All Chapters of Tuan Konglomerat, Kali ini Aku akan jadi istrimu: Chapter 121 - Chapter 130

204 Chapters

BAB 121. Kelebihan Baruku.

"Bunda?" lirih Ratih mengeluh memanggil Lusi. Lusi mendekat, tapi Ratih masih terdiam dan memilih untuk mengingat sejenak apa yang barusan terjadi. Lalu sekelebatan ingatan saat bertemu Nadira membuatnya teringat akan sensasi dada yang sesak seperti tenggelam. Ia lalu merasakan ngilu yang luar biasa di bagian perutnya. "Perutku sakit, Bunda," keluh Ratih saat Lusi menghampirinya dan duduk di sisi Ratih. "Iya, Nak. Bunda tahu memang sakit, tapi yang terpenting adalah sekarang kamu sudah sadar. Kamu sudah bangun dan kamu sudah kembali kepada kami," ucap Lucy penuh haru. Ratih mengangguk lemah, ia pun menoleh melihat seorang pria yang sangat dirindukannya. Ia mendengar suara Deva tapi ada sesuatu yang sangat aneh. Suara itu terdengar jelas di telinga Ratih walau Deva tidak mengatakan apa-apa. Deva terlihat hanya menatap Ratih dengan bibir yang terkatup rapat. Hanya matanya yang berbicara dengan memancarkan kesedih
Read more

BAB 122. Kamu Tidak Boleh Menceraikan Aku.

"Kamu justru harus melindungi apa yang kamu miliki sekarang demi masa depanmu." Ini adalah nasehat yang disiapkan oleh Lusi untuk Ratih, ketika Ratih datang ke rumahnya. Sayangnya belum sempat datang musibah itu sudah terlanjur menimpa Ratih. "Iya Bun, aku akan mempercayai suamiku dan akan menghormatinya. Sama seperti bagaimana Bunda bersikap kepada ayah." Mendengarnya Lusi pun lega. Ia lalu menatap Deva seolah berbicara ‘katakan saja yang sebenarnya’. Melihat tatapan Lusi, Deva pun seolah paham, ia mengangguk mengerti. "Baiklah kalau begitu kamu bersama suamimu dulu ya. Bunda sama Jakse ada urusan di luar. Bunda juga harus mengabarkan kepada ayah dan Mas Abizar bahwa kamu sudah sadar, Nak.” “Ayo Jakse, kami juga harus mengurus sesuatu kan?" ajak Lusi sambil menatap Jakse seolah mengajaknya untuk meninggalkan sepasang suami istri ini. Jakse spontan mengangguk dengan cepat. "Benar, saya juga harus keluar sebentar, Tuan Deva.
Read more

BAB 123. Ratih Bertemu dengan Yeni.

"Bener Nyonya. Terima kasih untuk keputusan yang sangat bijaksana ini," ucap Jakse bersyukur. Dengan begitu Jakse tidak perlu terlalu menghadapi kepanikan tuan besarnya. Kembali ke dalam kamar perawatan, sebuah kepercayaan yang Ratih tanamkan kepada Deva semakin membuat pondasi pernikahan mereka menjadi lebih kokoh. Rasa cinta keduanya pun semakin bertambah lebih dalam lagi. Terkadang kita akan sadar betapa kita sangat mencintai seseorang di saat kita akan kehilangan dirinya. "Jika saja kamu tahu, Ratih. Saat aku mendengar dirimu berada di sini, rasanya aku mau mati saja," cerita Deva tak kuasa menumpahkan kesedihannya saat pertama kali ia menerima panggilan telepon dari orang asing. Ratih mengangguk. "Aku tahu, jika kamu hancur, Deva. Aku pun merasakannya Deva, entah bagaimana walau dalam kondisi tidak sadarkan diri, tapi aku tau kamu tidak baik-baik saja,” “Tapi kini masa yang paling sulit dan buruk, sudah kita lalui, Say
Read more

BAB 124. Kamu Sudah Boleh Pulang.

