Home / Rumah Tangga / Gairah cinta sang CEO / Chapter 21 - Chapter 30

All Chapters of Gairah cinta sang CEO: Chapter 21 - Chapter 30

130 Chapters

Merawat Amira

"Seperti ada yang aneh?" gumam Andrinof sambil terus mengendarai mobilnya menembus jalanan malam ibukota. Matanya melirik Amira yang masih setia memandang langit malam dari balik jendela. Ingatannya kembali pada kejadian dua jam lalu saat Amira kembali dari toilet gedung. Ada yang aneh dengan penampilan dan juga gelagatnya. "Ehem." Amira menoleh. "Ada sesuatu yang sedang dipikirkan?" Amira menggelengkan kepalanya. "Biasanya kamu dengerin lagu." Amira membalik badannya menghadap ke arah Andrinof, membuat pria itu gelagapan. Sedikit terpesona dengan kecantikan Amira dari dekat. "Aku boleh dengar lagu galau?" tanyanya yang diangguki Andrinof. "Putar saja." Amira memutar lagu sedih, rasanya seperti menyayat hati. Andrinof yang mendengarnya saja terasa seperti diaduk-aduk perasaannya, apalagi Amira. Sudut mata Amira terlihat kumpulan air mata yang siap meledak. Dari samping, bola mata Amira basah dan berkaca-kaca. Amira menunduk mengusap mata dja hidungnya yan mulai basah dengan sap
last updateLast Updated : 2024-01-11
Read more

Rencana gagal Keenandra

Keenandra membuang ponselnya ke atas tempat tidur hingga hampir terjatuh ke lantai. Pikirannya kacau. Apa yang baru saja ia dengar membuat kepalanya panas. Dadanya terasa terbakar hingga hangus. Rasanya ingin sekali mendorong sepupunya ke tepi jurang agar tak ada lagi penghalang bagi dirinya dan Amira. "Aarrgghh..." Keenandra berteriak. Terpaksa ia mendinginkan kepalanya di bawah kucuran air dingin tengah malam buta. Obat perangsang yang sengaja ia minum membuatnya panas. Seharusnya malam ini ia bisa membuat Amira tak bisa tidur hingga pagi. "Andrinof! Akan kukirim kau kembali ke Kanada. Ah, rasanya aku ingin mencekikmu saat ini." Keenandra terus menggeram, menahan rasa tak nyaman yang terus menggelutinya. Menghabiskan waktu setengah jam mendinginkan kepalanya, ia semakin tak bisa tenang. Dadanya semakin berkecamuk rasa tak nyaman. Ingin sekali datang ke rumah Amira lalu menghajar sepupunya itu. "Pukul dua pagi," lirik Keenandra. Ia mulai memejamkan matanya setelah menenggak susu
last updateLast Updated : 2024-01-11
Read more

Semua tentang Amira

Keinginan Keenandra untuk menikahi Amira sangatlah tinggi. Ia tak ingin hubungannya dengan wanita yang sangat dicintainya itu berakhir tanpa status. Satu hal yang pasti, Keenandra itu gila jika menyangkut tentang Amira. Dia hampir membuat ibunya terkena serangan jantung karena menolak pernikahan dengan Aletta. Untung saja Amira tak segila dirinya, hingga berhasil membujuk Keenandra menikah dengan adik angkatnya. "Aku punya kenalan yang bisa menikahkan kita secara siri." Amira yang sedang duduk manis menghabiskan makanan ringan di tangannya menoleh kaget dengan ucapan Keenandra barusan. "Besok, kita bisa daftar. Tinggal cari saksi dan mas kawin." "Kamu gila! Aku tidak setuju!" protes Amira. "Tidak perlu persetujuan kamu. Karena aku yang akan menjalaninya." Keenandra mengirim satu pesan untuk seseorang di luar sana lalu tersenyum lebar penuh rahasia. "Lihat, katanya besok akan dia urus." "Keenan. Ini akan jadi masalah!" Amira membanting bungkus makanan ke lantai lalu pergi ke dapur.
last updateLast Updated : 2024-01-12
Read more

