Home / CEO / Istri Tangguh Tuan Angkuh / Chapter 111 - Chapter 120

All Chapters of Istri Tangguh Tuan Angkuh : Chapter 111 - Chapter 120

265 Chapters

Bab 113

Dinda melihat jam dinding dan bertapa terkejutnya melihat arah jarum jam yang menunjukkan pukul 12:30 wib.Dengan cepat Dinda pun melihat jendela dan cahaya matahari tampak begitu terang menebus gorden yang masih menutupi jendela kamar.Hingga Dinda pun segera turun dari ranjang untuk memastikan apakah benar hari sudah siang.Dan ternyata setelah membuka gorden kamar barulah Dinda yakin bahwa hari benar-benar sudah siang."Ya ampun, kok aku bangun tidur jam segini?" Dinda pun melihat setiap sudut kamar dan tidak menemukan Dimas.Sudah pasti Dimas sudah berangkat sejak pagi ke kantor.Bahkan Dinda sendiri tidak menyadari saat Dimas membangunkannya pagi tadi.Segera meraih ponselnya dari dalam tas miliknya dan ternyata ada banyak pesan yang dikirimkan oleh Dimas.[Sayang, apakah kamu sudah bangun] Dimas.Pesan itu dikirimkan pukul 09:00 wib.Kemudian Dinda pun kembali membaca pesan lainnya.[Sayang, bangun jangan telat makan] Dimas.Pesan kedua pukul 10:30 wib.Hingga Dinda pun membaca
Read more

Bab 114

"Kamu sudah gila?! Kamu mau membunuh Istri mu sendiri?!" seru Laras di depan wajah Dimas.Sedangkan Dinda berada di belakang tubuh Laras.Berdiri sambil berpegangan pada dinding karena masih shock dengan apa yang barusan terjadi padanya."Wanita murahan untuk apa hidup," jawab Dimas dengan suara dinginnya sambil menatap Dinda dengan tajam."Dari mana kamu tahu dia murahan?!" tanya Laras dengan nada suara yang tinggi.Kesal rasanya anaknya itu selalu saja berbuat tanpa tahu bagaimana kenyataannya.Dia hanya percaya pada apa yang dia lihat tanpa mencari tahu kebenarannya.Dimas pun tersenyum miring dan langsung menarik lengan Dinda."Dimas, lepaskan!" Laras pun berusaha untuk melepaskan Dinda sebelum terjadi sesuatu hal buruk.Lihat saja Dimas kini mulai mencekik leher Dinda dengan begitu kuat.Membuat Dinda kesulitan untuk bernapas, bahkan untuk bergerak saja tampak tidak bisa."Dimas!" teriak Laras semakin panik.Hingga akhirnya tangan Dimas pun terlepas dari leher Dinda karena Laras
Read more

Bab 115

******Kini Dinda berada di dalam mobil bersama dengan Laras yang duduk di sampingnya.Sedangkan supir Laras yang mengemudikan mobil membawa mereka pulang ke rumah.Air mata Dinda tak hentinya menetes dari pelupuk matanya.Bahkan tubuhnya yang basah tak lagi terasa dingin karena perasaannya yang benar-benar sangat terluka.Dinda memegang tasnya itupun karena Laras yang sempat mengambilnya saat terjatuh di lantai.Tidak ada tanda-tanda sama sekali jika hari ini ia akan mengalami hal yang mengenaskan seperti ini.Namun, kenyataan membawanya harus merasakan sesuatu yang begitu menyakitkan.Dinda bukan hanya terluka hati, tapi juga terluka fisik.Kekerasan yang terjadi padanya cukup membekas dalam ingatan.Semua pelukan hangat dan perlakuan manis Dimas berubah menjadi dingin dan menyeramkan."Kenapa kamu ada di sana?" tanya Laras.Dinda pun mengusap wajahnya yang basah karena air mata."Aku menerima pesan dari Mas Dimas sendiri meminta ku untuk datang ke sana," jawab Dinda."Dimas sendiri
Read more

