Share

Bab 67

Penulis: Cahaya Asa
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Vino berjengkit mendengar deheman Samudra. Pria itu mengusap tengkuknya yang tidak gatal. Wajahnya memerah karena ketahuan mengagumi wanita yang sudah menjadi istri sahabatnya.

"Hei, Bro! Sudah lama di sini?" tanya Samudra dengan suara beratnya.

"Ba-baru saja. Kamu dari mana?"

Vino berjalan menuju sofa sembari mengusap wajahnya. Sungguh saat ini ia berharap bisa menghilang dari muka bumi ini. Bagaimanapun Vino masih menghargai Samudra sebagai sahabat sekaligus saudara. Tidak mungkin dia mengatakan yang sejujurnya kalau Kiara adalah sosok yang menjadi alasan baginya kembali ke tanah air setelah menempuh pendidikan tinggi di luar negeri dan mendapatkan posisi jabatan yang penting di sana.

"Kamar mandi." Samudra ikut duduk di sebelah Vino.

"Kamu kenapa, Bro? Kayak gugup gitu?" Samudra menepuk pundak Vino.

Sebenernya dia tahu kalau Vino gelisah karena tertangkap basah tengah memerhatikan Kiara yang sedang menunaikan shalat. Namun dia mencoba untuk menahan diri agar tidak bertanya ten
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (3)
goodnovel comment avatar
Muniroh Marpaung
lanjutan dong kk
goodnovel comment avatar
Suhartika Nugraha
Lanjut ya,,,
goodnovel comment avatar
Aishwarya Millana Maheswari
lanjut dong kak
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Terjebak Pernikahan dengan Duda Dingin   Bab 68

    "Mama, Mama dimana?" Seketika Kiara menghentikan pergerakannya. Wanita itu urung naik ke ranjang dan kembali mendekati Cantika. Pada saat yang sama Samudra juga mendekati putri semata wayangnya. "Mama ada di sini, Sayang. Cantik butuh apa, hem?" "Jangan pergi dari sisi Cantik. Mama duduklah di sini saja." Cantika menepuk ranjang sebelah dia terbaring. "Sayang, Mama juga butuh istirahat. Biarkan Mama tidur dulu sebentar, ya. Papa yang akan jagain Cantik di sini." Samudra membujuk putrinya agar memberi Kiara waktu untuk istirahat. Setelah diamati dengan saksama, wajah Kiara terlihat kuyu. Lingkar hitam di kelopak mata tampak begitu jelas. Bibirnya juga tampak pucat karena tidak memakai lipstik. Rasanya tak tega membiarkan istri tercinta kelelahan menjaga anaknya. "Nggak papa, Mas. Aku bisa tidur sambil duduk." Kiara membantah. "Cantik mau apa, Sayang? Mau makan sesuatu?" tawarnya kemudian. Cantika menatap Kiara dan Samudra bergantian. Pada dasarnya bocah itu sangat penurut dan me

  • Terjebak Pernikahan dengan Duda Dingin   Bab 69

    "Mau sampai kapan kau teruskan kegilaanmu itu? Apa dengan hancurnya karirmu itu masih kurang sampai-sampai kau rela mempertaruhkan semuanya hanya demi obsesimu itu?" Ucapan menohok seorang pria membuat Melisa mencebik.Wanita itu duduk dengan santai di single sofa lalu mengambil sebatang rokok dan menghisapnya. Ya, sebenernya Melisa bukanlah wanita baik-baik seperti apa yang nampak di entertainment. Semua yang terlihat di layar kaca selama ini hanyalah gimmick-gimmick untuk menjual namanya agar karir semakin melejit. Namun bagi sebagian orang tahu bahwa dunia entertainment tidak sebersih itu. Melisa termasuk di dalamnya. "Semuanya sudah hancur, Kak. Akan sia-sia kalau aku berhenti di sini. Apapun yang terjadi tujuanku harus tercapai," ujarnya sembari menghembuskan asap dari mulut dan hidung. Sayang sekali kecantikan wajah wanita itu tidak disertai dengan kebaikan akhlak dan budi pekertinya. Mungkin karena sejak kecil dia hidup di keluarga yang broken dan tidak pernah dikenalkan pad

