Home / Romansa / Accidentally Married / Kabanata 41 - Kabanata 50

Lahat ng Kabanata ng Accidentally Married: Kabanata 41 - Kabanata 50

106 Kabanata

BTL ~ 41

“Gas!” Melihat Bagas berjalan tergesa di lobi menuju pintu keluar, Rafa yang baru saja datang segera menghampiri pria itu. “Ayo bicara sebentar.”“Lima menit,” ujar Bagar terburu sembari melihat jam tangannya sekilas. “Aku sudah janjian sama orang, Mas.”Rafa mengusap wajah lelahnya. Tidak hanya lelah tubuh, tetapi pikirannya pun sudah teramat penat karena semua yang direncanakannya tiba-tiba berantakan. Kabar pernikahan Dandi dan Rumi, sungguh membuat Rafa harus menata ulang semua hal, terutama hatinya.“Siang tadi, waktu aku di ruang iklan.” Rafa menghela singkat sebentar. “Aku dengar kamu minta laporan omset selama tiga bulan terakhir.”“Itu, bu Agnes yang minta.”“Apa ada masalah?” Jika Agnes yang meminta, apakah wanita itu akan memeriksa laporan yang banyak itu seorang diri? Rasanya, sungguh tidak masuk akal. Apa gunanya Bagas, jika Agnes masih harus memeriksa semua laporan dengan detail?Di samping itu, Agnes juga meminta semua laporan setelah pertemuan Rafa dengan Hera. Rafa me
last updateHuling Na-update : 2024-02-03
Magbasa pa

BTL ~ 42

“Sorry kalau … mendadak.” Rafa menarik bar stool di sampingnya untuk Qai dan kembali menatap lurus pada hamparan jalan raya yang belum juga lengang. Ketika Rafa mengangkat satu tangan untuk memanggil pelayan resto, Qai segera menghalaunya.“Aku sudah pesan, Mas.” Qai duduk di tempat yang sudah disediakan Rafa, lalu menatap ke arah yang sama dari balkon resto lantai tiga. “Masalah Rumi, aku sebe—”“Aku minta kamu datang, bukan karena masalah Rumi.” Rafa tersenyum miring dengan sedikit helaan. “Yaaa, nggak tahulah, Qai. Sebenarnya aku sudah mau pergi dari Glory, tapi, ada beban yang ternyata nggak bisa aku tinggalkan. Berat rasanya melepas Glory di saat-saat seperti ini.”“Apa … ada masalah?” Setelah mendengar ucapan Rafa, sepertinya pria meneleponnya untuk mencari teman bicara. Tidak mungkin Rafa membicarakan hal seperti ini dengan petinggi Glory yang lainnya, karena sebagai pihak netral, pria itu tidak tahu yang mana kawan dan lawan.“Glory sebenarnya sudah mulai berbenah dan bisa dib
last updateHuling Na-update : 2024-02-04
Magbasa pa

BTL ~ 43

“Ke mana … Rumi?” Qai memasuki lift, yang didalamnya sudah ada Dandi terlebih dahulu. Pria itu berdiri seorang diri dan Qai tidak melihat sosok Rumi di mana pun. Bahkan, ketika ia melewati lobi dengan tergesa untuk mengejar Dandi, Qai tidak melihat siluet wanita yang mirip dengan Rumi. “Bukannya dia mulai kerja hari ini? Nggak mungkin dia datang dulu—” “Rumi di rumah.” Lebih baik memotong ucapan Qai, daripada pria itu terus saja mengoceh. “Besok baru kerja. Mungkin.” “Mungkin?” Qai menarik napas, lalu menenggelamkan satu tangan ke dalam saku celana ketika pintu lift tertutup. Ia menghadap Dandi dan menelisik pria itu dari atas sampai bawah. “Rumi sakit?” “Ini masih pagi dan kamu sudah berisik, Qai.” “Aku cuma tanya,” sahut Qai dengan tersenyum tipis. “Karena baru kali ini aku lihat seorang Dandi betul-betul plin plan.” “Qai.” Dandi akhirnya menoleh pada Qai. “Mending kamu urusin Thea daripada ngurusin istriku.” Qai segera mengangkat kedua tangannya sebatas dada. Ia tidak menduga,
last updateHuling Na-update : 2024-02-05
Magbasa pa

