Beranda / Romansa / Baby Triplets Milik Om Tampan / Pelajaran untuk Mama Mertua

Share

Pelajaran untuk Mama Mertua

Penulis: Te Anastasia
last update Terakhir Diperbarui: 2024-03-09 09:50:15

"Wahh Oma kok punya kamar pink? Iki kamarnya siapa, Oma?"

Tiana menatap seisi kamar yang didominasi warna pink. Ruangan yang sangat luas, berbagai boneka ada di sana, semua posisinya masih sama seperti saat Shela pergi, masih rapi dan wangi.

"Ini kamar Mami dulu," jawab Shela pada mereka bertiga.

"Ya ampun, Mami pernah alay juga ya," sahut Tino terkikik geli.

"Pink itu cantik, bukan alay!" sahut Tiana tidak terima.

Stavani dan Shela tertawa dengan tingkah mereka. Tino pun langsung melenggang keluar dari dalam kamar Shela, anak itu paling anti dengan yang pink-pink.

Sedangkan Tiana, dia tentu saja menyukai kamar itu. Tiana bermain dengan boneka-boneka milik Shela, memakai bando, jepit yang Shela simpan.

"Tiana persis sepertimu, Sayang," ujar Stevani menatap Cucu perempuannya.

Shela tersenyum. "Shela dulu seperti dia, Ma?"

"Iya. Tapi kalau Shela sedikit gemuk, kalau Tiana kan kurus." Stevani terkekeh lagi.

Di dalam kamar itu, Tiana tidak akan peduli lagi dengan jalan-jalan, per
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Te Anastasia
Hai Pembaca Nana... hari ini bab ke 2 Nana up agak sorean yaaaa
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Baby Triplets Milik Om Tampan   Shela Menantang Wanita Jahat itu!

    "Kau tidak marah padaku, aku memarahi Mamamu tadi." Shela menoleh pada sang suami, mereka berdua tengah duduk di atas ranjang kamar Shela. Padahal Shela was-was kalau Sebastian akan memakinya saat Shela melawan Monica. "Tidak. Aku kan sudah bilang padamu, aku menyukai Istriku yang bisa menjaga dirinya sendiri, karena aku tidak setiap waktu ada di sisimu." Sebastian berbaring di atas ranjang kamar Shela. Shela terkikik geli mendengarnya. "Sebenarnya aku juga tidak mau menjadi menantu yang buruk untuknya. Tapi..." "Cukup jadi istri yang baik untukku," sahut Sebastian meraih tangan Shela dan mengecupnya."Tentu saja!" Wanita itu menjawab dengan ria. Shela berbaring, ia menjadikan dada bidang Sebastian sebagai bantalnya. Kedua tangannya memeluk manja dengan mata mengerjap. "Apa kau punya cara supaya Mama tidak membenciku? Sebenarnya apa sih salahku pada keluargamu?" tanya Shela dengan bibir manyun. "Kau tidak salah. Sama sekali tidak bersalah apapun, hanya saja bisnis orang tua d

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-10
  • Baby Triplets Milik Om Tampan   Menantu Keluarga Morgan

    "Kau memanfaatkanku, menindasku karena aku sakit?" Monica memicingkan matanya pada Shela. Namun menantunya itu tetap menggelengkan kepalanya dan tidak membenarkan apa yang Mama mertuanya katakan. "Tidak Ma, bukan begitu," jawab Shela tersenyum manis. "Aku hanya ingin kita bisa saling mengasihi dan tidak ada yang terpecah antara Mama dan Shela. Mama sebagai mertua dan Shela sebagai menantu." "Apa kau tuli hah?! Berapa kali aku bilang padamu kalau aku tidak ingin dan aku tidak sudi punya menantu sepertimu, Shela!" sentak wanita itu dengan napas naik turun. Shela terdiam sejak, dia mengangguk. "Kalau begitu, Mama siap kehilangan Sebastian." Sungguh sosok Shela yang kini Monica hadapi adalah sosok wanita yang tidak bisa dia ajak main-main, Shela yang terus mengejar apa yang dikatakan oleh Monica. Mengancamnya, menghalang-halangi apa yang Monica serang padanya. Sungguh Shela tidak main-main juga dengan Mama mertuanya ini. "Semakin Mama membenci Shela, semakin Sebastian sayang pada S

