Share

BTL ~ 66

Author: Kanietha
last update Last Updated: 2024-02-28 15:45:45

“Bagaimana, Qai?” Jaya bertanya setelah mengungkapkan rencana yang telah dibuat bersama Dandi. “Bisa, kan?”

Bagaimana bisa Qai menolak perintah Jaya kalau begini. Dahulu kala, ia meminta bantuan Jaya untuk membalas dendam pada Lingga dan pria itu setuju. Lantas sekarang, waktunya Qai membalas utang tersebut tanpa bisa menolak.

“Bisa, Pa.” Tidak mungkin Qai berkata tidak. Daripada harus dimusuhi papa mertua dan keluarga Sebastian, maka ia mencari aman saja.

“Oke!” Jaya tersenyum lebar. “Kamu yang atur skenarionya. Papa tahu beres!”

Qai tersenyum, meskipun hatinya penuh keterpaksaan. Sekali lagi, ia akan berhadapan dengan situasi balas dendam dengan keluarga Mahawira. Padahal, Qai sudah ingin berdamai dengan semua hal dan hidup tenang seraya menyambut kelahiran anaknya.

“Kalau bisa, besok langsung kita eksekusi,” lanjut Jaya. “Jangan diundur, biar semua cepat selesai.”

“Pa.” Qai menggaruk kepala sebentar. “Aku bisa lakuin semua keinginan Papa. Tapi masalahnya, aku tahu pasti jerat hukum
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (13)
goodnovel comment avatar
Siti Juli
gimana ini bimbang gk nih mas Dandi
goodnovel comment avatar
Mommy Kece
Belum Up Mbak Beibh...
goodnovel comment avatar
Callah
hmmm dilemaa.... dandi hrs bs cari cara balas dendam yg tidak terlihat klo itu dilakukan oleh mereka... seakan2 itu takdirnya alpha biar ga ada balas dendam lanjutan... tp kira2 apa yaaa... yg bs bkn alpha jera n ga bs nuntut balas... hmmm
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Accidentally Married   BTL ~ 67

    “Maaf, Bu Hera.” Rafa masuk ke ruangan Hera dengan terburu. Matanya memindai meja yang ada di dalam ruangan, lalu menemukan benda kecil yang dicarinya. Rafa mengambil benda tersebut, lalu mengarahkannya pada televisi yang tergantung di sisi dinding. “Dandi diwawancara di depan Mabes Polri, masalah foto-foto Rumi kemarin.”Setelah mendapatkan channel televisi perusahaannya, Rafa memundurkan tayangan yang sempat dilihatnya. “Dia sudah dapatin orang yang disuruh ngantar foto-foto itu ke setiap perusahaan.”“Ini tapping?” Hera menarik kedua tangannya dari keyboard, lalu berdiri dan terpaku.“Yang ini tapping,” terang Rafa. “Dandi ke mabes tadi pagi dan saya sudah konfirmasi ke awak redaksi yang tugas di sana.”Keduanya tidak lagi bicara. Hanya mendengar penjelasan Dandi tentang laporan yang dilakukannya. Dengan seksama, Hera mendengar ucapan Dandi dan mencernanya.“Kalau pesuruh itu nyebut nama Alpha …”“Proses hukum berlanjut,” timpal Rafa.“Glory … skandal lagi.” Hera mendesah dan kemba

    Last Updated : 2024-02-29
  • Accidentally Married   BTL~ 68

    Yanti hanya bisa menutup mulut dengan kedua tangan, saat mendengar kejujuran yang diungkapkan Rumi. Syok, karena semua tidak seperti yang terlihat dan Yanti bayangkan.Padahal, keterkejutan Yanti belum juga hilang, karena Rumi ternyata sudah kembali bersama Dandi sejak beberapa hari yang lalu.“Bu …” Rumi melepas tangan Dandi, lalu beranjak dari sofa. Menghampiri Yanti yang duduk di tepi tempat tidur dan berlutut. Rumi merebahkan kepalanya di atas paha sang ibu dan memeluk kedua kaki Yanti. “Aku minta maaf.”Air mata Rumi jatuh begitu saja. Banyak sesal yang menghampiri, tetapi Rumi lega karena sudah mengatakan semuanya pada Yanti. Awalnya memang tidak mudah, tetapi dengan adanya Dandi yang selalu mendukungnya, maka Rumi akhirnya bisa melewati itu semua.“Aku sudah banyak salah dan bikin Ibu kecewa,” isak Rumi dengan nyeri yang begitu menusuk di relung hati.Yanti mematung. Masih mencerna semua cerita Rumi yang sungguh membuat perasaannya campur aduk. Satu hal lagi yang sudah membuat

