Beranda / CEO / Istri Tangguh Tuan Angkuh / Bab 161 - Bab 170

Semua Bab Istri Tangguh Tuan Angkuh : Bab 161 - Bab 170

265 Bab

Bab 162

Dimas masih tidak bisa tenang sebelum menemukan Moza.Bahkan wajahnya juga tampak sangat serius memikirkan keadaan Moza saat ini."Aku yakin Moza baik-baik saja," Dinda mengelus lengan Dimas dengan lembut.Dia tahu saat ini pikiran Dimas terkuras habis memikirkan putrinya itu.Dinda pun dapat mengerti karena bagaimana pun juga Dimas yang merawat serta membesarkan Moza."Semoga saja apa yang kamu katakan benar," kata Dimas.Dinda pun tersenyum."Mas, di depan sana ada toko roti enak banget. Kemarin Dinda beli di sana soalnya pas pulang dari kampus," kata Dinda.Dimas pun mengangguk karena saat ini dia hanya ingin bertemu dengan anaknya."Mas, harus cobain deh," kata Dinda lagi berharap bisa menghibur Dimas.Dimas pun lagi-lagi tersenyum sambil mengacak lembut rambut Dinda.Sedangkan Gilang mengemudikan mobil karena Dimas hari ini berangkat ke kantor dan Dinda juga ikut karena itu bisa membuatnya bersemangat dalam bekerja."Gilang, berhenti di toko roti di depan sana," pinta Dinda.Gila
Baca selengkapnya

Bab 163

Moza tidak langsung pergi begitu saja tanpa berpamitan pada Nilam.Nilam yang dari tadi berdiri di tempatnya menyaksikan sendiri apa yang terjadi antara Moza dan dua orang yang tidak ia kenal.Tetapi sedikit banyaknya Nilam menyimpulkan bahwa dua orang itu adalah bagian dari keluarga Moza."Nilam, makasih kamu udah jadi orang yang menyelamatkan aku.Aku pulang ya sama, Papi. Tapi, kita tetap temenan kan?" tanya Moza dengan penuh harap.Moza tak dapat melupakan segala kebaikan Nilam selama beberapa hari ini.Bahkan jika tidak ada Nilam mungkin kini Moza sudah tinggal nama karena bunuh diri."Aku pasti kangen banget sama kamu, padahal sejak ada kamu aku jadi punya teman," kata Nilam."Aku bakalan sering nginep di kosan kamu, sama datang ke sini. Aku janji," Moza pun tersenyum dan segera memeluk Nilam."Janji ya," kata Nilam yang juga membalas pelukan Moza."Iya, itu pasti. Kita sahabat," kata Moza sambil menarik masing-masing pipi Nilam."Sakit!""Senyum dong, biasanya kamu kan aneh," c
Baca selengkapnya

Bab 164

"Kamu udah lega kan, Mas? Moza udah ketemu," kata Dinda.Dimas pun tersenyum sambil tangannya menarik Dinda untuk duduk atas pangkuannya.Kini keduanya berada di kantor karena ada hal yang harus di kerjakan oleh Dimas.Tetapi sebentar lagi mereka akan pulang untuk makan malam bersama karena mengetahui Miranda telah sibuk memasak makan malam.Apa lagi Moza juga kini telah berada di rumah keluarga Wijaya.Tentunya akan sangat membahagiakan sekali bisa makan malam bersama.Bahkan Laras juga diundang untuk datang."Anak, Ayah sedang apa?" tanya Dimas sambil mengelus perut Dinda."Sedang santai, Ayah," jawab Dinda sambil tertawa.Karena melihat wajah Dimas yang kini menatapnya bingung."Santai di pantai! Bukan di perut!""Hehehe," Dinda pun terkekeh geli melihat wajah kesal Dimas."Jangan-jangan mereka pengen dijenguk Ayah," kata Dimas.Wajah Dinda pun memerah mendengar ucapan Dimas barusan."Kenapa?" tanya Dimas sambil menahan tawa dan ia tahu Dinda tengah menahan malu karena ucapannya."
Baca selengkapnya