Permainan dimulai

"Mama tidak mau kamu terjerumus pada wanita itu. Cukup Keenandra!" Kata-kata itu selain terngiang di telinga Andrinof sejak tadi siang. Rasanya seperti mendengar dentuman tajam bom di lokasi perang. Kali ini bukan nyawa yang jadi korbannya, tapi hati dan perasaan yang telah mengerucut tajam pada satu orang. Andrinof memang baru mengenal sosok Amira. Ia jatuh cinta pada saat pertama kali melihatnya di pesta pernikahan Keenandra. Sosok yang menurutnya sangat mandiri, tegas tapi sangat rapuh, sedikit arogan tapi sesungguhnya dia yang paling banyak membutuhkan topangan. Satu hari bersama dengannya kemarin, sangat membuktikan siapa sosok Amira sebenarnya di mata Andrinof. Walaupun sempat ia kecewa karena ada kemungkinan wanita itu bermain belakang dengan Keenandra. Tidak mungkin ini murni keinginan Amira, ia yakin wanita itu telah dipaksa oleh sepupunya. "Sering lihat Keenan dan Amira jalan bersama?" tanya Andrinof pada Maldini teman dekatnya dan Keenandra semasa kecil dulu. Andrinof s
last updateLast Updated : 2024-01-13
Read more

Sandiwara demi kepuasan

Aletta duduk selama dua jam di dalam mobil yang terparkir tepat di depan rumah Amira. Pukul delapan malam dan rumah itu masih tetap dalam keadaan gelap tanpa ada penerangan. Aletta mendesah kesal. Sesekali ia menggerutu keras dalam hati, merutuk Amira yang mungkin saja sedang bersama Keenandra saat ini. Lantunan lagu sendu mengiringi kesendirian Aletta bertemankan suara serangga malam. Ta seharusnya ia berada di dalam mobil yang tak menghasilkan apapun selama dua jam. Ia pikir bisa bertemu dengan Amira dan kembali berpikir positif tentang hubungannya dengan Keenandra. Apakah Amira sedang mengibarkan bendera perang padanya kali ini? "Halo, Bastian?" entah mengapa kini Aletta ingin sekali menghubungi Andrinof. Ia ingin tahu segalanya tentang Keenandra yang selama ini tak pernah diketahuinya. "Halo, Aletta? Ada apa?" terdengar suara seseorang sedang membuka lemari. Mungkin Andrinof sedang mencari pakaian. "Apa Keenan bersama kamu?" tanyanya tiba-tiba. Andrinof mengerutkan dahinya la
last updateLast Updated : 2024-01-13
Read more

Si pengagum baru

Setelah cuti satu hari karena sakit, Amira kembali masuk kantor dengan tenang. Hatinya sekarang sudah tak semuram dulu lagi. Amira merasa telah memiliki hati Keenandra seutuhnya. Dua langkah menuju meja kerjanya, Amira melihat sesuatu yang terlihat cantik di meja kerjanya. Ada satu buket bunga mawar dengan tulisan penyemangat di sampingnya. Senyum Amira mengembang. Sambil membaca isi surat itu, Amira mencium buket mawar yang ia pegang dan kembali tersenyum lebar. "Cit, ini bunga dari siapa?" tanya Amira saat Citra sekretarisnya masuk ke dalam ruangan. "Bunganya cantik. Pesannya juga menarik." "Kurang tahu, Bu. Tadi pagi saya masuk ke kantor, sudah ada di ruangan Bu Amira." Citra menaruh secangkir teh hangat untuk Amira. Kebiasaan yang sudah dilakukan sejak dulu. "Oh, iya. Semua yang ibu butuhkan sudah siap. Sertifikat lolos uji sudah beres, izin keramaian juga sudah, tempatnya juga, artis dan influencernya menyusul. Karena kemarin mereka sedang ada acara." "Ok, langsung ditindakl
last updateLast Updated : 2024-01-14
Read more

Kemarahan Keenandra

Mobil taksi yang dinaiki Keenandra sudah menghilang dari pandangan. Amira sedikit lega karena tidak akan ada drama kebut-kebutan seperti malam itu. Andrinof rupanya paham tindakan apa yang harus dilakukannya. Menghindari Keenandra adalah hal yang terpenting. "Kenapa dia selalu ada di mana kota sedang berdua ya?" gumam Andrinof sambil menyandarkan satu tangannya ke kaca mobil, sedangkan tangan yang lain sibuk menyetir. "Aku tidak tahu," sahut Amira menundukkan kepalanya. "Kamu, masih sering bertemu dengannya?" Amira mendongakkan kepalanya, melirik sejenak pada Andrinof yang bertanya padanya. "Aku, tidak akan menghalanginya. Hanya saja, kamu tahu kan banyak orang yang tidak suka di luar sana." "Ya, aku tahu. Bukan aku yang mengejarnya, tapi dia yang selalu mengejarku. Kamu bisa lihat sendiri kan, betapa dia selalu saja mencari aku kemanapun aku pergi," keluh Amira. "Kamu masih mencintai dia?" Amira mengangguk. "Kenapa?" "Ada satu hal yang tidak bisa aku ceritakan pada orang lain.
last updateLast Updated : 2024-01-15
Read more

