Semua Bab Kehamilan yang Kusembunyikan: Bab 221 - Bab 230

750 Bab

Bab 221

Dibandingkan dengan Rizki yang gelisah, emosi Alya jauh lebih tenang."Cepat jalankan mobilnya, jangan sampai kita menunda waktu pemeriksaan Nenek."Karena tidak ada orang lain, Alya pun tidak berakting dan berbicara dengan nada dan ekspresi yang tidak biasa.Setelah berbicara, Alya menyadari bahwa orang di sampingnya masih belum bergerak.Alya mengangkat alisnya. Awalnya, dia juga tidak ingin membuka hubungan mereka secepat ini. Namun, perkataan Rizki terlalu menyebalkan, sehingga dia jadi tidak bisa menahan dirinya ....Hasil pemeriksaan Wulan hari ini bahkan belum diketahui, Alya pun merasa dirinya yang seperti ini juga terlalu tidak sabaran.Mempertimbangkan hal ini, Alya menarik napas dalam-dalam. Tepat ketika dia ingin mengatakan sesuatu pada Rizki, tiba-tiba mobil mereka melesat dengan sangat cepat.Alya kaget dan menoleh untuk melihat Rizki. Pria itu menyetir dengan raut wajah yang suram, aura ganas yang kuat memancar dari tubuhnya.Entah kenapa, tiba-tiba Alya merasa hidungnya
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-02-12
Baca selengkapnya

Bab 222

Setelah menunggu sekitar 10 menit di luar, mobil ayahnya Rizki pun tiba. Mobil mereka dibawakan oleh sopir, lalu karena ada Wulan di dalam mobil tersebut, sang sopir menyetir dengan sangat stabil.Begitu turun dari mobil, Reza melirik anaknya dengan mencela dan berkata dengan dingin, "Kenapa kamu ngebut sekali? Kalau kamu sendiri ya aku nggak peduli, tapi Alya juga ada di mobilmu."Setelah memarahi anaknya, Reza segera menunjukkan kekhawatirannya pada Alya.Sinta yang mendorong kursi roda Wulan perlahan datang menghampiri. Ketika lewat, dia melirik anaknya dan melihat wajah Rizki yang pucat. Sinta berdecak di dalam hati, lalu menggelengkan kepalanya tak berdaya.Setelah diajari semua teknik rahasia itu, anaknya masih sebodoh ini. Rizki pantas untuk dimarahi.Wulan yang duduk di kursi roda mungkin juga merasakan sesuatu. Wanita tua itu pun berkata, "Sepertinya belakangan ini, pasangan muda ini ada masalah. Selalu ada yang nggak beres dengan suasana di antara mereka."Mendengar ini, Sint
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-02-12
Baca selengkapnya

Bab 223

Hanya Wulan yang boleh masuk ke ruang pemeriksaan, sehingga yang lain pun harus menunggu di luar pintu.Rizki bersandar ke jendela, tanpa sadar dia meraba-raba sakunya. Tiba-tiba, dia teringat bahwa dia sudah lama tidak menyentuh rokok.Akan tetapi, kebiasaannya yang ingin merokok di saat gelisah masih belum berubah.Sebenarnya, dulu pun dia tidak sering merokok. Namun, setahun yang lalu dia benar-benar berhenti merokok.Dia berhenti setelah mereka berdua tidak sengaja melakukan hubungan fisik.Sejak itu, Rizki tidak bisa menolak tubuh dan aroma Alya, seolah-olah dia sudah kecanduan.Dia pun mulai mencium Alya dari waktu ke waktu.Kapan saja dan di mana saja, dia tidak pernah melewatkan kesempatan apa pun.Suatu hari, dia harus mengikuti rapat yang berjalan selama berjam-jam. Isi rapat tersebut membuat suasana hati Rizki jelek.Begitu kembali dari ruang rapat, dia pun langsung mulai merokok.Setelah mengisap rokoknya beberapa kali, Alya masuk sambil membawa dokumen. Melihatnya merokok,
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-02-12
Baca selengkapnya

