Beranda / CEO / Istri Tangguh Tuan Angkuh / Bab 121 - Bab 130

Semua Bab Istri Tangguh Tuan Angkuh : Bab 121 - Bab 130

265 Bab

Bab 123

Beberapa hari kemudian.Dinda sudah beberapa hari tinggal di rumah keluarga Wijaya.Keadaannya masih sama, hanya saja dia berusaha kuat menerima segalanya.Untuk mengalihkan pikirannya kini Dinda pun melakukan beberapa pekerjaan dan untuk kali ini Miranda sendiri bingung harus beralasan apa untuk membuat Dinda tidak bekerja seperti pembantu.Akhirnya Miranda pun hanya bisa diam.Sampai akhirnya Wijaya pun menghampirinya."Mama, sudah siapa?""Iya."Keduanya pun pergi menuju rumah sakit sesuai dengan janji yang telah dibuat.Dimana setelah beberapa hari menunggu akhirnya pagi ini dokter menghubunginya untuk membacakan hasil tes DNA yang diam-diam mereka lakukan.Perasaan Miranda dan Wijaya cukup tegang namun keduanya tidak sabar.Hingga kini keduanya duduk di ruangan dokter saling berhadapan dengan meja yang menjadi pembatas."Saya akan membacakan hasil tes DNA, kecocokan genetik antara Ibu Miranda dan Dinda dinyatakan cocok.Begitu juga dengan Tuan Wijaya.Kami rasa ini hasilnya sangat
Baca selengkapnya

Bab 123

Dinda kini merasa lebih baik setelah bertemu dengan keluarga kandungnya.Sungguh tak menyangka jika orang yang menolongnya ternyata adalah orang tua kandungnya.Meskipun Dinda tidak bisa melupakan segala hal yang terjadi padanya.Namun, paling tidak kini dia tidak lagi merasa sendiri.Apa lagi dalam keadaan berbadan dua.Bahkan makan malam ini terasa begitu berbeda karena kehangatan keluarga yang utuh kini sudah mulai terasa.Namun saat ini Wijaya mulai penasaran dengan pernikahan Dinda dan Dimas.Apa lagi setelah berhari-hari ini Dinda tinggal bersama dengan dirinya.Tapi sampai detik ini pun Dimas tidak juga datang untuk menjemput Dinda."Apa suami mu tahu kamu ada di sini?" tanya Wijaya secara langsung.Karena kini jaman begitu canggih.Ada ponsel yang bisa digunakan sebagai alat komunikasi di mana pun berada.Rasanya tidak mungkin seorang suami-istri tidak memiliki komunikasi.Meskipun dalam keadaan kurang baik.Namun, saat pertanyaan itu terdengar Dinda tampak tidak bersemangat.
Baca selengkapnya

Bab 124

Keesokan harinya.Gilang langsung mendatangi Laras untuk mengatakan sesuatu hal yang teramat penting.Laras yang tengah berada di taman belakang tampak sibuk dengan tanamannya yang tengah disiramnya."Ada apa?" tanya Laras setelah melihat Gilang datang."Ibu Laras, saya ingin memberitahukan kepada anda.Tuan Dimas sudah meminta pengacara untuk mengurus perceraiannya dengan istrinya," kata Gilang.Laras pun tersenyum mendengar berita yang disampaikan oleh Gilang.Membuat Gilang bingung dan bertanya-tanya apakah yang dipikirkan oleh Laras."Kamu tahu Dinda sekarang dimana bukan?" "Di rumah Tuan Wijaya," kata Gilang."Benar, kamu juga sudah tahu kalau Dinda adalah putri Tuan Wijaya yang hilang.Jadi, biarkan saja Dimas menceraikan istrinya.Kita lihat sampai kapan anak itu akan bertahan dengan pernikahannya dengan Megan," ujar Laras.Karena saat ini dia sudah tahu tentang kehamilan Dinda dari Vina.Vina adalah keponakannya sudah pasti akan memberi tahu pada dirinya tentang kehamilan Din
Baca selengkapnya

