“Syukurlah, rebut kembali apa yang menjadi milikmu. Jadilah wanita yang kuat dan memiliki keberanian untuk berdiri di atas kebenaran, Nak.” Ratih mengangguk tanpa ragu. “Baik, Ma,” jawab Ratih tegas. Lalu keduanya melihat Deva memberikan liontin tersebut kepada Lusi. "Bunda aku sudah mendapatkan liontin ini, walau harga yang kubayar sangat mahal tapi itu bukanlah sebuah masalah bagiku.” “ Yang penting aku bisa melihat istriku kembali membuka kedua matanya dan aku bisa melihat seulas senyum manis di wajah Ratih," ucap Deva seraya memberikan kalung liontin giok tersebut kepada Lusi. “Katakan, harga apa yang harus kamu bayar untuk mendapatkan liontin ini?” tanya Lusi kepada Deva dengan wajah khawatir. “Aku, belum siap mengungkapkannya. Jika Ratih nanti sudah sadar, ijinkan aku menyampaikannya kepada Ratih dulu baru kepada Bunda dan ayah serta papa.” Melihat wajah murung Deva, Lusi memutuskan untuk tidak memaksanya. “
Last Updated : 2024-02-03 Read more