Bab 224

Setelah ponselnya beberapa detik berbunyi, Rizki menolak telepon tersebut. Suasana di sekitarnya pun kembali hening. Rizki cepat-cepat menyalakan mode Hening di ponselnya.Melihat reaksi anaknya, apa lagi yang tidak Sinta mengerti?Jika telepon itu penting, Rizki pasti akan mengangkatnya.Namun, saat Rizki melihat nama pemanggilnya, anak itu tanpa sadar melihat ke arah Alya. Kemudian, Rizki menolak telepon tersebut. Apa artinya ini?Orang yang meneleponnya itu ... kemungkinan adalah Hana.Sinta seketika merasa sangat frustrasi dengan anaknya. Dia melirik Alya yang sedang menurunkan kelopak matanya dan tampak tidak terpengaruh, tidak tahu apa yang sedang menantunya pikirkan....Setelah teleponnya ditolak, Hana terdiam di tempat. Dia tidak memercayainya.Ini ... pertama kalinya Rizki menolak teleponnya.Kenapa?Apa jangan-jangan karena wajahnya yang rusak, perasaan Rizki jadi berubah?Namun, bukankah dia penyelamat Rizki? Meskipun dia benar-benar merusak wajahnya, seharusnya Rizki tidak
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-02-12
Baca selengkapnya

Bab 225

Astrid segera berdiri."Apa sekarang dia masih di bawah? Aku akan pergi dan mengusirnya. Dia benar-benar nggak realistis."Ketika dia sedang bersiap untuk pergi, Hana malah menghentikannya."Tunggu sebentar.""Hana?"Tidak ada yang menduga bahwa Hana akan tersenyum dan berkata dengan lembut, "Biarkan saja dia naik ke sini."Mendengar ini, semua orang di kamarnya pun terbelalak dan berseru secara bersamaan, "Hana!?""Apa kamu sudah lupa bagaimana dia memperlakukanmu dulu? David hanya seorang preman, kalau kamu membiarkannya ke sini, apa kamu nggak ....""Astrid." Suara Hana terdengar sangat lembut. "Bagaimanapun dia memperlakukanku dulu, sekarang aku sedang terluka. Dia bisa mendengar kabar ini dan datang ke rumah sakit untuk menjengukku, ini artinya dia khawatir padaku. Dengan kekhawatirannya yang seperti ini, bukankah seharusnya aku merasa tersentuh? Bagaimana bisa aku menyuruhnya pergi?"Teman-temannya yang berada di ruangan itu sama sekali tidak setuju."Hana, dari mana dia mengkhaw
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-02-13
Baca selengkapnya

Bab 226

"Hana, bagaimana dengan lukamu? Apa kamu baik-baik saja? Aku ... aku membelikanmu sebuket bunga, tapi aku nggak tahu apakah kamu akan menyukainya atau nggak. Tadinya aku ingin membelikan buah, tapi aku nggak tahu buah apa yang kamu suka," ujar David dengan hati-hati.Di telinga Hana, suara David terdengar serak dan sangat tidak percaya diri. Benar-benar tidak enak untuk didengar.Namun dia masih menahan penyesalannya dan tersenyum."Lukaku baik-baik saja. Kamu datang ke sini saja sudah cukup. Sebenarnya kamu nggak perlu repot-repot membeli banyak barang, kamu datang menjengukku saja juga sudah cukup.""Lalu datang dengan tangan kosong? Bagaimana bisa, aku akan merasa malu."Teman-teman Hana menunjukkan ekspresi kesal."Dia bukan menyuruhmu datang dengan tangan kosong. Meskipun kamu membeli sesuatu, bukankah seharusnya kamu membeli yang lebih bagus? Lihat, bunga apa yang kamu beli? Warnanya jelek sekali, apa kamu memetiknya di pinggir jalan?""Benar, beraninya kamu datang menjenguk Hana
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-02-13
Baca selengkapnya

Bab 227

Ketika Astrid mengucapkan kalimat itu, ruangan pun menjadi hening.Mungkin tidak ada yang menyangka bahwa Astrid tiba-tiba akan berkata seperti itu.Alasan kenapa semua orang terdiam adalah karena perkataan Astrid membuat mereka tersadar, bahwa David mungkin memiliki manfaat.Dia adalah seorang berandal, seseorang yang hidup dengan bebas.Ketika ingin menangani seseorang, tampaknya membiarkan dia yang menanganinya adalah tindakan yang paling tepat.Semua orang hanya tidak menyangka pikiran Astrid dapat bekerja secepat itu. Sepertinya, perkelahian yang dia alami dengan Alya di pesta waktu itu benar-benar membuatnya membenci Alya.Setelah hening untuk waktu yang cukup lama, Hana berseru dengan kaget, "Astrid, apa yang kamu katakan? Bagaimana mungkin aku meminta David untuk melakukan hal semacam itu? David, tolong jangan anggap perkataan Astrid serius."David tersenyum. "Memangnya kenapa kalau aku menganggapnya serius? Hana, sebelumnya aku nggak pernah melakukan apa pun untukmu. Tapi aku
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-02-13
Baca selengkapnya