  • Terjebak Pernikahan dengan Duda Dingin   Bab 70

    Seketika perdebatan itu berhenti karena kedatangan Samudra. Kiara hanya diam saja saat sang suami bertanya. Sedangkan dua orang yang baru saja menghinanya mendadak berubah lemah lembut di hadapan Samudra. "Sam, ini loh wanita kampungan ini nggak punya sopan santun sama orang tua! Kasihan kan Cantika mendapatkan ibu seperti dia," ujar mantan mertua Samudra dengan tangan menunjuk Kiara. "Yang anda sebut wanita kampungan itu istri saya, Nyonya. Dia adalah nyonya Samudra kalau anda lupa!" jawab Samudra dingin. Rupanya peringatan samudra kemarin tidak diindahkan olehnya. Samudra masih berusaha sabar karena dia adalah nenek dari putrinya. Wanita yang dulu pernah dia hormati juga sebagai mertua. Namun jika sikapnya tak bisa ditolerir, maka Samudra tak segan untuk bertindak. "Sam, tapi dia itu nggak cocok untukmi dan Cantik-""Cukup, Nyonya! Tolong jangan melampaui batasan. Dulu saya mengormati anda karena anda mertua saya. Sekarang kalau anda bersikap seperti ini, jangan salahkan kalau s

  • Terjebak Pernikahan dengan Duda Dingin   Bab 71

    "Adaw!" Spontan Samudra mengadus merasakan panas pada kupingnya. "Bicara apa kamu barusan? Kamu mengumpati mamamu sendiri, hah?" Melinda yang biasanya kalem mendadak berubah galak. Wanita itu terus menarik kuping putranya sampai lelaki itu menjauh dari Kiara. Dalam hati Kiara tertawa puas melihat suaminya diperlakukan seperti anak kecil oleh mamanya. Ada rasa hangat yang tiba-tiba menjalari seluruh tubuh Kiara hingga ke relung hati yang paling dalam. Suasana seperti inilah yang ia inginkan sejak dulu. Dia ingin merasakan kehangatan keluarga layaknya di rumah kedua orang tuanya. Impian pernikahan bahagia dan harmonis seperti ayah dan ibunya ternyata sulit terwujud di awal-awal pernikahan. Tak heran wanita penyuka makanan asam itu langsung kecewa saat pernikahan yang diimpikan tidak sesuai dengan ekspektasi. Bahkan dia harus merasakan sakitnya diabaikan dan kehilangan buah hati yang masih dalam kandungan. "Sudah sana kalau mau mandi, Nak. Jangan hiraukan suamimu ini. Biar dia tahu b

  • Terjebak Pernikahan dengan Duda Dingin   Bab 72

    Suasana pagi di rumah besar keluarga Trianggoro dipenuhi dengan aura kebahagiaan. Sejak bangun pagi, Samudra tak henti-henti tersenyum. Sesuatu yang tidak pernah terjadi selama ini. Pria yang biasanya hanya berkutat dengan tumpukan berkas dan laptop itu kini terlihat sibuk di dapur. Yang membuat semua orang geleng-geleng kepala adalah apron yang dipakai berwarna pink. Dengan gayanya seperti itu Samudra tampak menggemaskan seperti aktor Korea. Wajah garang dan dingin yang selama ini senantiasa melekat padanya seketika hilang saat melihat apa yang dilakukannya saat ini. "Mas, kamu yakin nggak mau dibantuin?" tanya Kiara tampak was-was. Ya, wanita itu khawatir Samudra akan membuat dapurnya meledak karena belum pernah menggunakannya sebelum ini. Bagaimanapun di dapur banyak benda berbahaya jika tidak bisa menggunakannya. "Kamu duduk saja yang manis di meja makan sambil menikmati jus strawberry yang sudah kubuat. Jangan menggodaku atau makanan ini akan gagal, okay?" Samudra memberi p