Bab 125

Kediaman keluarga Wijaya."Ada surat Tuan," kata seorang satpam pada Wijaya yang baru saja akan memasuki mobilnya.Akan tetapi langkah kaki Wijaya kini terhenti saat mendengar seseorang berbicara padanya."Untuk Nyonya muda," kata satpam itu lagi dan mereka semua sudah tahu jika Dinda adalah Sofia Anastasia Wijaya.Anak dari Miranda dan Wijaya yang telah lama hilang."Baiklah," Wijaya pun menerimanya dan perlahan membukanya.Ternyata selembar surat cerai yang membutuhkan tanda tangan Dinda agar perceraian keduanya sah.Wijaya pun kembali memasuki rumah untuk menemui Dinda.Dinda sudah terbiasa dengan nama tersebut, sehingga merasa asing jika namanya dipanggil Sofia.Dan keluarga pun tetap memanggil dengan sebutan Dinda.Hingga Wijaya melihat Dinda tengah berada di dapur bersama dengan Miranda.Dinda memasak makanan bersama Miranda sesuai dengan keinginan Dinda.Apa lagi kini Dinda bukan lagi seorang pembantu seperti awal masuk di kediaman Wijaya."Dinda," panggil Wijaya.Dinda pun men
Baca selengkapnya

Bab 126

Dimas pun bingung mengapa bisa Wijaya yang mengirimkan itu semuanya."Gilang, kenapa Tuan Wijaya mengirimkan ini semua? Apa maksudnya?" tanya Dimas pada Gilang yang mungkin saja mengerti dengan semuanya.'Makanya kendalikan tempramental mu itu, Bos. Kan, ketinggalan informasi,' batin Gilang.Namun, saat itu Gilang menggelengkan kepalanya sebagai jawaban.Membuat Dimas pun segera pulang untuk menemui Laras.Vina mengatakan bahwa tidak boleh mengatakan ini padanya.Artinya Laras tahu tentang kehamilan Dinda dan tidak mengatakan padanya.Dimas butuh penjelasan dari Ibunya itu.Ada banyak pertanyaan yang harus dijawab oleh Laras.Hingga sesampainya di rumah Dimas langsung saja mencari keberadaan Laras ke kamarnya.Ternyata saat Dimas membuka pintu Laras sedang duduk bersantai di sofa dengan televisi menyala dan ditemani secangkir teh hangat.Tapi kini pandangan Laras tertuju pada Dimas.Namun, Laras tidak perduli sama sekali.Biarkan anaknya itu menjalani hukumannya agar tidak terbiasa m
Baca selengkapnya

Bab 127

Keesokan harinya.Wijaya benar-benar menjadikan Dinda sebagai CEO di perusahaannya.Sepertinya Wijaya begitu dendam akan Dimas yang merendahkan putrinya.Hingga saat ini Wijaya begitu memaksa Dinda, karena Dinda menolak dengan alasan tidak mungkin bisa memimpin perusahaan yang begitu besar dan beberapa anak cabang."Pa, Dinda nggak bisa. Mana ada sekecil Dinda yang memimpin perusahaan.Lagian Dinda belum juga sarjana," tolak Dinda."Papa, yang akan membantu mu, semua pekerjaan Papa yang urus.Kamu hanya duduk belajar agar kelak kamu tidak bingung saat Papa benar-benar menyerahkan semuanya pada mu," terang Wijaya."Tapi kalau misalnya perusahaan mengalami kerugian gimana?""Kamu yang berada di depan, tapi di belakang kamu, Papa yang bekerja," terang Wijaya lagi agar Dinda tidak lagi beralas banyak.Tujuan Wijaya hanya ingin membuktikan bahwa Dinda bukan orang miskin yang bisa di injak-injak harga dirinya oleh Dimas."Tapi, ini tanggung jawabnya terlalu besar, Pa.""Ayolah, Nak. Demi, P
Baca selengkapnya

Bab 128

*****Megan yang sedari tadi menunggu Dimas kembali ke kamar akhirnya memutuskan untuk pergi menyusul Dimas ke ruang kerjanya.Malam sudah semakin larut tetapi Dimas belum juga muncul.Dan benar saja Dimas ada di sana sambil memijat kepalanya yang terasa pusing.Kepala Dimas terasa sangat berat, rasa mualnya semakin menjadi-jadi.Membuat pria itu merasa tidak nyaman untuk beraktivitas seperti biasanya."Kamu sedang sakit?" tanya Megan sambil berjalan mendekati Dimas.Dimas yang mendengar suara pun menurunkan tangannya dan melihat Megan yang semakin mendekatinya."Mau aku pijat?" tanya Megan lagi sambil mengarahkan tangannya pada lengan Dimas.Bermaksud untuk memijat Dimas.Tapi saat itu tangan Megan pun ditepis.Membuat emosi Megan pun seketika itu mendidih."Kamu kenapa sih? Setiap aku pegang selalu saja begitu!Aku ini istri mu!Kamu paham nggak sih?!" kesal Megan.Mendengar perkataan Megan, Dimas pun hanya diam saja seakan tidak ingin perduli.Sedangkan Dimas hanya membayangkan waj
Baca selengkapnya