Bab 116

Sejak kemarin Dinda berada di kamar Laras.Laras meminta Dinda tidak bertemu dengan Dimas untuk sementara waktu ini.Minimal sampai Dimas bisa diajak berbicara dengan baik untuk beberapa saat saja.Karena, Laras takut lagi-lagi Dinda mendapatkan kekasaran dari Dimas.Untuk saat ini saja pipi Dinda tampak membiru, bekas tamparan Dimas cukup terlihat."Kamu makan dulu, sejak kemarin kamu tidak makan," kata Laras.Karena pagi tadi Bik Sumi yang mengantarkan makanan dan siang ini Bik Mala.Namun, makanan yang tersaji masih utuh artinya Dinda tidak menyentuhnya sama sekali.Tentu saja karena tidak berselera bahkan untuk meneguk mineral saja Dinda tidak ingin, apa lagi untuk mengunyah makanan.Pikirannya hanya tentang masalah yang terjadi dalam rumah tangganya."Dinda, sepertinya kamu Ibu kirim ke luar negeri agar bisa menenangkan diri.Sementara ini kamu dan Dimas sebaiknya berjauhan," ucap Laras.Dinda pun langsung saja menatap Laras.Sebenarnya Dinda tidak masalah jika pun berjauhan deng
Read more

Bab 117

"Untuk apa Ibu masih membela dia?!" Dimas benar-benar tidak mengerti kenapa bisa Laras masih saja berpihak pada Dinda.Padahal Laras juga ikut datang ke hotel menyaksikan Dinda di sana dengan seorang pria.Lantas apa lagi yang harus dipertahankan?Dimas pusing bukan hanya karena Dinda namun juga karena Laras."Karena, Dinda adalah wanita yang jujur dan Ibu tidak mungkin menikahkan anak Ibu dengan wanita asal-asalan!" terang Laras.Entah seperti apa cara untuk membuat Dimas bisa mengerti dengan apa yang dikatakan oleh dirinya.Sulit sekali untuk membuat Dimas bisa tenang dan berpikir jernih.Itu memang benar karena Dimas telah jatuh hati pada Dinda dan kecemburuan Dimas telah menutup mata untuk melihat apa yang sebenarnya terjadi."Jujur dari mana, Bu? Bukankah waktu itu Ibu juga melihat ada pria asing di sana?""Jangan hanya karena apa yang kamu lihat lantas kamu dengan mudah menyimpulkan sendiri!Siapa yang memberi tahu pada mu jika Dinda berada di hotel bersama laki-laki?!" tanya L
Read more

Bab 118

Sepulang dari kantor Dimas langsung menuju kamar.Kamarnya yang sebelumnya seperti kapal pecah kini sudah terlihat rapi.Namun, tidak ada Dinda di sana.Awalnya berpikir jika Dinda sudah kembali ke kamarnya.Kemudian dia pun segera menuju kamar Laras.Dan benar saja setelah memutar gagang pintu kini Dimas melihat Dinda yang tengah duduk di atas ranjang sambil memeluk lututnya.Dinda pun terkejut melihat kehadiran Dimas, tetapi berharap Dimas tidak lagi menuduh bahwa dirinya bermain gila dengan Ferdi.Perlahan Dinda pun turun dari ranjang berjalan mendekati Dimas yang masih berdiri di depan daun pintu yang telah tertutup rapat.Dalam hati Dinda ada kerinduan yang teramat dalam dan Dinda ingin sekali mendapatkan pelukan Dimas.Dinda sangat berharap Dimas memeluknya hingga dia terlelap.Semalaman penuh Dinda tak bisa tidur hanya karena ingin dipeluk Dimas.Dinda juga bingung dengan dirinya sendiri.Tapi begitulah adanya."Mas," Dinda membuang jauh rasa malunya.Dia pun langsung saja meme
Read more

Bab 119

Kenapa harus sesakit ini saat menyaksikan sendiri Dimas menikahi Megan.Bukankah seharusnya Dinda senang karena bisa menyaksikan kebahagiaan Moza.Seharusnya Dinda tidak seperti ini, lihat saja bibir Moza tersenyum bahagia karena kini ketua orang tuanya telah bersama kembali.Meskipun pernikahan ini tertutup dan hanya dihadiri oleh keluarga terdekat namun cukup menyesakkan dada.Dinda benar-benar pasrah pada kenyataan pahit menyaksikan sendiri Dimas sudah sah menjadi suami orang lain."Ibu minta maaf," kata Laras.Laras menyusul Dinda saat kembali ke kamar setelah menyaksikan sediri pernikahan Dimas yang dilangsungkan di ruang keluarga.Saat ini Dinda duduk di lantai sambil memeluk kedua lututnya dengan perasaan hancur sehancur-hancurnya. Membuat Laras kian semakin merasa bersalah."Ibu rasa sudah cukup penderitaan mu, kamu boleh pergi.Ibu tidak menuntut untuk mengembalikan uang yang telah Ibu berikan pada Ibu mu," kata Laras lagi.Laras merasa kasihan pada Dinda yang terus saja men
Read more

