All Chapters of Accidentally Married: Chapter 81 - Chapter 90

106 Chapters

BTL ~ 81

“Ngapain malam-malam ke sini?” tanya Dandi kembali tidak membukakan pintu pagar untuk Qai. Kepalanya sudah pusing memikirkan Rumi, kini Qai muncul di malam hari seperti ini.“Karena kamu nggak angkat telponku, makanya aku ke sini.” Qai menendang pelan pagar Dandi, karena melihat pria itu tidak berniat membukakannya pintu pagar. Dasar ipar sialan!“Aku sibuk, Qai,” ujar Dandi bersedekap dan menghela. “Buruan! Kamu mau apa?”“Kamu, minta pak Vincent invest ke hotel kita?” tanya Qai yang juga tidak ingin berlama-lama, karena gerombolan nyamuk mulai terasa menggigit beberapa bagian kulitnya.“Ya!”“Dan! Alpha sudah diproses tapi kamu—”“Nggak usah ikut campur.” Dandi maju dua langkah, mendekat ke pagar. “Kamu nggak tahu apa yang aku alami, jadi, sekarang pergilah Qai. Lebih baik kamu konsen ke Jaya Grup terutama Angkasa, daripada mikirin Glory.”Sabar …Qai menarik napas panjang, lalu menghelanya. Sebenarnya, apa lagi yang diinginkan oleh Dandi saat ini. Bukankah balas dendamnya sudah ter
Read more

BTL ~ 82

“Mama sudah pulang dan istirahat di rumah,” terang Hera ketika Rafa bertanya perihal Agnes. “Makanya saya langsung ke kantor. Kabar pak Vincent gimana, Mas?”Rafa mengangguk pelan dan bersyukur kondisi Agnes ternyata tidak terlalu parah. Wanita itu bisa rawat jalan dan kembali ke rumah.“Jadwal pak Vincent mundur lagi,” jawab Rafa yang duduk berseberangan dengan Hera di ruang kerjanya. “Nanti asistennya yang kabari, kalau beliau sudah di Jakarta. Bagaimana dengan investor lainnya? Sudah ada yang dihubungi, atau belum?”“Saya baru bisa bicara sama pak Ilhaq sama bu Titik.” Hera masih saja khawatir dengan kondisi Glory setelah ini. “Jadi, kalau saya tarik kesimpulan dari mereka, sepertinya ... Dandi mulai “menghasut” setelah mas Al positif di proses.”“Sudah bisa hubungin Dandi?” tanya Rafa sudah menduga hal tersebut melalui pembicaraannya dengan Vincent. “Saya coba hubungi dia, tapi diabaikan.”“Sama, Mas,” timpal Hera semakin stres menghadapi Dandi. “Jangankan Mas Rafa, Mas Qai aja ke
Read more

BTL ~ 83

“Om Hermawan kenal sama pak Jaya.” Tanpa basa-basi, Hera segera menyampaikan informasi yang baru diterimanya dari Bagas, pada Rafa. Pria yang baru keluar dari ruang kerjanya itu, lantas tidak jadi menutup pintu dan mempersilakan Hera masuk.“Kita bicarakan di dalam,” ujar Rafa menunggu Hera melewatinya, barulah ia menyusul dan menutup pintu. Waktu kerja normal sudah selesai sekitar tiga jam yang lalu. Namun, Hera ternyata masih ada di kantor dan sepertinya masih pusing memikirkan nasib Glory.“Kenapa Bu Hera belum pulang?” tanya Rafa kemudian duduk berseberangan dengan wanita itu. “Bu Agnes baru sembuh. Harusnya Bu Hera bisa pulang sesuai jam kantor.”“Saya minta suster nginap di rumah hari ini.” Kepala Hera benar-benar pusing dibuatnya. “Saya juga sudah bilang, kalau hari ini bakal pulang malam karena banyak kerjaan.” Hera tidak berbohong, karena memang banyak hal yang harus ia lakukan. “Jadi, bagaimana dengan kerja sama kita dengan rekan Mas Rafa di Aussie, masih bisa tetap lanjut,
Read more