    Last Updated : 2024-03-01
  • Accidentally Married   BTL ~ 69

    Dandi melihat Alpha yang baru memasuki lobi Glory tanpa senyum. Dengan percaya diri, ia menghampiri Alpha yang juga berjalan ke arahnya. Dandi sengaja datang pagi-pagi sekali, agar bisa menemui Alpha dan merusak mood pria itu pagi ini.“Aku nggak tahu, siapa yang kamu temui di parkiran Mabes.” Dandi menyerahkan sebuah gulungan map pada Alpha. “Tapi, aku bisa dengan mudah cari tahu, karena aku punya fotonya.” Telunjuk Dandi kemudian mengarah pada map yang berada di tangan Alpha. “Itu data orang suruhanmu, sama kurir yang ngirim foto-foto Rumi ke setiap media. Tapi untuk sementara waktu, kamu nggak akan bisa menjangkau mereka.”Alpha tetap menjaga ekspresi datarnya. Ia membuka map tersebut dan membaca data dua orang yang disebutkan Dandi dengan cepat.“Aku nggak ngerti.” Alpha menutup kembali map tersebut, lalu meletakkan di dada Dandi. “Siapa mereka?”Dandi menarik napas pelan dan mengambil map yang diberikan Alpha. Ia berusaha tenang, meskipun amarah Dandi mulai tersulut.“Tadinya, ak

    Last Updated : 2024-03-02
  • Accidentally Married   BTL ~ 70

    “Berengsek!” Alpha mengumpat, saat menonton berita di televisi yang ada di ruang kerjanya. Di layar berukuran 32 inci tersebut, terpampang berita penangkapan pelaku penyebar foto-foto tidak senonoh Rumi di media. Dandi benar-benar bergerak cepat dan tidak membiarkan Alpha berpikir barang sejenak.Di layar tersebut, ada wawancara dari pihak aparat, yang menyatakan bahwa kedua orang tersebut hanyalah suruhan. Sementara untuk pelaku utama, mereka sudah mengantongi nama, beserta barang buktinya. Setelah ini, mereka hanya tinggal melakukan proses sesuai hukum yang berlaku.Alpha mematikan televisi dan melempar remote-nya ke sofa dengan kasar. Belum sempat kakinya melangkah, pintu ruangannya terbuka dan Agnes muncul di sana.“Ma—”“Diam, Al!” hardik Agnes sembari berjalan masuk, diikuti Hera di belakangnya. “Sudah lihat berita? Atau sudah baca?”“Langsung ke intinya.” Alpha kembali menyandarkan bokong di sisi meja kerjanya. Tidak jadi kembali ke kursi kerja dan melanjutkan pekerjaannya hari

    Last Updated : 2024-03-03
  • Accidentally Married   BTL ~ 71

    “Ibu sepertinya butuh istirahat.” Rafa menghampiri Agnes, yang sudah menunggunya di kantin Glory yang berada di lantai atas. Karena jam makan siang sudah usai, maka suasana di lantai teratas gedung tidak terlalu ramai. Agnes sepertinya butuh seseorang untuk berkeluh kesah. Karena itulah, Rafa langsung pergi menjumpai Agnes setelah mendapat panggilan dari wanita itu. “Harusnya memang seperti itu, setelah saya melepas semuanya sama Hera.” Agnes memajukan kursinya. “Tapi, ternyata masalah datang lagi.”Rafa turut prihatin dengan semua kejadian yang menimpa keluarga Mahawira. Jika saja, semua orang yang terlibat mau bersikap rendah hati dan membuang jauh keegoisannya, maka semua ini tidak akan terjadi. “Apa Ibu siap, melihat Alpha ada di penjara?” Agnes menggeleng. Ibu mana yang siap dan tega, melihat anaknya berada dalam masalah lalu jatuh dalam keterpurukan. Namun, Agnes pun tidak mampu melakukan apa-apa.“Siap, nggak siap.” Agnes harus belajar legawa atas musibah yang terjadi. “Kare

