Berkali-kali Andrinof menghela napasnya sambil mengetuk pegangan setir. Sesekali ia menoleh ke samping kiri dengan tatapan sulit diartikan. Lalu matanya tergiring melihat jari tangan Amira yang teronggok di sampingnya, memperlihatkan deretan jari cantik miliknya. "Amira, sudah sampai." Andrinof terpaksa membangunkan tidur nyenyak Amira. "Sudah sampai?" Andrinof mengangguk. "Terima kasih." Amira merentangkan tangannya merenggangkan pinggangnya yang pegal. Lalu ia merapikan rambut dan pakaiannya yang sedikit naik memperlihatkan pinggang rampingnya. "Besok, mau aku jemput? Kebetulan, kita ada meeting bulanan di tempat kamu." ajakan Andrinof diterima dengan baik oleh Amira. Wanita cantik itu menganggukkan kepalanya. "Mau kubawakan sarapan?" "Tidak usah. Biasanya Citra masak," tolak Amira. Perlahan ia membuka sabuk pengaman yang melintang di dadanya lalu mengambil tas kecil miliknya yang berada di dalam dashboard. "Andrinof, sekali lagi terima kasih." "Amira, maafkan aku yang selama
Last Updated : 2024-01-24 Read more