Home / Rumah Tangga / Gairah cinta sang CEO / Mempertahankan Keenandra

Share

Mempertahankan Keenandra

Author: Rachel Bee
last update Last Updated: 2024-01-21 18:58:41

Keenam orang itu duduk rapi di sofa panjang yang berjajar di ruang tengah. Suasana sunyi awal mereka berkumpul membuat canggung, enggan bicara dan memulai perbincangan yang sangat berat untuk diutarakan.

Keenandra duduk di kursi panjang. Disisi kiri ada Amira dan di kanannya ada Aletta yang terus menggelayuti lengannya. Sedangkan Mayang duduk di tengah, antara Sonia dan Ardiwira. Sengaja, supaya istri Ardiwira tak membuat kerusuhan di pertemuan itu.

"Jadi, apa yang ingin disampaikan oleh tante Sonia." Amira memulai lebih dulu. Tak ada senyum manis seperti satu minggu lalu, wajah Amira datar seolah tak peduli dengan tatapan mata mereka yang menghunus hingga ke dalam jantung.

"Tinggalkan Keenan!" ancam Sonia. Amira mengerutkan dahinya lalu melirik Keenandra yang sejak tadi hanya mengulum senyuman bengis tertuju pada mertuanya. Amira menggelengkan kepalanya. "Kenapa?" ujarnya meninggi.

Amira melirik lagi ke arah Keenandra. "Aku tak bisa. Jika tante memaksa, aku pun tak bisa memastika
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Gairah cinta sang CEO   Aletta hamil?

    "Lelah?" Amira mengangguk. "Kenapa kemarin kamu menolak aku nikahi? Seharusnya kita sudah jadi suami istri dan—" "Belum waktunya." Amira beringsut dari ranjang dengan tubuh polosnya tanpa sehelai kain di tubuhnya. Ia berdiri di depan cermin sambil memegang perutnya yang datar. "Bagaimana kalau aku hamil?" "Maksudmu?" Keenandra ikut beranjak dan berdiri di belakang punggung Amira. "Kenapa kamu bertanya seperti itu? Kamu ingin hamil?" "Mari selesaikan semuanya dengan cara ekstrim." Amira membuka laci meja kecil di samping ranjang, tangannya merogoh dan mendapatkan sebuah kotak obat lalu membuang isinya ke dalam tempat sampah. "Aku buang semua pil penunda kehamilan. Aku ingin, kita—" "Kamu serius?" Amira mengangguk. "Ingin punya anak dari aku?" Keenandra tersenyum lebar. Satu kecupan mendarat di kening Amira. "Kamu sudah siap dengan kemungkinan orang lain membicarakan tentang kita? Ini bahkan lebih pelik dari sekedar menikah secara diam-diam." "Aku sudah pasrah. Tidak ada cara lain

    Last Updated : 2024-01-22
  • Gairah cinta sang CEO   Bertemu teman lama

    "Masuk!" Tanpa menoleh, Amira mempersilakan seseorang masuk ke dalam ruangannya. Matanya masih berfokus pada tulisan di surelnya yang baru ia terima pagi ini. Lama terdiam, seseorang yang tadi masuk ke ruangan hanya berdiri menatap Amira tanpa berkata satu patah katapun. Senyumnya sudah mengisyaratkan jika dia lega melihat Amira baik-baik saja saat ini. Satu dua detik kemudian, Amira menaikkan wajahnya. Ia penasaran dengan sosok yang tengah berdiri di hadapannya kini. "Selamat pagi Amira. Apa kabar?" pria itu menyapa ramah Amira dengan senyuman menawan. Lesung pipi dan juga rambut yang ditata rapi ke belakang, ditambah dengan kemeja dengan padu padan warna yang pas. Menambah ketampanan pria yang pernah Amira sesali kepergiannya dulu. Sam, si sahabat lama Amira. "Sam?" pria itu mengangguk. "Sam...." Amira berdiri lalu menghambur ke pelukan sahabatnya. Sudah hampir tujuh tahun lamanya pria itu pergi ke luar negeri untuk menuntaskan pekerjaan dan kuliahnya yang sempat tertunda. "H