Bab 165

*****Setelah makan malam selesai Dimas pun menemui Moza yang kini berada di kamarnya.Tok tok tok.Dimas mengetuk pintu terlebih dahulu sebelum masuk.Bagaimana pun juga Moza sudah dewasa dan Dimas harus menjaga batasannya juga.Itu berlaku untuk anak kandung maupun bukan.Sebab semua orang berhak memiliki privasi.Sementara Moza yang mendengar suara ketukan pintu pun segera mengusap wajahnya yang basah karena air mata.Sejujurnya Moza belum bisa berdamai dengan dirinya atas apa yang telah terjadi padanya.Akan tetapi Moza tidak ingin menunjukkan kepada siapapun tentang apa yang dia rasakan saat ini.Mungkin ini adalah hukuman atas semua kejahatan yang dilakukan olehnya dengan sengaja.Namun, Dimas mengerti bahwa anaknya itu sangat terluka dengan keadaannya saat ini."Papi?" Moza pun tersenyum melihat Dimas yang menghampirinya.Dimas menatap wajah Moza dan tampak jelas mata anaknya itu sembab.Sudah pasti karena menangis."Boleh, Papi masuk?" tanya Dimas."Boleh, Pi," jawab Moza.Sed
Baca selengkapnya

Bab 166

Dimas pun berjongkok dan memasangkan cincin tersebut di jari manis Dinda.Sangat cocok dan pas di jari manis Dinda.Tapi ada satu cincin lagi yang tersisa di dalam kotak perhiasan itu."Mas, yang ini buat siapa?" tanya Dinda."Buat suami mu," jawab Dimas kesal.Sulit sekali berinteraksi dengan bocah karena semuanya harus dijabarkan agar dia mengerti."Buat, Mas?" "Suami mu ada berapa?""Emang boleh lebih dari satu?" tanya Dinda kembali dengan konyolnya.Membuat Dimas pun tersenyum tapi sesaat kemudian berubah kesal."Memangnya kamu mau punya berapa suami?""Berapa ya?" Dinda pun tampak berpikir keras.Membuat Dimas pun mengetuk kepala Dinda."Mas!" pekik Dinda tanpa rasa bersalah."Coba saja kalau kamu berani macam-macam di belakang Mas!" "Cie, ada yang cemburu," goda Dinda."Kau itu istri ku!" Dimas pun menarik pinggang Dinda hingga keduanya tanpa jarak."Ahk!" desah Dinda kala merasa terkejut dengan apa yang dilakukan oleh Dimas."Kamu itu hanya milikku!"Mata Dinda bisa menatap l
Baca selengkapnya

Bab 167

Moza masih terlalu terkejut dengan apa yang dikatakan oleh Dimas.Menikah?Kenapa tiba-tiba Dimas ingin segera menikahkan dirinya?Dengan siapa?Bahkan Moza sudah lupa dengan nama yang disebutkan oleh Dimas barusan.Dari segi nama saja Moza lupa.Apa lagi dari wajah.Moza tidak mengenal dan tak pernah tahu siapa orang itu.Akan tetapi Moza tidak berani menolak, takut Dimas membencinya dan memutuskan hubungan diantara mereka.Ini bukan tentang uang ataupun kekayaan.Melainkan tentang cinta dan kasih sayang yang selama ini diberikan oleh Dimas padanya begitu besar.Moza takut kehilangan kasih sayang Ayahnya itu.Bahkan Moza juga takut dirinya tak memiliki keluarga lagi.Hanya Dimas keluarga yang dia miliki meskipun ternyata tidak ada hubungan darah di antara mereka.Kasih sayang Dimas begitu tulus meskipun ternyata dirinya bukan darah daging Dimas.Nyatanya Dimas tetap mencarinya dan kasih sayangnya tak pernah pupus.Ini sangat menyakitkan.*****Pagi harinya."Moza," Dinda membangunkan
Baca selengkapnya

Bab 168

"Syukurlah kalau kamu sudah sadar, cukup lama kamu tidak sadarkan diri? Jika beberapa menit lagi tidak sadar Tante berencana untuk meminta rumah sakit mengirimkan ambulance," kata Vina.Vina tentunya hadir di acara pernikahan Moza.Bahkan Vina sudah tahu jika Moza bukan putri kandung Dimas.Namun, semua anggota keluarga Hermawan tidak mungkin bisa melupakan Moza begitu saja.Karena Moza telah dibesarkan dilingkungan keluarga Hermawan.Sehingga Moza tetap bagian dari keluarga Hermawan sampai kapanpun."Moza dimana ya, Tante?" tanya Moza sambil melihat sekelilingnya."Ini kamar mu, kamar pengantin yang telah disiapkan," terang Vina.Moza pun melihat sekitarnya dan benar kamar itu sangat indah tentunya juga sangat wajar disebut kamar pengantin.Satu kamar mewah di hotel tersebut dikhususkan untuk Moza di hari pernikahannya ini.Tentunya sampai kapan pun Moza mau dia bebas menginap di sana.Hingga mata Moza pun melihat Dinda yang duduk di sofa.Saat itu Dinda pun segera berjalan ke arah M
Baca selengkapnya

