Share

BAB 114. Pernikahan Siri.

Penulis: Lee Lizbet 88
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Nak Deva mungkin permintaan anak ibu terlalu berlebihan dan maafkan Ibu yang tidak bisa membantu Nak Deva. Ibu hanya bisa memberikan solusi kepada anak Deva segera panggilkan penghulu. Niat baik, tidak baik jika ditunda." Mendengar perkataan Ibu Sulis, Deva tidak percaya dan menatap heran.

"Bu, kenapa ibu berbicara seperti ini? Seharusnya ibu bisa memberitahu Yeni agar dia tidak memaksaku untuk melakukan sesuatu hal yang salah, Bu." Deva menatap heran kepada Ibu Sulis yang tiba-tiba saja berubah sikap.

Wajah Ibu Sulis juga antara ketakutan tetapi juga merasa tidak berdaya karena rasa cintanya yang besar kepada Yeni. Rasa itu seketika menutup akal sehatnya dan membuatnya melupakan jika seorang ibu harus mengingatkan anaknya jika salah mengambil langkah.

Dengan tatapan yang masih tidak percaya Deva kembali mendekat kepada Ibu Sulis. "Baiklah Bu kalau memang Ibu tidak bisa menasehati Yeni. Maka jika suatu saat terjadi masalah, saya harap Ibu Sulis tidak akan menyesal dan tidak meminta sa
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Tuan Konglomerat, Kali ini Aku akan jadi istrimu   BAB 115. Apakah Aku Sudah Meninggal?

    Dengan dingin ia mengambil liontin dari tangannya Jakse dan segera pergi meninggalkan Yeni saat itu juga."Deva, ingat kita sudah menjadi suami istri, segera ceraikan Ratih untukku," cegah Yeni sebelum Deva beranjak dari rumah Yeni.Dengan kasar Deva menghempaskan tangan Yeni dan segera pergi ke rumah sakit. Tanpa Deva ketahui saat itu Ratih yang sedang dalam keadaan koma ternyata jiwanya mengikuti Deva kemana saja dalam ruang waktu yang berbeda.“Deva … maafkan aku yang gegabah dan sangat keras kepala,” lirih Ratih yang mengikuti Deva tapi sayang, Deva tidak bisa mendengar apa yang Ratih katakan.Dalam perjalanan Deva terdiam menatap jalan, tanpa terasa air matanya terjatuh. “Maafkan aku, aku pasti akan keluar dari masalah ini secepatnya. Apapun akan aku lakukan untuk menyelamatkanmu.” Deva lantas menyeka sebutir kristal bening yang baru saja terjatuh dari pelupuk matanya.“Deva, maafkan aku. Aku tidak tau kalau Rangga tiba-tiba datang segera menikam perutku. Aku berjanji, tidak akan

  • Tuan Konglomerat, Kali ini Aku akan jadi istrimu   BAB 116. Apa Yang Terjadi Padamu Adalah …

    Jantungnya tiba-tiba saja berdebar dengan kencang. “Ma? Apakah aku sudah meninggal?” tanya Ratih, karena ia sadar jika saat ini dirinya berada di satu alam yang sama dengan Nadira.“Menurutmu?” tanya Nadira sambil menggandeng tangannya Ratih."Sejujurnya aku tidak tahu sama sekali, Ma. Yang jelas tempat ini terasa asing. Ma, apakah jika seluruh alat bantu pernafasan dicabut akan membuatku di sini selama-lamanya?" tanya Ratih lagi dengan penasaranNadira lantas tersenyum ia mengelus lembut rambutnya Ratih dan kembali mengajaknya berkeliling.Terlihat di tengah taman itu terdapat sebuah pohon yang sangat besar, seperti pohon beringin tua. Tetapi anehnya dari cabang pohon yang berbentuk v mengalir air yang cukup deras seperti air terjun tetapi tidak tinggi.Ratih lantas berhenti melangkah dan memejamkan matanya sejenak. Ia merasakan aroma kayu dan aroma angin serta air yang segar. Aromanya masuk ke dalam paru-paru tubuhnya.Ia juga merasakan percikan halus seperti butiran debu membasahi

  • Tuan Konglomerat, Kali ini Aku akan jadi istrimu   BAB 117. Kelebihan Yang Akan Kamu Miliki.