    Last Updated : 2024-03-05
  • Accidentally Married   BTL ~ 72

    “Ini penawaran pertama dan terakhir.” Hermawan Soerapraja, melempar sebuah amplop cokelat di hadapan Alpha. Mendengar Agnes semakin sakit kepala dengan sikap Alpha, akhirnya ia pun turun tangan. Padahal, Hermawan paling tidak mau mencampuri urusan orang lain. Jika saja Agnes bukan kakaknya, maka Hermawan enggan menolong wanita itu.“Penawaran?” Alpha membuka amplop tersebut, lalu membaca dokumen yang baru dikeluarkannya dengan seksama.Semua orang yang mengelilingi meja makan, menunggu dalam diam dan tidak berani berucap apa pun, karena pertemuan malam ini sangatlah krusial. Keputusan yang akan diambil Alpha, akan menentukan bagaimana Hera akan bersikap ke depannya.“Apa ini!” seru AlphaBrak!Hermawan menggebrak meja di detik Alpha menyerukan suaranya. Terang saja beberapa orang lainnya langsung terkejut dengan sikap Hermawan tersebut.“Apa masih kurang jelas!” Hermawan membalas Alpha dengan intonasi yang sama.Alpha mengerjap. Tetap bersikap tenang dan mengangkat dagunya. Meskipun s

    Last Updated : 2024-03-07
  • Accidentally Married   BTL ~ 73

    “Ini kamarnya Dandi dulu.” Tya masuk lebih dulu, setelah membuka pintu kamar Dandi yang sudah tidak pernah lagi digunakan putranya. “Nggak ada yang diubah. Paling cuma ganti sprei sama dibersihin.”Rumi menelisik kamar Dandi dengan perlahan. Kamar yang simple dan tidak banyak perabotan di dalamnya. Sama seperti kamar yang berada di rumah milik Dandi. Bernuansa minimalis dan hanya meletakkan barang-barang yang perlu saja.Setelah sedikit drama saat melihat rumah, akhirnya Dandi langsung mengajak Rumi ke rumah orang tuanya. Kebetulan, Tya tidak ada acara dan baru akan pergi sore harinya.“Mas Dandi memang nggak punya foto, Ma?” tanya Rumi. “Di rumah juga nggak ada fotonya.”“Haduuh, dia itu kalau difoto susah banget!” seru Tya sembari duduk di tepi ranjang. “Pokoknya nggak fotogenik.”Rumi terkekeh dan baru menyadari mereka berdua tidak memiliki foto mesra berdua di ponsel. Rasya sepertinya punya foto akad nikah Rumi dan Dandi, tetapi situasinya saat itu benar-benar formal. Setelah ini,

    Last Updated : 2024-03-07
  • Accidentally Married   BTL ~ 74

    “Ra … Bu Agnes gimana?” Rafa sampai salah berucap dan memanggil Hera tanpa sebutan ibu. “Maaf, Bu Hera.”Kedua alis Alpha terangkat tinggi, ketika mendengar Rafa buru-buru meralat ucapannya. Apa ada yang salah? Bukannya, selama ini Rafa memang selalu memanggil Hera tanpa sebutan “ibu”. Hanya Hera dan tidak pernah seformal yang Alpha dengan saat ini.Apa Alpha melewatkan sesuatu?“Mas …” Hera segera berdiri dan masih dalam keadaan bingung. Mengapa Rafa tiba-tiba berada di rumah sakit, padahal Hera tidak menghubungi pria itu sama sekali. Tidak mungkin Alpha, karena kakak laki-lakinya itu tidak sepeduli itu dengan Rafa. “Tahu dari mana Mama dilarikan ke sini?”“Qai yang nelpon,” jawab Rafa. “Saya kebetulan ada di sekitar sini, jadi langsung mampir.”“Ohh …” Hera kembali duduk, disusul Rafa yang juga duduk di sampingnya. Namun, pria itu menyisakan jarak, sehingga mereka tidak duduk berdempetan. Sebenarnya, mengapa Qai harus menghubungi Rafa dan memberitahukan kondisi Agnes yang dilarikan

