Home / CEO / Istri Tangguh Tuan Angkuh / Chapter 201 - Chapter 210

All Chapters of Istri Tangguh Tuan Angkuh : Chapter 201 - Chapter 210

265 Chapters

Bab 202

"Kok pada diem? Cobain dong, Moza udah capek-capek bikin," kata Moza.Moza pun segera duduk di kursi kemudian meneguk mineral.Jelas terbukti Moza cukup kelelahan dengan memasak, mungkin karena sedang hamil muda.Tapi dia tidak mempermasalahkan hal itu karena rasa lelahnya akan segera terbayar saat melihat wajah-wajah bahagia setelah menikmati masakannya."Ayo, Hilman. Cicipi masakan istri mu," Dimas pun meminta Hilman untuk mencicipinya berharap dirinya tak perlu mencicipi.Deg!Hilman malah dibuat semakin tegang."Papi, juga dong. Moza juga pengen tahu komentar, Papi," ujar Moza.Membuat Hilman merasa sedikit lega.Artinya dia memiliki teman untuk berbagi menyantap masakan Moza."Iya," Dimas pun mulai melihat kembali masakan Moza dengan jelas.Matanya menangkap sesuatu yang tidak biasa.Karena semakin penasaran Dimas pun segera memegangnya dan ternyata itu adalah cangkang telur.Tapi mungkin itu sedikit cangkang yang terjatuh tidak sengaja.Karena tidak sabar menunggu komentar dari
Read more

Bab 203

"Sayang, kamu kenapa? Seperti dikejar hantu saja?" tanya Dimas yang melihat Dinda kembali ke kamar dengan sangat terburu-buru.Dinda pun menarik napas panjang terlebih dahulu untuk membuat dirinya menjadi lebih baik setelah sebelumnya dibuat jantungan."Kamu nggak boleh terlalu banyak gerak, ingat! Kamu baru lahiran," Dimas pun mencoba untuk mengingatkan Dinda.Dinda pun mengangguk mengerti tapi saat ini dirinya benar-benar sangat tegang karena ulah Moza."Cerita sama, Mas. Sebenarnya kamu kenapa?""Nggak ada apa-apa, Mas," Dinda memilih untuk tidak menceritakan pada Dimas.Lagi pula dirinya dan Moza adalah sahabat dan harus menjaga rahasia."Oh Mas tahu, kamu pasti shock melihat masakan Moza?!" tebak Dimas.Sudah pasti saat ini Dinda juga melarikan diri dari makanan mengerikan buatan Moza sama seperti dirinya sebelumnya.Dinda pun tersenyum tanpa ingin menjelaskan penyebab sebenarnya."Udah, kamu minum dulu," Dimas pun memberikan mineral agar Dinda bernapas lebih baik.Hingga suara p
Read more

Bab 204

"Aaaaa!" pekik Nilam yang begitu shock melihat Kiara dan seorang pria yang tengah bermesraan di atas ranjang."Nilam, ada apa?" ayah Kiara pun seketika itu muncul karena mendengar teriakan Nilam.Nilam gemetaran dan ayah Kiara pun akhirnya ikut menyaksikan sendiri.Kiara sudah berusaha untuk mendorong dada Chandra agar menyingkir dari tubuhnya.Tapi tidak bisa dan sepertinya inilah yang dia tunggu."Kiara!" seru sang ayah penuh kemarahan melihat putrinya membawa laki-laki secara diam-diam masuk ke dalam kamarnya.Saat itu Chandra pun segera bangkit dan membuat Kiara juga segera berdiri."Ayah, ini nggak seperti yang Ayah lihat," kata Kiara dengan cepat.Tapi tatapan mata ayahnya kini tertuju pada Chandra."Chandra?" Farhan merasa mengena siapa pria yang ada di hadapannya.Usia mereka memang sama tapi berbeda dari segi wajah dan penampilan mungkin karena Chandra dari keluarga berada dan terurus.Berbeda jauh dengan Farhan yang tampak tua."Iya," jawab Chandra.Saat itu Kiara yang dibuat
Read more

