Semua Bab Istri Penebus Utang Kesayangan Pewaris: Bab 181 - Bab 190

263 Bab

Menjemput Thalita

“Kejam!” Suara di sela isak Thalita terdengar.Wanita itu tidak berhenti menangis sepanjang perjalanan di pesawat mengingat nasib cintanya yang selalu berakhir mengenaskan.Dulu dia juga begitu membenci Mark saat pemuda itu tidak berhenti menggodanya. Namun lambat laun akhirnya dia mulai mencintai Mark.Ketika hubungan mereka sedang hangat-hangatnya, tiba-tiba Mark kesandung masalah dan memilih mengakhiri hubungannya. Meski Thalita tetap memintanya kembali, Mark justru berselingkuh dengan wanita lain dengan alasan Thalita-lah yang menghianatinya dengan hamil dari pria lain.Kemudian, ketika Thalita diharuskan menikah dengan sepupunya itu. Dia juga tidak mencintai Hilbram sebelumnya.Namun perlahan dia menyadari dan jatuh cinta padanya. Thalita mengagumi Hilbram dari segala sisi darinya. Terlebih mereka sempat besar bersama di bawah asuhan sang nenek.Thalita ingin pernikahan yang awalnya hanya sebuah perjanjian saja itu tidak aka
Baca selengkapnya

Kedatangan Thalita

Pelayan di rumah menyambut dan membawakan koper Thalita ke kamar yang sudah disediakan untuknya. Ayesha yang diberi tahu bahwa Hilbram sudah kembali bersama sepupunya merasa harus menyambut mereka. Dia menggendong Adam yang baru selesai mandi untuk ikut menyambut tantenya. “Sudah datang, Mas?” sapa Ayesha pada suaminya. Hilbram tersenyum memeluk dan mencium Ayesha bergantian dengan putranya yang sudah ganteng itu. Sementara Thalita yang berjalan menyusul di belakangnya, melihat hal itu dengan geram. Thalita lupa bahwa Hilbram sangat mencintai istrinya itu. Melihat Ayesha yang terlihat lebih cantik dan anggun dalam pakaiannya yang sopan itu. Thalita jadi semakin tidak suka. Apalagi di antara mereka ada anak yang lucu itu. “Hallo, Tha?” sapa Ayesha pada Thalita yang berdiri dengan lemas itu. Ayesha juga sudah tahu apa yang terjadi pada sepupu suaminya itu. Karenanya dia jadi merasa cemas melihat Thalita yang tiba-tiba terlihat lemas. “Eh, Tha. Kenapa?” Hilbram melihat Thali
Baca selengkapnya

Mau di Maklumi

‘Pyarrr!’Suara sesuatu pecah dari kamar Thalita membuat pelayan yang menyiapkan sarapan pagi tidak jauh dari sana terkejut.“Lihat sana, jangan-jangan Nona Thalita kenapa-kenapa!” ujar Tika pada pelayan lainnya.Gegas pelayan itu berjalan membuka pintu kamar Thalita, namun tidak bisa karena pintu terkunci dari dalam.“Ada ap, Tik?” tanya Ayesha yang baru terlihat keluar.“Itu, Nyonya. Tadi ada suara sesuatu pecah dari kamar Nona Thalita. Namun pintunya terkunci, jadi kami tidak bisa  memeriksanya,” ujar Tika menjelaskan.Ayesha menghampiri pintu itu dan mencoba menggedornya.“Tha? Kenapa? Apa kau baik-baik saja?” teriak Ayesha mencari tahu.Dari dalam Thalita mencebik mendengar suara Ayesha yang berteriak. Dia hanya menjatuhkan gelas yang dibawa pelayan semalam, mengapa dia secemas itu? Berlebihan sekali ‘kan?Wanita  itu memang perhatian. Mungk
Baca selengkapnya