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-10
  • Baby Triplets Milik Om Tampan   Mama Mertua dan Permintaan Maafnya

    Setelah kemarin Monica meminta Shela menjaganya, hari ini Shela sungguh-sungguh datang membawa si kembar. Bagaimanapun juga, dia tahu kalau Monica pasti merindukan Cucunya. Tino, Tiano dan Tiana kini duduk di atas brankar mengelilingi sang Nenek dengan tatapan kasihan. "Oma sakit apa sih, kok ngerepotin Mami dan Papi jauh-jauh dari Birmingham ke sini!" Tiano menatap Monica yang tengah mengelus-elus lembut rambut Tiana. Monica pun tersenyum senang dengan kehadiran mereka. "Tidak papa Tiano, Oma hanya pusing sedikit." "Itu karena Oma terlalu benci sama Mami kami, jadi Tuhan buat Oma pusing!" Tino menyahutinya dengan pedas. Shela senyam-senyum mendengar apa yang kembar katakan pada Monica. Mereka terlalu jujur dengan apa yang mereka ucapkan. Sedangkan sang Oma hanya tersenyum dan mengangguk-angguk saja. Meskipun kadang Monica menunjukkan sisi bengisnya di hadapan si kembar, tak jarang pula baginya menunjukkan sisi hangat saat ada Cucunya. Apalagi Monica yang sangat menyayangi Tian

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-11
  • Baby Triplets Milik Om Tampan   Menantu yang Sudah Diakui

    Acara makan malam di kediaman keluarga Morgan tidak pernah terbayangkan di benak Shela. Berkumpul dengan kedua orang tua Sebastian dalam satu meja makan mewah di rumah megahnya. Shela duduk di samping Sebastian berhadapan dengan Monica. "Shela, jangan sedikit makannya. Pelayan di sini sudah memasak banyak," ujar Graham pada sang menantu. "Iya Pa, Shela kalau makan tidak terlalu banyak." "Nanti kau sakit seperti Mama," sahut Monica. Ucapan Monica membuat semua orang menatapnya, termasuk si kembar yang asik dengan piringnya masing-masing. Anak-anak itu terkekeh geli begitu mendengar Oma-nya tidak lagi teriak-teriak seperti dulu pada Shela. Tino berdehem pelan, dia mungkin ingin sedikit bermain-main dengan Oma-nya yang galak ini. "Jadi ini ceritanya makan malam bersama dalam acara Oma meminta maaf sama Mami karena sudah tidak marah-marah lagi?" tanya Tino menatap ke arah Monica. "Oma tidak marah kok, sama Mami kalian." Monica menjawab santai. "Iya sekarang. Dulu kalau lihat Mami

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-11
  • Baby Triplets Milik Om Tampan   Nyonya Presdir yang Sesungguhnya

    "Ini kesempatan terbaik untukmu, Sayang. Kau harus datang... Kau pemilik perusahaan besar Papamu sekarang ini! Ayo datang, bersamaku!" Sebastian membujuk Shela dengan susah payah, di sana juga ada Stevani dan Ferdi bersedekap menatap Shela. Setelah pagi-pagi sekali Stevani menelfon Sebastian untuk meminta mereka pulang dari kediaman keluarga Morgan. Stevani ingin semua karyawan kantor Milory tahu siapa pemilik tempat besar itu sekarang. "Shela, Mama tidak akan pergi karena bukan Mama yang menandatangani berkas kepemilikannya! Ayo pergi dan berangkat sekarang, Shela!" seru Stevani pada putrinya. Shela mendongak menatap sang Mama dengan sayu. "Shela... Shela malu Ma." "Malu?! Malu kenapa lagi, ya ampun...!" Stevani mengusap keningnya pusing. "Malu kenapa lagi nak? Kau ini pemilik perusahaan besar, kenapa kau malah malu, astaga putriku?!" Shela berdecak kecil, dia mendongak menatap Stevani dengan kedua alis bertaut. "Mama tidak akan tahu rasanya menjadi Shela! Posisi Shela, bayang

