Semua Bab Perjanjian 100 hari Menikah dengan Om CEO: Bab 51 - Bab 60

110 Bab

Bab 51. Kebenaran Terungkap

“Jangan menghindar, Ibu. Aku tahu Anda ibu kandung istriku. Tolong, kali ini biarkan saya bisa bicara denganmu sebentar,” ucap Devan dengan masih menahan pintu kamar apartemen itu dengan kuat.“Mau bicara apa? Katakan saja sekarang!” seru wanita itu dengan menatap Devan sangat tajam.Devan menggeleng. “Tidak sopan jika bicara di depan pintu seperti ini. Bolehkah saya, masuk? Kita bicara di dalam biar lebih enak dan leluasa?” tawar Devan dengan hati-hati.Wanita itu yang bernama Elfina, langsung mengiyakan permintaan pria di hadapannya kini. Entah kenapa ia yang tadinya sedikit terbawa emosi kini bisa luluh hanya karena perkataan pria di depannya itu sangat sopan padanya.“Silakan, masuk.” Elfina membuka pintu secara lebar. Lalu Devan langsung melangkahkan kakinya masuk ke dalam apartemen itu dan duduk di kursi sofa berwarna hitam.Elfina sendiri, ia langsung berjalan masuk ke arah dapur. Ia membuatkan teh manis hangat untuk tamunya yang kini duduk di ruang tamu.Sementara Devan, ia
Baca selengkapnya

Bab 52. Masa Lalu Menyedihkan

Saat Devan mendengarkan dengan seksama. Tiba-tiba ponsel dalam saku jasnya berbunyi.Elfina yang tadi menjeda ucapannya kini terdiam. Karena menantunya langsung menyambar ponsel yang kini di pegang.“Maaf, Bu. Aku angkat panggilan sebentar,” ucap Devan yang langsung diangguki oleh ibu mertuanya.“Halo, Pah. Ada apa, ya?” tanya Devan kepada Samuel yang menghubungi.“Kamu bisa ke kantor sekarang? Ada yang mau papah bicarakan sama kamu,” titah Sam di seberang sana.Devan memandang ke arah ibu mertuanya yang masih terdiam sembari menatapnya sedari tadi.“Bisa, Pah. Aku akan ke sana sekarang.” Devan menjawab, lalu mematikan sambungannya dan menaruh ponselnya ke dalam saku jasnya kembali.“Maaf, Bu. Sepertinya aku harus pergi,” ucap Devan.Elfina pun mengerti. Ia hanya mengangguk. “Ya, Nak. Tidak apa-apa,” sahutnya.“Apa ibu ingin bertemu dengan Fania. Nanti biar aku cari waktu yang pas?” tanya Devan sebelum beranjak.“Maaf, Nak. Tolong sembunyikan dulu masalah ini. Bukan, bukan Ibu tidak i
Baca selengkapnya

Bab 53. Bimbang

Berliana bahkan sangat terkejut saat mendengar cerita tentang awal mula pertemuan sang menantu dan putranya. Fania juga menceritakan bagaimana ia bisa menikah dengan Devan. Dan yang paling mengejutkan adalah tentang perjanjian pernikahan yang dibuat oleh Fania sendiri.“Oh, jadi perjanjian yang dimaksud oleh Sam ini ternyata?” ucap Berliana dengan menggeleng.Fania hanya menyengir. “Maaf, Tante. Saat itu aku masih terlalu b***h. Sampai-sampai aku membuat perjanjian konyol itu.”“Ya, Tante, paham maksud kamu kok, Sayang. Apalagi pernikahan kamu karena perjodohan kakakmu dengan Devan.” Berliana menyadari hal itu. Ia sendiri saat itu sedang berada di Canada. Membuat ia tidak bisa ikut dalam acara pertunangan dan juga pernikahan Fania dan Devan.“Tapi, Tante. Seandainya saat itu Devan tidak meminta menikah denganku, mungkin aku tidak tahu hidupku akan seperti apa? Aku sekarang banyak bersyukur, Tant. Bisa menikah dengan lelaki yang begitu sempurna,” ungkap Fania bahagia.Berliana mengang
Baca selengkapnya