    "Lalu sekarang, apa yang harus aku lakukan? Apa yang akan terjadi?" lirih Ratih. Ratih sadar jika saat ini Nadira juga pasti merasa sedih. Hati ibu mana yang dapat tahan melihat anaknya berada dalam posisi yang hancur seperti ini. Tapi, Ratih juga tidak tau harus berbuat apa. Ia saja bahkan masih bingung bagaimana bisa ia berada di pelataran halaman sebuah tempat yang bernama surga. “Yang harus kita lakukan saat ini adalah menunggu,” jawab Nadira lalu mengalihkan pandangannya menatap wajah Ratih. “Menunggu? Lalu bagaimana dengan papa dan ayah?” tanya Ratih karena sejak tadi ia tidak bisa melihat wajah mereka. “Mereka lagi mengurus penangkapan Rangga. Mereka berdua sedang berjuang untuk mencari pria yang sudah menusukmu.” Nadira lalu kembali menyapu permukaan air sungai tersebut. Dan, Ratih kembali melihat bagaimana wajah Dharman terlihat bingung, khawatir, sedih dan marah bercampur menjadi satu. Terlihat wajah Abi

  • Tuan Konglomerat, Kali ini Aku akan jadi istrimu   BAB 118. Kembalilah Ke Duniamu.

    “Karena sebuah kepercayaan yang telah diberikan, wajib untuk dijaga. Bahkan dengan nyawa sekalipun, jika kamu menyalah gunakannya kamu akan membayar harga yang sangat mahal nantinya," ucap Nadira kembali mengingatkan Ratih. Rasa penasaran menggelitik di dalam hati Ratih, kira-kira apa kelebihan yang akan ia miliki ketika ia bangun nanti. Apakah kelebihan itu bisa membuatnya membantu Deva keluar dari jerat belenggunya Yeni dan dapat membuat seluruh keadaan manjadi baik-baik saja dan normal kembali. Hanya saat Ratih nanti terbangun saja, baru ia tau. Saat ini, ia dituntut oleh hatinya untuk bersabar dan berharap agar Deva berhasil menyatukan kembali liontin tersebut. "Apapun kelebihan yang akan kamu miliki, pasti akan sangat berguna bagi banyak orang Ratih." Nadira menjawab pikirannya Ratih lagi. Ratih lantas tersenyum lebar dan sedikit malu. Ia merasa kembali ketahuan oleh mertuanya. Mendengar dirinya akan mendapat sebuah kelebihan sebenarnya t

  • Tuan Konglomerat, Kali ini Aku akan jadi istrimu   BAB 119. Penyatuan Kedua Liontin.

    “Syukurlah, rebut kembali apa yang menjadi milikmu. Jadilah wanita yang kuat dan memiliki keberanian untuk berdiri di atas kebenaran, Nak.” Ratih mengangguk tanpa ragu. “Baik, Ma,” jawab Ratih tegas. Lalu keduanya melihat Deva memberikan liontin tersebut kepada Lusi. "Bunda aku sudah mendapatkan liontin ini, walau harga yang kubayar sangat mahal tapi itu bukanlah sebuah masalah bagiku.” “ Yang penting aku bisa melihat istriku kembali membuka kedua matanya dan aku bisa melihat seulas senyum manis di wajah Ratih," ucap Deva seraya memberikan kalung liontin giok tersebut kepada Lusi. “Katakan, harga apa yang harus kamu bayar untuk mendapatkan liontin ini?” tanya Lusi kepada Deva dengan wajah khawatir. “Aku, belum siap mengungkapkannya. Jika Ratih nanti sudah sadar, ijinkan aku menyampaikannya kepada Ratih dulu baru kepada Bunda dan ayah serta papa.” Melihat wajah murung Deva, Lusi memutuskan untuk tidak memaksanya. “