“Bagaimana, Tante?” tanya Deva terdengar khawatir. Sedikit terbelalak Hastuti sampai mundur satu langkah ke belakang dengan wajah yang cukup pucat. "Bagaimana mungkin lukamu bisa kering secepat ini? Rasanya sangat tidak masuk akal," gumam Hastuti dalam hati. Ratih yang bisa mendengar isi hati Hastuti pun juga cukup terkesiap. Ternyata kelebihannya bukan saja dapat membaca pikiran orang tetapi ia seperti benar-benar dilindungi dari maut. "Lukamu kering lebih cepat dari yang seharusnya, aku rasa besok sudah bisa cabut jahitan ya Ratih. Padahal kalau luka seperti ini biasanya membutuhkan waktu sekitar 1 minggu untuk bisa cabut jahitan,” “Kamu baru saja masuk rumah sakit satu hari kan? Tapi sudahlah, kita syukur saja kemajuan signifikan kesehatanmu. Ini memang sebuah keajaiban yang paling nyata. Ada hal-hal tertentu yang tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata dan hanya Tuhan saja yang tahu sekarang,” “Saranku, kamu istirahat y
Read more

BAB 125. Malam Romantis Bersamamu.

Saat itu juga ia segera meminta pak Ratmin untuk menuju ke rumah kayu.“Ratmin, kita ke rumah kayu yah,” titah Deva.Ratmin tersenyum lebar dan langsung mengangkat satu jempol tangannya. “Siap, Tuan!” sahut Ratmin semangat.“Makasi yah, Dev,” ucap Ratih dengan manja lalu menyandarkan kepalanya di bahu Deva dan segera disambut dengan kecupan lembut di dahi sang istri.“Sama-sama, Sayang.” Deva menatap Ratih penuh cinta.Sebuah jalan yang lebih kecil dari jalan utama dilalui oleh Ratih. Kiri kanannya tentu saja masih banyak pohon karet dan juga ada sawit. Ini pertama kalinya Ratih memasuki area kebun pribadi milik Deva.Jalan kecil itu cukup menanjak, lalu menurun curam. Pada saat jalanan mulai rata terlihat di samping kiri kanan terdapat jembatan yang di bawahnya dialiri air sungai yang sangat jernih. Pak Ratmin lalu memarkirkan mobilnya di pinggir sungai tersebut.“Silahkan turun,
Read more

BAB 126. Aku Mandikan Yah

“Tapi, aku ingin bercinta,” keluh Ratih sambil mendesah frustasi. “Apalagi, aku.” Deva juga mengeluh sambil memijat kepalanya yang mendadak pusing. Keduanya tidak sadar bersamaan menghela nafas panjang lalu menoleh satu sama lain dan terbahak bersama. “Oh, Tuhan. Kita memang pengantin baru mesum yang tidak tau keadaan,” kikik Ratih malu dengan dirinya sendiri. “Begitulah, habis kamu suka sekali memancing geloraku.” Deva lalu memeluk Ratih dan menenggelamkan wajahnya di tengkuk Ratih. “Kita pulang sekarang yah,” ajak Deva dan Ratih masih protes. “Kok pulang? Katanya mau tidur di sini?” tolak Ratih sudah terlanjur betah di rumah kayu tersebut. “Tampaknya rencanaku kacau karena tubuh kita yang sudah basah seperti ini. Kita pulang saja dulu, kalau mau kembali boleh saja asal kita membawa pakaian ganti, okay?’ rayu Deva kepada Ratih. Ratih akhirnya mengangguk nurut dan membuat Deva lega. Keduanya lantas kembali turun ke bawah. Terlihat Pak Ratmin setia menunggu keduanya di depan mo
Read more

BAB 127. Ratih Menemukan Rahasia Besar Yeni.

Sesi mandi sekaligus bercinta membuat Ratih dan Deva sedikit bisa mengurangi rasa rindu satu sama lainnya. Kini keduanya telah terbaring dengan senyuman yang mengembang di wajah mereka. “Kalau melakukannya dengan lembut, aku pasti tidak bisa terlalu lama,” keluh Deva lalu memiringkan tubuhnya dan memeluk Ratih. “Empat puluh menit kamu bilang tidak lama? Yang benar saja,” kekeh Ratih lalu mengecup bibirnya Deva dengan lembut. “Kalau begitu sekarang tidurlah, besok kita akan jalan-jalan lagi. Ke rumah kayunya besok saja yah,” ucap Deva. “Baiklah, aku juga harus beristirahat,” sahut Ratih lalu memejamkan kedua matanya. Kesokan paginya, Ratih memilih untuk lebih dulu membersihkan diri. Kalau Deva yang memandikannya, maka akan episode ke dua untuk pertarungan nikmatnya semalam. Ratih lalu keluar dari kamar dan melihat Deva sudah tidak ada di dalam kemar tersebut. Sesuatu kembali mengusik batin Ratih. Ia menjadi tidak sabar untuk
Read more