Bab 205

"Om, tolong jelaskan kalau kita tidak ada hubungan," pinta Kiara tidak ada hentinya.Tapi Chandra memilih untuk diam hingga akhirnya keduanya pun dituntut untuk menikah oleh kedua orang tua Kiara.Namun, setelah menikah keduanya tidak lagi boleh menampakkan wajahnya di hadapan Farhan dan Diana.Terutama Diana yang tak lagi ingin mengenal putrinya Kiara.Hubungan mereka seakan berakhir sampai di sini meskipun sebenarnya tidak mungkin hubungan darah bisa diputuskan.Tapi rasa kecewa sudah terlanjur mendalam.Karena tidak mungkin Diana bisa menerima Chandra sebagai menantu setelah dulunya sempat menjalani hubungan spesial.Ini gila!Dan pernikahan pun terjadi di rumah sakit.Tentunya Dion sebagai adik dari Chandra terkejut mengetahui bahwa Kakaknya akan menikah dengan Kiara yang dulunya adalah baby sitter anaknya.Bahkan Nia juga sangat terkejut mendengarnya.Tapi begitulah adanya kini pernikahan pun telah dilaksanakan.Seperti apa yang dikatakan oleh Diana sebelum pernikahan terjadi."C
Read more

Bab 206

Chandra melihat Kiara yang masih menangis tanpa hentinya.Membuat perasaan bersalahnya muncul.Apakah dirinya terlalu memaksakan kehendak tanpa berpikir perasaan orang lain?Tapi, semuanya telah terlanjur terjadi.Hingga tatapan mata Kiara pun kini mulai mengarah padanya dengan tajam.Tampak jelas kebencian yang terpancar dari sorot matanya."Puas kamu sekarang?!" geram Kiara.Kiara masih menahan suara agar tidak terlalu keras.Bagaimana pun kini mereka masih berada di rumah sakit yang mana harus menjaga ketenangan pasien.Bahkan ibunya juga harus istirahat di dalam sana.Namun, rasa benci terhadap Chandra tak bisa dia tahan.Apa yang dilakukan oleh pria itu benar-benar sangat diluar akal sehat."Aku minta maaf," kata Chandra dengan raut wajah penuh penyesalan."Kalau maaf mu bisa mengembalikan keadaan menjadi baik-baik saja itu tidak masalah! Tapi, sayangnya maaf mu tidak akan merubah keadaan!""Semuanya sudah hancur berantakan karena fitnah gila mu!" geram Kiara.Apapun alasannya sa
Read more

Bab 206

Kiara masih duduk di sudut ruangan sambil menangis karena tidak bisa menerima kenyataan bahwa telah menikah dengan Chandra, serta tak lagi dianggap anak oleh orang tuanya.Rasa sakitnya terasa mendalam dan entah bagaimana caranya untuk bisa menerima kenyataan pahit ini.Hingga Chandra pun kembali menghampiri Kiara.Dia pun berjongkok agar mengimbangi Kiara."Aku minta maaf," kata Chandra.Sejak beberapa jam berlalu setelah sebelumnya masuk ke dalam kamar Chandra tak bisa tenang karena Kiara masih duduk di lantai sambil menangis.Membuatnya pun segera kembali menghampiri dan membujuk Kiara untuk masuk ke kamar untuk beristirahat.Apa lagi malam semakin larut dan rasa dingin mulai terasa.Tapi saat Chandra berbicara Kiara tak ingin perduli.Kiara memilih untuk melempar tatapannya ke arah lain dari pada melihat wajah yang sangat dibencinya itu."Kiara, aku takut kamu sakit," kata Chandra lagi.Lagi-lagi Kiara tak ingin perduli, karena ucapan Chandra pun menurutnya sangat tidak mungkin da
Read more

Bab 207

Pagi harinya mata Kiara begitu sembab karena terlalu lama menangis.Cuaca yang cerah tidak seperti hati Kiara yang mendung.Benar-benar tidak bersemangat untuk menyambut pagi hari ini.Namun, Kiara tetap memiliki untuk pergi ke rumah sakit untuk melihat keadaan ibunya.Semoga saja keadaan Diana sudah lebih baik, itulah harapan yang saat ini tersimpan di hatinya."Kamu mau kemana?" tanya Chandra saat melihat Kiara yang hendak membuka pintu.Kiara pun menoleh dan melihat Chandra dengan malas.Sedangkan Chandra melihat wajah Kiara yang pucat, mata sembab dan rambut acak-acakan."Apa penting kamu tau?" tanya Kiara dengan sinis.Tapi Chandra hanya diam saja."Ah, iya. Aku lupa, kamu suami ku ya?" ejek Kiara.Kemudian Kiara pun menatap Chandra dengan miring."Suami tidak diinginkan!" tambah Kiara.Sesaat kemudian Kiara pun segera pergi dan tak butuh ijin dari Chandra.Tapi Chandra pun segera mengikuti kemanapun perginya Kiara."Kiara, tunggu," Chandra pun menghentikan langkah kaki Kiara yan
Read more

