Home / CEO / Istri Tangguh Tuan Angkuh / Chapter 91 - Chapter 100

All Chapters of Istri Tangguh Tuan Angkuh : Chapter 91 - Chapter 100

265 Chapters

Bab 93

Apa itu angin segar?2 hari ini Dinda sangat merindukannya.Dan malam ini akhirnya Dinda bisa keluar dari kamar menikmati suasana malam.Hingga saat ini keduanya sampai di mall.Dinda pun berbelanja banyak barang.Dirinya terlalu stres dan butuh sedikit hiburan agar membuatnya sedikit lebih baik.Dan siapakah wanita yang tidak suka berbelanja?Apa lagi kalau semuanya ditanggung oleh orang lain?Rasanya semua wanita sangat menyukai hal seperti ini.Hanya saja keadaannya saat ini berbeda karena Dinda sudah merasa dirinya dan Dimas adalah pasangan suami-istri yang sesungguhnya.Masalah kontrak kerja sama mereka dulunya entah bagaimana.Tetapi, sepertinya itu tidak perlu lagi dibahas.Sebab, Dimas pun kini sudah memperlakukan dirinya selayaknya istri.Buktinya Dimas pun tidak masalah jika pun Dinda sampai hamil.Dan Dinda pun tidak lagi mempermasalahkan jika Dimas menginginkan dirinya."Kamu mau beli yang lainnya?""Udah cukup.""Yakin," Dinda pun mengangguk cepat."Sekarang kita ke mana?
Read more

Bab 94

Sesampainya di kamar Dinda langsung saja melemparkan tubuhnya pada ranjang.Dinda bukan hanya lelah fisik, tapi juga lelah perasaan.Bukan karena tersakiti.Melainkan karena perlakuan Dimas yang mulai terasa tidak biasa.Bukan hanya tentang perlakukan tapi juga tentang ucapan.Rasanya sangat membuat jantungnya berdebar kencang tanpa bisa dikondisikan.Hingga saat Dimas menyusul masuk ke dalam kamar Dinda segera menutup matanya dengan cepat dan memilih pura-pura terlelap."Kamu sudah tidur?" tanya Dimas sambil berjalan ke dekat Dinda.Dinda tidak menjawab dan memilih untuk terus menutup matanya.Sampai akhirnya Dimas pun segera berbaring di samping Dinda.Pria itu begitu dekat bahkan tangannya bergerak mengelus rambut Dinda.Lagi-lagi Dimas hanya ingin bersama dengan istri bocahnya itu.'Ampun, apaansih!' batin Dinda.Sekujur tubuhnya terasa menegang tak kala merasakan sentuhan lembut Dimas pada rambutnya.Bagaimana Dinda yang kini tengah berpura-pura terlelap bisa melanjutkan kepura-pu
Read more

Bab 95

"Kamu kenapa? Mas, perhatikan dari tadi cemberut terus? Ada apa?" tanya Dimas yang sedang mengemudikan mobilnya mengantarkan Dinda menuju kampus.Dari tadi Dinda hanya mengerucutkan bibirnya karena kesal pada Dimas."Dinda?" panggil Dimas."Aku capek tau, Mas. Badan aku pegel semua!" jawab Dinda tanpa melihat wajah Dimas.Dimas tersenyum mendengar keluhan Dinda.Ya, dia tahu bahwa Dinda memang sangat kelelahan karena dirinya.Entahlah.Dimas juga bingung dengan dirinya yang terus saja menginginkan Dinda.Lagi dan lagi tanpa mendengar keluh Dinda."Ya, Mas minta maaf," Dimas pun menepikan mobilnya saat sampai di gerbang kampus.Saat itu Dinda langsung saja ingin turun.Tanpa mengucapkan sepatah katapun pada Dimas.Tetapi, Dimas menahan lengannya membuat Dinda pun kembali menoleh pada Dimas.Dengan perasaan yang kesal sampai di ubun-ubun."Apa lagi?" tanya Dinda masih dengan kekesalan.Namun, Dimas lagi-lagi tersenyum melihat wajah kesal Dinda."Lepaskan!" "Senyum dulu," kata Dimas."Ng
Read more