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-12
  • Baby Triplets Milik Om Tampan   Mereka Sudah Berbaikan

    "Nona Shela selama beberapa tahun ini pergi ke mana? Emmm, Nyonya Stevani bilang kalau Nyonya Shela pergi bersekolah, ya?" Pertanyaan itu terlontar dari salah satu tamu yang ada di acara tersebut. Shela sudah menduga kalau akan ada yang bertanya-tanya tentang hal ini. "Ya, saya pergi ke suatu tempat. Keluarga saya berada dulu." Shela menjawab dengan asal. "Saya pikir pergi karena hamil duluan," sahut seorang wanita yang kini tersenyum tipis dan memainkan kipasnya. "Lalu, kenapa kalau memang hal itu benar? Toh saya juga sudah bersuami," jawab Shela dengan nada geram. "Saya rasa, ini acara penting, ternyata hanya acara mencari bahan gosip saja, ya?"Shela meletakkan segelas minumannya dan langsung meninggalkan beberapa wanita itu. Dengan langkah kesalnya, Shela mendekati Sebastian yang tengah berbincang dengan beberapa orang. "Sayang, ayo pulang!" ajak Shela langsung menarik lengan Sebastian. "Hei..." Laki-laki itu membalikkan badannya saat itu juga. "Ada apa, hem?" "Ayo pulang!

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-12
  • Baby Triplets Milik Om Tampan   Hati yang Cemas dan Tetap Menunggu

    Dua Hari Kemudian.Setelah memutuskan untuk kembali ke Prancis, Shela dan Sebastian kini pun memulai hari-harinya seperti dulu. Si kembar yang hari ini sudah mulai aktif bersekolah dan Sebastian yang bersiap pergi ke kantornya. "Sayang, siapkan mentel hangatku!" seru Sebastian yang baru saja keluar dari dalam kamar mandi. "Iya sebentar. Aku masih menyiapkan buku-buku milik si kembar." "Aku berangkat setelah ini, Sayang!" seru Sebastian lagi. Shela berdecak kesal, di atas ranjang kamarnya ada Tiana yang merengek menatap Mama dan Papanya heboh di pagi hari.Perjalanan yang melelahkan dari Inggris ke Prancis membuat Tiana demam tinggi sampai akhirnya anak itu tidak bisa pergi bersekolah. "Mami, kepala Tiana pusing! Mau gendong..." Anak itu merengek memukuli kepalanya. "Ya ampun Sayang. Iya, iya kita sebentar lagi ke rumah sakit ya, anak Mami," bisik Shela mengusap kening Tiana dan memeluk putri kecilnya. Sebastian menoleh, ia kini yakin kalau Shela tidak akan membantunya bersiap.

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-13
  • Baby Triplets Milik Om Tampan   Jangan Salah Paham, Sayang

    "Ck! Shela pasti mengomeliku! Gara-gara Vir sialan!" Sebastian mengumpat seraya melangkah melewati lorong rumah sakit.Pasalnya dia terlambat pulang hingga pukul delapan malam. Ada hal penting di kantornya yang membuat Sebastian harus mati-matian kerja dua kali.Sebastian membuka pintu rawat inap Tiana, di dalam sana dia melihat Shela yang duduk memeluk Tiana seraya tertidur. "Ya ampun, Sayang," lirih Sebastian menutup pintu. Laki-laki itu melangkah mendekat, ia mengusap pucuk kepala Shela dan mengecup pipi istrinya sampai wanita cantik itu bangun. "Baringkan dulu anak kita," bisik Sebastian mengambil Tiana dari gendongan istrinya. Shela hanya diam dan mengusap wajahnya pelan. Ekor matanya melirik jarum jam yang sudah menunjukkan pukul delapan malam. "Kau sudah makan?" tanya Sebastian merangkul pundak Shela. "Sudah, Adam membelikan aku nasi. Aku tidak mungkin keluar kalau kondisi Tiana sedang seperti ini, kan?" Laki-laki itu terdiam, dia mengangguk. Sebastian mengulurkan tanga

