All Chapters of Tujuh Kakakku yang Super Cantik dan Lancang: Chapter 181 - Chapter 190

1535 Chapters

Bab 181

Tanpa menunggu David berbicara, Ria langsung menariknya untuk pergi meninggalkan Guntur Group. “Kamu mau membawaku ke mana?” tanya David dengan tak tertahankan setelah naik ke mobil. “Kamu akan mengetahuinya setelah sampai.”Ria mengatakan satu patah kata dengan dingin, menyalakan mobil dan langsung melaju pergi.Pada waktu yang sama, berita mengenai Mufid dibuat cacat dengan cepat tersebar di lingkaran kalangan atas Jayanegara. “Apakah kamu sudah mendengarnya? Mufid dibuat cacat oleh seseorang. Katanya, bahkan benda kecil untuk meneruskan garis keturunan juga sudah tidak ada.”“Astaga! Benaran atau tidak? Dia adalah tuan muda Keluarga Zafar lho. Siapa yang begitu bernyali besar dan bahkan berani menyentuh dia?”“Benaran. Aku juga sudah mendengarnya. Orang yang membuatnya cacat sepertinya adalah pria muda peliharaan Ria Nastoro. Saat itu ada banyak orang yang melihatnya.”“Apakah Ria sudah gila? Dia bahkan berani membiarkan orangnya memperlakukan Tuan Muda Mufid seperti itu? Jangan
Read more

Bab 182

Kali ini Tuan David sudah terlalu kejam. Dia bahkan langsung membuat Mufid cacat. Tapi, setelah itu dia langsung tersenyum.David sebagai Empu Petapa Medis yang namanya mengguncang seluruh Indojaya dan memiliki Cincin Jiwa Naga, statusnya sangat mulia. Seorang Mufid belaka, biarkan dia cacat saja. Apa yang bisa dilakukan Keluarga Zafar kepada David juga?David sama-sama tampak kehabisan kata-kata.Sejak awal dia sudah mengatakan bahwa sebuah hanya sebuah Keluarga Zafar saja, dia tidak akan memandangnya. Apa boleh buat, Ria sama sekali tidak percaya. Brena melihat Ria yang sepertinya tidak mengetahui identitas David. Pikirannya langsung tergerak dan dia tiba-tiba tersenyum licik sambil berkata, “Ria, apakah kamu sedang memohon padaku?”“Benar, aku memohon padamu.” Wajah Ria langsung memucat dan dengan sepasang mata yang memerah berkata, “Selama kamu bisa menyelamatkan David, bahkan jika menyuruhku bersujud memohon kepadamu, aku……aku juga bersedia.”Sambil berbicara, dia langsung ing
Read more

Bab 183

Mendengar suara gerakan dari luar, semua anggota Keluarga Chairil langsung terkejut. Bagaimanapun juga, mereka tidak menyangka bahwa gerakan Keluarga Zafar ternyata begitu cepat dan mereka juga melayangkan omongan akan menghancurkan Keluarga Chairil. Semua orang melihat ke arah David secara bersamaan, seperti ingin melihat bagaimana reaksinya. David justru duduk dengan wajah tenang, seperti tidak menganggapnya sebagai masalah.Wawan menyipitkan sepasang matanya dan bangkit berdiri berkata kepada David. “Tuan David, Anda tunggu di sini saja dulu. Saya akan keluar untuk melihatnya.”“Ayah, di saat seperti ini, Ayah bahkan masih ingin melindungi anak ini?” Sidik, ayah Brena berkata sambil mendengus. Dengan suara keras Wulik berkata, “Benar, Ayah. Kelihatannya Keluarga Zafar serius dengan hal ini. Keluarga Chairil tidak harus menjalin permusuhan dengan mereka.”Saat beberapa orang itu berbicara, suara mengancam Yayan terdengar dari luar lagi. “Wawan, beri kamu batas waktu 10 menit unt
Read more