  • Tuan Konglomerat, Kali ini Aku akan jadi istrimu   BAB 120. Sadarnya Ratih

    “Aku percaya kepadamu, Ratih! Aku tidak akan meragukanmu lagi. Lihatlah, apa yang baru saja terjadi. Kumohon kembalilah kepadaku, Sayang. Aku sangat mencintaimu, aku membutuhkanmu Ratih,” ucap Deva sepenuh hati. Walau di dalam ruangan tersebut tidak ada angin puting beliung tetapi penyatuan kedua liontin tersebut membuat Deva seolah mendengar suara angin ribut. Matanya pun silau terpapar oleh cahaya terang berwarna kuning. Sangat terang, hingga ia tidak lagi mampu untuk sekedar mengintip. Terpaksa dipejamkanlah kedua matanya. Bersamaan dengan kejadian yang dialami oleh Deva, Ratih yang berada di alam sana merasa seperti tersedot dalam sebuah pusaran air yang kembali membuat dadanya sesak. “Mama, apa yang terjadi kepadaku?” tanya Ratih kepada Nadira saat ia merasa tertarik ke dalam sungai yang jernih tersebut. Nadira lantas memegang tangan Ratih. “Jangan dilawan, pasrah saja. Kamu akan kembali bertemu dengan suamimu lagi, Ratih. Janga

  • Tuan Konglomerat, Kali ini Aku akan jadi istrimu   BAB 121. Kelebihan Baruku.

    "Bunda?" lirih Ratih mengeluh memanggil Lusi. Lusi mendekat, tapi Ratih masih terdiam dan memilih untuk mengingat sejenak apa yang barusan terjadi. Lalu sekelebatan ingatan saat bertemu Nadira membuatnya teringat akan sensasi dada yang sesak seperti tenggelam. Ia lalu merasakan ngilu yang luar biasa di bagian perutnya. "Perutku sakit, Bunda," keluh Ratih saat Lusi menghampirinya dan duduk di sisi Ratih. "Iya, Nak. Bunda tahu memang sakit, tapi yang terpenting adalah sekarang kamu sudah sadar. Kamu sudah bangun dan kamu sudah kembali kepada kami," ucap Lucy penuh haru. Ratih mengangguk lemah, ia pun menoleh melihat seorang pria yang sangat dirindukannya. Ia mendengar suara Deva tapi ada sesuatu yang sangat aneh. Suara itu terdengar jelas di telinga Ratih walau Deva tidak mengatakan apa-apa. Deva terlihat hanya menatap Ratih dengan bibir yang terkatup rapat. Hanya matanya yang berbicara dengan memancarkan kesedih

  • Tuan Konglomerat, Kali ini Aku akan jadi istrimu   BAB 122. Kamu Tidak Boleh Menceraikan Aku.

    "Kamu justru harus melindungi apa yang kamu miliki sekarang demi masa depanmu." Ini adalah nasehat yang disiapkan oleh Lusi untuk Ratih, ketika Ratih datang ke rumahnya. Sayangnya belum sempat datang musibah itu sudah terlanjur menimpa Ratih. "Iya Bun, aku akan mempercayai suamiku dan akan menghormatinya. Sama seperti bagaimana Bunda bersikap kepada ayah." Mendengarnya Lusi pun lega. Ia lalu menatap Deva seolah berbicara ‘katakan saja yang sebenarnya’. Melihat tatapan Lusi, Deva pun seolah paham, ia mengangguk mengerti. "Baiklah kalau begitu kamu bersama suamimu dulu ya. Bunda sama Jakse ada urusan di luar. Bunda juga harus mengabarkan kepada ayah dan Mas Abizar bahwa kamu sudah sadar, Nak.” “Ayo Jakse, kami juga harus mengurus sesuatu kan?" ajak Lusi sambil menatap Jakse seolah mengajaknya untuk meninggalkan sepasang suami istri ini. Jakse spontan mengangguk dengan cepat. "Benar, saya juga harus keluar sebentar, Tuan Deva.

