"Wahh Oma kok punya kamar pink? Iki kamarnya siapa, Oma?" Tiana menatap seisi kamar yang didominasi warna pink. Ruangan yang sangat luas, berbagai boneka ada di sana, semua posisinya masih sama seperti saat Shela pergi, masih rapi dan wangi. "Ini kamar Mami dulu," jawab Shela pada mereka bertiga. "Ya ampun, Mami pernah alay juga ya," sahut Tino terkikik geli."Pink itu cantik, bukan alay!" sahut Tiana tidak terima. Stavani dan Shela tertawa dengan tingkah mereka. Tino pun langsung melenggang keluar dari dalam kamar Shela, anak itu paling anti dengan yang pink-pink. Sedangkan Tiana, dia tentu saja menyukai kamar itu. Tiana bermain dengan boneka-boneka milik Shela, memakai bando, jepit yang Shela simpan. "Tiana persis sepertimu, Sayang," ujar Stevani menatap Cucu perempuannya. Shela tersenyum. "Shela dulu seperti dia, Ma?" "Iya. Tapi kalau Shela sedikit gemuk, kalau Tiana kan kurus." Stevani terkekeh lagi. Di dalam kamar itu, Tiana tidak akan peduli lagi dengan jalan-jalan, per
Last Updated : 2024-03-09 Read more