Bab 228

"Oke. Kalau begitu aku akan membelikan tiket pesawatmu, suamiku.""Terima kasih, istriku."Pasangan ini berjalan di depan sambil berbicara dengan mesra.Meninggalkan dan membuat pasangan di belakang mereka merasa dingin dan terasingkan.Alya dan Rizki menjalani jalan mereka masing-masing. Alya menatap orang tua Rizki yang dengan mesra berjalan di depan mereka, sementara dia dan Rizki sedikit pun tidak mesra. Sepertinya kurang baik bila dia langsung menemui sang nenek seperti ini.Jadi, Alya menghentikan langkahnya dan berkata pada Rizki, "Aku akan menunggumu di mobil."Mendengar ini, langkah Rizki pun sedikit terhenti. Dia menatap Alya untuk beberapa saat dan teringat akan percakapan mereka yang belum selesai tadi. Dia hendak membicarakannya, tetapi Alya sudah berbalik dan pergi.Raut wajah Rizki pun berubah, dia segera mengejar Alya dengan wajah muram.Ketika Sinta selesai membeli tiket pesawat, dia dan suaminya berbalik untuk berbicara dengan pasangan muda itu. Namun, mereka malah me
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-02-13
Baca selengkapnya

Bab 229

Sebenarnya Rizki juga tidak tahu apa yang ingin dia katakan.Hanya saja, dia memiliki beberapa emosi yang terus menumpuk di dadanya, seolah-olah semua emosi itu akan menyembur keluar. Akan tetapi, lagi-lagi dia belum menemukan cara untuk mengekspresikannya.Namun, dia tahu jelas, bahwa orang yang menyebabkannya memiliki emosi ini adalah Alya.Keresahan ini membuat Rizki merasa tidak nyaman.Melihat Rizki yang masih mencengkeram pergelangan tangannya dan mengerutkan kening, seolah-olah tidak mau melepaskannya, Alya pun sekali lagi berkata, "Apa pun yang ingin kamu katakan sekarang, mengatakannya sekarang ataupun setelah operasi Nenek nggak akan ada bedanya, 'kan?"Jika Rizki benar-benar memiliki sesuatu yang ingin dibicarakan dengannya, kemungkinan hal tersebut akan berhubungan dengan dia dan Hana.Kejadian jatuhnya Hana waktu itu, tampaknya tidak ada kelanjutannya sampai sekarang.Rizki tidak menyusahkannya lagi, kemungkinan karena dia harus mempertimbangkan kehormatan Wulan di dalam k
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-02-14
Baca selengkapnya

Bab 230

Setelah menyelesaikan urusan sang nenek, barulah Rizki mengirim pesan kepada Hana. Dia memberitahunya mengenai persiapan operasi Wulan dan karena itulah dia tidak bisa mengangkat teleponnya.Hana tadinya mengira bahwa Rizki sedang menghindarinya. Jadi meskipun David akan membalaskan dendamnya, tanpa Rizki di sisinya, dia masih merasa muram.Oleh karena itu saat menerima pesan Rizki, seketika Hana menjadi senang.Jika Rizki tidak mengangkat teleponnya karena Wulan, maka Hana tidak bisa menyalahkannya.Dengan hati-hati, dia pun menekan nomor telepon Rizki lagi.Kali ini Rizki mengangkat teleponnya dengan cepat."Rizki."Suara Rizki terdengar agak lelah. "Hm, beberapa hari ini tinggallah di rumah sakit dengan baik. Aku akan mencari waktu untuk menjengukmu.""Aku tahu kamu sibuk, nggak apa-apa kalau kamu nggak sempat untuk datang ke sini." Suara dan nada bicara Hana sangat lembut bagaikan air. "Dibandingkan kondisi Nenek, luka di keningku bukan apa-apa. Kamu fokus mengurus nenekmu dulu saj
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-02-14
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
2122232425
...
75
DMCA.com Protection Status