Bab terbaru

  • Tuan Konglomerat, Kali ini Aku akan jadi istrimu   BAB 204. Akhir Yang Bahagia.

    Deva dan Ratih saat itu juga langsung menghubungi Lusi dan Abizar. Selama ini, Deva dan Ratih sengaja menutupi dan menyembunyikan kalau ingatan Ratih sudah kembali untuk kepentingan penangkapannya Rangga.“Bunda, bisakah kita bertemu malam ini juga?” tanya Ratih pada Lusi.Malam ini sudah pukul sebelas malam, Lusi mengira ada masalah baru lagi. “Baiklah, Nak. Bunda akan ke sana sekarang yah,” jawab Lusi segera bergegas.“Bunda, nanti dijemput sama pak Ratmin yah,” ucap Ratih.“Baiklah, Bunda akan bersiap sekarang juga,” jawabnya.Benar saja, saat dirinya sudah siap dengan jaket di tubuhnya, mobil pribadi Deva sudah menunggunya di depan."Selamat malam, Pak Ratmin. Maafkan, anakku yang memerintahkanmu malam-malam menjemputku ke sini," sapa Lusi merasa tidak enak hati dengan sopir setianya Deva.Ratmin menatap prihatin kepada Lusi. "Saya tahu kondisi kesehatan anak anda, memang sangat mengkhawatirkan dan sangat menyedihkan, Nyonya Lusi. Tetapi, yakinlah Tuhan pasti berpihak kepada yang

  • Tuan Konglomerat, Kali ini Aku akan jadi istrimu   BAB 203. Akhir penantian selama empat tahun.

    “Saudara Tania dan Leni, anda ditangkap karena sudah melakukan penipuan dan penggelapan serta pembunuhan berencana terhadap korban Susantio!”Alan datang dan langsung segera memborgolnya, sedangkan anak buah yang lainnya langsung datang bergerak meringsek masuk.Mereka segera menuju ke dalam kamar hotel mewah tersebut untuk menangkap Leni. Keduanya digeret ke lantai satu dan dimasukkan ke dalam mobil tahanan.Habis sudah mimpi mereka untuk menjadi orang kaya raya. Saat itu juga Leni masih berusaha untuk melepaskan dirinya menggunakan kekuatan hipnotisnya kepada para polisi. Tetapi sayang, semua itu tidak berlaku bagi para polisi yang saat ini bersama dengannya.“Apa yang sedang kau lakukan, Bu? Kenapa, dari tadi mulutmu umak umik tidak jelas,” kekeh salah satu anak buahnya Alan.Leni pun geram mendengar ejekan tersebut. “Kalian harus melepaskan kami saat ini juga! Ini, adalah perintahku,” ucap Leni tegas berusaha untuk menghipnotis orang yang mengejeknya.Tetapi Alan datang dan menepu

  • Tuan Konglomerat, Kali ini Aku akan jadi istrimu   BAB 202. Penangkapan Leni dan Tania.

    “Tentu saja, aku ingin mencari para wanita tetapi bukan hanya satu wanita. Aku ingin sepuluh wanita tercantik dan terseksi, yang ada di tempat ini.” Rangga tampak sangat takabur.“Satu malam akan ku bayarkan dua juta setengah untuk mereka. Aku akan menyewa mereka selama waktu yang aku inginkan,” sambung Rangga.Wanita di hadapannya langsung mengalungkan tangannya di leher Rangga. “Di mana anda akan menginap? Kami akan menuju ke sana, Tuan tampan,” ucap wanita itu.“Berikan saja nomor ponselmu, aku akan mengirimkan waktu dan tempatnya,” jawab Rangga.Wanita itu pun segera bergegas mengeluarkan sebuah kartu nama kepada Rangga. “Anda bisa memanggil saya kapan saja dan sembilan wanita lainnya akan siap melayani anda.” Rangga tertawa dengan puas.Ia lalu beranjak pergi ke sebuah showroom mobil. Dilihatnya, sebuah mobil Lamborghini berwarna merah tua dengan harga dua setengah milia

  • Tuan Konglomerat, Kali ini Aku akan jadi istrimu   BAB 201. Kegilaan Rangga di Hotel bersama Ara.

