Bab 68

"Mama, Mama dimana?" Seketika Kiara menghentikan pergerakannya. Wanita itu urung naik ke ranjang dan kembali mendekati Cantika. Pada saat yang sama Samudra juga mendekati putri semata wayangnya. "Mama ada di sini, Sayang. Cantik butuh apa, hem?" "Jangan pergi dari sisi Cantik. Mama duduklah di sini saja." Cantika menepuk ranjang sebelah dia terbaring. "Sayang, Mama juga butuh istirahat. Biarkan Mama tidur dulu sebentar, ya. Papa yang akan jagain Cantik di sini." Samudra membujuk putrinya agar memberi Kiara waktu untuk istirahat. Setelah diamati dengan saksama, wajah Kiara terlihat kuyu. Lingkar hitam di kelopak mata tampak begitu jelas. Bibirnya juga tampak pucat karena tidak memakai lipstik. Rasanya tak tega membiarkan istri tercinta kelelahan menjaga anaknya. "Nggak papa, Mas. Aku bisa tidur sambil duduk." Kiara membantah. "Cantik mau apa, Sayang? Mau makan sesuatu?" tawarnya kemudian. Cantika menatap Kiara dan Samudra bergantian. Pada dasarnya bocah itu sangat penurut dan me
Read more

Bab 69

"Mau sampai kapan kau teruskan kegilaanmu itu? Apa dengan hancurnya karirmu itu masih kurang sampai-sampai kau rela mempertaruhkan semuanya hanya demi obsesimu itu?" Ucapan menohok seorang pria membuat Melisa mencebik.Wanita itu duduk dengan santai di single sofa lalu mengambil sebatang rokok dan menghisapnya. Ya, sebenernya Melisa bukanlah wanita baik-baik seperti apa yang nampak di entertainment. Semua yang terlihat di layar kaca selama ini hanyalah gimmick-gimmick untuk menjual namanya agar karir semakin melejit. Namun bagi sebagian orang tahu bahwa dunia entertainment tidak sebersih itu. Melisa termasuk di dalamnya. "Semuanya sudah hancur, Kak. Akan sia-sia kalau aku berhenti di sini. Apapun yang terjadi tujuanku harus tercapai," ujarnya sembari menghembuskan asap dari mulut dan hidung. Sayang sekali kecantikan wajah wanita itu tidak disertai dengan kebaikan akhlak dan budi pekertinya. Mungkin karena sejak kecil dia hidup di keluarga yang broken dan tidak pernah dikenalkan pad
Read more

Bab 70

Seketika perdebatan itu berhenti karena kedatangan Samudra. Kiara hanya diam saja saat sang suami bertanya. Sedangkan dua orang yang baru saja menghinanya mendadak berubah lemah lembut di hadapan Samudra. "Sam, ini loh wanita kampungan ini nggak punya sopan santun sama orang tua! Kasihan kan Cantika mendapatkan ibu seperti dia," ujar mantan mertua Samudra dengan tangan menunjuk Kiara. "Yang anda sebut wanita kampungan itu istri saya, Nyonya. Dia adalah nyonya Samudra kalau anda lupa!" jawab Samudra dingin. Rupanya peringatan samudra kemarin tidak diindahkan olehnya. Samudra masih berusaha sabar karena dia adalah nenek dari putrinya. Wanita yang dulu pernah dia hormati juga sebagai mertua. Namun jika sikapnya tak bisa ditolerir, maka Samudra tak segan untuk bertindak. "Sam, tapi dia itu nggak cocok untukmi dan Cantik-""Cukup, Nyonya! Tolong jangan melampaui batasan. Dulu saya mengormati anda karena anda mertua saya. Sekarang kalau anda bersikap seperti ini, jangan salahkan kalau s
Read more
PREV
1
...
456789
DMCA.com Protection Status