Semua Bab Kontrak Cinta Suami Kedua: Bab 91 - Bab 100

155 Bab

91. Kesembuhan Jason

Jason menyambar botol itu dari tangan Elena. Hampir saja Elena menyia-nyiakan cairan yang mungkin benar-benar penawar untuk dijadikan parfum. “Jason! Kenapa teriak-teriak!? Bagaimana kalau aku dan bayi kita kena serangan jantung!?” sergah Elena kaget. “Memangnya apa ini? Apa kau berniat membelikan parfum untuk wanita lain?” tuduhnya. “Maaf ... ini ... aku mendapatkan sampel ramuan untuk kutukan atau penyakit ini. Aku akan memeriksakan kandungannya lebih dulu.” Wajah Elena mengernyit curiga. “Sungguh? Kenapa aromanya sangat wangi? Siapa yang memberikan padamu? Mungkin dia salah mengambil parfum.” “Salah satu pengawal kita mendapatkan informasi dan segera membeli ramuan ini. Aku tidak tahu dia membeli di mana.” “Coba lihat ....” Elena kembali merebut botol kaca itu untuk mengamati dengan memicingkan mata. Seakan-akan dia sedang mencari sesuatu selain cairan bening di dalamnya. “Aku akan menyimpannya dulu, Elena. Ramuan ini hanya ada satu ....” Elena memberikan ramuan itu kepada Ja
Baca selengkapnya

92. Harapan Indah

“Apa!?” pekik Elena begitu mendengar permintaan Luna. ‘Wanita ini benar-benar menggelikan,’ batinnya. “Kau tidak mau?” Luna berkacak pinggang, seolah-olah ingin mengadukan Elena. Elena mencebik, kemudian meraih ponselnya. “Aku akan bilang Jason dulu.” “Yes!” Luna berseru senang. Jason masih di ruang rapat dan tak mengangkat telepon. Elena meninggalkan pesan singkat dan catatan kecil di meja kerja Jason supaya tak mencemaskan dirinya. “Wah, Nyonya Besar juga takut membuat Tuan Jason marah ternyata ....” Luna tersenyum remeh selagi mengintip tulisan Elena. “Siapa yang takut?! Aku menghargai suamiku! Tahu apa kau tentang hubungan rumah tangga?! Cepat berangkat!” sergah Elena. Luna terkekeh kecil sambil membuntuti Elena dengan sikap sopan. Saat ada orang lain di sekitar, wanita itu berubah wujud seperti karyawan teladan. Elena gegas memintakan izin kepada kepala divisi Luna, kemudian mereka meninggalkan kantor. Mobil yang dikendarai mereka sampai tempat tujuan hanya kurang dari lim
Baca selengkapnya

93. Ingin Bersenang-Senang

Pagi-pagi sekali, Luna menyapa dompet berjalannya dengan riang. Dia hanya mengangguk sekilas kepada Jason, lalu berbincang dengan Elena.Mereka berdua berjalan semakin cepat mendahului Jason. Seakan-akan pria itu tak ada di sana.Elena mulai terhanyut oleh pembicaraannya dengan Luna. Pada dasarnya, Elena pun suka bicara. Ditambah lagi, banyak kegemaran mereka yang ternyata sama.Luna juga ternyata sangat menyenangkan diajak bicara walaupun mata duitan. Namun, Elena tak bosan membicarakan apa pun dengannya, apalagi jika mereka mulai tak sependapat dan mendebatkan sesuatu.Luna seperti Jenna yang selalu menemani Elena di masa lalu. Bedanya, Jenna selalu menggunakan topeng tebal, menutupi kebusukannya, sedangkan Luna sedikit tak tahu malu kepadanya.“Akhir pekan ini, aku akan menginap di villa temanku. Kau mau ikut? Pasti akan menyenangkan jika kau ikut bersama kami. Lokasinya ada di pinggiran kota, dekat danau, dan hutan belantara,” ajak Luna.Tentunya, niat utama Luna supaya Elen
Baca selengkapnya