Struk Belanja

Ayesha sedang menunggui Adam yang bermain di halaman samping bersama pengasuhnya. Thalita yang jemu di dalam menghampiri mereka.“Apa kau sudah lebih baik?” tanya Ayesha pada Thalita yang datang menghampirinya.“Iya, terima kasih,  Sha!” Thalita tersenyum. Kemudian melihat bayi yang sudah mulai berdiri itu dia jadi ingat Vivian. Anaknya dengan Rahman.Hal itu membuat rasa sakit hatinya kembali memuncak. Namun, Thalita harus menahannya. Dia akan membalaskan dendam pada pria busuk itu, yang sudah menghinanya dengan lebih membela pengasuhnya daripada dirinya yang merupakan istrinya sendiri.“Berapa usia Adam sekarang?” tanya Tahlita membuka obrolan.“Sembilan bulan, Tha. Aku ingat, kau juga punya bayi ‘kan?” tanya Ayesha balik setelah menjawab pertanyaan Thalita.Thalita tidak perlu bertanya dari mana Ayesha tahu kalau dirinya memiliki anak. Hilbram pasti sudah menceritakannya.&
Baca selengkapnya

Gara-gara Pembalut

“Ada apa, Sha?” Hilbram keluar dari kamar mandi sambil mengusap rambutnya yang masih basah dengan handuk. Dia melihat istrinya yang gusar di samping tempat tidur sambil memegang sesuatu.“Mas habis belanja?” tanya Ayesha.Hilbram melirik tangan yang memegang kertas kecil itu lalu mengambilnya.“Kau pasti mau tanya tentang ini?” ujarnya menunjukkan kertas struk belanja itu.“Aku minta maaf harus menanyakannya, tapi di sana hanya ada satu barang dan barang itu adalah...” Ayesha tidak perlu melanjutkannya. Hilbram sudah bisa membacanya. Dia yang membeli barang itu. pasti sudah tahu apa yang dimaksud Ayesha.Hilbram meremas barang itu dan membuangnya di tempat sampah. Meruntuki kenapa dirinya seceroboh itu malah memasukannya ke dalam kantong saku kemejanya. Masalahnya bisa panjang kalau Ayesha berpikir yang macam-macam.“Ada hal yang mungkin kelihatannya akan membuatmu salah paham, tapi sebenarnya tidak begitu adanya, Sha!”“Kenapa berbelit-belit. Mas tinggal menjelaskan untuk apa Mas
Baca selengkapnya

Tidak Bisa Di Hubungi

Ayesha sudah mendandani Adam dengan rapi. Hari ini dia dijadwalkan akan mengunjungi Yayasan Al Faruq untuk acara ulang tahun yayasan.Ayesha akan memamerkan Adam yang sudah sedikit-sedikit bisa berjalan itu. Dia merasa bangga putranya sehat dan aktif. Hanin pernah mengatakan bahwa isu perpisahan dirinya dan Hilbram beberapa waktu yang lalu sudah menjadi perbincangan di kalangan pendidik Yayasan Al Faruq.Karenanya, menghadiri acara ulang tahun yayasan dengan mengajak Adam adalah salah satu caranya untuk membantah isu yang sempat mereka perbincangkan.   Walau sebenarnya mereka memang pernah ada dalam posisi berpisah.“Kau mau aku menemanimu?” Hilbram yang juga sudah rapi menghampiri istri dan jagoan kecilnya itu.“Bukannya waktu itu Mas sendiri yang bilang tidak bisa hadir karena bersamaan dengan acara di perusahaan?” Ayesha mengingatkan Hilbram. Sikapnya masih tampak enggan pada suaminya itu.“Be
Baca selengkapnya

Kemana Perginya?

“Astaga, kemana saja Mas Bram?” Gerutu Ayesha yang belum berhasil menghubungi suaminya. Selalu nada sibuk.Ayesha kembali terusik. Apakah mereka benar-benar sedang pergi bersama?Apa ada yang sengaja disembunyikan dari dirinya?Ayesha jadi kesal dan tidak mungkin bisa menerima jika ternyata selama ini suaminya membohongi dirinya.  Dia pasti akan menyesali keputusannya kembali pada Hilbram secepat ini, sementara pria itu malah menyimpan skandal dengan sepupunya.Ayesha bingung, bagaimana bisa semudah itu mempercayai ucapan pria itu. Dirinya memang benar-benar lemah terhadap perasaannya pada Hilbram.  “Kira-kira mereka janjian kemana?” gumam Ayesha yang tidak berhenti resah.“Sha, tadi Tian bilang, suamimu gak bisa janji datang. Soalnya mendadak ada meeting dengan perusahaannya di luar negri dan tidak bisa dia tinggalkan,” ujar Hanin yang sudah menyelesaikan formalitas acara dan kini sudah
Baca selengkapnya