BTL ~ 44

“Pagi Bu Aspri …” Qai bersandar pada bingkai pintu ruang kerja Dandi, lalu bersedekap setelah menyapa Rumi. Gadis itu terlihat sedang serius menatap laptop dan agak sedikit terkejut ketika Qai menyapanya. “Si Bapak ke mana?”“Apaan, sih, Mas!” Rumi terkekeh saat melihat Qai. “Si Bapak lagi meeting di atas sama sekretarisnya dari tadi. Ada presentasi dari orang yang desain hotel.”“Kamu nggak diajak?” ledek Qai.Rumi menggeleng sembari mencebik. “Sebetulnya aku, tuh, bingung. Mas Dandi sudah punya sekretaris, tapi kenapa masih nyuruh aku kerja jadi asprinya. Padahal, aku bisa aja ngelamar di Angkasa, atau minta kerjaan sama mbak Thea. Mumpung ada orang dalam.”Qai balas mencebik pada Rumi. “Dulu, sudah pernah aku tawarin jadi sekretaris Dandi, tapi ditolak.”“Itu …” Rumi tertawa garing saat mengingat kebodohannya dahulu kala. Cinta sungguh telah membutakan Rumi. “Ya mau gimana lagi, Mas. Belum jodohnya.”“Jadi, sekarang sudah ketemu jodohnya?” Qai kembali meledek Rumi, kemudian beranja
last updateHuling Na-update : 2024-02-06
Magbasa pa

BTL ~ 45

“Hera?” Bagas menautkan jemari di atas kepala dan menghela panjang. Melihat kakak sepupunya yang berdiri di sudut meja makan, Bagas pun sampai tidak bisa berkata-kata. Hera benar-benar terlihat seperti dahulu kala. Sama sekali tidak terlihat tanda-tanda, bawah wanita itu pernah sakit sebelumnya.“Duduk, Gas,” titah Agnes yang maklum melihat keterkejutan Bagas.“Ah, iya, duduk!” Bagas terkekeh. Namun, ia tidak langsung duduk seperti yang dititahkan Agnes. Bagas menghampiri Hera, kemudian mencubit gemas pipi wanita itu dengan cepat.“Bagas!” hardik Hera segera menepis tangan Bagas dengan keras. “Apaan, sih!”“Yaaa, lo sudah bisa berdiri, Ra!” Bagas kembali terkekeh. “Sudah bisa jalan juga?”“Sudah.” Hera kemudian duduk dan meraih piring yang sudah berada di depannya. Sembari mengambil nasi, Hera meminta Bagas untuk duduk agar mereka bisa segera menikmati makan malam. “Gimana kinerja mas Rafa di Glory, Gas?”“Heh, aku baru duduk, tapi sudah ditanyain masalah kerjaan.” Bagas juga meraih p
last updateHuling Na-update : 2024-02-07
Magbasa pa

BTL ~ 46

Sejauh ini, Rafa sudah menjalankan semua rencana yang ada di kepala. Namun, kali ini hasilnya benar-benar berjalan sangat lamban. Seolah tidak ada kemajuan dan hal tersebut membuat Rafa pesimis dengan semua dugaannya. Mungkin saja, semua perintah yang belakangan ini muncul memang berasal dari mulut Agnes sendiri.Begitu pula dengan rapat yang diadakan secara dadakan sore ini oleh Bagas. Pria itu mengadakan rapat di ujung waktu jam kantor akan selesai, tanpa membicarakan semua pada Rafa terlebih dahulu. “Aku duluan, Mas!”“Hei!” Rafa yang berjalan pelan sembari melamun itu, mendadak mempercepat langkahnya ketika Bagas menyalipnya. Ia berusaha menyamakan langkah mereka, yang menuju satu tujuan, yakin ruangan meeting yang berada di lantai teratas. “Kenapa harus mendadak begini, Gas? Apa yang mau dibahas?”“Aku juga nggak tahu?” Meskipun tahu, Bagas pun tidak bisa berbuat banyak. Yang bisa Bagas lakukan hanyalah menutup mulut dan melakukan semua instruksi Hera.“Kamu nggak tahu?” Rafa se
last updateHuling Na-update : 2024-02-08
Magbasa pa

BTL ~ 47

“Apa-apaan ini.” Masih di ruang rapat, Alpha melempar berkas yang sempat diedarkan Bagas tepat di hadapan Hera. Akan tetapi, Alpha melakukannya ketika rapat alot yang mereka lakukan sudah selesai. Di ruangan tersebut, hanya menyisakan Agnes, Hera, Bagas, juga Rafa. “Kalian … Hera!” Alpha menunjuk sang adik yang menatapnya datar. “Selama ini, kamu cuma pura-pura sakit, pura-pura depresi untuk cari simpati, biar mama ngasih semuanya ke kamu.”“Al—”Hera menyentuh tangan sang mama, untuk memutus ucapan yang akan dilontarkan Agnes. Kali ini, Hera tidak ingin berdiam diri seperti dahulu kala. Hera merasa punya tanggung jawab lebih untuk memajukan perusahaan, mengingat karena dirinyalah sang papa akhirnya jatuh sakit dan akhirnya meninggal dunia. Rasa bersalah itu masih saja terkurung di hati Hera sampai detik ini, sehingga ia tidak akan membiarkan Glory jatuh sepeninggalnya Rafa nanti.“Memangnya kamu tahu apa, Mas?” balas Hera. “Coba hitung, berapa kali kamu jenguk aku di rumah mama? Apa
last updateHuling Na-update : 2024-02-09
Magbasa pa