Bab 96

'Kenapa dia jadi begini?' batin Dinda lagi-lagi bertanya-tanya tentang Dimas.Tapi Dinda pun nyaman dan benar-benar yakin jika Dimas sudah benar-benar menjadikan dirinya sebagai istri.Ting!Lagi-lagi Dimas mengirimkan sebuah pesan dan Dinda pun segera mengambil ponselnya yang sempat dia simpan pada tasnya.[Sayang?] Dimas.Huuuufff.Dinda menarik napas dan menghembuskan dengan kasar.Lagi-lagi panggilan itu sangat indah dan membuat dada Dinda kembang kempis.Dengan perlahan Dinda pun membalas pesan dari Dimas.Karena jika tidak sudah pasti Dimas akan terus-menerus mengirimkan pesan padanya.[Apa] Dinda.Tak berselang lama Dinda kembali menerima pesanan balasan.[Jangan kurang ajar] Dimas.Dinda pun kembali mengirimkan pesan balasan.[Apa Mas] Dinda.Dinda mengirimkan pesan kembali dengan cepat dan memperbaiki kata-kata di dalam pesannya.Merasa Dimas tak suka dengan balasan sebelumnya.[Mas jemput ya] Dimas.[Kok di jemput? Mas, Dinda baru nyampe di kampus] Dinda.Dinda pun bingung d
Read more

Bab 97

[Mas, Dinda udah selesai] Dinda.Dinda langsung mengirimkan sebuah pesan pada Dimas setelah kelasnya selesai.Kini Dinda duduk di kantin bersama dengan Kiara karena Dinda merasa lapar.Namun, Dinda merasa ada yang aneh dengan sahabatnya tersebut.Sejak tadi Kiara hanya diam saja entah apa penyebabnya.Membuat Dinda pun bingung dan bertanya-tanya."Kia!" Tapi saat itu Kiara masih saja diam mungkin tidak mendengar suara Dinda."Kiara!" panggil Dinda untuk yang ke-dua kalinya.Kali ini pun Kiara masih diam saja sambil terus menatap ponselnya yang diletakkan asal pada meja.Bahkan ponselnya tidak menyala sama sekali."Kiara!" panggil Dinda untuk yang ketiga kalinya.Saat itu Kiara langsung melihat ke arah Dinda yang duduk saling berhadapan dengan dirinya."Ya?" jawab Kiara dengan tatapan mata yang bingung."Kamu kenapa?" tanya Dinda yang sangat penasaran akan sikap Kiara yang tiba-tiba merubah menjadi pendiam dan hanyut dalam pikirannya sendiri."Aku?" tanya Kiara kembali seakan ia menja
Read more

Bab 98

"Nah, itu kamu lebih tau."Kiara pun mengangguk dan kini pikirannya mulai membaik.Segera Kiara pun menghabiskan makanannya yang dari tadi hanya dia lihat saja.Sedangkan Dinda sudah menghabiskan makannya sejak tadi.Perutnya sangat lapar dan makan adalah solusi terbaik."Dinda, kamu lagi banyak duit ya?" tanya Kiara karena makannya di traktir oleh Dinda."Nggak juga," jawab Dinda."Terus ini kok bisa kamu yang bayar?""Nggak papa, sekarang aku dapat uang jajan dari suami," jelas Dinda.Kiara pun tersenyum sambil melihat Dinda."Kenapa?" tanya Dinda bingung."Cie, yang punya suami," goda Dinda."Hehe," Dinda pun cengengesan setelah mendapatkan godaan dari Kiara."Sepertinya hubungan kalian udah baik banget ya?""Iya nggak tahu juga nantinya gimana yang penting sekarang jalanin aja dulu.Soalnya mau mundur juga nggak bisa.Paling nggak, dia udah nggak kasar sama aku," jelas Dinda panjang lebar.Hubungan yang dia jalani dengan Dimas memang diawali dengan rumit.Tapi makin ke sini Dinda
Read more

Bab 99

"Memangnya kamu tidak membawa mobil?""Nggak, dianterin sama Oma tadi pagi. Oma juga ada urusan," jawab Moza."Kenapa tidak bawa mobil?""Lagi males aja, lagian untung juga, 'kan, dijemput, Papi.Besok-besok juga pengen gini aja biar dijemput, Papi," ujar Moza dengan senyuman penuh kebahagiaan.Sebenarnya Dimas juga bingung dengan dirinya yang bertanya berulangkali tentang pertanyaan yang sama.Namun, saat ini dia sedang berusaha untuk tetap terlihat baik-baik saja.Padahal pikirannya sendiri tertuju pada Dinda."Pi, kita liburan ke Bali yuk. Udah lama kan nggak liburan.""Nanti ya."Moza pun mengangguk mengerti karena sepertinya sang Ayah sedang sibuk dengan pekerjaannya.Moza dan Dimas memang sangat dekat ini lah alasan mengapa Laras tak pernah memberitahu bahwa Moza bukan darah daging Dimas.Moza sangat menyayangi Dimas, Moza bisa mati bunuh diri jika tahu Dimas bukan Ayahnya. Begitu juga Dimas dengan perasaan yang teramat sangat besar pada anaknya itu.Dimas bisa benar-benar gila
Read more

