Di tempat yang berbeda namun di waktu yang sama.Dimas dan Dinda masih duduk di depan ruangan dimana Moza di rawat.Namun, sepertinya Dinda merasa tidak nyaman pada perutnya."Kamu kenapa?" tanya Dimas melihat Dinda yang mulai berganti tempat duduk."Perut aku mules, Mas," jawab Dinda."Mules?" tanya Dimas."Hu'um, tapi kaki aku kesemutan," kata Dinda lagi."Kalau begitu biar Mas angkat saja.""Boleh deh, mules banget soalnya.""Mules banget?" wajah Dimas mulai panik setelah mendengar ucapan Dinda."Iya, tapi gimana? Jalannya sudah kaki Dinda kesemutan," Dinda pun melihat kakinya dan sejak perutnya semakin besar ini memang sangat sering terjadi jika terlalu lama duduk."Mas, telpon ambulan saja," cepat-cepat Dimas pun mengeluarkan ponselnya dari saku celananya."Mas, kita di rumah sakit! Ngapain telpon ambulan?!""Oh, iya," Dimas pun mulai menyadari dimana kini keduanya berada."Ada-ada saja!" kesal Dinda.Lagi pula untuk apa Dimas begitu panik Dinda sendiri ingin bertanya, sayangnya
Baca selengkapnya