    Last Updated : 2024-01-23
  • Gairah cinta sang CEO   Merayu Andrinof

    Berkali-kali Andrinof menghela napasnya sambil mengetuk pegangan setir. Sesekali ia menoleh ke samping kiri dengan tatapan sulit diartikan. Lalu matanya tergiring melihat jari tangan Amira yang teronggok di sampingnya, memperlihatkan deretan jari cantik miliknya. "Amira, sudah sampai." Andrinof terpaksa membangunkan tidur nyenyak Amira. "Sudah sampai?" Andrinof mengangguk. "Terima kasih." Amira merentangkan tangannya merenggangkan pinggangnya yang pegal. Lalu ia merapikan rambut dan pakaiannya yang sedikit naik memperlihatkan pinggang rampingnya. "Besok, mau aku jemput? Kebetulan, kita ada meeting bulanan di tempat kamu." ajakan Andrinof diterima dengan baik oleh Amira. Wanita cantik itu menganggukkan kepalanya. "Mau kubawakan sarapan?" "Tidak usah. Biasanya Citra masak," tolak Amira. Perlahan ia membuka sabuk pengaman yang melintang di dadanya lalu mengambil tas kecil miliknya yang berada di dalam dashboard. "Andrinof, sekali lagi terima kasih." "Amira, maafkan aku yang selama

    Last Updated : 2024-01-24
  • Gairah cinta sang CEO   Aletta berbohong

    Tangan Andrinof melingkar posesif di pinggang Amira. Seluruh mata memandang mereka berdua sepanjang masuk ke dalam koridor lantai tempat Amira bekerja. Risih, Amira pun menepis tangan itu dan berjalan lebih dulu menghindari rumor yang beredar lebih jauh lagi. Rapat bulanan dengan TV SUN dimulai. Kali ini diwakili oleh Andrinof karena Keenandra sedang ada keperluan penting. Sebenarnya Amira kecewa, tapi perusahaan yang terpenting kali ini. Di tengah penjelasan tentang kabar terbaru perjanjian kontrak dua pihak, Amira merasakan tubuhnya merinding. Perutnya melilit seperti ada yang membelitnya. Lalu tiba-tiba kakinya kaku, kram sekitar pergelangannya. Yang paling parah adalah kepalanya yang tiba-tiba pusing entah karena apa. Andrinof yang mengetahui hal itu lebih dulu seketika mengacungkan jarinya, meminta moderator menghentikan rapat. "Amira, kamu kenapa?" tanya Andrinof dengan wajah khawatir. Amira menekan perutnya ditambah ringisan di wajahnya. "Kita ke rumah sakit." Andrinof men

    Last Updated : 2024-01-25
  • Gairah cinta sang CEO   Menemani Amira di rumah sakit

    Kemarahan Keenandra menumpuk sudah. Sejak pagi ia dilingkupi kekecewaan yang terus hadir ditambah dengan berita tentang Amira yang tak pernah ia tahu sebelumnya. Kekasihnya sakit dan ia malah tersudut di rumah sakit dengan alasan yang tak masuk akal. Tak hanya itu saja, kehadiran Andrinof di dekat Amira cukup membuat amarah dirinya ingin meledak. "Dimana ruangan rawat atas nama Amira Zahra." Keenandra berdiri di depan resepsionis rumah sakit. Seseorang memberitahunya kalau Amira masuk dan dirawat di rumah sakit satu jam yang lalu. "Di kamar 302 di lantai dua sebelah kanan dari ruang tunggu." Keenandra mengangguk. Ia beranjak pergi ingin menemui Amira saat ini juga. "Keenan!" Aletta berteriak memanggil Keenandra yang tengah mengantri di depan lift. Tak menoleh, Keenandra memilih menundukkan kepalanya. "Keenan, kita bicarakan semuanya di rumah. Kurasa kita perlu mengetahui apa yang diinginkan pasangan masing-masing. Aku—" Tingg Pintu lift terbuka. Keenandra bersama dua orang lainn

