Home / CEO / Istri Tangguh Tuan Angkuh / Chapter 131 - Chapter 140

All Chapters of Istri Tangguh Tuan Angkuh : Chapter 131 - Chapter 140

265 Chapters

Bab 132

Dimas pun baru tersadar kembali setelah Megan pergi membawa Moza.Namun, apa yang dikatakan oleh Megan sebelumnya masih saja terus terngiang-ngiang di benaknya.Dimas melihat sekelilingnya dimana itu adalah kamar anaknya Moza.Di kamar itu dia menggendong Moza kecilnya.Membacakan buku cerita sebelum tidur.Mengikatkan rambut anaknya saat akan pergi ke sekolah.Dan itu semua tidak mudah, untuk sekedar mengikat rambut saja Dimas harus belajar terlebih dahulu.Dia hanya ingin Moza merasakan jadi sayang penuh meskipun tanpa seorang Ibu."Apa benar Moza bukan anak ku?"Dimas menatap kedua tangannya.Dimana tangannya yang selama ini merawat dan membesarkan seorang putri yang begitu cantik.Menyayangi dengan sepenuh hati tanpa ada rasa benci karena Megan meninggalkan dirinya tanpa alasan yang jelas.Seketika itu Dimas mendengar ucapan Laras yang Pern terucap memintanya untuk mempertanyakan pada Megan 'apakah Moza anaknya atau bukan'.Mengapa saat itu Laras mengatakan hal seperti ini.Hal ya
Read more

Bab 133

2 hari kemudian.Ting!Ponsel Dimas pun berbunyi ternyata sebuah notifikasi sebuah pesan masuk.Dengan malas Dimas pun meraih ponselnya dan membuka pesan tersebut.Satu pesan dari Moza.[Waktu itu Dinda di hotel dan Ferdi, itu jebakan dari Moza. Maaf ya Pi, Moza udah jadi orang jahat] Moza.Degh!Dimas pun terdiam sejenak sambil kembali membaca ulang pesan yang dikirimkan oleh Moza.Dua hari sudah Moza pergi dari rumah dan pagi ini entah mengapa Moza mengirimkan pesan dan mengatakan sebuah kebenaran.Tampaknya Moza merasa bersalah atas semuanya karena kebaikan Dimas padanya selama ini.Padahal dirinya bukan anak kandung Dimas.Bertapa Moza sangat menyesal telah menghancurkan rumah tangga Dimas dan Dinda.Hingga pagi ini tanpa sepengetahuan Megan dia pun langsung saja memberitahu Dimas agar tidak terus terbebani karena rasa bersalah yang kian semakin dalam.Dan Dimas pun kembali kecewa akan dirinya sendiri yang tidak mencari tau kebenarannya terlebih dahulu sebelum menuduh.Bahkan disa
Read more

Bab 134

Beberapa hari ini Dimas tidak lagi bersemangat untuk melakukan apapun.Perusahaannya pun benar-benar terguncang karena Wijaya.Belum lagi rasa sesal yang mendalam terhadap Dinda atas apa yang pernah dia lakukan.Membuat Dimas setengah gila karena merasa tidak dapat lagi menemukan solusi untuk masalahnya ini.Masalahnya yang begitu besar seakan jalan ke luar pun begitu tertutup rapat."Bos, hari ini ada janji bertemu rekan bisnis di restoran permata," kata Gilang.Menyadarkan Dimas dari lamunannya saat mendengar suara itu."Apakah Dinda sudah mau saya temui?"Tampaknya Dimas hanya ingin bertemu dengan Dinda.Karena sampai detik ini pun Dimas masih sangat berharap Dinda mau bertemu dengan dirinya.Bukan hanya tentang perusahaan, karena Dimas ingin meminta maaf kepada wanita itu."Tidak, Bos. Mereka mengatakan jika ingin bertemu silahkan, tetapi tanpa anda," terang Gilang lagi."Apa yang harus kulakukan?" tanya Dimas dengan putus asa."Bos, kita ada pertemuan," lagi-lagi Gilang membahas
Read more