Bab 54. Pulang Ke Indonesia

Devan untung saja bisa mengalihkan pembicaraannya tentang masalah ibu mertuanya. Dia pun terpaksa masih merahasiakan hal ini, karena baginya dia butuh waktu yang tepat untuk memberitahu kepada istrinya. Devan pun terpaksa berbohong jika perkembangan tentang wanita itu belum menemui titik terang.“Iya, Mas. Tidak masalah, kok, aku harap semoga ada kemajuannya. Aku sudah tidak sabar mendengar kebenaran tentang ibuku.” Fania berkata dari dalam lubuk hatinya.“Iya, Sayang. Akan aku usahakan,” sahut Devan tersenyum canggung.Malam pun semakin larut, mereka menikmati makan malam bersama hanya bertiga karena Berliana sendiri, sudah kembali ke kediamannya.Sam yang sudah selesai makan, ia langsung memakan makanan hidangan penutup.“Oh, ya, Dev. Setelah mempertimbangkan, sepertinya papah akan melangsungkan pernikahan di sini saja, Dev. Papah juga tidak akan menggelar pesta mewah. Cukup mengundang kerabat, dan saudara. Bagaimana menurutmu?” tanya Sam kepada putranya yang duduk di seberang meja.
Baca selengkapnya

Bab 55. Memutuskan

Di perjalanan pulang menuju apartemen. Fania terdiam memikirkan dua orang itu. Namun, hal itu membuat Devan yang melihat ke arah istrinya di buat bingung.“Kamu kenapa, sih? Kok, diam terus sedari tadi?” tanya Devan penasaran.“Nggak apa, Mas. Cuman tadi aku lihat seseorang.” Fania berkata kepada suaminya yang masih menatap dirinya.“Seseorang? Teman kamu?”Fania menggeleng. “Bukan, Mas. Dia—Shanum dan Riko!”Devan terkejut. “Kamu serius?”“Seriuslah, Mas. Masa aku mengada-ngada, sih! Kok, aku agak gimana, ya, Mas. Bukan, aku cemburu, enggak sama sekali. Tapi, aku merasa kasihan saja sama Shanum. Meski dia jahat ke aku, tetapi kalo dia ternyata berhubungan dengan Riko. Kayanya kasihan saja, deh. Aku tahu Riko tuh buaya darat!” ungkap Fania panjang lebar.Devan mengangguk. “Iya siapa tahu, Riko sudah berubah. Kan, kamu tidak tahu dia sekarang kaya gimana!” terang Devan.Fania terdiam. Mungkin ada benarnya juga apa yang dikatakan oleh suaminya. Mungkin Riko sudah berubah. Dan ia juga ti
Baca selengkapnya

Bab 56. Perasaan Shanum

Setelah menekan tombol terkirim, dan mengirimkan sejumlah uang dengan nominal lumayan besar. Ia langsung memblokir nomor Widya dan juga menghapusnya. Ia menghapus seluruh tentang Widya, tentunya foto-foto kebersamaan mereka yang hampir bersama kurang lebih satu tahun.Riko bahkan tidak merasa bersalah ataupun iba sedikit pun. Karena, ini sudah menjadi sifatnya, meninggalkan seorang wanita jika ia sudah puas melakukan apa yang ia mau. Untung saja, saat bersama Fania. Ia tidak bertindak macam-macam, palingan hanya sekedar berciuman. Itu yang mereka lakukan.Riko selalu melampiaskan h****tnya bersama wanita lain. Karena, hatinya memang begitu besar mencintai Fania. Ia tidak ingin merusak kehormatan wanita yang ia cintai. Namun, kenyataannya, Fania malah memutuskan sebelah pihak dan diam-diam menikah dengan pria lain. Kabar yang sangat mengejutkan bahkan membuat dirinya patah hati dan sangat terpuruk.Riko mematikan ponselnya, ia lebih baik beristirahat. Karena esok pagi, rencananya ia ak
Baca selengkapnya

Bab 57. Ungkapan Hati Riko

Setelah menarik tangannya dari sudut bibir Riko. Riko pun hanya tersenyum melihat aksi dari wanita di hadapannya kini. Hatinya semakin senang saat merasakan sentuhan jemari dari wanita yang sudah membuat hatinya terasa berbeda.“Terima kasih, Sha.” Hanya itu ucapan yang keluar dari mulut Riko.Shanum pun mengangguk canggung. Ia lebih memilih untuk menghabiskan makanannya. Alih-alih untuk menghilangkan rasa debaran di hatinya yang sedari tadi ia rasakan tak kunjung mereda.Tidak ada obrolan apa pun. Baik Shanum dan Riko, mereka lebih memilih fokus di makanan yang ia makan. Obrolan yang seru tadi pun hilang begitu saja. Di antara mereka hanya ada rasa kecanggungan di antara keduanya.Setelah makanan tertandas habis. Riko pun beranjak dari kursi untuk membayar. Lalu ia mengajak Shanum untuk keluar kedai.“Hem, kamu mau ke mana? Ada rekomendasi tempat wisata yang ingin kamu kunjungi?” tanya Riko saat mereka berjalan ke arah hotel.Shanum menggeleng. “Aku nggak tahu wisata di sini ada apa
Baca selengkapnya