    Last Updated : 2024-01-26
  • Gairah cinta sang CEO   Menyusul diam-diam

    Tiga hari sudah Keenandra menemani Amira di rumah sakit. Selama itu pula, dirinya tak beranjak sedikitpun dari ruangan inap dan terpaksa menyelesaikan pekerjaannya di sana. Pagi hari, Keenandra datang ke rumah sakit membawa pakaian dan perlengkapan kerjanya. Sore hari dirinya pulang atau terkadang anak buahnya datang membawakan barang titipannya. Melihat bagaimana Keenandra diperbudak cintanya pada Amira, tentu saja wanita itu sangatlah senang. Ternyata, Keenandra tak pernah berubah sedikitpun padanya. "Aku lapar," rengek Amira. Keenandra yang sedang sibuk membaca laporan menoleh sejenak. "Ada makanan yang bisa aku makan?" "Kamu mau kacang almond?" Keenandra menawarkan satu toples kacang yang ada di mejanya. Amira menjulurkan tangannya meminta toples itu dari Keenandra. "Kamu mau sereal juga?" Amira menggelengkan kepalanya. Keenandra tersenyum sambil mengusak rambut Amira. "Kacang saja lebih enak." Amira lahap memakan kacang kesukaan Keenandra. Bibirnya penuh dengan kacang, mirip

    Last Updated : 2024-01-28
  • Gairah cinta sang CEO   Melepaskan penat

    Keenandra berdiri sambil berkacak pinggang mengagumi keindahan rumah yang belum lama dibeli oleh Amira. Rumah yang cukup besar dengan desain yang mengikuti zaman. Dia baru mengetahuinya hari ini. Itupun karena dirinya memaksa Amira untuk memberitahukannya. "Cukup bagus. Anak-anak kita akan main dengan nyaman di sini." Amira tak menanggapi ocehan konyol Keenandra yang hampir setiap hari selalu didengarnya. "Kamu, kapan hamil?" Amira menaikkan bola matanya, sedikit jengah dengan pertanyaan aneh dari Keenandra. Pria itu saja belum resmi menyandang status duda, tapi sudah berani meminta anak pada dirinya. "Statusmu saja masih suami Aletta." "Ah, aku paham. Aku berencana menggugat cerai padanya." Keenandra beranjak bangun mengikuti Amira yang akan masuk ke kamar mandi. Sudah lama dirinya tak mandi bersama, terlebih sejak Amira tak memunculkan dirinya setelah malah itu. "Lepas!" Amira menepis tangan Keenandra yang melingkar di pinggangnya. "Aku mau mandi!" "Bagaimana kalau kita mandi

    Last Updated : 2024-01-29
  • Gairah cinta sang CEO   Mencari dukungan

    Keenandra memang mengajak Amira berjalan-jalan di taman sore ini. Tidak jauh, hanya sekitar lima belas menit dari rumahnya. Amira merasakan hawa sejuk yang menerpa wajahnya perlahan menerbangkan sisian rambut yang melintang di hidung mancungnya. Keenandra menyingkirkan rambut itu dan menautkannya ke belakang telinga. Amira cantik di mata Keenandra. "Duduk di sana saja," tunjuk Amira pada sebuah kursi yang berukuran cukup besar. Keenandra membawa tangan Amira ke dalam tautan tangannya dengan genggaman erat. "Ah, langitnya cerah." Amira setuju dengan kata-kata Keenandra. Langit sore itu cukup cerah secerah senyumnya. "Mau ngemil?" "Nanti aku gendut." "Kamu gendut tetap aku suka, sayangku." Keduanya terkekeh. Kapan lagi meledek Amira tapi sekaligus memujinya. Amira memakan bekal yang dibawakan oleh Citra. Pipinya menggembung lucu dengan remahan di pinggiran bibir. Keenandra mengusapnya dengan tangan lalu menjilatnya sedikit. "Jorok!" Amira memekik dengan gaya khasnya. Keenandra me