    “Ah, Tuan!” ucap Ara saat dadanya menabrak dada bidangnya Rangga, hingga membuat darah Rangga berdesir.“Kapan kau akan pulang kerja, hari ini?” tanya Rangga to the point, masih dalam kondisi memeluk Ara tanpa ada jarak diantara tubuh keduanya.“Aku akan pulang dua jam lagi, bagaimana?” tanya Ara menahan senyuman lebar di bibir.Ia sudah tau apa niatan pria yang dikenalnya sebagai Raka ini. Hanya dengan saling menatap saja, Ara sudah bisa menebak kalau Raka tertarik padanya.“Bisakah sebelum kau pulang, kau mengirimkan seorang desainer dan belikan aku beberapa pakaian yang sekiranya tampak casual? Juga, aku membutuhkan beberapa pakaian resmi untuk pertemuan bisnisku,” ucap Rangga sambil tertawa geli dalam hatinya.“Oke bisnis man, sambil kau menunggu, aku aku akan mengirimkan beberapa orang yang kau perlukan,” jawab Ara yang tanpa segan meraba dadanya Rangga dengan lembut, se

  • Tuan Konglomerat, Kali ini Aku akan jadi istrimu   BAB 200. Rangga Yang Berfoya-foya.

    “Okay, Sayang. Aku pasti akan membei rumah yang terbaik untuk kita. Pergilah dari kekangan keluargamu dan hiduplah berdua denganku di sana. Aku yakin, kau dan aku akan hidup bahagia selamanya,” kekeh Rangga.Ratih mengangguk dan berusaha menatap Rangga dengan bahagia. “Baiklah, Sayang. Aku percayakan semuanya padamu,” jawab Ratih sambil mencium punggung tangannya Rangga.“Kalau begitu, bisakah kau pesankan aku tiket pesawat hari ini? Aku sudah bosan di sini dan aku ingin segera menggunakan nama baruku Raka Sagabara, bagus tidak?” kekeh Rangga.Ratih mengangguk. “Nama yang sangat indah, cocok dengan tampilanmu yang sangat tampan,” jawab Ratih membuat Rangga juga terbahak dan tampak bangga.“Terima kasih, Sayang. Berarti, kita akan langsung mengambil tiket tersebut?” tanya Rangga dan Ratih menunjukkan e-tiket pada ponselnya.“Pesawat akan berangkat tiga jam lagi. Kau tida

  • Tuan Konglomerat, Kali ini Aku akan jadi istrimu   BAB 199. Sandiwara Ratih dan Rencananya.

    “Lalu, kapan kau mengirim uangnya? Aku tidak mungkin menunggu kau selesai sampai masa pemulihan. Rumah itu harus segera dibayar, Rangga.” Nia mendengus saat membaca pesannya Rangga.“Aku tidak bisa menunggu sampai kau selesai masa pemulihan yang baru akan berakhir tiga minggu lagi!” dengus Nia.Rangga pun sudah mulai kesal, ia memilih untuk mengarsipkan pesan dari Nia dan mengirimkan pesan pada Ratih. “Ratih, kapan kau datang ke tempatnya dokter Charles? Aku, merindukanmu,” ucap Rangga.Ratih yang pada saat itu sementara berbelanja di sebuah supermarket yang besar bersama dengan Saka dan Deva lantas terdiam. Ia mematung saat membaca pesannya Rangga dan menunjukkan pesan itu kepada Deva.“Lihatlah apa yang harus aku lakukan?” Deva tersenyum menanggapi pertanyaannya Ratih.“Lakukan saja apa yang dia inginkan, bukankah dia baru saja meminta uang tambahan. Kirim saja sepuluh miliar lagi. Dengan begitu, dia akan terus memberikan kabar padamu tanpa kau perlu bertemu dengannya.” Ratih pun me

  • Tuan Konglomerat, Kali ini Aku akan jadi istrimu   BAB 198. Tampannya Rangga.

