All Chapters of Tuan Konglomerat, Kali ini Aku akan jadi istrimu: Chapter 111 - Chapter 120

204 Chapters

BAB 111. Rangga Kabur Dari Penjara.

"Kamu sialan! Deva!" maki Ratih kepada Deva.Mendengarnya Devi sudah tidak bisa diam lagi, ia tidak mau urusan ini berlarut-larut. Sekarang saja masih sekitar jam 11.00 siang lantas dia harus galaumenunggu jalannya waktu sampai sore dan baru bisa bertemu dengan Ratih, serta membicarakan masalah ini?!Deva tidak peduli sama sekali, ia langsung segera bergegas mengambil kunci mobilnya dan mematikan ponsel yang masih tersambung."Bisa-bisanya dia memaki diriku?! Oke, kamu tunggu aku akan pulang sekarang!" gumam Deva tidak terima saat mendengar Ratih berbicara kasar kepadanya.Daripada pekerjaan di kantor kacau dia memilih untuk segera menyelesaikan saja masalah rumah tanggannya ini. Sesampainya di rumah, Ratih yang sudah curiga akan kedatangannya Deva, langsung saja mengunci kamar dari dalam.Deva berjalan dengan langkah yang lebar, ia segera mengetuk pintu kamarnya berkali-kali. Meminta agar Ratih membuka pintu pada saat itu juga."Ratih buka pintunya! Ratih apa-apaan kamu mengunci dari
last updateLast Updated : 2024-01-27
Read more

BAB 112. Hanya Liontin Itu.

"Mau ke mananya aku pergi, itu bukan urusanmu! Yang jelas aku bisa menjaga diriku. Jangan pernah kamu coba-coba untuk mengikutiku atau aku berjanji tidak akan pulang lagi ke rumah ini selamanya!" Ancaman Ratih tidak main-main, ia lalu berjalan begitu saja dengan angkuhnya.Tapi bagaimanapun Deva tidak ingin membiarkan Ratih pergi. Saat itu ia memiliki firasat yang buruk, ia berlari dan menarik pergelangan tangannya Ratih."Ratih, kamu dengar berita barusan kan?! Rangga baru saja kabur dari penjara, kumohon Ratih apapun masalah yang sedang kita hadapi sekarang, jangan gegabah dan jangan pergi sendirian," cegah Deva merasa khawatir kepada istrinya.Tapi Ratih terlalu sakit hati dan ia menjadi keras kepala, dihempaskannya tangannya Deva."Aku bukan anak kecil! Aku bisa menjaga diriku sendiri.” Tolak Ratih lalu pergi meninggalkan Deva begitu saja.Deva mendengus kesal ia lantas buru-buru menghubungi Ikbal dan meminta Ikbal mengirim beberapa anak buahnya untuk mengikuti Ratih dari belakang
last updateLast Updated : 2024-01-28
Read more

BAB 113. Aku Menginginkan Kamu.

"Ada apa denganmu," amuk Yeni dengan gusar."Berikan liontin itu atau aku tidak akan segan menyakitimu." Deva menatap Yeni dengan mata yang sudah memerahNamun keras kepalanya Yeni yang masih tidak tahu apa yang terjadi dengan Ratih tetap kekeh dengan pendiriannya."Kamu mau menyakiti aku? Maka sakitilah, aku tidak peduli dengan ancamanmu Deva! Kamu yang membutuhkanku saat ini, bukan sebaliknya," jawab Yeni dengan berani.Mendengar hal tersebut Deva langsung mati kutu. Apalagi sebelum ia turun dari mobilnya tadi Deva membaca pesan dari mertuanya yang berisikan berita buruk."Deva, Ratih sudah selesai dioperasi tetapi dokter mengatakan kemungkinan Ratih untuk hidup hanya empat puluh persen. Seluruh organ dalamnya mengalami pendarahan, akibat luka tusukan yang sangat dalam." Pesan itu semakin menghancurkan hati Deva.Ia sudah tidak memiliki harapan lagi selain berbicara baik-baik dengan Yeni. Deva langsung mengangkat kedua tangannya dan melangkah mundur ke belakang.Melihat wajah Deva
last updateLast Updated : 2024-01-28
Read more

BAB 114. Pernikahan Siri.