Bab 209

Semua biaya pengobatan Diana sudah ditanggung oleh Chandra.Namun, dia memilih diam karena tak ingin menimbulkan kesalahpahaman lagi.Saat pagi tadi dokter yang menangani Diana menghubungi dirinya.Dimana dokter itu adalah temanya sendiri.Kemudian mengatakan bahwa keadaan Diana semakin memburuk dan ditemukan lagi penyakit yang serius.Setelah dipastikan ternyata penyakit tersebut sudah cukup lama diderita, sehingga harus benar-benar ditangani dengan baik.Diberikan pilihan yang terbaik dan Chandra pun memutuskan untuk mengirim ke luar negeri tanpa berbicara pada Kiara.Dia takut Kiara menolak bantuannya sedangkan keadaan Diana sudah begitu buruk.Bahkan Diana dan Farhan sendiri tidak tahu tentang biaya pengobatan karena dokter merahasiakan sesuai dengan keinginan Chandra sendiri.***Hingga akhirnya Kiara pun sampai di kampus.Tidak ada kata yang keluar dari mulutnya sama sekali.Setelah turun dari mobil Chandra pun langsung melenggang pergi.Kiara sedang mencari keberadaan dia teman
Read more

Bab 210

"Kok tidur?" tanya Dinda melihat Kiara yang benar-benar tidak bersemangat sama sekali."Males banget liat wajah dia!" gerutu Kiara.Orang yang dia maksud adalah dosennya sendiri, Chandra."Nggak boleh gitu, nggak baik tau," Dinda pun memperingati Kiara agar tidak bersikap demikian."Perasaan kamu belain dia mulu, deh. Sebenarnya sahabat kamu aku tau dia sih?""Kiara, kamu kok ngomongnya begitu? Dia juga udah berusaha untuk membiayai pengobatan Ibu kamu," bisik Dinda agar suaranya tak sampai didengar oleh yang lainnya."Siapa suruh? Aku nggak minta!" jawab Kiara.Membuat Dinda hanya bisa menarik napas frustasi mendengar jawaban Kiara.Bagaimana pun saat ini tentunya kekecewaan masih begitu besar tersimpan dalam hatinya.Tapi paling tidak Dinda telah berusaha untuk meredam emosi Kiara.Sedangkan Chandra tahu Kiara pastinya tak ingin melihatnya hingga memilih untuk tidur di kursinya.Lain halnya dengan Moza yang mendadak senyum-senyum sendiri sambil melihat ponselnya."Kamu kenapa?" tany
Read more

Bab 211

"Yang bikin Moza," Moza pun menunjuk perutnya."Kamu tanya sama Nyonya Dinda?""Iya, malah katanya dia juga sering ngemut eskrim itu. Bikin Moza tampah pusing aja," gerutu Moza.Sedangkan Hilman terkekeh geli sambil geleng-geleng kepala melihat wajah polos Moza."Kok Kakak, senyum-senyum sendiri?""Lupain aja pertanyaannya, kita makan apa?" Hilman pun memilih untuk tak lagi membahasnya.Karena Moza hanya membuatnya menjadi tertawa terbahak-bahak karena kepolosannya."Makan siput gimana?""Baiklah."Hilman pun setuju dan segera membawa Moza sesuai dengan keinginannya.Benar-benar tidak tanggung-tanggung.Moza memakannya dengan begitu lahap sampai mulutnya begitu belepotan."Dasar anak kecil, makan pelan-pelan," kata Hilman.Moza pun melihat ke arah Hilman dan berpikir sejenak.Kemudian dia pun berbicara, "Seharusnya, Kakak lap pakai tisu, yang kayak di film-film itu lho, Kak," jawab Moza dengan wajah polosnya."Ahahahhaha," Hilman kembali tertawa terbahak-bahak mendengar jawaban Moza.
Read more
PREV
1
...
1920212223
...
27
DMCA.com Protection Status