Pada saat ini, dari belakang kerumunan terdengar sebuah suara mengancam. “Tuan Chairil, untuk apa Anda melakukan hal ini?”Seiring dengan menyingkirnya kerumunan, seorang pria paruh baya berseragam dan berwajah persegi berjalan kemari dengan tenang dan percaya diri.Hakim Hantu!Saat melihatnya, raut wajah sekian banyak orang yang berada di tempat itu langsung berubah secara serempak.Orang yang datang ini adalah inspektur kepolisian Jayanegara, Harun Lubis!Semua orang sangat takut kepadanya. Bukan karena jabatannya, melainkan karena cara kerjanya.Dikabarkan bahwa Harun sangat kejam dalam bertindak. Setiap orang yang jatuh ke tangannya, jika bukan mati maka akan kehilangan kulitnya. Dia bagaikan hakim hantu di neraka yang membuat orang takut mendengar hal tentang dirinya. Dengan raut wajah yang sedikit berubah, Wawan berkata, “Pak Harun, tidak disangka kamu juga diundang keluar oleh Keluarga Zafar.”“Tuan Chairil, kamu sangat jelas dengan kepribadianku. Aku selalu sangat ketat denga
Bocah ini!Bahkan berani menyuruhku masuk untuk menemuinya?Tidak peduli seberapa hebatnya Harun dalam menyembunyikan pikirannya, saat ini dia juga sudah agak marah.Sebagai seorang inspektur kepolisian Jayanegara, dia tidak pernah perlu menemui seorang anak kecil secara pribadi. Tapi, perhatiannya segera ditarik oleh lencana berwarrna ungu di depan matanya. Lencana ungu itu hanya sebesar telapak tangan. Di atasnya terukir gambar 9 ekor naga dan memberi kesan yang sangat mulia. Harun menatapinya untuk waktu yang lama dan tidak berhasil menemukan benda apa itu sebenarnya. “Hantu Chairil, kamu kira dengan mengeluarkan sebuah lencana kayu usang, maka bisa menakuti kami?” kata Yayan sambil tersenyum menghina. Harun juga bertanya, “Tuan Chairil, apa yang kamu berikan kepadaku?”“Aku juga tidak tahu, kamu pikirkan sendiri saja.” Wawan tersenyum misterius dan berkata, “Tapi, aku sarankan kamu untuk menelepon atasan dan menanyakannya.”Begitu omongan ini keluar. Alis Harun langsung mengk
Ketika mereka merasa penasaran mengapa sekian lama tidak ada pergerakan dari luar, Harun terlihat berjalan masuk.“Sudah datang. Pak Harun sudah datang.”“Dia datang secara pribadi untuk menangkap orang. Aku lihat apa yang akan dilakukan anak bernama David itu kali ini.”Melihat kejadian itu, semua orang tersenyum menyeringai, seperti sudah melihat nasib David. Sidik bangkit berdiri untuk menyambut dan dengan menyanjung berkata, “Pak Harun, kamu datang untuk menangkap orang, ‘ya?”Dia berbalik badan, mengangkat tangan menujuk David yang sedang memotong kuku. “Yang melukai Mufid adalah anak ini.”Semua orang lain tertawa.Namun sesaat kemudian, reaksi Harun membuat mereka sangat terkejut.Harun terlihat berlari kecil ke hadapan David dan membungkuk ke arah David dengan penuh hormat dan berkata, “Tu……Tuan, Anda menyuruh saya masuk untuk bertemu dengan Anda. Saya sudah datang……”Karena tidak tahu bagaimana harus menyapa David, maka dia hanya bisa memanggilnya sebagai Tuan. Setelah melih
Setelah dia selesai berbicara, Yayan diborgol. Yayan mulai memberontak keras dan berteriak, “Apa yang kamu lakukan? Apa yang kalian lakukan? Pak Harun, kamu harus memberikan penjelasan kepadaku. Kalau tidak, urusan Keluarga Zafar denganmu tidak akan selesai.”Melihat kepala keluarga mereka ditangkap, pengawal Keluarga Zafar juga maju untuk mengepung.“Melakukan apa?”Harun mendengus dan berkata, “Kepala Keluarga Zafar, aku sudah jelas dengan permasalahannya. Putramu jelas-jelas dipukul karena mencoba bertindak sembarangan kepada istri orang lain. Sebagai pelaku kejahatan, kamu justru melapor terlebih dahulu.”“Bahkan jika putraku bersalah duluan, apakah anak itu boleh memukul anakku hingga separah itu?” kata Yayan dengan wajah sangat tidak puas. “Aku tidak punya waktu untuk berdebat denganmu.” Harun mematahkan pembicaraan dengan dingin dan berkata, “Hari ini kamu mau kembali ke kantor polisi denganku atau kalian kedua belah pihak mencapai kesepakatan dan segera bawa orang-orangmu per