Bab 184

Pada saat ini, dari belakang kerumunan terdengar sebuah suara mengancam. “Tuan Chairil, untuk apa Anda melakukan hal ini?”Seiring dengan menyingkirnya kerumunan, seorang pria paruh baya berseragam dan berwajah persegi berjalan kemari dengan tenang dan percaya diri.Hakim Hantu!Saat melihatnya, raut wajah sekian banyak orang yang berada di tempat itu langsung berubah secara serempak.Orang yang datang ini adalah inspektur kepolisian Jayanegara, Harun Lubis!Semua orang sangat takut kepadanya. Bukan karena jabatannya, melainkan karena cara kerjanya.Dikabarkan bahwa Harun sangat kejam dalam bertindak. Setiap orang yang jatuh ke tangannya, jika bukan mati maka akan kehilangan kulitnya. Dia bagaikan hakim hantu di neraka yang membuat orang takut mendengar hal tentang dirinya. Dengan raut wajah yang sedikit berubah, Wawan berkata, “Pak Harun, tidak disangka kamu juga diundang keluar oleh Keluarga Zafar.”“Tuan Chairil, kamu sangat jelas dengan kepribadianku. Aku selalu sangat ketat denga
Read more

Bab 185

Bocah ini!Bahkan berani menyuruhku masuk untuk menemuinya?Tidak peduli seberapa hebatnya Harun dalam menyembunyikan pikirannya, saat ini dia juga sudah agak marah.Sebagai seorang inspektur kepolisian Jayanegara, dia tidak pernah perlu menemui seorang anak kecil secara pribadi. Tapi, perhatiannya segera ditarik oleh lencana berwarrna ungu di depan matanya. Lencana ungu itu hanya sebesar telapak tangan. Di atasnya terukir gambar 9 ekor naga dan memberi kesan yang sangat mulia. Harun menatapinya untuk waktu yang lama dan tidak berhasil menemukan benda apa itu sebenarnya. “Hantu Chairil, kamu kira dengan mengeluarkan sebuah lencana kayu usang, maka bisa menakuti kami?” kata Yayan sambil tersenyum menghina. Harun juga bertanya, “Tuan Chairil, apa yang kamu berikan kepadaku?”“Aku juga tidak tahu, kamu pikirkan sendiri saja.” Wawan tersenyum misterius dan berkata, “Tapi, aku sarankan kamu untuk menelepon atasan dan menanyakannya.”Begitu omongan ini keluar. Alis Harun langsung mengk
Read more

Bab 186

Ketika mereka merasa penasaran mengapa sekian lama tidak ada pergerakan dari luar, Harun terlihat berjalan masuk.“Sudah datang. Pak Harun sudah datang.”“Dia datang secara pribadi untuk menangkap orang. Aku lihat apa yang akan dilakukan anak bernama David itu kali ini.”Melihat kejadian itu, semua orang tersenyum menyeringai, seperti sudah melihat nasib David. Sidik bangkit berdiri untuk menyambut dan dengan menyanjung berkata, “Pak Harun, kamu datang untuk menangkap orang, ‘ya?”Dia berbalik badan, mengangkat tangan menujuk David yang sedang memotong kuku. “Yang melukai Mufid adalah anak ini.”Semua orang lain tertawa.Namun sesaat kemudian, reaksi Harun membuat mereka sangat terkejut.Harun terlihat berlari kecil ke hadapan David dan membungkuk ke arah David dengan penuh hormat dan berkata, “Tu……Tuan, Anda menyuruh saya masuk untuk bertemu dengan Anda. Saya sudah datang……”Karena tidak tahu bagaimana harus menyapa David, maka dia hanya bisa memanggilnya sebagai Tuan. Setelah melih
Read more

Bab 187

Setelah dia selesai berbicara, Yayan diborgol. Yayan mulai memberontak keras dan berteriak, “Apa yang kamu lakukan? Apa yang kalian lakukan? Pak Harun, kamu harus memberikan penjelasan kepadaku. Kalau tidak, urusan Keluarga Zafar denganmu tidak akan selesai.”Melihat kepala keluarga mereka ditangkap, pengawal Keluarga Zafar juga maju untuk mengepung.“Melakukan apa?”Harun mendengus dan berkata, “Kepala Keluarga Zafar, aku sudah jelas dengan permasalahannya. Putramu jelas-jelas dipukul karena mencoba bertindak sembarangan kepada istri orang lain. Sebagai pelaku kejahatan, kamu justru melapor terlebih dahulu.”“Bahkan jika putraku bersalah duluan, apakah anak itu boleh memukul anakku hingga separah itu?” kata Yayan dengan wajah sangat tidak puas. “Aku tidak punya waktu untuk berdebat denganmu.” Harun mematahkan pembicaraan dengan dingin dan berkata, “Hari ini kamu mau kembali ke kantor polisi denganku atau kalian kedua belah pihak mencapai kesepakatan dan segera bawa orang-orangmu per
Read more