    Last Updated : 2024-01-29

Latest chapter

  • Gairah cinta sang CEO   Epilog : Akhir Sebuah Dendam

    [Breaking news: Pemilik agensi QA entertainment dipanggil pihak kepolisian berdasarkan laporan dari estetique cosmetic atas pencemaran nama baik yang dilakukan oleh pemilik agensi.] "Aletta, sudah dua kali kamu seperti ini. Apa sih yang kamu inginkan? Kita bisa hidup dengan damai kan?" Amira menghela napasnya kasar. Ia sebenarnya sudah lelah dengan semua hal yang berkaitan dengan Aletta. Amira bersandar di sofa ruangannya. Setelah Aletta dipanggil oleh pihak kepolisian, ia langsung meminta wanita itu untuk datang ke kantornya. Untung saja ia menurutinya. Kini, mereka berdua tengah berhadapan dengan tatapan saling menghunus satu sama lain. "Aku masih dendam sama kamu. Tapi sebenarnya aku juga dijebak oleh Anna. Kamu kenal orang itu?" Amira mengangguk. "Lalu, apa yang akan kamu lakukan?" "Dia kan sudah kabur sama papa mertua. Biarkan saja," jawab Amira santai. "Jadi, dia selingkuhan om Bara?" Amira mengangguk. "Yang aku tahu, dia itu mantan pacar Keenan." "Ya, dia balas dendam sam

  • Gairah cinta sang CEO   Terjebak Permainan Sendiri

    "Aletta! Apa yang kamu perbuat pada Keenan sampai dia marah dan menganggu papa? Sudahlah Aletta. Jangan pernah mengusiknya lagi." Aletta yang baru saja bangun dari tidur dan duduk di meja makan hanya memutar bola matanya malas. Ia merasa kesal terus digurui oleh ayahnya. Rasa sakit hatinya masih terasa hingga sekarang, apakah ayahnya tak peduli padanya lagi? "Papa! Aku tuh lagi memperjuangkan nama baikku yang sudah dirusak oleh mereka. Papa sepertinya lebih senang nama baikku hancur daripada nama ayah yang memang sudah hancur sejak dulu," ketus Aletta. Sonia membelalakkan matanya. Ia tak menyangka jika anaknya akan berani berkata kasar pada ayahnya sendiri. Ardiwira hampir saja akan melayangkan tamparannya pada Aletta, untung saja Sonia bisa mengatasinya. "Jangan seperti ini pada anak sendiri. Bicara dengan baik dan jangan berbuat keributan," ujar Sonia. Ardiwira menurunkan tangannya lalu melanjutkan lagi makan paginya. Sonia menaruh roti isi ke piring Aletta dan menyuruhnya maka

  • Gairah cinta sang CEO   Ancam Mengancam

    Amira tidur lebih dulu setelah makan malam. Matanya sangat lelah setelah seharian duduk mendengarkan rapat mendadak yang dilakukan oleh tim legal untuk membahas fitnah yang ditujukan pada brand miliknya. Walaupun itu bukan tugas utama tim legal, tapi mereka bisa menanganinya karena masih berhubungan dengan reputasi brand yang mereka jaga selama ini. Menjelang tengah malam Amira terbangun. Rasa haus yang mencekat tenggorokannya membuatnya terpaksa bangun dan turun dari ranjang. Matanya menyipit mendapati tempat kosong di sampingnya. Rupanya sang suami juga terbangun di tengah malam. "Kau belum tidur atau baru bangun?" tanya Amira yang melihat sosok Keenandra di sofa ruang tengah. "Kemarilah." Keenandra menepuk tempat kosong di sebelahnya. Amira mendekat. Karena rasa haus yang menyerang, ia begitu saja menyambar gelas minum milik suaminya lalu meneguknya hingga tandas. "Kenapa terbangun, ada pekerjaan yang membuatmu tak bisa tidur?" tanya Amira. Keenandra menggelengkan kepalanya. I

