Semua Bab Tuan Konglomerat, Kali ini Aku akan jadi istrimu: Bab 131 - Bab 140

204 Bab

BAB 131. Dua Alat Bukti.

Mendengar perkataan Ratih, Jokowi tidak kuasa menahan tangis. Ia segera menenggelamkan wajahnya di kedua telapak tangannya. Mengusap air mata yang jatuh meluncur begitu saja. ia merasa malu kepada sepasang suami istri Rahardjo tersebut.Bagaimana pun, walau ia mengatakan akan membantu segala proses hukum agar berjalan dengan cepat. Tapi ia telah melakukan sebuah kejahatan yang cukup besar dan berkonspirasi dengan orang-orang yang tidak bertanggung jawab.Jokowi merasa teramat malu, apalagi jika sudah menyangkut bantuan untuk keluarganya. Tidak ada lagi yang bisa dia katakana, bahkan mengucapkan terima kasih saja rasanya belum cukup bagi Jokowi."Dan untuk masalah kebun kamu juga jangan khawatir, Jokowi. Aku akan meminta ayahku mengirim beberapa pekerja atau memberdayakan Masyarakat desa dengan memberikan pelatihan bagi para penduduk di sana.“Bagi yang belum memiliki pekerjaan, biarkan mere berkebun di lahanmu. Kami yang akan memberikan bibit tanama
Baca selengkapnya

BAB 132. Rayulah Yeni.

"Tuan, maaf dari percakapan yang tadi sempat saya dengar, jika memang Anda bisa. Bawa Yeni ke rumah Anda, Tuan. Hanya untuk sementara, kelabuhi saja dia. Ikuti keinginannya, setelah statusnya berubah menjadi tersangka, kami akan segera menangkap dan menyergapnya di rumah Anda."Penyidik tersebut memberikan saran kepada Deva dan Ratih. Tapi, bagi Deva ini adalah saran yang buruk. Belum sempat Deva membuka mulutnya untuk bertanya, suara Ratih sudah lebih dulu menginterupsi dirinya."Apa maksud Anda, Pak? Anda meminta kami untuk tinggal bersama dengan Yeni di satu rumah yang sama?!" Ratih terkejut mendengar usul dari penyidik."Hanya itu satu-satunya cara Nyonya, Anda ingin mendapatkan Yeni dan menjebloskannya ke dalam penjara? Atau Anda ingin dia kabur lagi, lalu mengulangi niat buruknya untuk mengganggu Anda dan keluarga Anda?” Pertanyaan penyidik ini membuat hati Ratih langsung gundah gulana.“Saya hanya memberikan usul dan solusi kepada Tuan
Baca selengkapnya

BAB 133. Tinggallah bersamaku, Tapi Dengan Syarat.

“Kita hanya mengikuti usul dari penyidik, perasaanku kepadamu tidak akan berubah dan aku yakin begitu juga sebaliknya. Kumohon Deva, demi pernikahan kita, lakukanlah apa yang aku inginkan. Please?" lirih Ratih kepada Deva. Deva yang kesal langsung mengunci mulutnya dan segera berbalik menuju ke pintu keluar. Tidak lupa ia mengambil kunci mobil, lalu tidak seberapa lama Ratih mendengar suara erangan mesin kendaraan yang Deva gas dengan gusar. "Maafkan aku, Deva. hanya ini satu-satunya cara, aku tahu seberapa besar perasaanmu kepadaku tetapi urusan kita masih terlalu banyak. Tedi yang belum sadar, begitu juga dengan pak Ucok. Proses hukum Yoga Budiman yang juga belum selesai.” “Rangga yang masih dalam buron juga belum tertangkap, lalu sekarang kita harus menghadapi Yeni. Tidak mungkin semuanya dapat selesai dalam waktu yang bersamaan. Maka, seperti yang sudah pernah kita lakukan, kita akan menghadapinya satu persatu.” “Hanya saja, kali ini semua dimulai
Baca selengkapnya

BAB 134. Dimana Kamar Kami?