Nak Deva mungkin permintaan anak ibu terlalu berlebihan dan maafkan Ibu yang tidak bisa membantu Nak Deva. Ibu hanya bisa memberikan solusi kepada anak Deva segera panggilkan penghulu. Niat baik, tidak baik jika ditunda." Mendengar perkataan Ibu Sulis, Deva tidak percaya dan menatap heran."Bu, kenapa ibu berbicara seperti ini? Seharusnya ibu bisa memberitahu Yeni agar dia tidak memaksaku untuk melakukan sesuatu hal yang salah, Bu." Deva menatap heran kepada Ibu Sulis yang tiba-tiba saja berubah sikap.Wajah Ibu Sulis juga antara ketakutan tetapi juga merasa tidak berdaya karena rasa cintanya yang besar kepada Yeni. Rasa itu seketika menutup akal sehatnya dan membuatnya melupakan jika seorang ibu harus mengingatkan anaknya jika salah mengambil langkah.Dengan tatapan yang masih tidak percaya Deva kembali mendekat kepada Ibu Sulis. "Baiklah Bu kalau memang Ibu tidak bisa menasehati Yeni. Maka jika suatu saat terjadi masalah, saya harap Ibu Sulis tidak akan menyesal dan tidak meminta sa
last updateLast Updated : 2024-01-29
Read more

BAB 115. Apakah Aku Sudah Meninggal?

Dengan dingin ia mengambil liontin dari tangannya Jakse dan segera pergi meninggalkan Yeni saat itu juga."Deva, ingat kita sudah menjadi suami istri, segera ceraikan Ratih untukku," cegah Yeni sebelum Deva beranjak dari rumah Yeni.Dengan kasar Deva menghempaskan tangan Yeni dan segera pergi ke rumah sakit. Tanpa Deva ketahui saat itu Ratih yang sedang dalam keadaan koma ternyata jiwanya mengikuti Deva kemana saja dalam ruang waktu yang berbeda.“Deva … maafkan aku yang gegabah dan sangat keras kepala,” lirih Ratih yang mengikuti Deva tapi sayang, Deva tidak bisa mendengar apa yang Ratih katakan.Dalam perjalanan Deva terdiam menatap jalan, tanpa terasa air matanya terjatuh. “Maafkan aku, aku pasti akan keluar dari masalah ini secepatnya. Apapun akan aku lakukan untuk menyelamatkanmu.” Deva lantas menyeka sebutir kristal bening yang baru saja terjatuh dari pelupuk matanya.“Deva, maafkan aku. Aku tidak tau kalau Rangga tiba-tiba datang segera menikam perutku. Aku berjanji, tidak akan
last updateLast Updated : 2024-01-30
Read more

BAB 116. Apa Yang Terjadi Padamu Adalah …

Jantungnya tiba-tiba saja berdebar dengan kencang. “Ma? Apakah aku sudah meninggal?” tanya Ratih, karena ia sadar jika saat ini dirinya berada di satu alam yang sama dengan Nadira.“Menurutmu?” tanya Nadira sambil menggandeng tangannya Ratih."Sejujurnya aku tidak tahu sama sekali, Ma. Yang jelas tempat ini terasa asing. Ma, apakah jika seluruh alat bantu pernafasan dicabut akan membuatku di sini selama-lamanya?" tanya Ratih lagi dengan penasaranNadira lantas tersenyum ia mengelus lembut rambutnya Ratih dan kembali mengajaknya berkeliling.Terlihat di tengah taman itu terdapat sebuah pohon yang sangat besar, seperti pohon beringin tua. Tetapi anehnya dari cabang pohon yang berbentuk v mengalir air yang cukup deras seperti air terjun tetapi tidak tinggi.Ratih lantas berhenti melangkah dan memejamkan matanya sejenak. Ia merasakan aroma kayu dan aroma angin serta air yang segar. Aromanya masuk ke dalam paru-paru tubuhnya.Ia juga merasakan percikan halus seperti butiran debu membasahi
last updateLast Updated : 2024-02-01
Read more

BAB 117. Kelebihan Yang Akan Kamu Miliki.

"Lalu sekarang, apa yang harus aku lakukan? Apa yang akan terjadi?" lirih Ratih. Ratih sadar jika saat ini Nadira juga pasti merasa sedih. Hati ibu mana yang dapat tahan melihat anaknya berada dalam posisi yang hancur seperti ini. Tapi, Ratih juga tidak tau harus berbuat apa. Ia saja bahkan masih bingung bagaimana bisa ia berada di pelataran halaman sebuah tempat yang bernama surga. “Yang harus kita lakukan saat ini adalah menunggu,” jawab Nadira lalu mengalihkan pandangannya menatap wajah Ratih. “Menunggu? Lalu bagaimana dengan papa dan ayah?” tanya Ratih karena sejak tadi ia tidak bisa melihat wajah mereka. “Mereka lagi mengurus penangkapan Rangga. Mereka berdua sedang berjuang untuk mencari pria yang sudah menusukmu.” Nadira lalu kembali menyapu permukaan air sungai tersebut. Dan, Ratih kembali melihat bagaimana wajah Dharman terlihat bingung, khawatir, sedih dan marah bercampur menjadi satu. Terlihat wajah Abi
last updateLast Updated : 2024-02-03
Read more

BAB 118. Kembalilah Ke Duniamu.