Bab 169

Perlahan Hilman pun duduk di sisi ranjang menatap wajah Moza yang menunduk dengan kedua tangannya yang saling meremas.Hilman tahu wanita itu tengah merasa ketakutan saat ini.Bisa ditebak juga Moza pingsan karena terlalu shock dengan pernikahan yang mendadak ini.Bahkan Hilman sendiri tidak menyangka jika hari ini akan menikahi Moza.Padahal seharusnya beberapa hari ke depan dia akan menikah dengan seorang gadis yang telah menjalin hubungan dengannya selama hampir 5 tahun lamanya.Namun, keadaannya sekarang tidak memungkinkan untuk menolak.Hilman berhadapan dengan Dimas Hermawan.Dia bukan hanya sekedar menyelamatkan dirinya sendiri tapi keluarganya juga bisa habis di tangan Dimas.Namun, saat ini Hilman tahu wanita yang ada di hadapannya itu tidak bersalah dalam hal ini.Moza juga tidak menghendaki pernikahan ini terjadi.Bahkan Moza sampai jatuh pingsan karena shock.Lama keduanya dalam keheningan.Moza yang masih menunduk takut dan Hilman yang melihat Moza dengan perasaan iba."A
Baca selengkapnya

Bab 170

Moza tampak menegang saat Hilman semakin mendekat padanya.Jantung Moza berdegup kencang seiring dengan napas yang memburu.Rasanya sangat tidak nyaman untuk sedekat ini dengan orang asing.Ya, Moza masih merasa terlalu asing dengan Hilman.Itu wajar bukan?"Kak Hilman, mau apa?" tanya Moza dengan suara pelan.Saat itu kedua tangan Hilman memegang masing-masing lengan bagian atasnya.Mendorong perlahan dan akhirnya terbaring di atas ranjang.Dengan Hilman yang mulai menindihnya.Tubuh Moza semakin gemetaran kala menyadari bahwa hal yang dimaksud oleh Hilman adalah sesuatu yang berbau pengantin baru.Ini sungguh menegangkan dan membuat Moza takut setengah mati.Moza menutup mata dengan air matanya yang mulai mengalir.Anggap saja jika saat ini Moza siap untuk memberikan dirinya pada Hilman.Tapi bagaimana jika saja Hilman marah setelah mengetahui bahwa kesucian itu tidak lagi ada.Apakah dirinya akan mendapatkan masalah?Apakah dirinya akan diceraikan?Bagaimana jika ini sampai pada te
Baca selengkapnya

Bab 171

Rena menatap tajam wajah seorang wanita yang cantik itu.Moza pun mulai merasa tidak nyaman dengan tatapan wanita asing di hadapannya itu.Tampak jelas ada kemarahan yang tersimpan."Hanya tinggal menghitung hari aku dan Mas Hilman akan menikah!Lalu, hari ini ternyata aku mengetahui dia menikah dengan seorang wanita!Apa kau tahu perasaan ku? Perasaan keluarga ku?!" papar Rena.Wajah Moza pun mulai memucat kala mengetahui bahwa wanita yang kini berdiri di hadapannya adalah orang wanita yang seharusnya menikah dengan pria yang telah menikah dengan dirinya.Dan apakah yang telah terjadi padanya hingga Dimas memutuskan untuk menikahkan dirinya dengan mendadak dengan orang yang tidak pernah dia kenal?Moza tidak mengerti mengapa bisa hidupnya kini begitu rumit."Rena," Hilman pun menghampiri Rena dan mencoba untuk membawa Rena pergi dari sana.Akan tetapi Rena masih belum ingin pergi karena belum selesai berbicara dengan wanita yang kini berdiri di hadapannya itu."Lepas! Aku belum seles
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
1516171819
...
27
DMCA.com Protection Status