BTL ~ 48

“Jadi …” Agnes jadi serba salah. Tidak tahu harus memulai darimana, ketika hendak memberi penjelasan pada Rafa. Pria itu datang ke rumahnya seperti biasa, tetapi kali ini Rafa memilih untuk tetap berada di ruang tamu. “Begini, Raf—”“Mama nggak tahu apa-apa.” Hera segera mengambil alih, ketika melihat sikap Agnes. Tidak ada lagi yang perlu dirahasiakan dan Hera akan membuka semuanya di depan Rafa. “Yang tahu pertama kali itu suster dan saya yang minta dia untuk diam.”“Ohh …” Meskipun belum puas dengan penjelasan Hera yang terdengar singkat, tetapi Rafa sedikitnya sudah bisa menyimpulkan beberapa hal. “Jadi, sejak kapan?”“Sebelumnya, saya juga mau minta maaf karena merahasiakan semua ini dari Mas Rafa.” Hera memberanikan diri menatap Rafa. Mencoba melihat pria itu dengan tatapan yang sama seperti dulu. Tidak ada yang boleh berubah, karena Hera tahu pasti hubungan mereka hanyalah sebatas hubungan kerja. Tidak boleh lebih. “Yang jelas, saya mulai bisa jalan sebelum … Mas Rafa pergi dar
last updateHuling Na-update : 2024-02-10
Magbasa pa

BTL ~ 49

“Berhenti lagi di situ!” titah Dandi sambil menunjuk salah satu monitor CCTV, yang berada pada lorong tempat ia menginap. Matanya menyipit ketika ada seorang pria berdiri di luar kamarnya dan tengah membawa amplop berukuran kertas HVS. Tidak lama berselang, pria itu menyerahkan amplop tersebut pada seseorang yang berada di pintu dan Dandi yakin orang itu adalah Rumi.Setelah bertanya pada pihak wedding organizer, makeup artist, serta pihak hotel yang diminta khusus untuk mengawasi jalannya acara, Dandi segera melihat CCTV hotel.Tidak hanya itu, mereka yang berada di ruang tersebut juga sudah melihat kepergian Rumi dari hotel. Gadis itu menyelinap pergi seorang diri, tanpa ada satu orang pun yang menemani. Dan sudah pasti, nomor ponsel Rumi tidak bisa dihubungi sama sekali.“Itu karyawan hotel, kan?” sambung Qai mengingat seragam yang dikenakan oleh pria yang berada di layar. Sebelumnya, Qai sudah meminta pihak hotel untuk mencari taksi yang ditumpangi Rumi berdasarkan pelat nomor ken
last updateHuling Na-update : 2024-02-10
Magbasa pa

BTL ~ 50

“Mamamu sama Thea masih nemani bu Yanti.” Qai masuk ke dalam kamar Dandi, lalu berdiri di belakang pria itu. Dandi tengah duduk diam di depan laptop dan Qai memicing saat melihat apa yang pria itu lakukan. “Dan, mau kamu apakan daftar orang-orang pemegang saham Glory?”“Redaksi Angkasa sudah dikondisikan, Qai?” tanya Dandi masih harus bersabar hingga pagi hari, untuk penerbangannya ke Jakarta. Untuk masalah keluarga Rumi, terutama dengan Yanti yang semakin tertekan, Dandi telah menyerahkan urusan itu pada sang mama. Lebih baik ia berkonsentrasi pada hal lain, agar fokusnya tidak terpecah.“Sudah.” Melihat Dandi tidak berminat menjawab pertanyaannya, Qai memilih mundur lalu duduk di tepi ranjang. Sampai detik ini, Qai sama sekali tidak bisa menebak arah pemikiran Dandi. Meskipun terlihat tenang, tetapi Qai yakin sekali, Dandi saat ini tengah kalut memikirkan istrinya.Kabar terakhir yang diterima, sopir taksi yang mengantarkan Rumi mengatakan, gadis itu pergi ke Surabaya dengan menggun
last updateHuling Na-update : 2024-02-11
Magbasa pa
PREV
1
...
34567
...
11
DMCA.com Protection Status