  • Terjebak Pernikahan dengan Duda Dingin   Bab 73

    Samudra turun lebih dulu lalu berlari memutari mobil dan membuka pintu samping tempat Kiara duduk. "Silakan my wife!" seru Samudra sembari mengulurkan tangan. Diperlakukan seperti ini membuat dada Kiara meletup-letup. Hatinya menghangat menggelorakan perasaan yang baru bersemi. "Terima kasih," sahut Kiara dengan senyum manisnya. Pasangan suami istri itu melangkah bersama sambil bergandengan tangan menuju sebuah gedung mewah yang menjulang di hadapannya. Ketika mereka masuk, seorang karyawan langsung menyambutnya hangat dan ramah. "Selamat datang, Tuan, Nyonya. Mari," ucapnya lalu menunjukkan jalan menuju tempat di mana mereka bisa bicara.Samudra memindahkan tangannya yang semula menggenggam tangan Kiara menjadi merangkum pinggang rampingnya yang terbalut gamis. Awalnya wanita bergamis biru muda itu merasa smrisih dan malu dilihat para karyawan. Namun dia juga tak berani menolak demi menjaga wibawa suaminya agar tidak terlukai."Kukira tidak jadi datang," sambut Nena wanita seumu

  • Terjebak Pernikahan dengan Duda Dingin   Bab 74

    Samudra membisikkan sesuatu di telinga Kiara membuat wajah wanita itu memerah menahan malu. Entah apa yang diucapkan oleh Samudra hingga membuat Kiara seperti itu."Gimana" tanya Samudra.Cara mengangguk dengan senyum di kolam dan wajah yang masih menampakkan semburat merah. "Ada satu lagi syaratnya?" seru Samudra. Mendadak senyum Kiara memudar tergantikan dengan mendong di wajahnya. Bibir wanita cantik berhijab pashmina itu sedikit mengerucut tapi tidak membuatnya menjadi jelek. Sebaliknya sikap Kiara yang seperti itu justru membuat samudra semakin kemus padanya. "Kenapa banyak sekali syaratnya? Kalau memang nggak ikhlas ya udah nggak usah aja!" ujar Kiara merajuk. Samudra langsung menangkup wajah sang istri dengan menggunakan kedua telapak tangan. Tanpa aba-aba pria itu langsung mendaratkan kecupan sekilas di bibir sang istri. Sontak kedua mata Kiara langsung membelalak. Selain kaget dengan serangan tiba-tiba itu Kiara juga malu karena ada dua pasang mata yang tengah memperhati

  • Terjebak Pernikahan dengan Duda Dingin   Bab 75

    Pasangan suami istri itu akhirnya memilih untuk pergi meninggalkan Vino yang masih mematung di tempatnya. Pria itu merasakan gejolak yang bergulung-gulung bagai ombak di dalam dadanya. Ada rasa tak rela melihat wanita yang dicintainya kembali pada suami yang telah menyakiti sedemikian dalam. Entah apa yang merasuki Vino, pria itu berjalan cepat mengejar pasangan suami-isteri tersebut. Rupanya Samudra tidak membawa Kiara ke ruang VIP melainkan di roof top. Vino tahu dari seorang pelayan yang dia tanyai. Gegas pria bertubuh tinggi dengan mata agak sipit itu menuju ke roof top. Ia ingin memastikan sendiri kalau Kiara tidak akan mendapatkan perlakuan semena-mena dari suami yang merupakan sahabatnya itu. "Sial!" gumam Vino. Ketika dirinya baru saja sampai di tempat yang dituju, sepasang netranya langsung menangkap kemesraan Samudra dengan Kiara. Lelaki yang menjadi sahabatnya sejak dulu itu sedang menggenggam tangan sang istri dengan tatapan mata tak lepas darinya. Menyaksikan hal itu