    Last Updated : 2024-03-08

Latest chapter

  • Accidentally Married   BonChap Lagi

    Alpha mematung, ketika pelukan hangat Anges menyambutnya di saat ia melewati pintu penjara. Ia tidak melihat siapa pun, selain Agnes yang mulai menangis haru ketika memeluknya. Ke mana perginya Hera? Kenapa adiknya itu tidak ikut menjemputnya? “Mama sendiri?” tanya Alpha akhirnya bersuara, ketika Agnes mengurai pelukannya. Agnes mengangguk-angguk dan mengerti dengan maksud Alpha. “Nanti, Mama jelasin sambil jalan.” Yang bisa Alpha lakukan, hanya mengangguk. Tanpa bertanya lagi, Alpha segera memasuki mobil bersama Agnes. Dua tahun lebih berada di balik jeruji, membuat Alpha mendapat banyak pelajaran. Ia bertemu dengan berbagai macam orang, dari berbagai tingkat sosial dan pendidikan yang berbeda. Semua itu, membuatnya lebih banyak memahami tentang kesakitan yang ada di dunia lebih luas lagi. “Jadi, ke mana Hera?” “Cairo mendadak demam kemarin sore.” Agnes bercerita tentang putra Rafa dan Hera yang berusia tiga bulan. “Tadi malam sudah dibawa ke dokter, jadi, Hera nggak bisa ikut

  • Accidentally Married   BonChap

    “Kamu yakin nggak mau ngadain resepsi?” Rafa kembali mengulang pertanyaannya pada Hera, setelah mereka masuk ke dalam kamar. Tepatnya, di kamar Hera yang berada di rumah Agnes. Beberapa waktu lalu, mereka sudah melangsungkan ijab kabul di kediaman Soerapraja dan digelar dengan tertutup. Tidak hanya pernikahan mereka yang dirahasiakan, tetapi kedatangan Alpha ke kediaman Soerapraja pun dilakukan secara diam-diam. Semua bisa dilaksanakan, karena koneksi Hermawan dengan beberapa petinggi terkait. Tidak ada yang mengetahui hal tersebut, kecuali pihak-pihak yang terlibat di dalamnya.Bahkan, Agnes sama sekali tidak mengabari Qai, untuk menghindari gesekan yang mungkin saja terjadi sewaktu-waktu. “Mas Rafa mau ngadain resepsi?” Hera bertanya balik, karena sudah kesekian kalinya Rafa mempertanyakan hal tersebut padanya.“Aku ikut kamu.” Rafa menarik lengan Hera yang hendak pergi menjauh darinya. Kemudian, Rafa mengalungkan kedua tangan di tubuh Hera dan tidak membiarkan wanitanya pergi ke

  • Accidentally Married   BTL ~ 104

    “Akhirnya!” Dandi berseru lega, sambil menghampiri Rumi yang duduk di ruang tengah. Istrinya itu sedang menonton televisi, sambil makan martabak seorang diri. “Akhirnya, tidur juga.” Rumi terkekeh, lalu menepuk sisi kosong di sebelahnya. “Haduuh!” Dandi menghempaskan tubuhnya, kemudian menyomot satu potong martabak yang ada di pangkuan Rumi. “Dia bolak balik nanyain kamu terus dan nggak berhenti ngoceh.” “Aku nggak tega sebenernya, Mas.” Rumi semakin merapatkan tubuhnya, lalu bersandar pada tubuh Dandi. “Tapi, Dirga kalau nggak diginiin, nggak bakal lepas-lepas ASI. Sudah dua tahun lebih, tapi masih aja nempel.” Putra mereka yang diberi nama Dirgantara Sebastian, memang masih saja menyesap ASI meskipun usianya sudah dua tahun lebih dua bulan. Rumi sudah melakukan segala cara, tetapi selalu berujung sia-sia. Tingkahnya benar-benar seperti Dandi yang selalu menempel, ketika Rumi masih hamil. Sampai akhirnya, Dandi memutuskan untuk memisahkan kamarnya dengan kamar putranya, karena