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-13

Bab terbaru

  • Baby Triplets Milik Om Tampan   AKHIR KISAH KITA YANG SANGAT BAHAGIA

    Sebuah acara makan malam yang begitu yang begitu menyenangkan di musim dingin di kediaman keluarga Morgan. Meskipun hanya dengan anak dan menantunya yang berkumpul di sana, namun kebersamaan ini membuat Shela merasa senang dan bahagia. "Kalau seperti ini setiap hari, Mami akan senang sekali. Andai saja kalian mau membeli rumah di sekitar sini," ujar Shela mantap para anak-anaknya. "Kakak kan sudah tinggal sama Mami," jawab Tiana membantu Shela menyiapkan makanan di meja. "Kami akan sering-sering ke sini, Mi," sahut Irish. Shela mengangguk, wanita itu tersenyum manis pada mereka. Sadari mereka semua memiliki keputusan yang tepat untuk kehidupannya masing-masing. Meskipun para anak-anaknya sudah dewasa, namun di mata Shela mereka adalah anak kecil yang dulu dia asuh dan ditimang ke mana-mana sendirian. "Mamimu sangat takut kalian jarang berkunjung," ujar Sebastian yang duduk berhadapan dengan Shela. "Tentu saja! Mami kan sayang sama kita, Pi. Dari bayi juga cuma Mami yang merawa

  • Baby Triplets Milik Om Tampan   -TINO STORY- WAKTU BAHAGIA BERSAMA KELUARGA

    Beberapa Bulan Kemudian...Waktu berjalan dengan sangat cepat, hari-hari yang dilalui penuh dengan kebahagiaan untuk Irish dan Tino. Apalagi kini mereka telah menjadi orang tua, setelah kemarin Irish melahirkan anak pertama mereka. Doa-doa yang setiap harinya dia panjatkan ternyata dikabulkan oleh Tuhan. Dia memiliki seorang anak perempuan yang sangat-sangat cantik. "Mereka bertiga seperti anak kembar, ya?" Irish terkekeh melihat putri kecilnya dibaringkan bersama dua anak Sora dan Tiano. Sora dan Tiano memiliki anak kembar laki-laki yang lahir dua minggu lebih dulu dari Irish. "Seperti aku dan Kakak dulu ini, aku perempuan sendiri, dua saudara kembarku laki-laki!" seru Tiana sembari duduk di samping Irish. "Tapi tetap saja! Yang nangisnya paling kenceng seperti Mamanya, tetap Arabelle!" sahut Tino kini menggendong Arabelle yang memeluk botol susu cokelat miliknya. Anak manis berusia hampir satu tahunan itu merengek-rengek ingin turun setelah dibuat menangis oleh Tino. Irish me

  • Baby Triplets Milik Om Tampan   -TINO STORY- KEHAMILAN YANG DINANTI-NANTI

    Kabar kehamilan Irish sudah diketahui oleh semua keluarga, tentu saja mereka semua bahagia. Bahkan di kemungkinan besar Irish dan Sora akan memiliki anak yang seumuran nantinya, hanya selisih satu bulan saja. Kini Irish berada di rumahnya, gadis itu baru saja menghubungi Sora dan Tiana, untuk memberikan kabar bahagia pada saudarinya kalau dia hamil. "Rish, kau sudah makan?" tanya Tino mendekati istrinya yang tengah rebahan di sofa yang berada ruang keluarga di lantai satu. Gadis itu menoleh dan menggelengkan kepalanya. "Tino... Aku tidak lapar, aku nanti bisa mual kalau makan terlalu banyak. Aku tidak mau," seru gadis itu menggelengkan kepalanya lagi. Tino pun tersenyum tipis dan menarik lengan gadis itu dengan pelan. "Makan sekarang, Sayang!" serunya dengan nada menekan dan memaksa. "Pemaksaan sekali, Tino..." gerutu Irish dengan wajah cemberutnya. "Aku mau makan, tapi suapi aku, ya!" "Iya! Aku akan menyuapimu. Sekarang ayo makan dulu," seru Tino lagi. Irish duduk dengan pel