“Karena sebuah kepercayaan yang telah diberikan, wajib untuk dijaga. Bahkan dengan nyawa sekalipun, jika kamu menyalah gunakannya kamu akan membayar harga yang sangat mahal nantinya," ucap Nadira kembali mengingatkan Ratih. Rasa penasaran menggelitik di dalam hati Ratih, kira-kira apa kelebihan yang akan ia miliki ketika ia bangun nanti. Apakah kelebihan itu bisa membuatnya membantu Deva keluar dari jerat belenggunya Yeni dan dapat membuat seluruh keadaan manjadi baik-baik saja dan normal kembali. Hanya saat Ratih nanti terbangun saja, baru ia tau. Saat ini, ia dituntut oleh hatinya untuk bersabar dan berharap agar Deva berhasil menyatukan kembali liontin tersebut. "Apapun kelebihan yang akan kamu miliki, pasti akan sangat berguna bagi banyak orang Ratih." Nadira menjawab pikirannya Ratih lagi. Ratih lantas tersenyum lebar dan sedikit malu. Ia merasa kembali ketahuan oleh mertuanya. Mendengar dirinya akan mendapat sebuah kelebihan sebenarnya t
last updateLast Updated : 2024-02-03
Read more

BAB 119. Penyatuan Kedua Liontin.

“Syukurlah, rebut kembali apa yang menjadi milikmu. Jadilah wanita yang kuat dan memiliki keberanian untuk berdiri di atas kebenaran, Nak.” Ratih mengangguk tanpa ragu. “Baik, Ma,” jawab Ratih tegas. Lalu keduanya melihat Deva memberikan liontin tersebut kepada Lusi. "Bunda aku sudah mendapatkan liontin ini, walau harga yang kubayar sangat mahal tapi itu bukanlah sebuah masalah bagiku.” “ Yang penting aku bisa melihat istriku kembali membuka kedua matanya dan aku bisa melihat seulas senyum manis di wajah Ratih," ucap Deva seraya memberikan kalung liontin giok tersebut kepada Lusi. “Katakan, harga apa yang harus kamu bayar untuk mendapatkan liontin ini?” tanya Lusi kepada Deva dengan wajah khawatir. “Aku, belum siap mengungkapkannya. Jika Ratih nanti sudah sadar, ijinkan aku menyampaikannya kepada Ratih dulu baru kepada Bunda dan ayah serta papa.” Melihat wajah murung Deva, Lusi memutuskan untuk tidak memaksanya. “
last updateLast Updated : 2024-02-03
Read more

BAB 120. Sadarnya Ratih

“Aku percaya kepadamu, Ratih! Aku tidak akan meragukanmu lagi. Lihatlah, apa yang baru saja terjadi. Kumohon kembalilah kepadaku, Sayang. Aku sangat mencintaimu, aku membutuhkanmu Ratih,” ucap Deva sepenuh hati. Walau di dalam ruangan tersebut tidak ada angin puting beliung tetapi penyatuan kedua liontin tersebut membuat Deva seolah mendengar suara angin ribut. Matanya pun silau terpapar oleh cahaya terang berwarna kuning. Sangat terang, hingga ia tidak lagi mampu untuk sekedar mengintip. Terpaksa dipejamkanlah kedua matanya. Bersamaan dengan kejadian yang dialami oleh Deva, Ratih yang berada di alam sana merasa seperti tersedot dalam sebuah pusaran air yang kembali membuat dadanya sesak. “Mama, apa yang terjadi kepadaku?” tanya Ratih kepada Nadira saat ia merasa tertarik ke dalam sungai yang jernih tersebut. Nadira lantas memegang tangan Ratih. “Jangan dilawan, pasrah saja. Kamu akan kembali bertemu dengan suamimu lagi, Ratih. Janga
last updateLast Updated : 2024-02-04
Read more
PREV
1
...
1011121314
...
21
DMCA.com Protection Status