Semua Bab Accidentally Married: Bab 61 - Bab 70

106 Bab

BTL ~ 61

“Selamat buat kesembuhanmu?” Dandi membuka obrolan lebih dulu, ketika Hera akhirnya bersedia menemani mengelilingi Glory. Awalnya sedikt alot, karena Rafa ingin menggantikan Hera berkeliling menemani Dandi. Namun, setelah melakukan perdebatan, akhirnya Hera bisa meyakinkan Rafa. “Tapi aku yakin, kalau kamu sudah sembuh jauh sebelum kekacauan ini ada.” Hera menunduk sebentar seraya tersenyum. Tebakan Dandi memang tidak salah, tetapi ia tidak ingin membahas hal tersebut. Ada obrolan yang jauh lebih penting, daripada membicarakan masalah pribadi Hera. “Makasih, Mas,” ucap Hera menghormati Dandi. “Jadi, kita langsung ke intinya. Apa mau Mas Dandi sebenarnya? Bukan rahasia lagi, kalau Mas Dandi membeli saham Glory karena mau balas dendam dengan Alpha. Jadi, apa maumu, Mas?” “Menghancurkan Alpha,” kata Dandi terus terang, karena tidak ada lagi yang perlu dirahasiakan. “Tapi, karena rencanaku sedikit meleset, jadi—” “Ini dendam pribadi,” sela Hera tetap berjalan tegak di samping Dandi, sa
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-02-23
Baca selengkapnya

BTL ~ 62

Agnes menghela panjang, setelah mendengar penjelasan Hera dan Rafa mengenai ulah Dandi. Lebih tepatnya, semua masalah yang tercipta saat ini, kembali berasal dari keluarga Mahawira.“Panggilkan Alpha ke sini, Ra,” pinta Agnes.Hera mengangguk dan segera keluar dari ruang kerjanya, agar bisa langsung menyeret Alpha ke ruangannya.Sementara itu, di ruang kerja Hera, saat ini hanya menyisakan Rafa dan Agnes.“Kenapa Hera nggak bilang kalau Dandi sudah punya saham di Glory?” Agnes menatap tanya pada Rafa, meskipun ia tahu Rafa tidak akan tahu alasan Hera. “Harusnya, Hera ngomong kalau kemarin ada rapat mendadak dan beberapa pemilik saham ternyata menjual sahamnya.”Rafa tidak bisa berkomentar. Awalnya, Rafa mengira Agnes telah mengetahui permasalah yang ada di Glory, tetapi dugaannya salah. Hera sama sekali tidak memberitahu Agnes, perihal jual beli saham yang telah terjadi beberapa waktu lalu.“Tapi, Bu, saya bisa jamin kalau Glory sudah bersih dari kasus yang kemarin.” Rafa sudah memast
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-02-24
Baca selengkapnya

BTL ~ 63

Rafa menghentikan langkahnya tepat di depan pintu ruang kerja Hera. Melihat pintunya sedikit terbuka di jam yang tidak biasa, ia lantas membuka dengan perlahan.“Hera?” Saat melihat Hera masih duduk di kursi kerjanya, Rafa pun membuka pintu semakin lebar. “Tumben? Ini sudah setengah delapan dan kamu masih di sini?”“Ah, iya.” Hera tersenyum kecil dan melihat pada sudut layar komputernya. Rafa benar, hari sudah cukup larut dan hal itu sesuai dengan rencananya. “Mas Rafa sendiri juga belum pulang.”“Kadang, aku bisa sampai jam 11 di sini.” Rafa menghampiri Hera dengan perlahan. “Tapi, kamu? Kenapa jam segini masih di kantor?”“Ini juga mau pulang, Mas.” Hera segera mematikan semua perangkat komputernya. Ia mengambil tas di dalam laci meja, kemudian berdiri sembari menyambar ponsel di meja. “Mas Rafa mau pulang? Atau mau … ke mana?”“Aku mau pulang.” Rafa berbalik dan mempersilakan Hera melewatinya dan lebih dulu keluar ruangan. “Apa ada masalah, sampai harus lembur sampai jam segini.”“
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-02-25
Baca selengkapnya