"Terserah kamu saja," jawab Deva sambil mengeraskan rahangnya.Setelah ada kata sepakat, akhirnya Yeni pun segera mengambil beberapa barang-barangnya yang sangat diperlukan. Dia berpikir untuk meninggalkan beberapa bajunya yang sudah tidak layak pakai dan sudah membayangkan akan mendapatkan black card dari sang suami, serta berbelanja semaunya di mall yang mewah."Aku bawa ini saja ya karena baju-bajuku yang lain tidak terlalu bagus dan jika kita bersanding orang tidak akan percaya kalau aku adalah nyonya Rahardjo," ucap Yeni kepada Deva lalu menggandeng Deva sembari bergelanyut manja.Kalau saja bukan atas permintaan Ratih dan bukan untuk mengulur waktu atau buying time, sudah pasti Deva akan menghempaskan tangan Yeni dari lengannya."Terserah kamu saja," jawab Deva lalu dengan perlahan melepaskan tangan Yeni dan menuju ke arah pintu mobilnya."Deva, apa kamu tidak mau membukakan pintu untukku, istrimu? Perlakukanlah aku, seperti kamu mem
Baca selengkapnya

BAB 135. Dia Istri Kedua Deva.

"Aku tahu kamu kaget, Ratih. Tapi aku yakin kamu belum tuli dong ya? Tolong sekarang antarkan kami menuju ke kamar kami.” Yeni semakin berulah dan Ratih kembali membalasnya dengan senyuman manis.“Yah sudah, masuk dulu. Aku suruh, pelayan untuk menyiapkan kamarnya kalian yah,” jawab Ratih lalu segera berbalik sambil menahan tangisnya.Sesampainya di taman belakang Ratih langsung menumpahkan segala kesedihannya. Ia menangis menahan suaranya hingga seorang pelayan datang menghampirinya."Nyonya, ada apa? Anda baik-baik saja?" tanya pelayan tersebut menatap Ratih dengan khawatir."Eh Sari, iya aku baik-baik saja. Sari bisakah kamu ikut denganku ke dalam rumah, kita bersihkan satu kamar tamu ya," ajak Ratih kepada pelayannya.Sari menjadi tidak enak saat mendengar permintaan tolong dari nyonyanya seperti itu. Padahal Ratih bisa saja memerintahnya seperti seorang nyonya rumah pada umumnya. Tapi Ratih tidak seperti itu, Ratih sangat menghargai manusia, tidak perduli apapun status sosialnya
Baca selengkapnya

BAB 136. Menggoda Deva.

"Hentikan tingkah konyolmu itu, tolong jaga sikapmu. Tidak ada pertemuan dengan para pelayan atau apapun sebelum pernikahan kita resmi apa kau paham?!" desis Deva menatap Yeni dengan tajam.Tidak ingin dipermalukan di hadapan Ratih apalagi ada seorang pembantu, Yeni segera mengalihkan pembicaraan."Sudahlah aku tidak mau membahasnya lagi. kalau begitu kamu saja yang bantu aku mengangkat kopernya. Aku lelah, aku mau tidur temani aku ya, Sayang" ucap Yeni langsung meninggalkan Deva, Ratih dan Sari, di sana ia berjalan dengan angkuh dan membuka kamar barunya lalu masuk ke dalam.Ratih mendesah, begitu juga dengan Deva. Tatapan mereka saling bertemu, Deva masih tidak ingin berbicara dengan Ratih karena ia masih kesal. Permintaan Ratih yang konyol ini membuatnya harus meladeni kegilaan Yeni, walau Deva sebenarnya juga tahu kalau Ratih pun sedang menahan kesedihan."Sari kamu sudah boleh kembali ke messmu. Terima kasih banyak ya, untuk bantuanmu. Nanti
Baca selengkapnya

BAB 137. Pesan Mama Nadira.

Sore itu keduanya terlihat mandi besar, baik Deva maupun Ratih merasakan sebuah kerinduan yang tersalurkan dalam setiap desahan dan lenguhan satu sama lain.Deva mengajak Ratih keluar sambil menggenggam erat tangannya. Keduanya berjalan berjalan dengan mesra di taman belakang, Deva tidak bisa menyingkirkan senyuman indah di wajahnya, begitu juga dengan Ratih. "Deva, ada sesuatu yang belum aku ceritakan kepadamu." Deva lalu mengambil kursi dan segera menariknya, serta mempersilahkan Ratih untuk duduk. "Duduklah, apalagi yang belum kamu ceritakan kepadaku?" tanya Deva sambil mendesah lelah menatap Ratih.Ia curiga dan takut, Ratih akan kembali membahas masalah Yeni atau apapun yang berhubungan dengan permasalahan yang sedang mereka hadapi saat ini."Pada saat aku koma, aku sempat bertemu dengan mama Nadira," bisik Ratih lalu menatap Deva dengan serius sembari mengangguk.Diva terbelalak tidak percaya, dugaannya salah. Bahkan informasi ini tidak
Baca selengkapnya