Bab 188

Dalam waktu yang bersamaan, di dalam sebuah kamar yang nyaman di lantai 2 Vila Keluarga Chairil.Sederet suara terputus-putus yang membuat orang tersipu, terdengar samar-samar.“Ria, cepat lihat, apakah dadaku sudah lebih kecil dari sebelumnya?”“Tidak.”“Benarkah? Kenapa aku merasa lebih kecil ya? Tapi ngomong-ngomong, punyamu sepertinya sudah bertambah besar lagi.”“Cepat beri tahu aku, apakah menjadi besar karena kamu dilembabkan oleh cinta?”“Aduh, Brena, jangan membuat masalah lagi. Aku sudah hampir mati karena khawatir.”Ria mendorong tangan Brena yang nakal. Alisnya mengkerut menjadi satu dan dia berjalan ke depan pintu dengan tampang yang sangat khawatir sesekali. “Kamu sedang khawatir apakah sesuatu akan terjadi pada Tuan David?” tanya Brena sambil tersenyum.“Benar. Kita sudah naik ke atas sekian lama dan di bawah masih tidak ada pergerakan apapun……” kata Ria dengan sangat khawatir.“Tenang saja, tidak akan ada masalah yang terjadi pada Tuan David. Perlu diketahui bahwa dia
Read more

Bab 189

Di dalam Freya Group. Begitu Surya baru menutup telepon, Gerry yang berada di sampingnya segera bertanya, “Surya, apa yang dikatakan anak itu?”“Dia mengatakan akan segera datang ke perusahaan.” kata Surya sambil tersenyum dingin.“Haha, bagus. Sekarang aku sangat menantikan ekspresi anak itu.” Gerry langsung merasa senang. Tidak hanya dirinya, bahkan di mata Citra dan Wulan yang berada di tempat itu juga menampakkan penantian. Surya mendengus dan berkata, “Kalian semua lihat saja. Nanti aku akan memberi pelajaran pada anak itu.”Begitu mengingat dirinya bersujud kepada David kemarin malam, dia langsung merasa sangat kehilangan muka. Dia sangat ingin segera mendapatkan kembali mukanya. Pada saat ini, ponselnya berbunyi. Herawati yang menelepon kemari. “Surya, Aku dan Yuniarti serta Tanto sudah sampai di gerbang perusahaan kalian.”Surya berkata, “Tante Herawati, kalian tunggu di ruang konferensi perusahaan dulu. Yang mewawancarai kalian kali ini adalah menejer departemen personalia
Read more

Bab 190

David menegakkan pundak. Dia malas untuk berbicara dengan mereka dan langsung angkat kaki berjalan masuk ke dalam perusahaan. Pada saat ini, Tari menelepon kemari. “Pak David, Anda sudah datang ke perusahaan?”“Benar. Ada apa?” tanya David. Dengan singkat dan cepat, Tari berkata, “Begini, akhir-akhir ini perusahaan sudah mengaturkan supir dan sekretaris untuk Anda. Apakah Anda ingin melakukan wawancara secara pribadi?”David baru ingin menyuruh mereka yang menutuskannya saja. Tapi, dia langsung teringat pada Yuniarti dan Tanto bertiga.Dia tidak bisa menahan diri untuk tidak bertanya, “Kapan wawancaranya dimulai?”“Sudah bisa dimulai sekarang. Sepertinya mereka sudah tiba di perusahaan. Tempat wawancara berada di ruang konferensi.” kata Tari. “Baik, aku segera ke sana.”David mengangguk dan berbalik badan masuk ke toilet di samping.Di sebelah sini, karena Surya sudah memberi kabar terlebih dahulu, maka Yuniarti dan Tanto bersaudara dibawa ke masuk ke ruang konferensi. Setelah mene
Read more
PREV
1
...
1718192021
...
154
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status