BTL ~ 64

“Bu Agnes?” Rafa menggumam sambil mengerut Dahi. Cukup bingung melihat Agnes berada di lobi perusahaan sepagi ini. Wanita yang selalu terlihat rapi itu, tampak tenang, tetapi terus saja memandang ponsel di tangan. Untuk itulah, Rafa segera menghampiri dan menyapanya, karena Agnes sepertinya sedang menyembunyikan sesuatu. “Pagi, Bu.”“Oh, Rafa!” Agner reflek berdiri dan melihat ke sekitar. “Hera belum datang! Tadi malam dia nggak pulang ke rumah. Saya sudah cek ke apartemennya yang lama, tapi dia nggak ke sana. Saya tanya pak Burhan, jawabnya, tadi malam disuruh pulang sama Hera karena dia balik sama Alpha.”“Ibu sudah tanya Alpha?” Mengingat sikap Hera tadi malam, Rafa semakin yakin wanita itu sedang ada masalah.Agnes mengangguk khawatir. “Tapi, Alpha bilang dia nggak sama Hera, karena Alpha sudah pulang dari sore.”“Tadi malam …” Rafa menunjuk ke arah pintu basement dan tidak jadi memberitahukan perihal pertemuan terakhirnya dengan Hera. “Itu Hera, Bu.”Agnes segera berbalik. Tatapa
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-02-26
Baca selengkapnya

BTL ~ 65

“Kamu nggak bosan, ada di rumah terus?” Setelah keluar dari kamar mandi, Dandi bergegas menghampiri Rumi yang sedang menonton televisi di tempat tidur.Hari masih terbilang siang, tetapi Dandi terpaksa harus mandi terlebih dahulu jika ingin bergelung bersama Rumi. Padahal Dandi yakin, tidak ada yang salah dengan aroma tubuhnya, tetapi tetap saja Rumi memintanya mandi, ketika ia baru kembali dari luar rumah.“Nggak.” Begitu kepala Dandi berbaring di pahanya, kedua tangan Rumi spontan menyusuri rambut hitam itu dengan perlahan. “Ada bibik juga, jadi aku ada teman ngobrol.”“Belum telpon ibu?” Belum ada lima menit berada di pangkuan Rumi, mata Dandi sudah berat karena usapan lembut di kepalanya.“Belum.” Bibir Rumi mengerucut. “Aku takut, sama belum siap juga, Mas.”“Biar aku yang nelpon kalau begitu.” Padahal, Dandi sudah meminta Rumi menghubungi Yanti dari kemarin-kemarin. Namun, Rumi ternyata belum juga menelepon ibunya sampai saat ini.“Mau ngomong apa?” Rumi benar-benar serba salah,
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-02-27
Baca selengkapnya

BTL ~ 66

“Bagaimana, Qai?” Jaya bertanya setelah mengungkapkan rencana yang telah dibuat bersama Dandi. “Bisa, kan?”Bagaimana bisa Qai menolak perintah Jaya kalau begini. Dahulu kala, ia meminta bantuan Jaya untuk membalas dendam pada Lingga dan pria itu setuju. Lantas sekarang, waktunya Qai membalas utang tersebut tanpa bisa menolak.“Bisa, Pa.” Tidak mungkin Qai berkata tidak. Daripada harus dimusuhi papa mertua dan keluarga Sebastian, maka ia mencari aman saja.“Oke!” Jaya tersenyum lebar. “Kamu yang atur skenarionya. Papa tahu beres!”Qai tersenyum, meskipun hatinya penuh keterpaksaan. Sekali lagi, ia akan berhadapan dengan situasi balas dendam dengan keluarga Mahawira. Padahal, Qai sudah ingin berdamai dengan semua hal dan hidup tenang seraya menyambut kelahiran anaknya.“Kalau bisa, besok langsung kita eksekusi,” lanjut Jaya. “Jangan diundur, biar semua cepat selesai.”“Pa.” Qai menggaruk kepala sebentar. “Aku bisa lakuin semua keinginan Papa. Tapi masalahnya, aku tahu pasti jerat hukum
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-02-28
Baca selengkapnya

BTL ~ 67

“Maaf, Bu Hera.” Rafa masuk ke ruangan Hera dengan terburu. Matanya memindai meja yang ada di dalam ruangan, lalu menemukan benda kecil yang dicarinya. Rafa mengambil benda tersebut, lalu mengarahkannya pada televisi yang tergantung di sisi dinding. “Dandi diwawancara di depan Mabes Polri, masalah foto-foto Rumi kemarin.”Setelah mendapatkan channel televisi perusahaannya, Rafa memundurkan tayangan yang sempat dilihatnya. “Dia sudah dapatin orang yang disuruh ngantar foto-foto itu ke setiap perusahaan.”“Ini tapping?” Hera menarik kedua tangannya dari keyboard, lalu berdiri dan terpaku.“Yang ini tapping,” terang Rafa. “Dandi ke mabes tadi pagi dan saya sudah konfirmasi ke awak redaksi yang tugas di sana.”Keduanya tidak lagi bicara. Hanya mendengar penjelasan Dandi tentang laporan yang dilakukannya. Dengan seksama, Hera mendengar ucapan Dandi dan mencernanya.“Kalau pesuruh itu nyebut nama Alpha …”“Proses hukum berlanjut,” timpal Rafa.“Glory … skandal lagi.” Hera mendesah dan kemba
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-02-29
Baca selengkapnya