94. Teman-Teman Wanita

Elena seharusnya tak bertanya. Sekarang, dia jadi tak tenang hingga tak bisa memejamkan mata, biarpun Jason terus memeluknya sepanjang malam. ‘Besok aku akan mampir ke kampung Lucy. Siapa tahu, ada tetua lain yang bisa membantuku,’ batin Elena, tak mau kehilangan semangat. “Kau belum tidur?” tanya Jason. Elena dapat merasakan pipinya yang menyentuh dada Jason bergetar ketika pria itu bicara. “Aku gugup. Bagaimana jika mereka tidak menyukaiku? Aku tidak suka diabaikan,” dustanya. “Jangan khawatir. Jika mereka mengganggumu, aku akan memastikan mereka mendapat ganjaran yang setimpal.” “Jason ....” Elena mendongak, menatap mata Jason yang terpejam. Dia mengusap kelopak mata Jason yang tertutup menggunakan ibu jari. “Apa kau lelah?” Jason membuka mata. Sedetik kemudian, Elena menyentuh bibirnya dengan pagutan mesra. Jason tahu jika Elena sedang menginginkannya. Dia bergerak mundur menjauh, melepaskan bibir Elena. “Kemarin malam kita sudah melakukannya. Jangan setiap hari,” tolak Jaso
Baca selengkapnya

95. Vera

“Kau pasti Elena.” Vera mengulurkan tangan untuk berkenalan kepada Elena. Elena terbangun dari lamunan tentang Brenda. “Ya, senang bertemu denganmu.” Setelah kedatangan Vera, Elena sedikit canggung bicara santai dengan teman-teman yang lain. Setiap Vera bicara, Elena akan teringat Brenda. ‘Apa aku salah? Dulu juga aku sempat salah mengira perawat yang punya perawakan seperti mama.’ Lagi pula, sudah lama Elena tak mendengar suara Brenda. Di kediaman Forbes, banyak rekaman video yang menunjukkan kebersamaan Elena dan keluarga lengkapnya. Namun, baik Elena dan William tak pernah menyentuh barang itu sekali pun. Mereka tak ingin berduka terus-menerus. Sosok Brenda akan selalu menghadirkan kenangan indah bagi Elena dan William. Alhasil, mereka memilih untuk tidak melihat wajah Brenda lagi dan hanya mengingatnya dalam hati. Sebab, mereka masih merasakan rasa sakit kehilangan wanita itu setiap kali melihat wajahnya. Malam semakin larut. Elena lama-lama bisa kembali berbaur menikmati su
Baca selengkapnya

96. Danau

Mereka berpandangan tanpa kata cukup lama. Hingga Vera tiba-tiba tersenyum, lalu menautkan tangan di lengan Elena. “Kau seharusnya menunggu teman-teman yang lain. Mereka tidak akan bangun jika kita berdua pergi sendiri.” Elena menoleh ke belakang selagi Vera menarik dirinya ke arah villa. “Kau sedang apa di danau sendirian?” Dia tak bisa menahan rasa penasarannya. “Menghanyutkan kapal. Kalian semua masih tidur dan aku bosan sendirian di villa.” Benarkah hanya itu? Kenapa Elena meragukan kata-kata Vera? Vera kemudian membicarakan tentang semua tempat yang mereka lewati, serta kenangan bersama teman-teman lainnya. Sehingga Elena tak sempat bertanya, benda apa yang ada di atas kapal kecil itu? Di villa, para wanita lain sudah ada di depan. Mereka terlihat sedang menggoda sisa para pengawal Elena yang menjaga area tersebut. Saat melihat Elena dan Vera, mereka segera bergabung dan melanjutkan rencana semula. Ke danau, lalu berbasah-basahan di bawah air terjun. Elena senang sekali bi
Baca selengkapnya

97. Menyelamatkan Elena

“Penyakit kulit apa maksudmu? Katakan yang jelas!” bentak Jason. Dia sangat berharap jika Elena memang hanya terkena penyakit kulit. Namun, keterangan Luna jelas-jelas menunjukkan bahwa Elena tidak mengalami penyakit kulit, melainkan terkena kutukan yang sama dengannya. “Aku juga tidak tahu. Elena hanya menyuruhku untuk merahasiakan penyakitnya dari siapa pun, termasuk Anda.” Luna kemudian menyadari jika dirinya sudah melakukan kesalahan besar dengan mengatakan rahasia Elena. Sejujurnya, waktu liburan bersama Elena cukup menyenangkan. Bukan hanya kaya raya dan menuruti apa maunya, mereka cukup banyak bicara sampai benar-benar akrab seperti dengan teman-teman yang lain. Dia pun tak mau Elena tiba-tiba menghilang, ketika teman-temannya juga sudah akrab dengan Elena. “Tuan Jason, aku mohon jangan beri tahu Elena jika aku yang mengatakannya. Lagi pula, Anda selalu bersama Elena setiap hari dan tidak mungkin Anda tidak tahu penyakit Elena, bukan?” pinta Luna. Jason bergeming dan terpu
Baca selengkapnya

