Di dalam kamar inap, Shela sendirian ditemani Tino dan Tiano yang tengah menjaga Tiana. Dia tidak mau Sebastian masuk ke dalam sana. Melihat wajah laki-laki itu, Shela semakin benci padanya. Karenanya, Tiana kembali masuk rumah sakit, untunglah tulang hidungnya baik-baik saja. Tapi kondisinya saat ini membawa Shela sangat terpuruk. "Mami... Sakit," lirih Tiana memeluk leher Shela. "Iya Sayang, sabar ya nak. Nanti pasti sembuh kok," bisik Shela mengecupi pipi Tiana. Anak itu meringkuk memeluk leher Shela, sementara Tino dan Tiano tidur di sofa. Mereka juga menolak Stevani dan Ferdi, sama sekali tidak mau disentuh oleh siapapun. "Kalau Tiana sudah sembuh, kita pergi jalan-jalan berempat sama Kakak ya, Sayang," bisik Shela mengusap wajah Tiana. "Iya, Papi ditinggal ya, Mam," lirihnya memainkan pipi Shela. Dan Shela tersenyum begitu Tiana tidak lagi menangis. Anak itu memejamkan kedua matanya dan Shela mengulurkan tangannya mengusap-usapnya lembut wajah sang putri. 'Apapun keputus
Last Updated : 2024-03-16 Read more