“Ngapain malam-malam ke sini?” tanya Dandi kembali tidak membukakan pintu pagar untuk Qai. Kepalanya sudah pusing memikirkan Rumi, kini Qai muncul di malam hari seperti ini.“Karena kamu nggak angkat telponku, makanya aku ke sini.” Qai menendang pelan pagar Dandi, karena melihat pria itu tidak berniat membukakannya pintu pagar. Dasar ipar sialan!“Aku sibuk, Qai,” ujar Dandi bersedekap dan menghela. “Buruan! Kamu mau apa?”“Kamu, minta pak Vincent invest ke hotel kita?” tanya Qai yang juga tidak ingin berlama-lama, karena gerombolan nyamuk mulai terasa menggigit beberapa bagian kulitnya.“Ya!”“Dan! Alpha sudah diproses tapi kamu—”“Nggak usah ikut campur.” Dandi maju dua langkah, mendekat ke pagar. “Kamu nggak tahu apa yang aku alami, jadi, sekarang pergilah Qai. Lebih baik kamu konsen ke Jaya Grup terutama Angkasa, daripada mikirin Glory.”Sabar …Qai menarik napas panjang, lalu menghelanya. Sebenarnya, apa lagi yang diinginkan oleh Dandi saat ini. Bukankah balas dendamnya sudah ter
Last Updated : 2024-03-18 Read more