BAB 138. Makan Malam Bersama

"Begini Sayang, kan aku tadi sudah bilang sama kamu, kalau aku tidak membawa seluruh pakaianku. Bisakah aku meminta credit card darimu dan izinkan aku berbelanja untuk memenuhi segala kebutuhanku dan ibuku?" pinta Yeni kepada Deva. Tanpa pikir panjang, Deva segera membuka isi dompet dan mengeluarkan salah satu credit cardnya. Kartu kredit yang berlimit satu miliar untuk satu bulan itu segera ia berikan kepada Yeni untuk membungkam mulutnya."Ini gunakan saja credit card ku sesuka dan semaumu. Aku sama sekali tidak pernah menggunakan credit card, lagi pula Ratih juga tidak terlalu suka berbelanja dengan credit card. Dia biasanya suka berbelanja dengan debit card.”“Tapi kalau kau membutuhkannya yang pakai saja, limit dalam kartu kredit ini senilai satu miliar selama satu bulan. Belanjalah seperlunya, jika kau foya-foya aku akan menjual semua barang-barang yang kau beli, paham Yeni?" Deva memperingati Yeni dengan tegas.Saat melihat kartu berwarna platinum itu Yeni langsung melompat ke
Baca selengkapnya

BAB 139. Rencana Yeni

"Baiklah, aku tunggu di kamar, awas aja kalau malah ke kamar dia," ancam Yeni.Yeni pun membalikkan badannya hendak segera masuk ke kamar. Sebelum itu ia sempat melemparkan tisu yang habis di pakainya ke atas meja. Ia memang sengaja untuk membuat meja itu semakin kotor karena ia tahu bahwa biasanya yang membereskan meja kotor adalah Ratih, sekali pun memang Ratih memiliki pelayan.Benar dugaan Yeni, Ratih segera membereskan meja tersebut. Baru setelahnya ia masuk ke dalam kamar dan membiarkan bu Mur serta Sari yang mencucinya.Sedangkan Deva, langsung naik ke lantai 2 menuju ke kantor pribadinya. Ia segera menghubungi Jaksa dan menanyakan tentang progres dari penyidik."Bagaimana Jakse? Baru satu hari aku hidup seatap dengan Yeni, tapi rasanya sudah seperti setahun di neraka. Aku sungguh lelah menghadapinya, apa ada kemajuan dari penyidik?" tanya Deva penuh harap."Tuan, kemungkinan minggu depan akan dijadwalkan gelar perkara. Dan kasus ini akan naik ke tingkat penyidikan, walaupun
Baca selengkapnya

BAB 140. Gelar Perkara.

"Bodoh! Bisa kerja tidak kamu ini sebenarnya hah?!""Cuci yang bersih ya, lakukan pekerjaan yang baik. Aku tahu, kau tidak suka denganku sejak awal kan?! Lihat saja kalau nanti Ratih sudah pergi dari sini, kau adalah pembantu yang pertama kali aku pecat," ancam Yeni kepada Sari, lalu mendorong tubuh Sari yang bergeming.Yeni lalu pergi keluar dan mengintip apa yang sedang Ratih lakukan, ternyata Ratih berdiri mematung di pekarangan rumah. Dikiranya Ratih sedang menyeka air mata, padahal barusan ada debu yang masuk ke dalam matanya dan membuat Ratih menyucek matanya karena merasa perih."Akhirnya aku berhasil membuatmu menangis. Senang rasanya melihat pemandangan yang indah ini," gumam Yeni dan segera masuk ke dalam kamar, mengganti pakaiannya dan hendak pergi ke mall yang besar untuk berbelanja.Sedangkan Deva yang sudah tidak tahan dengan Yeni. Saat itu juga segera memerintahkan Ratmin untuk pergi ke kantor polisi. Ia ingin menanyakan, apakah proses penyidikan bisa segera dipercepat.
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
1213141516
...
21
DMCA.com Protection Status