  • Gairah cinta sang CEO   Penyelidikan Lebih Dalam

    Keenandra memimpin langsung rapat divisi penyiaran yang rencananya akan menyiarkan  tentang manipulasi surat hutang yang dilakukan oleh perusahaan kecil milik keluarga Ardiwira. Sebenarnya kasus ini sudah ditutupi dengan rapi oleh keluarga itu namun tiba-tiba mencuat karena lawan yang dihadapi oleh Ardiwira adalah anak perusahaan milik kakak Amira. Kebetulan yang sangat bermanfaat. Kepala divisi penyiaran sudah menyiapkan draft untuk berita skandal itu esok hari. Ia memaparkan bahwa hasil investigasi itu sangatlah mudah, mengingat perusahaan milik kakak Amira juga pernah berhubungan dengan SUN TV. Banyak yang telah mereka dapatkan langsung dari sumbernya. "Semua aman?" tanya Keenandra. Kepala divisi mengangguk. "Siapkan semuanya dengan baik. Saya mau narasumber, hasil investigasi di kantor pajak dan semua yang berhubungan dengan kasus itu ditunjukkan ke depan publik. Kasus ini mungkin adalah kasus kecil, tapi ini menyangkut dengan kelakuan Aletta yang s

  • Gairah cinta sang CEO   Ini Baru Awal

    Rencana penghancuran itu dimulai. Aletta yang berada di belakang layar memainkan perannya dengan apik. Ia membuat konten yang berhubungan dengan niatnya untuk menghancurkan reputasi baik Amira. Minggu pertama, ia mulai membahas kosmetik yang sedang viral. Aletta sengaja menaruh nama kosmetik milik Amira sebagai bahan percobaan. Lalu minggu depannya, ia membahas tentang status anak yang lahir di luar pernikahan dan yang paling puncaknya, ia juga membahas tentang nepotisme di kalangan para pengusaha agar bisnisnya berjalan dengan lancar. Hal ini tentunya menuai pro kontra yang cukup menarik di kalangan publik. Satu sisi menunjukkan sisi positif, tapi di sisi lainnya sangat berpotensi menimbulkan isu sensitif yang sedang beredar. Benar saja, publik jadi menduga jika semua yang dikatakan oleh konten milik agensi baru Aletta tengah menyindir Amira, pebisnis muda yang dirumorkan telah merebut Keenandra dari sisi Aletta. 'Ini jelas menyindir Amira. S

  • Gairah cinta sang CEO   Rencana Licik

    Amira memperlihatkan pesan yang tadi diterimanya pada Citra, sekretarisnya. Wanita itu terkejut tak percaya. Pasalnya, selama ia bekerja dengan Amira, baru kali ini bosnya itu mendapatkan ancaman serius dari salah satu musuhnya. Dan sepertinya, orang yang mengancam ini mengenal baik Amira dan suaminya. "Menurutmu, apa ini ada kaitannya dengan Aletta?" tanya Amira dengan wajah serius. "Apa yang harus kulakukan?" "Mbak Amira, selama ini Aletta tidak pernah mengancam mbak walaupun ada permusuhan diantara kalian. Ya, walaupun sering memaki dan itu sudah biasa. Tapi, ini sesuatu yang berbeda." Citra mengetukkan jarinya pada dagu. Ia berpikir sejenak lalu kembali berkata, "Apakah ini orang yang berbeda? Maksud aku—" "Tepat sekali. Aku sama berpikiran seperti kamu. Tak mungkin Aletta mengancamku seperti ini. Seburuk-buruknya dia, hanya sebatas caci maki saja. Siapa sebenarnya yang telah mengancamku?" "Mungkin saja—" "Siapa yang mengancammu?" pintu ruangan terbuka dengan kasar dari luar.