  • Baby Triplets Milik Om Tampan   -TINO STORY- KABAR YANG MEMBAHAGIAKAN

    Hari dengan hari berjalan jemu, Irish sering kali merasa kesepian beberapa waktu ini. Suaminya rupanya sangat sibuk, selalu pulang terlambat, dan pergi saat Irish masih tertidur. Bahkan di minggu ketiga di mana Tino selalu sibuk dengan pekerjaan di kantor milik Sebastian kini, Irish merasa benar-benar membutuhkannya di saat dia tidak sehat kondisi tubuhnya. Irish bangun pukul delapan pagi, dan hari ini Tino masih di rumah. Kesempatan yang baik untuk Irish berbincang dengannya. "Sayang..." Suara Irish memanggil dari luar di lantai dasar. Gadis itu mencari-cari, dia menuruni anak tangga dan memperhatikan sekitar yang sepi. Sampai akhirnya langkah Irish benar-benar terhenti di penghujung tangga. "Hari ini jadwal saya akan padat Pak Kyle, boleh diundur sampai hari Senin besok? Tidak ada waktu luang sama sekali, Minggu ini saya juga akan ke luar kota untuk mengecek proyek. Satu jam dari sekarang saya ada meeting!" Suara penuh riuh kesibukan itu membuat Irish kembali menelan kesediha

  • Baby Triplets Milik Om Tampan   -TINO STORY- DOA DAN HARAPAN TERBESAR IRISH

    Keesokan paginya, Irish dan Tino asik menghabiskan waktu untuk mengunjungi beberapa tempat wisata di kawasan Salzburg. Mereka menikmati momen berdua di sebuah taman yang sangat indah. "Andai saja liburannya bisa diperpanjang," ujar Irish menyandarkan kepalanya di pundak Tino. "Aku juga tidak ingin pulang," jawab laki-laki itu mengecup pucuk kepala Irish. "Heem, kita menikmati momen yang indah di sini." Irish mengembuskan napasnya pelan, ia beranjak dari duduknya dan berdiri di hadapan Tino, memegangi satu tangan Tino dan menatap sekitar. Sedangkan Tino masih selalu memperhatikan istrinya dengan tatapan kagum, ia yang selalu mencintai dan menyayangi Irish, tak mungkin bisa berpaling darinya. Sampai tiba-tiba sebuah bole menggelinding di bawah kaki Irish. Gadis itu menatap bola merah di bawah kakinya, sebelum ada seorang anak kecil perempuan yang baru saja bisa berjalan, menuju ke arahnya. "Wahhh, ini bola mi-milikmu ya?" Irish menekuk kedua lututnya dan mengulurkan tangannya me

  • Baby Triplets Milik Om Tampan   -TINO STORY- INGIN TERUS MENYEMPURNAKANMU

    Hari sudah malam, Tino kali ini bersama dengan Paman Caesar di sebuah rumah kaca setelah ia meninggalkan istrinya yang sibuk berjalan-jalan dengan Bibi Alpen dan juga sopirnya ke kota. Kini Tino berdua saja dengan Paman Caesar, laki-laki itu menuangkan sebuah minuman ke gelas berukuran kecil di hadapan Tino. "Huffttt... Aku tidak pernah menyangka kalau Irish akan memiliki suami sepertimu," ujar Paman Caesar tiba-tiba. "Kenapa begitu, Paman?" tanya Tino menatap laki-laki di depannya itu dengan tatapan tak biasa. Caesar menghela napasnya pelan. "Irish anak yang sangat aneh, Tino. Tidak mudah baginya untuk dekat dengan sembarang orang, Irish... Irish punya masa lalu yang buruk sekalipun dia anak orang terpandang. Makanya aku mengajukanmu, dari keluarga Morgan untuk menjadi suaminya. Aku tahu kau tidak akan menyakitinya." Tino sedikit tercubit dengan kata-kata Caesar barusan, karena pada awalnya dia tidak sebaik ini pada Irish. "Irish tidak gagap, Tino," ujar Caesar lagi. Detak jan