Bab 135

Hujan di luar sana begitu deras.Dinda yang berada di kamar berdiri di depan jendela kamarnya.Matanya memandang ke luar sana, tampak sangat gelap karena embun yang menutupi.Percayalah bahwa saat ini dirinya sedang tidak baik-baik saja.Jika ditanyakan apakah dia merindukan pelukan Dimas jawabannya; Iya.Semudah itukah Dinda menolak untuk bertemu dengan Dimas?Tidak.Dinda juga merasa sakit yang teramat dalam karena kerinduan yang terus saja menyiksa.Hanya saja Dinda tidak bisa untuk kembali karena Wijaya pun pasti menentangnya.Dinda juga tidak siap jika harus tersakiti untuk yang kesekian kalinya.Hati Dinda sudah terlalu rapuh jika harus terus terjebak dalam kehidupan yang begitu menyakitkan.Hari-hari yang Dinda jalani tanpa Dimas terasa hampa.Dinda sering kali melihat wajah bahagia wanita di luar sana yang tengah mengandung dan memiliki suami yang begitu hebat menemani dalam segala keadaan.Bahkan Dinda juga takut kelak anaknya sama seperti dirinya.Dibesarkan tanpa kasih sayan
Read more

Bab 136

"Tuan Wijaya, barusan dari pihak perusahaan Hermawan siap membayar uang ganti rugi sebesar 50 miliyar," kata Hilman menyampaikan pada Wijaya.Wijaya pun sedikit terkejut karena ternyata Dimas memilih untuk tidak memperpanjang masalah tersebut.Tapi itu bagus karena itu juga cukup membuatnya mengalami kerugian."Dan, di luar Tuan Dimas Hermawan ingin bertemu dengan anda," kata Hilman lagi.Wijaya pun menganggukkan kepalanya dan ingin tahu apa tujuan Dimas ingin bertemu dengan dirinya.Tapi tebakannya tidak jauh-jauh dari putrinya."Biarkan saja mereka masuk," jawab Wijaya."Pa?" kata Dinda yang tidak ingin bertemu dengan Dimas.Tampaknya Dinda tidak suka dengan keputusan Wijaya untuk mempersilahkan Dimas masuk saat ada dirinya."Dinda, pergi aja deh," Dinda pun segera masuk ruang pribadi yang memang sudah tersedia di ruangan tersebut.Sulit rasanya untuk bisa melihat wajah Dimas lagi karena Dinda begitu merindukan pelukan hangat Dimas.Sayangnya itu sudah tidak lagi mungkin dia dapatka
Read more

Bab 137

"Lantai 3?" Dimas mengusap wajahnya hingga beberapa kali.Saat ini dia berada di depan pagar rumah megah milik Wijaya.Meskipun Dimas masih berada di dalam mobil tetapi dia bisa melihat dengan jelas rumah Wijaya."Apa menurut mu saya sanggup?" tanya Dimas pada Gilang yang kini duduk di kursi kemudi.Sedangkan Dimas duduk di jok belakang."Demi ayang pasti, Bos sanggup," seloroh Gilang.Dimas pun langsung saja menatap wajah Gilang melalui kaca spion mobil dengan tajam."Santai sedikit dong, Bos. Anda harus banyak belajar untuk tidak bersikap kasar.Nona Dinda tidak menyukai anda karena itu salah satu alasannya," ujar Gilang demi menyelamatkan diri dari kemarahan Dimas.Dan benar saja Dimas tampaknya tidak memungkiri apa yang dikatakan oleh Gilang."Apa itu benar?" tanya Dimas penasaran."Benar, Bos. Apa lagi kalau gaji naik. Nanti saya akan sampaikan pada Nona Dinda.Pasti dia sangat terharu.""Ah, itu sangat baik."Gilang pun langsung saja melihat ke belakang secara langsung."Gaji n
Read more

Bab 138

Tetapi Dimas tidak berani berbicara apa lagi menyalahkan Wijaya yang malah seolah tak tahu apa-apa tentang ini semua.Karena apa?Tentunya karena tidak ingin Wijaya malah menjauhkan dirinya lagi dengan Dinda."Tuan Dimas, apakah anda kurang uang?" tanya Miranda bingung.Dimas pun menggelengkan kepalanya dengan cepat, untuk apa mencuri sedangkan untuk membeli rumah Wijaya pun yang cukup besar itu Dimas masih mampu.Bagaimana mungkin dirinya malah dituduh menjadi maling.Jika bukan karena Dinda tidak akan pernah Dimas melakukan ini."Dinda, kamu yang memasukkan dia ke kamar mu?!" tanya Wijaya pada Dinda.Dinda pun menggelengkan kepalanya dengan cepat karena itu tidak benar."Nggak, Pa.""Pakai pakaian mu sana!" titah Wijaya.Dinda pun mengangguk cepat."Kau ke luar dari sini!" kata Wijaya selanjutnya pada Dimas.Wijaya pun keluar dari kamar itu dan Dimas mengikuti dari belakang sambil memegang kepalanya yang berdarah.*****Dinda pun segera memakai pakaiannya dengan secepat mungkin.Dia
Read more

