Dinda berjalan dengan lelah sekujur tubuhnya benar-benar terasa remuk.Tapi Dinda merasa lega setelah membantu membayarkan uang untuk pengobatan Ibu sahabatnya.Ingin sekali Dinda merebahkan tubuhnya saat ini juga.Tetapi tidak mungkin di lantai.Akhirnya Dinda pun terus berjalan memaksakan kakinya menyelusuri lorong-lorong rumah sakit untuk segera pulang.Namun, tiba-tiba saja lutut Dinda bergetar hebat membuatnya pun segera melepaskan sepatu hak tingginya.Memilih berjalan tanpa alas kaki."Sini, Mas gendong," kata Dimas tiba-tiba.Dinda pun tersentak kaget dan langsung melihat asal suara.Dimas berdiri di hadapannya.Tapi mengapa bisa ada Dimas di sana juga?Dinda bingung setengah mati memikirkan sesuatu hal yang membuatnya semakin pusing."Ayo," Dimas pun berjongkok agar Dinda segera naik di atas punggungnya."Mas, kok di sini?" "Mas, minta kamu naik ke punggung. Bukan bertanya," ujar Dimas.Dinda pun menimbang apa yang dikatakan oleh Dimas."Tapi malu, kalau di lihat orang," kat
Read more