"Hay, Om," sapa seorang wanita yang mendekati Dimas bersama dengan seorang temannya.Dimas pun menatap wajah dua orang itu dengan tatapan datar."Om, bukannya Papinya Moza?" tanya wanita itu lagi.Wanita yang masih seusia dengan Dinda dan Moza.Dan saat mendengar nama Moza disebutkan Dimas pun mulai penasaran."Kau mengenal putri saya?" tanya Dimas.Sekalipun bukan darah dagingnya Dimas tidak akan pernah bisa membenci Moza.Moza tetaplah putrinya sampai kapanpun juga.Dan saat ini dia ingin tahu dimana keberadaan anaknya itu mungkin saja dua orang itu tahu."Kita temennya Moza, Om," jawab wanita itu lagi namun dengan gaya yang dibuat centil.Mungkin agar membuat Dimas tergoda.Namun, apa yang dilakukan oleh wanita itu membuat Dimas ingin mencekiknya."Kau tahu dimana dia sekarang?" tanya Dimas masih dengan suara datarnya."Nggak, Om, udah lama Moza nggak ngampus," jelasnya lagi.Saat itu Dimas pun memilih untuk segera pergi tapi dia melihat wajah Dinda yang berdiri di sana sambil meli
Read more