Kejadian pagi tadi membuat Shela tidak betah di rumah. Wanita itu kini pergi dengan nekat tanpa pamit pada Sebastian. Shela datang ke toko rotinya, dia ingin bertemu dengan Morsil dan menangis kepadanya, di antara semua orang, hanya Morsil lah orang yang paling tahu kondisi Shela. "Ada apa Shel, kenapa datang-datang menangis seperti ini?" Morsil menatap Shela yang kini duduk di sofa belakang. "Kau bertengkar ya, dengan Sebastian?" "Iya. Aku beberapa hari ini memang bertengkar terus dengannya, Morsil," ujar Shela dengan nada sedih. Wanita itu mengembuskan napasnya pelan, tatapannya menjadi sendu. Morsil mengusap pundak Shela dengan lembut. "Shela... Cerita saja padaku. Ada apa, hem?" "Aku kesal dengan Sebastian, Morsil. Dia tidak pernah mengerti perasaanku, dia tidak seperti dulu lagi." Morsil melotot mendengarnya. "Ma-maksudmu, dia selingkuh?!" pekik wanita itu dengan nada meninggi. Shela pun cepat menggeleng. "Tidak, Sebastian laki-laki yang sangat mencintaiku. Tapi dia sala
Last Updated : 2024-03-03 Read more