Bab 129

Pagi ini Dimas tidak lagi bisa menahan rasa mualnya yang semakin menjadi-jadi.Bahkan untuk mencium aroma makanan saja dia rasanya sangat tidak nyaman.Megan yang menyiapkan sarapan pagi ini tampak lebih bersemangat.Ini demi bisa membuat Dimas merasa simpatik padanya dan mungkin saja Dimas bisa kembali seperti dulu lagi.Hubungan yang hangat tentunya akan bisa merubah segalanya.Termasuk membuatnya menjadi ratu seperti apa yang dia impikan selama ini.Belum lagi Erlangga belum juga bebas, hanya Dimas yang bisa membebaskan Erlangga sehingga apapun akan dia lakukan untuk itu."Kamu mau sarapan apa?" tanya Megan dengan senyuman penuh kebanggaan karena telah memasak.Dimas yang ditanyai melihat makanan yang tersaji di meja makan.Sebenarnya Dimas sedang menahan lapar tetapi dia juga merasa mual dan nafsu makannya benar-benar hilang."Sudahlah, aku mual!" Dimas pun gegas bangkit dari duduknya kemudian segera pergi.Tanpa sarapan pagi.Sedangkan Megan merasa kesal karena sudah memasak tapi
Baca selengkapnya

Bab 130

"Bos, sudah sampai."Dimas pun tersadar dari lamunannya dan melihat sekiranya.Ah, ternyata benar sudah sampai di kantor.Dengan lesu Dimas pun turun dari mobil.Saat memasuki ruang kerja Dimas langsung saja melemparkan tubuhnya pada sofa.Sulit sekali bekerja dengan keadaan yang kurang baik seperti ini."Sayang," Megan langsung saja masuk ke ruang kerja Dimas.Dimas yang sedang mencari ketenangan tidak perduli dengan kehadiran Megan."Dimas, ini aku bawakan makanan. Soalnya tadi pagi juga kamu tidak sarapan," kata Megan sambil meletakkan kotak bekal yang dia bawa pada meja.Dimas pun masih saja diam membuat Megan lagi-lagi merasa diacuhkan.Jika bukan karena sesuatu keuntungan besar maka dia tidak akan melakukan ini.Ini seperti sedang mengemis.Sialan."Sayang, ini aku masak sendiri," kata Megan lagi.Padahal yang memasak adalah pembantu, sebab masakannya sangat tidak enak.Tapi biarlah Dimas berpikir jika itu adalah masakannya."Aku suapin gimana?" Megan terus berusaha untuk berbic
Baca selengkapnya

Bab 131

Dimas tidak bisa tenang sebelum bertemu dengan Moza.Karena Dimas masih jelas mengingat saat air mata putrinya itu menetes dan jelas sangat terluka.Apa lagi keinginan untuk memiliki keluarga yang utuh adalah impian Moza sejak masih kecil.Moza pernah menangis ketika pulang sekolah saat Dimas menanyakan alasannya ternyata karena melihat temannya yang sering kali dijemput oleh kedua orang tuanya.Membuat perasaan Dimas menjadi terbebani dengan kesedihan anaknya itu.Hingga Dimas pun berjanji akan bersatu kembali dengan Megan suatu hari nanti.Dan saat itu pula Moza kembali bersemangat menjalani hari-harinya.Membuat Dimas pun merasa bahagia dan hari ini untuk pertama kalinya dia membuat anaknya itu menangis.Hingga saat ini Dimas pun sampai di rumah untuk langsung menemui Moza untuk meminta maaf.Namun, saat Dimas masuk ke kamar Moza ternyata ada Megan di sana.Megan menatapnya dengan tajam seakan bendera perang masih berkibar.Akan tetapi Dimas tidak perduli sama sekali karena tujuann
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
1112131415
...
27
DMCA.com Protection Status