BTL ~ 84

“Jaaauh!” Rumi kembali mendorong tubuh Dandi yang selalu menempel padanya. Jika tidak memeluk Rumi dari samping, maka pria itu akan melingkarkan tangannya dari belakang. “Aku lagi masak!”“Kamu masak, ya, masak aja.” Dandi kembali memeluk Rumi dari belakang. Ia tidak peduli, jika sang istri saat ini tengah mengaduk telur balado yang sejak semalam diidam-idamkan Rumi. Padahal, asisten rumah tangga mereka sudah menyiapkan soto daging yang bisa dihangatkan untuk makan hari ini. Namun, Rumi tetap ngotot ingin memakan telur balado. “Aku nggak ganggu.”“Ini ganggu namanya.”“Kamu wangi.” Dandi mengecup sebentar leher bagian belakang Rumi, lalu menghidu aroma tubuh gadis itu dalam-dalam. Karena sedikit obrolan yang dilakukan tadi malam, sikap dingin Rumi terasa mulai mencair. Meskipun, wajahnya terkadang masih tertekuk, tetapi gadis itu sudah mulai banyak bicara dengan Dandi. Untuk sementara, hal itu sudah cukup dan biarlah semuanya berjalan dengan perlahan, tetapi pasti. “Mumpung nggak ada
Read more

BTL ~ 85

“Sorry.” Qai mengangkat kedua tangan, ketika Rafa memberi penjelasan singkat perihal pertemuannya dengan Dandi. “Aku cuma bisa bantu sampai di sini.”Setelah mendapat ceramah panjang dari Thea, akhirnya Qai memilih berdiam diri dan tidak melakukan apa-apa lagi. Thea memintanya untuk bersikap netral dan tidak lagi melibatkan diri dengan kedua belah pihak yang sedang bersitegang.“Oke.” Setidaknya, Rafa bisa memahami posisi Qai. Berada di tengah-tengah dua keluarga yang tidak akur, memang cukup membingungkan. “Terima kasih untuk bantuannya selama ini.”“Sorry, Ra,” ucap Qai sekali lagi dan ditujukan khusus untuk Hera. “Bukannya aku nggak mau bantu, tapi ... aku nggak bisa.”Hera mengangguk dan memaksakan senyumnya. “Dari awal, kamilah yang salah. Jadi, kami juga harus terima konsekuensinya.”“Bertahanlah.” Qai menepuk pundak Hera. “Dan perbaiki semuanya. Dan aku harap, setelah ini kita semua bisa hidup berdampingan dengan damai.”“Ini ... skandal besar Glory yang kedua.” Hera menarik na
Read more

BTL ~ 86

Perasaan Agnes mulai tidak enak, ketika menghadapi Hera dan Rafa yang memasang wajah serius. Ditambah, sejak kemarin Rafa mendatangi rumah pagi-pagi sekali untuk menjemput Hera. Mereka berdua juga pulang larut, sampai-sampai Agnes tidak memiliki waktu untuk bicara dengan putrinya.“Ada apa lagi sekarang, Raf?” Pertanyaan Agnes langsung tertuju untuk Rafa.Rafa menarik napas panjang sejenak, sambil melihat Hera yang duduk di sebelah Agnes. Setelah menghembuskannya, barulah Rafa menceritakan semua hal yang saat ini sedang terjadi di Glory. Termasuk mengenai pembicaraan mereka dengan Dandi.“Jadi, kami belum bisa ketemu dan bicara dengan pak Hermawan karena beliau masih di Balikpapan,” terang Rafa kemudian.“Dan Om Hermawan baru balik sekitar satu minggu lagi, Ma,” sambung Hera lalu menggenggam erat tangan Agnes. Hera benar-benar mengkhawatirkan kondisi sang mama, yang baru saja keluar dari rumah sakit. Hera takut, jika kabar buruk yang dibawanya pagi ini, bisa memperburuk kesehatan Agne
Read more

BTL ~ 87

“Wii!” Rumi terkesima melihat taman di depan rumah barunya. Sudah ada beberapa pot yang tersusun rapi dan berbunga, juga tanaman hias yang berjejer di balik pagar. “Mas Dandi yang beli ini semua?” tunjuk Rumi setelah keluar dari mobil.“Bibik yang beli.” Dandi berjalan menuju pagar dan menutupnya terlebih dahulu. “Aku mana ngerti yang begitu-begitu.”Tiba-tiba saja, Rumi menjadi kesal. “Iya, maksudku ... ck! ya, gitulah, pokoknya.”“Ayo, lihat kamar kita dulu.” Dandi segera meraih tangan Rumi, setelah mengunci pagarnya. Ia mengajak Rumi masuk ke dalam rumah dan langsung menuju kamar mereka. “Dari kemarin kamu cuma lihat dari video, sekarang bisa lihat langsung.”Selama ini, Rumi memang hanya melihat rumah tersebut melalui video yang dikirimkan Dandi. Ia enggan keluar dan berinteraksi dengan orang lain, karena masih saja merasa tidak percaya diri.Beda kasus dengan dirinya yang pagi itu keluar rumah dan tahu-tahu duduk di sebuah halte. Pagi itu, Rumi benar-benar merasa tertekan dan tid
Read more