Bab 139

"Dinda, Mas kangen banget. Hanya peluk saja," mohon Dimas lagi."Mas, hargailah aku sedikit saja! Aku tidak mau! Kita sudah bercerai! Kamu yang menceraikan aku!" terang Dinda.Dinda yang mengingatkan Dimas tentang hubungan mereka berdua yang sudah berakhir.Sehingga apapun yang terjadi saat ini Dinda tidak lagi bisa untuk sedekat itu dengan Dimas."Dinda, Mas kangen banget," lagi-lagi Dimas memohon dan berharap Dinda bisa memberikan sedikit saja waktu padanya untuk sekedar memeluk wanita tersebut.Tapi sepertinya Dinda tidak akan pernah mau."Kamu bisa memeluk istri mu!""Kamu istri ku.""Bukan! Aku nggak mau dipeluk sama suami orang.Aku bukan wanita murahan!" pekik Dinda.Dinda tidak tahu apa-apa tentang perceraian Dimas dan Megan.Tetapi Dinda pun tidak bisa melupakan rasa sakitnya saat menyaksikan sendiri Dimas menikahi Megan kembali."Mas dan dia sudah berpisah," jelas Dimas.Dinda pun tersenyum miring sambil menggelengkan kepalanya.Rasanya sangat tidak masuk akal."Mas, tidak b
Read more

Bab 140

Buk!Wijaya langsung saja memberikan bogem mentah pada wajah Dimas.Rasanya sangat mengejutkan bahkan hidung Dimas sampai mengeluarkan cairan merah kental.Akan tetapi Dimas hanya bisa diam saja menerima.Bukan karena Dimas tidak bisa membalas.Melainkan karena posisinya kini berada di bawah kendali Wijaya.Dinda adalah anak dari Wijaya, sehingga rasa takut Dimas untuk dipisahkan dari Dinda cukup membuatnya menjadi lebih memilih untuk menerima saja.Sehingga pasrah pada keadaan adalah sebuah keputusan terbaik.Lihat saja sampai di ruang kerja Wijaya langsung saja memukul Dimas.Bukan hanya sekedar satu kali saja karena ternyata berlanjut.Hingga berkali-kali dan di tempat yang berbeda-beda.Wajah, perut, betis dan di beberapa bagian tubuh lainnya."Kenapa kau hanya diam saja?!" tanya Wijaya sambil menatap Dimas.Dimas memegang sudut bibirnya dan ternyata ada darah yang menempel di tangannya.Namun, sampai detik ini pun Dimas masih saja memilih untuk diam demi bisa bersama kembali deng
Read more

Bab 141

Huuuufff.Dinda merasa begitu lemas karena malam ini dirinya sudah kembali menjadi istri Dimas.Padahal Dinda sangat berharap Wijaya tidak menikahkan dirinya dan Dimas lagi.Tetapi Dinda pun tidak bisa melawan orang tuanya dengan keras.Mungkin juga batinnya bingung antara menerima atau menolak.Dengan keadaan mengandung Dinda menginginkan memiliki suami yang bisa memanjakan dirinya.Tapi mengingat seperti apa Dimas selama ini membuatnya menjadi tidak ingin."Besok kau urus buku nikah kalian lagi! Saya tidak mau anak saya hanya istri siri!" tegas Wijaya."Baik, Tuan Wijaya," Dimas saat ini seperti kucing yang disiram air.Wajahnya hanya bisa pasrah pada apapun ucapan Wijaya.Tetapi perasaannya bahagia karena bisa menikah lagi dengan Dinda.Chandra yang juga menjadi saksi pernikahan ini menahan tawa mendengar panggilan Dimas barusan.Bahkan sebelumnya Chandra juga sangat terkejut mengetahui bahwa Dinda adalah anak dari Wijaya yang hilang.Sehingga saat dia diminta datang untuk menjadi s
Read more
PREV
1
...
1213141516
...
27
DMCA.com Protection Status