Bab terbaru

  • Terjebak Pernikahan dengan Duda Dingin   Bab 85

    Melinda menatap mantan besan dan putrinya dengan tatapan datar. Sejak tadi dia sudah mendengar perdebatan mereka. Hanya saja, ia tak mau ikut campur ketika melihat Samudera sudah turun tangan untuk membela istrinya. "Be-besan, ma-maaf kami pamit pulang dulu. Ada acara penting yang harus kami hadiri," ucap wanita paruh baya yang semula berapi-api itu. Namun setelah diingatkan akan status kepemilikan rumah yang ia tempati, keberaniannya mendadak surut, dan kinj berubah seperti kerupuk tersiram air. Bahkan suaranya yang tadinya lantang menghina Kiara, mendadak jadi gagap. Wajahnya pun berubah pias."Baiklah, kalau begitu. Saya harap ini terakhir kalinya kalian mengganggu dan menghina menantu saya," ujar Melinda datar. Mantan besan itu langsung menunduk. Tentu saja dia sungkan karena Melinda tidak pernah bersikap demikian selama menjadi besan. Namun kali ini, semua berubah gara-gara perbuatannya sendiri dan putrinya. Entah, ke depan hubungan mereka dengan keluarga Samudra masih bisa di

  • Terjebak Pernikahan dengan Duda Dingin   Bab 84

    Kiara berusaha menyembunyikan kesedihannya di hadapan sang imam. Dia tak mau mengingatkan masa kelam itu di saat sedang bahagia. Melihat binar di wajah Cantika membuat Kiara merasa bersalah karena sempat berandai-andai. Bukankah masih ada banyak waktu untuk berusaha membuatkan adik untuk Cantika lagi?Seketika wajah wanita berhijab itu bersemu merah membayangkan apa yang ia pikirkan barusan. Sebuah elusan di puncak kepala kembali menarik Kiara ke dunia nyata. "Kenapa? Apa ada masalah, Sayang?" tanya Samudra.Lelaki tampan itu tak ingin membuat Kiaranya kembali bersedih setelah apa yang ia perjuangkan. Ia sudah berjanji dalam hati untuk selalu membahagiakan keluarga kecilnya. Cukup sudah ia kehilangan bayinya dan senyum Kiara. Kini dirinya tak mau lagi kehilangan senyum wanita yang sudah menghuni seluruh ruang hatinya itu untuk ke sekian kalinya. Kesempatan yang diberikan oleh sang bidadari hati tak boleh dia sia-siakan begitu saja terlebih setelah tahu kalau sahabat dekatnya adalah m

  • Terjebak Pernikahan dengan Duda Dingin   Bab 83

    Tanpa Vino sadari Samudra diam-diam mengikutinya. Dia sudah mendengar semua percakapan antara Vino dengan Melisa yang seolah ingin menusuk dirinya dari belakang dengan cara bernegosiasi. Entah apa yang diinginkan Vino sampai-sampai lelaki yang sudah dianggap sahabatnya itu tega melakukan negosiasi dengan penjahat yang jelas-jelas sudah merusak rumah tangganya.Mendengar teriakan Samudra Vino langsung mundur dan memasang wajah datar kembali seolah-olah tidak terjadi apa-apa sebelum ini. Pria itu menatap sahabatnya dengan tatapan misterius. "Penjahat sepertimu tidak akan pernah mendapatkan kebebasan dari sini karena di sinilah tempat yang cocok untukmu!" ucap Samudra tajam kepada Melisa. "Samudra kamu salah paham. Please keluarkan Aku dari sini. Kamu tahu kan aku melakukan semua ini karena aku sangat mencintaimu. Aku nggak mau kehilangan kamu, Samudra. Tolong bebaskan aku dari tempat terkutuk ini!" Melisa menatap Samudra dengan tatapan memohon. Wanita itu benar-benar merendahkan harg