BTL~ 68

Yanti hanya bisa menutup mulut dengan kedua tangan, saat mendengar kejujuran yang diungkapkan Rumi. Syok, karena semua tidak seperti yang terlihat dan Yanti bayangkan.Padahal, keterkejutan Yanti belum juga hilang, karena Rumi ternyata sudah kembali bersama Dandi sejak beberapa hari yang lalu.“Bu …” Rumi melepas tangan Dandi, lalu beranjak dari sofa. Menghampiri Yanti yang duduk di tepi tempat tidur dan berlutut. Rumi merebahkan kepalanya di atas paha sang ibu dan memeluk kedua kaki Yanti. “Aku minta maaf.”Air mata Rumi jatuh begitu saja. Banyak sesal yang menghampiri, tetapi Rumi lega karena sudah mengatakan semuanya pada Yanti. Awalnya memang tidak mudah, tetapi dengan adanya Dandi yang selalu mendukungnya, maka Rumi akhirnya bisa melewati itu semua.“Aku sudah banyak salah dan bikin Ibu kecewa,” isak Rumi dengan nyeri yang begitu menusuk di relung hati.Yanti mematung. Masih mencerna semua cerita Rumi yang sungguh membuat perasaannya campur aduk. Satu hal lagi yang sudah membuat
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-03-01
Baca selengkapnya

BTL ~ 69

Dandi melihat Alpha yang baru memasuki lobi Glory tanpa senyum. Dengan percaya diri, ia menghampiri Alpha yang juga berjalan ke arahnya. Dandi sengaja datang pagi-pagi sekali, agar bisa menemui Alpha dan merusak mood pria itu pagi ini.“Aku nggak tahu, siapa yang kamu temui di parkiran Mabes.” Dandi menyerahkan sebuah gulungan map pada Alpha. “Tapi, aku bisa dengan mudah cari tahu, karena aku punya fotonya.” Telunjuk Dandi kemudian mengarah pada map yang berada di tangan Alpha. “Itu data orang suruhanmu, sama kurir yang ngirim foto-foto Rumi ke setiap media. Tapi untuk sementara waktu, kamu nggak akan bisa menjangkau mereka.”Alpha tetap menjaga ekspresi datarnya. Ia membuka map tersebut dan membaca data dua orang yang disebutkan Dandi dengan cepat.“Aku nggak ngerti.” Alpha menutup kembali map tersebut, lalu meletakkan di dada Dandi. “Siapa mereka?”Dandi menarik napas pelan dan mengambil map yang diberikan Alpha. Ia berusaha tenang, meskipun amarah Dandi mulai tersulut.“Tadinya, ak
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-03-02
Baca selengkapnya

BTL ~ 70

“Berengsek!” Alpha mengumpat, saat menonton berita di televisi yang ada di ruang kerjanya. Di layar berukuran 32 inci tersebut, terpampang berita penangkapan pelaku penyebar foto-foto tidak senonoh Rumi di media. Dandi benar-benar bergerak cepat dan tidak membiarkan Alpha berpikir barang sejenak.Di layar tersebut, ada wawancara dari pihak aparat, yang menyatakan bahwa kedua orang tersebut hanyalah suruhan. Sementara untuk pelaku utama, mereka sudah mengantongi nama, beserta barang buktinya. Setelah ini, mereka hanya tinggal melakukan proses sesuai hukum yang berlaku.Alpha mematikan televisi dan melempar remote-nya ke sofa dengan kasar. Belum sempat kakinya melangkah, pintu ruangannya terbuka dan Agnes muncul di sana.“Ma—”“Diam, Al!” hardik Agnes sembari berjalan masuk, diikuti Hera di belakangnya. “Sudah lihat berita? Atau sudah baca?”“Langsung ke intinya.” Alpha kembali menyandarkan bokong di sisi meja kerjanya. Tidak jadi kembali ke kursi kerja dan melanjutkan pekerjaannya hari
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-03-03
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
56789
...
11
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status