Bab 58. Garis Dua

Karina tersenyum malu-malu mendengar ucapan dari sahabatnya itu. Tanpa di sadari, sang empu rumah kini sudah berada di ruang makan. Mendengar kata selamat ia pun langsung bertanya.“Selamat kenapa, Sayang?” tanya Devan saat berdiri di belakang sang istri.Fania yang masih tertawa. Ia pun membalikkan badannya ke arah suara suaminya itu.“Eh, Mas. Sudah selesaikah?” tanya Fania yang diangguki oleh Devan.“Kalian, bahas apa, kok, ngucapin selamat?” tanya Devan lagi yang masih penasaran.Fania tersenyum mendengarnya. Sementara Reihan dan Karina tampak malu-malu.“Ini lho, Mas. Karina bergaris berdua,” ucap Fania sembari terkikik.“Wah, selamat, ya. Kalian ngebut apa gimana nih?” ledek Devan kepada asistennya yang tersipu.“Ah, Tuan. Bisa aja, saya juga kaget, Tuan. Diberi kepercayaan secepat ini,” ujar Reihan membalas jabatan tangan dari bosnya.“Baguslah, tidak masalah. Harus disyukuri, Rei.” Devan menjawab, lalu kini ia berkata lagi, “Selamat ya, Rin.” Devan memberi ucapan selamat kepad
Baca selengkapnya

Bab 59. Tiffania, Putriku

Setelah menatap ke pria asing itu. Fania pun melanjutkan langkahnya masuk ke dalam rumah. Dan ingatan akan terbongkarnya perjanjian yang ia buat kini terlintas kembali saat ia tiba di ruang tengah keluarga.“Maafkan Fania, Pah. Andai saja aku tidak membuat perjanjian konyol itu. Pasti, Papah tidak akan pernah mengusir aku dari rumah ini. Aku sangat menyesal, Pah.” Fania bergumam dalam hati saat ia berdiri di ruang tengah. Buliran cairan bening yang menetes di pipi pun ia usap.Fania enggan mengingat momen menyedihkan saat itu. Ia datang ke sini karena ia merindukan ayahnya. Dan juga, ia ingin memberikan oleh-oleh yang ia beli saat berlibur di Paris.“Pagi, Pah!” sapa Fania saat tiba di ruang makan keluarga.Alnando bahkan sampai terkejut melihat kedatangan putri kandungnya itu.“Hai, Tiffania. Putriku,” sahut Alnando dengan beranjak dari kursi menghampiri sang anak.Bibirnya Alnando begitu mengembang melihat kedatangan Fania secara tiba-tiba. Setelah mendekat ke arah putrinya. Alnando
Baca selengkapnya

Bab 60. Jaga Jarak

Fania pun kini pamit kepada bi Iyas yang mengantarkan ke depan rumahnya. Sementara ibu tirinya, dia pergi entah ke mana, setelah mengantar ayahnya, dia tidak menampakkan dirinya lagi.“Bi, jangan bilang siapa-siapa, ya. Kalo aku tanya-tanya tentang asisten Papah yang baru,” ucap Fania saat ia hendak masuk ke mobil.“Siap, Non. Bibi akan tutup mulut,” sahut Iyas. “Oh ya, satu lagi, Bi.” Fania berkata sembari menengok ke kanan dan kiri. Setelah itu dia membisikan beberapa kalimat di dekat telinga bi Iyas.Tidak lama bi Iyas pun mengangguk.“Siap, Non. Akan Bibi lakukan,” kata Iyas tersenyum.Fania langsung mengucapkan terima kasih karena bi Iyas bisa diandalkan.“Ya, sudah, Bi. Aku pulang dulu, ya. Jangan lupa, kasih kabar ke aku terus, ya, Bi,” titah Fania saat ia sudah duduk di dalam mobil.Iyas mengangguk sembari melambaikan tangannya melihat mobil anak majikannya kini melaju.Pak Joko yang sudah membukakan pintu gerbang, ia tersenyum kepada Fania dan juga kepada pak Aris yang seng
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
45678
...
11
DMCA.com Protection Status