  • Accidentally Married   BTL ~ 103

    “Rumi.”Dandi kembali memasuki rumah, karena Rumi tidak kunjung keluar sedari tadi. Mobil sudah selesai di panasi, tetapi sang istri masih berada di dalam. Dandi memasuki kamar mereka terlebih dahulu dan berdecak ketika melihat Rumi ternyata tengah duduk di sofa.“Ayo—”“Perutku mules,” potong Rumi mengangkat satu tangan, agar Dandi tidak meneruskan ucapannya. “Baru aja berhenti.”Detik itu juga, wajah datar Dandi berubah semringah. Senyum lebar langsung menghiasi bibirnya, sembari menghampiri Rumi dengan segera. Dandi berlutut di depan sang istri lalu menempelkan telinganya di perut Rumi, sambil mengusapnya.“Keluar hari ini, oke!” telunjuk Dandi mengetuk perut Rumi dua kali. “Dan nggak usah pake drama.”“Apa, sih, Mas.” Rumi terkekeh sambil mengusap kepala Dandi. “Kalau sudah waktunya keluar, dia pasti keluar.”Dandi menarik diri, tetap kedua tangannya masih menempel di perut Rumi. “Apa perlu dijenguk lagi, biar makin—”“Maaas!” Tawa Rumi semakin keras. “Ini, tuh, sudah mulai mules,

  • Accidentally Married   BTL ~ 102

    Hari pertama di awal tahun sudah terlewat. Namun, Rumi belum menunjukkan tanda-tanda akan melahirkan. Rumi masih mengerjakan beberapa hal seperti biasa, meskipun pergerakannya sudah tidak segesit dulu. Ia gampang lelah, cepat gerah, sehingga terkadang malas melakukan apa-apa.Namun, saat mengingat ucapan ibunya, Rumi harus memaksakan diri untuk bergerak agar bisa melahirkan dengan mudah. Begitulah salah satu ucapan sang ibu, di antara banyak wejangan yang kadang membuat Rumi hanya geleng-geleng, tetapi tidak berani membantah.“Rumi, gimana kalau kita telpon dokter dan minta operasi.” Dandi jadi uring-uringan sendiri, karena belum bisa menjumpai buah hatinya secara langsung. Terlebih ketika mengingat Alaska yang semakin gembul dan mulai belajar membalikkan tubuhnya.“Mas, tanggal HPL baru lewat dua hari.” Rumi mencuci tangan, sesudah beres menyiram tanaman di halaman depan. Setelahnya, Rumi menghela dan terdiam sambil mengusap punggungnya yang pegal. Dandi yang sejak tadi hanya mondar

  • Accidentally Married   BTL ~ 101

    “Dandi! Balikin, Dan!” Thea melotot dan menghardik sepupunya. Pria itu baru saja masuk ke kamar Thea dan bersikap seenaknya. Tanpa izin, Dandi mengeluarkan bayi yang tengah tertidur pulas di boksnya, lalu menggendongnya. Meskipun Dandi terlihat sangat hati-hati, tetapi Thea tetap saja merasa ngeri.“Mamamu berisik!” desis Dandi sambil berbalik memunggungi Thea. Ia berjalan santai menuju sofa sambil menggendong keponakannya, lalu duduk dengan perlahan.Dandi sengaja menunggu Thea pulang ke rumah terlebih dahulu, barulah ia menjenguk sepupunya agar bisa lebih bebas. Andai Rumi lelah karena terlalu lama menjenguk Thea, istrinya bisa beristirahat bebas di kamar tamu.“Dandiii!” Thea hendak bangkit dari tempat tidur, tetapi tidak jadi, mengingat jahitan di jalan lahirnya masih terasa sedikit nyeri.“Aku belum beli kado,” ujar Dandi lalu melihat ke arah pintu. Ia melihat Rumi masuk menghampirinya, setelah pergi ke toilet terlebih dahulu. “Aku bingung mau ngasih apa, karena Alaska sudah puny

