“Aku boleh keluarin apa saja yang selama ini buat aku tidak terima dan sakit hati, enggak, Mas?” Ayesha masih menggunakan etika untuk meminta izin. Hilbram mengangguk. “Thalita itu suka sama Mas, dia tidak bisa hanya dianggap sepupu biasa. Bahkan Mas pernah menikahinya!” Hilbram hendak protes dengan pengulangan pembahasan itu lagi, namun Ayesha segera mengangkat tangan sebagai kode agar dia diberi waktu untuk menyelesaikan ucapannya. “Sepanjang hari selalu mencoba mengungkit semua hal tentang kedekatan kalian selama ini, sekedar ingin membuatku sakit hati” “Itu kamu tahu kalau dia hanya ingin buat kamu sakit hati. Jangan diladenin!” “Enggak bisa, Mas! Gimana enggak ngeladenin kalau apa yang dikatakannya ternyata benar. Mas sendiri yang terus bilang tidak-tidak pada akhirnya juga mengaku ‘kan?” “Mas bahkan tidak menjelaskan tentang pembalut itu, tentang betapa kau mencemaskannya, tentang dia yang kau biarkan tinggal serumah dengan wanita yang tentu hatinya akan sakit melihat si
Baca selengkapnya