Dalam waktu yang bersamaan, di dalam sebuah kamar yang nyaman di lantai 2 Vila Keluarga Chairil.Sederet suara terputus-putus yang membuat orang tersipu, terdengar samar-samar.“Ria, cepat lihat, apakah dadaku sudah lebih kecil dari sebelumnya?”“Tidak.”“Benarkah? Kenapa aku merasa lebih kecil ya? Tapi ngomong-ngomong, punyamu sepertinya sudah bertambah besar lagi.”“Cepat beri tahu aku, apakah menjadi besar karena kamu dilembabkan oleh cinta?”“Aduh, Brena, jangan membuat masalah lagi. Aku sudah hampir mati karena khawatir.”Ria mendorong tangan Brena yang nakal. Alisnya mengkerut menjadi satu dan dia berjalan ke depan pintu dengan tampang yang sangat khawatir sesekali. “Kamu sedang khawatir apakah sesuatu akan terjadi pada Tuan David?” tanya Brena sambil tersenyum.“Benar. Kita sudah naik ke atas sekian lama dan di bawah masih tidak ada pergerakan apapun……” kata Ria dengan sangat khawatir.“Tenang saja, tidak akan ada masalah yang terjadi pada Tuan David. Perlu diketahui bahwa dia
Di dalam Freya Group. Begitu Surya baru menutup telepon, Gerry yang berada di sampingnya segera bertanya, “Surya, apa yang dikatakan anak itu?”“Dia mengatakan akan segera datang ke perusahaan.” kata Surya sambil tersenyum dingin.“Haha, bagus. Sekarang aku sangat menantikan ekspresi anak itu.” Gerry langsung merasa senang. Tidak hanya dirinya, bahkan di mata Citra dan Wulan yang berada di tempat itu juga menampakkan penantian. Surya mendengus dan berkata, “Kalian semua lihat saja. Nanti aku akan memberi pelajaran pada anak itu.”Begitu mengingat dirinya bersujud kepada David kemarin malam, dia langsung merasa sangat kehilangan muka. Dia sangat ingin segera mendapatkan kembali mukanya. Pada saat ini, ponselnya berbunyi. Herawati yang menelepon kemari. “Surya, Aku dan Yuniarti serta Tanto sudah sampai di gerbang perusahaan kalian.”Surya berkata, “Tante Herawati, kalian tunggu di ruang konferensi perusahaan dulu. Yang mewawancarai kalian kali ini adalah menejer departemen personalia
David menegakkan pundak. Dia malas untuk berbicara dengan mereka dan langsung angkat kaki berjalan masuk ke dalam perusahaan. Pada saat ini, Tari menelepon kemari. “Pak David, Anda sudah datang ke perusahaan?”“Benar. Ada apa?” tanya David. Dengan singkat dan cepat, Tari berkata, “Begini, akhir-akhir ini perusahaan sudah mengaturkan supir dan sekretaris untuk Anda. Apakah Anda ingin melakukan wawancara secara pribadi?”David baru ingin menyuruh mereka yang menutuskannya saja. Tapi, dia langsung teringat pada Yuniarti dan Tanto bertiga.Dia tidak bisa menahan diri untuk tidak bertanya, “Kapan wawancaranya dimulai?”“Sudah bisa dimulai sekarang. Sepertinya mereka sudah tiba di perusahaan. Tempat wawancara berada di ruang konferensi.” kata Tari. “Baik, aku segera ke sana.”David mengangguk dan berbalik badan masuk ke toilet di samping.Di sebelah sini, karena Surya sudah memberi kabar terlebih dahulu, maka Yuniarti dan Tanto bersaudara dibawa ke masuk ke ruang konferensi. Setelah mene
Orang yang datang tentu adalah David.Tatapannya langsung menyapu seluruh ruang konferensi, kemudian melihat Yuniarti dan Tanto yang sedang duduk tegak.Ternyata benaran kedua orang ini. Pada saat itu, David tidak bisa menahan diri untuk tidak mengelus hidung dengan merasa tertegun.“David?”Saat melihat David, mata Yuniarti dan Tanto membelalak besar. “S*alan, kenapa b*jingan ini ikut masuk? Seperti hantu gentayangan saja.”Wajah Tanto langsung berubah dan dengan marah, dia berkata, “Pasti karena barusan kita memarahi anak ini, maka dia sangat kesal dan ikut kemari untuk membuat keributan.”“Kak, ka……kalau begitu apa yang harus kita lakukan?” Yuniarti langsung panik.Perlu diketahui bahwa demi wawancara hari ini, mereka berdua sudah mempersiapkan diri sekian lama.Jika sampai gagal karena David, mereka akan sangat menyesal. “Kamu jangan panik dulu, aku pergi mengusir anak ini.” Tanto berkata sambil menggertakkan gigi dan lansung bangkit berdiri berjalan ke arah David dengan langkah