BAB 128. Waktumu Dua Hari

Mendengarnya Ratih pun membatin. “Aku tau, Yeni! Sekarang aku hanya perlu mencari tau siapa ‘Yoga’ yang menjadi suamimu itu. Kalau seperti ini aku harus segera bertemu dengan Jokowi," batin Ratih wajahnya masih terlihat pucat.Yeni tertawa miring dan memperhatikan raut wajah Ratih yang terlihat tidak memiliki semangat hidup lagi. Wajahnya Ratih juga tidak karuan, Yeni merasa menang dan sangat senang. ia tertawa dan bangga. Ia berpikir jika Ratih pasti akan menyerah."Kenapa, kamu kecewa? Sudahlah, Ratih ikhlaskan saja Deva untukku. Bukankah sejak kecil kamu sudah hidup bergelimang harta benda dan kasih sayang dari kedua orang tuamu?” desis Yeni menatap sirik kepada Ratih.“Kamu bisa dengan mudah mendapatkan apa yang kamu inginkan. Untuk kali ini, aku tidak ingin berbagi pria yang paling aku dambakan seumur hidupku, Ratih. Tidak akan pernah!” tegas Yeni.“Mendambakannya seumur hidupmu? Aku sudah mengenal Deva sejak
Read more

BAB 129. Yeni Latifa Adalah Mantan Istrinya.

“Jokowi, kami menunggu jawaban yang jujur darimu.” Deva mendesak Jokowi saat melihat ada perubahan ekspresi di wajah Jokowi saat itu. Jokowi masih terdiam dengan bibir yang dikunci rapat.selain selama ini tidak pernah mengatakan soal Yeni, dia masih berusaha untuk menutupi bahwa Yeni adalah otak dibalik semua kejahatan yang terjadi. "Katakan saja Jokowi apa kamu mau berkorban untuk seseorang yang meninggalkanmu?" Ratih sengaja memancing Jokowi karena baru saja mendengar isi hati Jokowi. Jokowi menelan salivanya dengan susah payah, tenggorokkannya juga mendadak menjadi kering. Ia segera mengambil air putih yang disediakan di depannya, dengan cepat diminumnya air tersebut hingga tandas. “Benar selama ini akulah yang selalu berharap kepadanya dan dia selalu memberikan harapan kosong kepadaku,” lirih Jokowi dalam hati. Ia lantas mengangkat wajahnya dan semakin gugup, terlihat saat kedua tangannya tidak dapat berhenti bergerak. Ia meremas-remas jemarinya yang mulai berkeringat. "Dia
Read more

BAB 130. Aku Akan Menjamin Keluargamu.

"Jika saya membantu Nyonya lantas apa yang akan saya dapatkan dari keluarga Rahardjo?" Jokowi juga ingin memastikan dia mendapatkan apa yang dia butuhkan saat ini."Aku tahu dengan kapabilitas kemampuanmu seperti apa, Jokowi. Dan, aku yakin setelah kamu keluar dari penjara pasti kamu akan di blacklist oleh banyak perusahaan. Bukankah itulah yang kamu khawatirkan saat ini?" Deva sengaja bertanya ingin melihat bagaimana reaksinya Jokowi.Wajah Jokowi pun tidak dapat menutupi kekhawatirannya. Persis seperti apa yang dikatakan oleh Deva, ia hanya mengangguk lemah, wajahnya tertunduk lesu."Baiklah aku memahami kekhawatiranmu. Aku menjamin ketika kamu keluar dari penjara nanti, aku akan merekrutmu untuk bekerja di perusahaanku. Jika kamu sudah bebas nanti, aku juga akan menjamin kehidupanmu,”“Kamu akan mendapatkan hidup yang layak dan aku juga pasti akan melindungimu dari semua diskriminasi yang mungkin akan kamu terima. Baik dii lingkungan sekita
Read more
PREV
1
...
1112131415
...
21
DMCA.com Protection Status