Bab 120

Dinda kini dibaringkan di atas ranjang dengan ukuran cukup besar.Matanya masih tertutup rapat dengan wajahnya yang pucat.Dan seorang dokter pun kini datang untuk memeriksanya."Dia kelelahan, Nyonya Miranda. Kandungannya juga sangat lemah," jelas sang dokter."Kandungannya? Maksudnya dia hamil, Dok?" tanya Miranda ingin lebih jelas."Benar, Nyonya. Untuk hasil pemeriksaan lebih lanjut sebaiknya anda membawa ke rumah sakit," jawab sang Dokter.Miranda pun mengangguk mengerti hingga sang dokter pun pulang.Saat itu Dinda pun mulai sadarkan diri dan melihat sekelilingnya.Tampak asing dan membuatnya menjadi bertanya-tanya.Dengan cepat Dinda pun mendudukkan dirinya dengan tubuhnya yang masih sangat lemah itu."Tidak usah bangun, kamu masih sangat kelelahan.Istirahat dulu ya, kandungan kamu juga harus dijaga.Barusan kata dokter kandungan kamu cukup lemah," jelas Miranda.Tapi Dinda bingung dengan apa yang dikatakan oleh Miranda barusan.Apakah Miranda salah berbicara?"Kandungan?" tan
Read more

Bab 121

"Kamu mau ke mana?" tanya Miranda pada Dinda.Dinda yang sedang membereskan barang-barangnya pun menoleh pada Miranda yang baru saja masuk ke kamar yang ditempati oleh Dinda."Saya sedang bersiap-siap untuk pergi, Nyonya. Terima kasih atas tumpangannya satu malam ini," kata Dinda.Dinda tentunya tidak mungkin tinggal di sana lebih lama.Sudah diijinkan menginap untuk satu malam saja dirinya sudah sangat berterima kasih.Dan dia bisa mencari kontrakan kecil untuk ditempati.Melanjutkan hidup dengan janinnya.Karena Dinda tidak mungkin pulang ke rumah orang tua angkatnya.Sudah pasti hanya akan mendapatkan omelan dari Kinara.Sedangkan Dinda sedang butuh ketenangan apa lagi setelah mengetahui bahwa ada janin di rahimnya.Sulit rasanya untuk bisa menerima kenyataan ini tapi Dinda berusaha keras untuk bisa berdamai dengan dirinya sendiri.Menerima keadaannya meskipun terasa seperti siap membunuhnya dengan kejam."Kamu mau pergi kemana?" tanya Miranda."Saya akan mencari rumah kontrakan,"
Read more

Bab 122

Dinda pun kini tengah berada di dapur.Dirinya tidak hanya sekedar menumpang di rumah keluarga Wijaya.Akan tetapi juga menjadi pembantu.Itulah kesepakatan bersama dengan Miranda saat pagi tadi.Dinda tidak mau memanfaatkan kebaikan orang lain.Dia benar-benar merasa berterima kasih kepada keluarga Wijaya telah menolongnya.Namun, saat Dinda sedang memotong sayuran tiba-tiba Miranda pun muncul."Kamu sedang apa?" tanya Miranda sambil melihat Dinda yang tengah sibuk memotong sayuran.Pertanyaan itu hanya sekedar pertanyaan saja karena matanya pun jelas melihat apa yang tengah dikerjakan oleh Dinda."Masak, Tante.""Sebaiknya kamu istirahat dulu, muka kamu masih sangat pucat.Nanti setelah keadaan kamu lebih baik baru mulai bekerja.Saya tidak mau sampai kamu kenapa-kenapa di rumah saya," ujar Miranda.Miranda mengatakan demikian sebenarnya karena tidak ingin Dinda bekerja.Selain karena kasihan melihat wajah pucat Dinda.Miranda pun tidak menganggap Dinda adalah seorang Art.Jika pun
Read more
PREV
1
...
1011121314
...
27
DMCA.com Protection Status