  • Terjebak Pernikahan dengan Duda Dingin   Bab 82

    Melisa mengamuk saat dirinya diseret ke kantor polisi. Semua bukti-bukti kejahatan yang pernah ia lakukan tak bisa ia tampik. Samudra menyerahkan urusan Melisa pada kuasa hukumnya yang selama ini sudah ia percaya. Semua bukti-bukti jelas memberatkan Melisa dan itu membuatnya tak bisa lolos meskipun kakak kandungnya berusaha untuk menjamin. Melisa seperti orang kesetanan ketika dia harus mendekam di balik jeruji besi dengan kondisi yang sangat mengenaskan. Tak ada spring bed atau fasilitas mewah lainnya seperti yang biasa ia dapatkan. Di sini ia diperlakukan sama dengan para narapidana lainnya meskipun dirinya mantan model terkenal. Bahkan kedatangannya disambut dengan hardikan dan semua mohon oleh penunggu lapas yang sudah lama di sini. Melisa mendapatkan perlakuan tidak menyenangkan dari para senior penghuni lapas. "Berisik! bisa diam tidak?" hardik seorang wanita dengan rambut dipotong cepak dan tato hampir memenuhi seluruh tubuhnya. Dibentak seperti itu Melisa tidak terima. Wan

  • Terjebak Pernikahan dengan Duda Dingin   Bab 81

    Melisa sudah mirip seperti orang yang sedang kesetanan. Baju pengantin yang ia kenakan menambah tanda tanya di benak orang-orang yang hadir pada pesta tersebut. Dia memang sudah gila. Dengan percaya diri datang mengenakan gaun pengantin berharap bisa memengaruhi keluarga besar Samudra dan para tamu kalau dirinyalah pengantin perempuan yang seharusnya bersanding di pelaminan, bukan Kiara. Namun karena ketidaksabarannya, niat itu kandas dan berakhir dirinya digelandang para security ke pos keamanan. Tak hanya gagal memengaruhi keluarga besar Samudra dan para tamu undangan, Melisa juga harus menanggung malu.Sementara para tamu undangan saling berbisik melihat kedatangan Melisa dengan gaun pengantin. Terlebih kedatangannya disertai dengan kegaduhan. Berita tentang Melisa yang diboikot oleh banyak industri hiburan sudah menyebar ke mana-mana. Juga klarifikasi bantahan oleh Samudra jika dirinya tidak memiliki hubungan khusus dengan Melisa juga sempat menggegerkan publik. Pasalnya selama i

  • Terjebak Pernikahan dengan Duda Dingin   Bab 80

    "Halo!""Selamat atas kehancuranmu, Marco Erlando. Selamat menyemai apa yang sudah kau tabur. Dalam hitungan 1x24 jam, kamu akan melihat apa yang akan kau dapat dari hasil kejahatanmu.""Omong kosong! Siapa ini? Jangan coba-coba menerorku ya!"Namun belum juga Marco selesai memuntahkan amarahnya, sambungan sudah diputus. Pria itu mencoba menghubungi kembali nomor asing tersebut tapi sudah tidak aktif. "S*al! Siapa yang berani mengancamku seperti ini? Dia kira mudah menghancurkanku, hah?" Rahang pria itu mengetat.Namun di saat amarahnya sedang meluap-luap, ponselnya kembali berdering. Tanpa melihat siapa yang menelpon, pria itu langsung marah-marah."Jangan jadi pengecut! Siap-""Pak Marco, investor dari Bina Sanjaya mencabut kerjasamanya dengan kita. Lalu PT. Pambudi Raharja juga membatalkan kontrak kerja sama dengan kita. Harga saham perusahaan kita juga mendadak turun, Pak!""Apa?!"Marco langsung melihat apa yang dikirim oleh asistennya via email. Berita yang baru saja ia dengar