  • Accidentally Married   BTL ~ 100

    “Jangan mentang-mentang istriku pintar masak, kamu jadi seenaknyammpp—”“Apasih!” Thea yang baru berada di teras, langsung membekap mulut Dandi dengan tangan kanannya. “Kamu itu jadi cowok berisik banget! Ini urusan bumil, jadi nggak usah ikut campur.”Dandi melepas tangan Thea dan berdecak. “Untung kamu lagi hamil. Coba kal—”“Sudah.” putus Qai dengan membawa beberapa paper bag dan kantong plastik di kedua tangan. “Cobalah sehari aja kalian ini nggak ribut. Masa’ nggak bisa?”“Nggak bisa!” seru Thea dan Dandi bersamaan.Qai tercengang, tetapi tidak menghentikan langkahnya memasuki rumah Dandi, meskipun belum dipersilakan. Daripada mendengar kedua orang itu ribut, lebih baik Qai duluan masuk dan merebahkan diri di sofa.“Ngapain lagi kamu ke sini?” Dandi berbalik dan segera menyusul Qai.“Aku mules dari pagi,” ujar Thea berjalan di belakang Dandi, sambil mengusap perutnya. “Sudah ke rumah sakit, tapi ternyata belum bukaan.”Dandi menoleh dan memperlambat langkahnya. “Memang sudah wakt

  • Accidentally Married   BTL ~ 99

    “Ngapain senyum-senyum lihat hape.” Merasa curiga dan penasaran, Dandi merampas ponsel dari tangan Rumi, hingga istrinya itu langsung berteriak protes.“Mas!”“Apa ini?” Dahi Dandi mengerut, melihat deretan foto yang dikirimkan oleh Thea. Ternyata, istrinya sedang berkirim pesan dengan istri Qai yang semakin menyebalkan. “Ini—”“Buat bayi!” Rumi kembali merampas ponselnya. “Emang Mas kira aku ngapain?”“Selingkuh,” jawab Dandi dengan entengnya, lalu duduk di samping Rumi. Namun, baru saja bokongnya itu menyentuh sofa, Rumi langsung memberi cubitan pada sisi perut dengan Dandi dengan keras. “RUMI!”“APA!” Rumi balas menghardik, karena tidak suka dengan tuduhan Dandi. “Aku nggak suka dituduh-tuduh gitu! Aku nggak selingkuh!”Untuk beberapa saat, Dandi terngaga sambil mengusap sisi perutnya. Ini kali pertama, Dandi mendengar Rumi meninggikan suara di depannya dan bersikap bar-bar. Istrinya itu terlihat benar-benar marah, dengan kedua mata yang melotot kesal.“Bercanda, Rum,” desis Dandi

  • Accidentally Married   BTL ~ 98

    “Ini masih jam 11 kurang, Ra.” Rafa membuka pintu pagar dan mempersilakan Hera masuk. Ia melihat sebuah tas spunbond yang ditenteng Hera dengan kedua tangan dan tidak bisa menebak-nebak isi di dalamnya. “Mama yang nyuruh datang cepat, biar bisa bantuin mas Rafa nyiapin makan siang.” Hera menyerahkan tas yang dibawanya pada Rafa. “Ini dibawain mama, sate sama kari ayam. Biar nggak ngerepotin.” “Oh ...” Rafa terkekeh sambil mengambil alih tas spunbond berwarna merah dari tangan Hera. “Kalau begini, aku yang jadi ngerepotin. Oia, masuk dulu.” “Nggak ngerepotin,” ujar Hera sembari berjalan masuk ke rumah Rafa. “Sekalian masak buat di rumah soalnya.” “Kamu yang masak?” selidik Rafa. “Nggak mungkin.” Hera meringis malu. “Saya nggak jago masak.” “It’s okay.” Rafa tidak pernah mempermasalahkan hal tersebut. “Aku cari istri, bukan cari tukang masak.” Langkah Hera terhenti tepat di ruang tamu yang bernuansa hitam putih. “Mas, saya nggak bi—” “Bercanda, Ra.” Rafa terus berjalan masuk dan

DMCA.com Protection Status