BTL ~ 88

“Mamamu masuk rumah sakit lagi.” Tanpa basa-basi, Hermawan langsung bicara ketika Alpha duduk di hadapannya. “Dan saham Glory, sudah ARB di lantai bursa, karena sentimen negatif yang berasal dari kasusmu.”Alpha menarik napas dalam-dalam. Sang mama kembali masuk rumah sakit dan Glory kini ada di ujung tanduk. Sementara Alpha, tidak bisa berbuat apa pun, karena sudah berada di dalam jeruji besi. Sungguh situasi yang tidak menguntungkan sama sekali.“Hera?” tanya Alpha.“Hera sibuk ngurus mamamu.” Hermawan menelisik penampilan Alpha yang tidak terlalu banyak berubah. Ia tidak heran akan hal tersebut, karena uang bisa melakukan apa saja di dalam sana. “Sementara Rafa, sibuk melobi relasinya di luar negeri, karena investor Glory mulai menarik dananya satu per satu. Dan ini semua, karena kesalahanmu.”Alpha tersenyum miring. “Glory, akan tetap bertahan.”“Dengan apa, Al?” Hermawan membalas Alpha dengan senyum yang lebih congkak. “Siapa yang mau kamu andalkan? Hera? Ckckck ... tinggal satu
Read more

BTL ~ 89

“Tensinya mama, turun lagi.” Hera keluar kamar inap yang ditempati Agnes, lalu membiarkannya sedikit terbuka. Ia menemui Rafa yang berkunjung di depan ruang, karena tidak ingin mengganggu sang mama yang sedang beristirahat. “Tadi malam, om Hermawan yang bawa mama ke rumah sakit, habis ketemu pak Jaya sama mas Dandi.”Rafa menghela panjang, lalu mempersilakan Hera duduk lebih dulu di kursi tunggu di depan ruang. Setelahnya, barulah Rafa duduk di sebelah Hera, dengan memberi jarak di antara mereka.“Apa hasil pembicaraan semalam?” tanya Rafa harus mengetahui semuanya, agar bisa segera mengambil keputusan dan bergerak cepat. Karena itulah, buru-buru Rafa datang, setelah mengetahui Agnes masuk rumah sakit. Itu pun, Rafa mengetahuinya ketika ia menghubungi Hera beberapa waktu lalu. Jika tidak, Rafa mungkin belum tahu jika Agnes kembali mendapat perawatan. “Mas Dandi nggak berubah pikiran. Tapi ...” Hera menceritakan semua hal yang didengarnya dari Hermawan pada Rafa. “Om Hermawan ada ren
Read more

BTL ~ 90

“Kenapa?”Dandi berdecak mendengar pertanyaan Rumi. Ia masih duduk menatap e-mail, yang dikirimkan oleh Qai di meja kerjanya. “Aku ngantor.”“Iya, aku tahu, Mas.” Rumi heran, sejak bangun tidur Dandi sudah terlihat tidak bersemangat. Cuti Dandi sepertinya sudah habis dan hari ini pria itu akan kembali ke kantor dengan jam kerja normal. Namun, kenapa Dandi selalu saja berdecak dan mendesàh? Pria itu seolah frustrasi dan sedang mengalami banyak masalah. “Dulu, tiap hari juga ngantor.”Dandi menoleh pada Rumi, yang sedang bermalas-malasan di tempat tidur. Kemudian, Dandi kembali menatap layar laptopnya dan melihat jam digital yang tertera di sana.“Tapi sekarang beda.” Dandi beranjak, lalu ikut bergelung di tempat tidur dengan Rumi. “Paling cepat, sore baru aku sampai rumah. Apalagi Qai sekarang lagi babymoon sama Thea. Jadi, aku mungkin bakal stuck di kantor selama seminggu ini.”“Mas.” Rumi berusaha menjauhkan Dandi yang memeluknya. “Kemejamu kusut lagi kalau dipake guling-guling gini.
Read more
PREV
1
...
67891011
DMCA.com Protection Status