Perbaiki perasaan

"Cit, nanti ikut saya ke mall. Saya mau cek buat event. Katanya sudah didekor semuanya." Citra mengangguk paham. "Jangan lupa bilang sama Bimo untuk briefing semua staf dan artis yang akan jadi pengisi acara. Semua harus siap di tempat jam tujuh pagi." "Sudah saya tembuskan ke mas Bimo. Semua sudah siap katanya." Amira dan citra berangkat menuju ke tempat acara. Ini adalah event besar yang pernah Amira buat. Produk yang akan diperkenalkan besok adalah produk yang ia rancang sendiri bersama salah satu produsen kosmetik terkenal. Ia berhasil menggandeng produsen itu dan sempat digadang-gadang sebagai salah satu merk kosmetik perintis yang berhasil membuat gebrakan baru. "Pak, langsung ke tempat biasa," pesan Amira pada supir kantor yang mengangguk paham. "Cit, duduk sini." Amira dan Citra berdiskusi ringan sambil menunggu kemacetan yang mengular di depan gedung. Konsentrasi mereka sempat buyar karena suara deringan ponsel Amira di dalam tasnya. Amira menjeda sejenak diskusi mereka h
last updateLast Updated : 2024-01-15
Read more

Mengejarnya lagi

Sikap Andrinof semakin berubah seiring perdebatan sengitnya dengan orangtuanya tentang sosok Amira yang selalu dibenci dengan caci maki negatif dari mereka. Tidak ada yang buruk dari seorang Amira di balik sikap mandiri dan tegasnya ia saat sedang bekerja. Contoh yang nyata bahasa wanita mandiri itu ada dan dia akan tegas dalam mengambil keputusan. Namun, kelemahan Amira hanya satu. Dia masih terus membiarkan Keenandra dekat padanya. Lamunan Andrinof rupanya membuat seseorang yang duduk di depannya geram. Pasalnya, telah hampir satu jam lamanya sikap Andrinof tak ada perubahan sama sekali. Pria itu hanya diam dengan mata mengarah ke panggung di ujung sana. Tak terlihat dengan jelas, hanya saja suaranya mampu membuat hatinya bergetar. Itu suara Amira yang sedang memberikan testimoni perusahaan untuk acara produk terbarunya. "Bastian, kamu lihat apa sih?" Natalia, wanita yang akan dijodohkan dengan Andrinof ikut mengarahkan pandangannya ke panggung tengah mall. Ada sebuah acara di s
last updateLast Updated : 2024-01-16
Read more

Panggil keluarga besar

"Ma! Kapan kita berangkat?" teriak Aletta dari ruang tamu saat baru tiba di kediaman Sonia. Pagi ini mereka akan menghadiri acara perilisan produk terbaru dari brand milik Amira. Aletta sengaja datang, niatnya memang bukan untuk memberi semangat tapi dia ingin menunjukkan kalau dia tak seperti yang orang lain bicarakan. "Sebentar. Eh, kamu tidak bersama Keenan?" tanya Sonia yang telah selesai dengan sanggul kecil di kepalanya. Matanya celingak-celinguk mencari menantunya yang terlihat di rumahnya. "Kak Keenan tadi pergi pagi-pagi. Dugaan aku, dia pergi menemui Amira lebih dulu," tuduh Aletta. "Berani sekali dia. Ayo kita lihat, seberani apa dia di sana." Keenandra memang berangkat lebih dulu. Niatnya ingin menjemput Amira, tapi ditolak mentah-mentah oleh wanita itu. Katanya, ia berangkat bersama Citra dan supir kantornya. Keenandra terpaksa berangkat lebih dulu ke tempat acara. Tak lupa membawa buket bunga mawar yang besar serta hadiah ucapan selamat darinya. Semuanya ia siapkan
last updateLast Updated : 2024-01-18
Read more
PREV
123456
...
13
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status