    Saat melihat wajahnya sendiri, Rangga tampak sangat takjub. “Gila! Aku, sangat tampan!” ucapnya sangat puas saat menatap gambar dirinya di sebuah cermin kecil.Ia tahu kalau dirinya saat ini sudah siap untuk mengubah identitas aslinya. Cermin di tangan Rangga diberikan kembali pada dokter Charles, sambil menyeringai puas.“Terima kasih, Dokter. Ternyata uang yang dibayarkan oleh calon istriku, sepadan dengan hasil yang kau berikan!” Charles pun tersenyum, hingga membuat mata sipitnya semakin menghilang.“Hari ini kau sudah bisa melakukan proses foto untuk keperluan mengganti identitasmu. Tulis saja siapa nama yang kau inginkan di sebuah kertas putih. Tanggal lahir dan untuk alamat, aku sudah memberikan alamat yang tidak akan ditemukan oleh siapapun,” terang Charles.Ia sudah terbiasa membantu pelarian para mafia, maupun bandar narkoba. Dirinya cukup berpengalaman, untuk hal-hal illegal seperti ini. “Raka Sagara! Aku menginginkan namaku menjadi Raka Sagara, Dokter Charles,” ucapnya sam

  • Tuan Konglomerat, Kali ini Aku akan jadi istrimu   BAB 197. Rumah Gedong Impian Nia.

    Leni sedikit mendapatkan firasat tidak enak. Akhirnya, Nia pun menganggukkan kepalanya. “Okey, Bu. Kita, berangkat sekarang.”Keduanya pun segera menuju ke sebuah kantor pemasaran, tampak gedung bertingkat yang sangat tinggi. Dengan penampilan bak artis ibukota, mereka jalan penuh percaya diri.Siapa saja yang menatap mereka, tahu kalau orang-orang ini memakai pakaian mahal. Juga, tas serta sepatu yang bernilai fantastis. Mereka pun segera menunduk hormat dan membukakan pintu untuk Nia dan Leni.“Selamat pagi, Bu. Silahkan masuk,” sambut salah satu penerima tamu dan memberikan welcome drink kepada kedua wanita yang tampak kaya raya tersebut.Mereka sangat menikmati pemujaan yang luar biasa tersebut. “Ya, selamat siang. Aku mau membeli rumah, apa aku bisa melihat beberapa tipe-tipe rumah yang saat ini siap huni?” tanya Nia dengan sombong.“Oh baik, Ibu. Boleh, Ibu perkenalkan nama Ibu siapa ter

  • Tuan Konglomerat, Kali ini Aku akan jadi istrimu   BAB 196. Orang Kaya Baru - Part 2

    “Bu, pakaian di sini pun di bandrol paling murah senilai satu juta setengah, tolong jangan mempersulit pekerjaan kami,” ucap pelayan tersebut berusaha menyadarkan Leni.“Lancang mulutmu!” pekik Nia dan Leni langsung mengangkat tangannya untuk mencegah kemarahan anaknya.Leni ingin tetap tampi dengan elegan dan bersikap seperti orang kaya pada umunya. Leni lantas mengatupkan bibirnya dan menoleh kepada pelayan tersebut.Sedangkan, Nia sudah hendak menghajar pelayan itu. tetapi dicegah oleh Leni. “Oh, benarkah harga pakaian ini satu juta lima ratus paling murah? Kalau begitu, ini!” Leni menjeda sebentar ucapannya seraya memberikan tumpukan pakaian yang ada di pelukannya pada pelayan tersebut.Ia menatap tajam pelayan itu dan berbicara dengan kesan yang sangat mengintimidasi. “Hitung semua pakaian ini, aku akan membayarnya sekarang. Bila perlu, kau dan seisi ruangan ini pun akan kubeli,” ucap Leni dingin dengan menatap nyalang pada wanita itu.

DMCA.com Protection Status