  • Gairah cinta sang CEO   Ancaman Orang Baru

    Anna tidak main-main dengan rencananya menghancurkan Keenandra dan keluarganya. Ia nekat mendatangi petinggi rumah sakit yang pernah dikenalnya lalu membebaskan Aletta dengan surat yang menyatakan jika wanita itu telah sembuh total dari penyakitnya. Ia mengajak Aletta untuk bekerjasama membuat sebuah acara online yang berfokus pada perubahan psikologis seseorang dan mentalitasnya juga. Acara seperti itu sedang banyak disukai masyarakat kelas menengah dan berhasil mengangkat nama Aletta sebagai salah satu survivor di sana. Hal ini tak luput dari pengawasan Keenandra yang baru mengetahui cerita viral Aletta lewat media sosial yang sering dibacanya. Ada satu video yang menayangkan kisah tentang Aletta dari sisi seorang istri yang tersakiti karena pengkhianatan suaminya. Lalu kisah itu dibelokkan dengan narasi bahwa Amira yang telah membuat kehancuran itu. "Siapa sih yang tak sakit hati kalau lihat suami masih menghubungi mantan tunangannya? Ya, pastilah semua wanita akan mengamuk," uj

  • Gairah cinta sang CEO   Amira Musuh Bersama

    Tidak bisa mendekati Keenandra dengan cara halus, Anna rupanya masih punya banyak ide licik untuk mendekatinya. Terpikirkan di kepalanya untuk mendekati Amira, istri Keenandra itu tapi ia tak punya akses lebih dekat dengannya. Sambil menunggu umpannya datang mendekat, Anna lebih baik menjemput bola terlebih dahulu. Dari rumor yang ia dengar dari para penggosip dunia hiburan, mantan istri Keenandra kini tengah dirawat di sebuah rumah sakit jiwa di Jakarta. Walau dia sendiri belum bisa memastikannya. "Mau ke mana?" tegur Mia, sahabat dekat Anna yang tinggal bersama di apartemennya. Sejak isu perselingkuhan mencuat, Anna tak bisa lagi menggunakan fasilitas dari Bara untuk sementara. Ia tak mau disorot oleh media. "Mencari sesuatu," sahut Anna. "Kau tidak sedang merencanakan sesuatu yang salah, kan?" Mia rupanya mencurigai tingkah Anna. Tidak biasanya wanita itu pergi sesiang ini di hari kerja. Sepertinya ada sesuatu yang disembunyikan olehnya. "Jangan macam-macam. Kalau ingin balas d

  • Gairah cinta sang CEO   Singkirkan dia

    "Dia pikir dia siapa?" Anna memukul meja kayu di ruangan kerja Bara setelah diusir oleh Keenandra dari ruangannya. Matanya memerah marah dengan emosi yang hampir saja tak bisa dikendalikannya. Niatnya untuk mendekati mantan kekasihnya hilang dalam sekejap karena kata-kata kasar pria itu. "Ternyata dia makin jauh sekarang. Aku pikir, dia hanya singgah sementara lalu akan kembali padaku." Anna memejamkan mata sambil berjalan mengitari ruangan kerja itu. Kepalanya berpikir banyak hal dan cara agar Keenandra mau menerima kehadirannya lagi. Dulu, Keenandra adalah satu-satunya pria yang mau berteman dengannya saat masih sekolah. Dia adalah pria yang selalu memberikan tangannya untuk diraih saat sedang ada masalah. Namun, semenjak orangtuanya tahu tentang hubungan mereka dan mengancam masa depan, mereka pun berpisah. Anna tak tahu apa yang terjadi di tahun berikutnya. Sejak mereka putus, Anna memilih menyingkir dari hidup Keenandra dan tak menunjukkan wajahnya lagi. "Apa yang harus kul

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status