Cemburu berlebihan

“Sebenarnya Mas dari mana saja tadi?” Ayesha tidak menahan untuk menanyakan hal itu. Dia bukan remaja yang sedang bucin hingga harus menahan diri untuk tidak mencoba menanyakan apa yang mengganggu pikirannya, hanya karena tidak ingin melihat sang pria yang dicintainya tidak nyaman. “Kenapa masih menanyakan itu, Sha? Aku kerja seperti biasa.” Hilbram sepertinya memang banyak pikiran dan sedang suntuk. Tapi saat menemui istrinya, dia sudah mencoba bermuka manis. Namun, kalau Ayesha masih juga menanyakan hal yang sekiranya membuatnya terganggu, Hilbram juga bisa menampakan raut kesalnya. “Bukan itu ‘kan Mas yang aku maksudkan?” Ayesha menandaskan. Dia juga tahu kalau sauminya itu big bos sebuah perusahaan besar dan setiap hari sibuk mengurus bisnisnya itu. Namun, Ayesha ingin Hilbram memahami keresahannya. “Astaga, Sha. Yang kamu maksud itu aku pergi sama Thalita?” Hilbram sudah bisa menebaknya. “Itu tahu ‘kan?” “Aku sudah bilang tadi jangan mikir yang bukan-bukan!” “Mas ‘kan
Baca selengkapnya

Tidak Suka Dicemburui

Ayesha tidak menolak. Dia segera mempersiapkan dirinya untuk bisa sarapan bersama suaminya. Mudah-mudahan setelah melewati banyak waktu bersama, Ayesha akan belajar untuk tidak selalu memikirkan sikap orang-orang di sekitarnya.Seperti sikap Thalita, tentunya. Yang sepertinya selalu berusaha membuatnya cemburu. Sebenarnya apa yang diinginkan wanita itu.“Mas, aku minta maaf ya, kalau akan sering membahas ini.” ujar Ayesha menyelesaikan sarapan mereka. Saat ini sudah duduk berdua di sebuah villa menikmati pemandangan yang sejuk.Hilbram tahu apa yang akan istrinya itu perbincangkan. Sepertinya harus menebalkan telinganya kalau wanita ini cemburu lagi. Bisa saja hanya karena melihat Thalita pagi tadi Ayesha langsung ill feel.“Mas tidak suka, ya?” Ayesha sudah menangkap ekspresi wajah Hilbram. Dia jadi sedih, suaminya itu pasti sangat tidak menyukainya mencemburui Thalita.Tapi bagaimana lagi? Kalau dia tidak membicarakannya, setiap hari wanita itu selalu makan hati.“Bukannya tidak su
Baca selengkapnya

Digigit Ular

 Adam berteriak-teriak saat melihat sang mama datang. Dia merangkak dengan cepat untuk menghampiri Ayesha dan bergelanyut di kakinya.“Anak Mama sudah bobok siang?” tanya Ayesha mengangkat Adam sambil menciuminya.“Yang...yang!” Adam mencoba menyampaikan kalau dia sudah bobok siang tadi.“Oh, bagus, anak pintar!” Ayesha menggendong Adam dan mengajaknya ke kamar. Namun anak itu menunjuk-nunjuk halaman samping sebagai kode ingin bermain dengan sang mama di halaman samping. Adam suka mengejar kupu-kupu di sana.“Sini sama Sus saja, Dek!” tukas Nur mencoba membujuk Adam. Nyonya-nya baru datang, pasti masih lelah.“Oh, tidak apa Nur. Tolong taruh tasku di kamar, ya?” ujar Ayesha menyodorkan tasnya pada Nur sementara dirinya sendiri berjalan keluar untuk memenuhi keinginan sang anak.Adam  langsung melorot minta diturunkan. Dia ingin dibimbing berjalan dengan dua tangann
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
1718192021
...
27
DMCA.com Protection Status