Bab 100

Pikiran Dimas semakin kacau karena apa yang dikatakan oleh Moza barusan.Bahkan Dimas mengendarai mobilnya menuju kampus kembali dengan kecepatan tinggi.Sampai akhirnya tak perlu waktu lama kini dirinya sampai di pintu gerbang dan melihat Dinda yang berdiri di sana.Dengan cepat Dimas pun turun."Mas--"Belum sempat Dinda berbicara tapi tangannya sudah ditarik dan dipaksa masuk ke dalam mobil.Dinda melihat Dimas yang memutari mobil kemudian duduk di kursi kemudi.Setelah itu Dimas pun mengemudikan mobilnya dengan kecepatan tinggi dengan wajah yang sangat dingin."Mas, kamu kenapa?" tanya Dinda bingung.Ciit!Dimas langsung saja menginjak pedal rem dan membuat mobil pun berhenti mendadak.Karena pertanyaan Dinda yang menurutnya sangat memuakkan.Beruntung sekali tidak ditabrak ataupun menabrak pembatas jalan atau bahkan orang yang juga menggunakan jalan tersebut."Aduh!"Dinda yang terhuyung ke depan semakin bingung dengan sikap Dimas yang mendadak menjadi aneh.Ada kemarahan yang te
Read more

Bab 101

"Dinda, Mas hanya bertanya," kata Dimas sambil berusaha untuk memegang tangan Dinda."Kamu bukan bertanya, tetapi menghina dan menuduh!" jawab Dinda.Dinda menepis tangan Dimas.Tidak ingin bersentuhan dengan pria yang sudah melontarkan kata-kata kasar padanya."Aku hanya terlalu terkejut dengan apa yang ku ketahui," ujar Dimas.Dimas masih merasa takut karena sebelumnya berpikir Dinda yang tertabrak.Hingga terus berusaha untuk menemukan Dinda, Dimas juga takut jika Dinda sampai mengalami kecelakaan.Meskipun dirinya masih sangat kesal mengetahui bahwa Dinda dan kekasih brondong Megan adalah orang yang pernah memiliki hubungan istimewa."Aku juga terkejut melihat Ferdi ternyata kekasih mantan istri mu!" jawab Dinda."Kalian sudah berhubungan sejak kapan?""Jauh sebelum kita menikah, tapi dia memilih untuk mengakhiri semuanya saat baru saja aku tahu mantan istri mu adalah kekasihnya juga.Sejak itu kami tidak pernah lagi berhubungan," jelas Dinda."Apa kamu mencintainya?" tanya Dimas
Read more

Bab 102

Ditempat lain dan waktu yang sama.Moza yang baru saja sampai di rumah setelah diantarkan oleh Dimas kini terlihat kembali keluar.Dia menuju garasi mobil karena akan menemui Megan setelah beberapa menit yang lalu Megan memintanya datang ke sebuah restoran.Hingga kini keduanya pun duduk saling bersebelahan."Gimana sayang? Apa kamu sudah memberi tahu Papi?" tanya Megan dengan tidak sabaran."Udah, Mi," jawab Moza."Terus, respon Papi gimana?" tanya Megan yang semakin penasaran saja."Kayaknya Papi marah gitu sih, Mi," jelas Moza sambil mengingat kembali wajah Dimas beberapa saat yang lalu setelah dia bercerita.Megan pun tersenyum penuh kemenangan karena sebentar lagi akan mendapatkan apa yang dia inginkan."Bagus kalau begitu.""Mi, kok bisa sih punya hubungan sama Ferdi? Dia itu penjahat wanita," kata Moza.Moza baru saja mengetahui secara tidak sengaja bahwa Megan memiliki hubungan khusus dengan Ferdi yang tak lain mantan kekasih Dinda.Andai saja Moza tidak datang ke apartemen M
Read more
PREV
1
...
89101112
...
27
DMCA.com Protection Status