  • Terjebak Pernikahan dengan Duda Dingin   Bab 79

    Samudra menggiring ibu dan anaknya untuk sesikit menjauh dari Kiara agar tidurnya tidak terganggu. Di saat yang bersamaan, seorang pria berpakaian khas dokter dan menggunakan masker masuk dan segera mendekati Kiara. Ketiga orang penunggu itu tidak mencurigai apapun bahkan setelah sosok dokter menyuntikkan sesuatu pada selang infus. Sebelum tubuh Kiara bereaksi.Sesaat setelah dokter itu keluar tubuh Kiara kejang-kejang. Samudra langsung berteriak memanggil manggil nama sang istri sementara Melinda meskipun panik dia langsung memencet tombol darurat sehingga beberapa perawat dan dokter langsung berlarian masuk."Apa yang terjadi, kenapa bisa seperti ini?" tanya dokter yang merawat Kiara, bukan dokter yang baru menyuntikkan obat pada selang infus."Barusan seorang dokter masuk dan menyuntikkan obat di selang infus istri saya, Dok.n tak berselang lama setelah dokter itu keluar tubuh biar langsung kejang-kejang," jawab Samudra."Dokter?" Dokter itu tampak kebingungan. Pasalnya dia tidak

  • Terjebak Pernikahan dengan Duda Dingin   Bab 78

    "Tapi-tapian, Bos. Bayaran saya mana?"Seketika kedua mata pria bertato naga itu menatap tajam dengan wajah memerah. "Masih berani minta bayaran atas kegagalanmu itu? Apa di otakmu itu isinya cuma duit, duit, duit aja?!"Kalau bukan karena terpaksa, tentu pria itu sudah pergi dari tadi. Dibentak-bentak dan dihina tentu membuat ego dan harga dirinya terlukai. Namun sebagai anak buah, harga dirinya sudah sirna sejak awal. Tiba-tiba datang seorang wanita cantik dengan penampilan asal-asalan. Namun tetap saja terlihat cantik."Kakak, aku dengar dia sudah tertangkap ya? Mana, aku mau melakukan sesuatu padanya!" ***’Wanita yang tak lain adalah Melisa, menatap pria beranting yang sudah babak-belur dan hampir tak bisa dikenali oleh ulah kakaknya. "Bagaimana kabarnya sekarang? Apa dia terlihat menyedihkan? Atau malah sudah gila?" Marco, kakak Melisa geleng-geleng kepala menyaksikan tingkah adiknya yang makin hari makin aneh. Obsesinya pada Samudra membuat akal sehat adik semata wayangnya

  • Terjebak Pernikahan dengan Duda Dingin   Bab 77

    Vino segera menyuruh anak buahnya untuk membekap mulut pria itu agar tidak berteriak. Lalu dengan langkah lebar ia pergi meninggalkan gudang tak terpakai tempat penyekapan menuju rumah sakit di mana Kiara sedang di tangan saat ini.Menyetir mobil dengan sangat ugal-ugalan karena emosi yang masih membara di dalam dada. Beberapa pengendara lain membunyikan klakson karena cara mengendara Vino yang membuat pengendara lain spot jantung."Hei, Lo pikir ini jalan nenek moyang Lo? Kalau mau celaka jangan ngajak-ngajak dong!" teriak salah satu pengendara yang terpaksa harus banting setir ke kiri karena Vino menyalip dan dari arah berlawanan ada sebuah truk besar. Meski sudah dimaki-maki, Vino tetap melaju dengan kencang. Tak ia pedulikan teriakan-teriakan itu. Baginya sekarang sampai di rumah sakit jauh lebih penting karena dia belum tahu keadaan Kiara. Kekhawatiran pria itu pada istri sahabatnya lebih dominan dari kemarahannya pada dalang penculikan Kiara. Perputaran roda mobil terhenti set

DMCA.com Protection Status