98. Persetujuan

Jason memeluk Elena yang sedang membaca buku di ranjang. Dia mengecup perut Elena berulang-ulang.‘Maafkan Papa ....’“Kau mengejutkanku, Jason.” Elena menaruh buku di nakas.Jason tersenyum kecil. “Kau terlambat terkejut karena terlalu fokus membaca buku.”“Kenapa lama sekali? Kau bilang hanya sebentar.”“Papa belum bilang jika aku mampir menemui klien dulu?”“Sudah.” Elena terkekeh geli oleh pertanyaannya sendiri.“Aku akan menemui Papa sebentar. Jangan lama-lama membaca buku.”Jason telah menimbang-nimbang apakah dirinya perlu mengatakan kepada William tentang masalah kutukan Elena. Dia akhirnya memutuskan untuk memberi tahu itu.Dia melangkah dengan ragu masuk ke kamar William setelah mengetuk pintu. William sedang duduk di sofa sambil melihat-lihat baju anak-anak di internet.“Jason, lihatlah ini .... Bagaimana kalau kita membeli ini semua?”Keraguan Jason semakin membesar begitu melihat wajah antusias William yang ingin segera menyambut cucunya. William dapat membaca
Baca selengkapnya

99. Terjebak

“Sayang,” bisik Jason sambil memegang tangan Elena.Elena spontan melepaskan tangan Jason. Dalam hati dan benaknya terjadi pertentangan hebat. Namun, melihat wajah Jason dan William, Elena tak bisa mundur sekarang.“Mari, Nyonya Elena.”Lucy datang membawakan kain putih untuk menutupi tubuh Elena. Mereka bertukar senyum saat Elena hendak berganti pakaian.Langkah Elena terasa berat tatkala menuju ruang ritual yang telah disiapkan para tetua. Jason mendorong pelan Elena ke dekat ranjang.“Semua akan baik-baik saja. Aku akan selalu di sini bersamamu.” Kata-kata penenang Jason tak berhasil mengusir rasa gugup sekaligus rasa bersalah yang Elena rasakan. Biarpun demikian, Elena tetap melangkah maju dan duduk di ranjang yang terletak di tengah-tengah ruangan.Arthur, tetua yang berusia paling tua dari para tetua, menjelaskan kepada Elena bahwa mereka akan mencoba cara supaya dapat menyelamatkan janinnya sekaligus. Akan tetapi, Elena akan merasakan sakit yang luar biasa jauh dari rit
Baca selengkapnya

100. Warisan Leluhur

Pria dengan suara berat dan dalam itu semakin mendekat dan membawa kengerian yang luar biasa. Elena spontan mundur menghindar. Wajahnya serupa dengan Jason, tetapi aura pria itu sangat berbeda. Dia menyeringai hingga membuat Elena bergidik. “Oh, kau pasti mengira bahwa aku ... hmmm ... Jason, bukan?” “S-siapa kau? A-apa maumu? Di mana ini? Apa aku telah mati?” Suara Elena bergetar oleh rasa takut yang begitu dalam. “Kau tidak perlu tahu siapa aku dan namaku. Yang perlu kau tahu adalah ... Jason sudah membawamu kembali ke masa lalu dengan benda keramat milik Keluarga Wright. Tidak masalah jika-” “Apa!?” pekik Elena. Dalam sekejap, pria yang tak mau menyebutkan nama dan berwajah mirip Jason itu berdiri tepat di depan Elena. Elena bahkan tak sempat berkedip saat pria itu mencengkeram lehernya. Wajah Elena membiru dan paru-parunya seakan hampir meledak karena cekikan di lehernya. Dia meronta-ronta sambil mencakar tangan dingin pria itu, tetapi usahanya berakhir sia-sia. “Jangan me
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
89101112
...
16
DMCA.com Protection Status