  • Baby Triplets Milik Om Tampan   -TINO STORY- BERLIBUR DAN HANYA BERDUA

    Tino dan Irish benar-benar bepergian bersama ke Salzburg. Mereka berdua sudah sampai di sana beberapa jam yang lalu, dan Paman Caesar lah orang yang menjemput mereka berdua saat ini. Sembari menunggu Paman Caesar, Irish melihat pemandangan sekitar yang memang sangat indah dan jauh dari hiruk pikuk seperti di kota asalnya. "Bagus ya, di sa-sana pegunungan kelihatan," ujar gadis itu menunjuk-nunjuk ke sana dan ke sini."Kau tidak pernah ke sini sama sekali, Sayang?" tanya Tino menatapnya. "Tidak, Mama dan Pa-papa yang sering ke sini. A-aku harus belajar yang gi-giat di rumah. Ja-jadi tidak pernah pergi ke ma-manapun." Tino yang mendengar itu merasa kasihan. Irish memang anak orang sangat terpandang, namun kehidupannya tidak seindah seperti yang Tino bayangkan. "Sekarang kan aku sudah mengajakmu ke sini," ujar laki-laki itu tersenyum. "Heem, tempat yang indah. Rasanya aku tidak mau pulang." Irish mengatakan tanpa gagap sedikitpun seraya memeluk Tino. Perasaan Tino menjadi sedikit

  • Baby Triplets Milik Om Tampan   -TINO STORY- KEINGINAN IRISH, MENJADI SEORANG IBU

    Pagi-pagi sekali Tino datang ke kediaman Sebastian. Ia ingin mengabari Papanya kalau dia ingin liburan beberapa hari di Austria. Sebelumnya Irish terlihat sangat cemas, sepanjang perjalanan mengunjungi kediaman mertuanya, gadis itu terus mengoceh panik kalau Sebastian diam mengizinkan Tino. "Tumben datang ke sini? Biasanya juga sibuk sendiri-sendiri, sampai istri dikurung di rumah!" Kalimat sarkastik itu terucap dari bibir Tiano, yang ternyata sedang datang berkunjung. "Apa kau tidak punya cermin?! Kau sendiri juga tidak akan datang ke sini kalau tidak ditelfon dulu! Memang kau ini tipe-tipe seleb!" maki Tino duduk di sofa bersama istrinya. Irish nampak begitu senang akhirnya ia bertemu lagi dengan Sora, mereka berdua seolah mempunyai dunia sendiri dan berbincang kesenangan menceritakan banyak hal. "Tino, Irish, sebentar lagi kalian akan punya keponakan baru," ujar Shela menatap Tino. "Ke-keponakan baru?" Irish mengerjap bingung. "Iya Sayang, Irish sedang hamil sekarang." Shela

  • Baby Triplets Milik Om Tampan   -TINO STORY- SUAMIKU YANG SANGAT MENCINTAIKU

    Beberapa hari berlalu, Irish sangat bekerja keras untuk mempersiapkan penampilannya dalam acara sebuah pertunjukan. Hari yang dia tunggu-tunggu pun akhirnya datang. Gadis itu sangat gugup, ia berada di belakang panggung pertunjukan sendirian. Irish perlu menenangkan diri sebelum keluar bersama beberapa temannya. "Huufffttt... Rasanya gu-gugup sekali!" Irish menepuk dadanya berkali-kali dan menarik napasnya dalam-dalam. "Bagaimana ini, bagaimana nanti kalau aku jatuh tiba-tiba?" Wajah Irish menjadi cemberut, gadis itu memainkan jemarinya di lantai sebelum ia merasakan seseorang menyentuh pipinya dari belakang. "Eh..." Irish mendongakkan kepalanya menatap siapa seseorang itu. Ternyata suaminya yang datang, Tino memberikan sebotol air mineral padanya. "Kenapa malah diam di sini, hem?" Tino ikut menekuk lututnya di samping Irish. "Aku masih mengumpulkan keberanian," jawab gadis itu. "Hemm? Mengumpulkan keberanian, kenapa? Kau tidak tampil sendirian. Ada beberapa temanmu yang ikut

DMCA.com Protection Status